PENGENALAN OBJEK PEMAHAMAN DAN PENGENALAN OBJEK Setiap hari
PENGENALAN OBJEK
PEMAHAMAN DAN PENGENALAN OBJEK Setiap hari kita dapat melihat banyak benda di sekeliling, mengenali dan kemudian mengidentifikasinya. Manusia mampu mengenali objek yang familiar di sekitarnya, itu sebabnya mengapa manusia dapat mengenali sahabat, orangtua, paman, bibi ataupun orang yang ada di sekitarnya. Hal-hal tersebut bisa dilakukan karena manusia memiliki kemampuan yang disebut pengenalan pola. Kemampuan kita untuk mengenali jenis-jenis objek yang familiar bagi kita adalah suatu karakteristik mengagumkan yang dimiliki manusia. Kemampuan tersebut memampukan kita mengenali seorang sahabat di tengah sekumpulan orang, mengenali sebuah lagu hanya dari beberapa nada yang kita dengar, membaca kalimat, mengenali citarasa minuman tertentu, atau menyadari harumnya setangkai mawar.
PENGENALAN OBJEK Pengenalan objek adalah komposisi kompleks dari stimulus sensori yang diketahui seseorang sebagian dari objek. Pengenalan objek dan kemampuan mengenali objek dapat terjadi langsung tanpa usaha dan biasanya terjadi secara cepat. Kemudian bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Pengenalan pola sehari-hari melibatkan sebuah interaksi rumit antara sensasi, persepsi, memori, dan pencarian kognitif dengan tujuan pengenalan terhadap pola tersebut. Seberapapun rumitnya proses pengenalan suatu objek, sesungguhnya proses tersebut diselesaikan kurang dari sedetik. Berdasarkan pengalaman sehari-hari, kita mengetahui bahwa kita dapat mengenali dan mengevaluasi objek dengan cepat dan akurat, bahkan terhadap objek-objek yang asing bagi kita.
TEORI-TEORI PERSEPTUAL Teori-teori perseptual menjelaskan bagaimana suatu informasi sensorik yang diterima oleh panca indera kita diolah menjadi suatu per. Teori-Teori Perseptual sepsi. Teori-teori ini membantu kita memahami bagaimana sebuah sensasi diproses menjadi persepsi sebuah pola atau suatu objek. Para psikolog yang mempelajari persepsi telah mengembangkan dua teori utama tentang cara manusia memahami dunia. Teori yang dimaksud adalah teori persepsi konstruktif dan teori persepsi langsung. Teori Persepsi Konstruktif Teori Persepsi Langsung Teori persepsi konstruktif disusun berdasarkan Teori persepsi langsung menyatakan anggapan bahwa selama persepsi, kita membentuk bahwa informasi dalam stimuli adalah dan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan elemen penting dalam persepsi dan dengan persepsi berdasarkan apa yang kita indera bahwa pembelajaran dan kognisi dan apa yang kita ketahui. Dengan demikian, persepsi adalah sebuah efek kombinasi dari informasi yang diterima sistem sensorik dan pengetahuan yang kita pelajari dunia yang kita dapatkan dari pengalaman. tidaklah penting dalam persepsi sebab lingkungan telah mengandung cukup informasi yang digunakan untuk interpretasi. dapat
PENGENALAN POLA VISUAL Seorang konstruktivis akan menyatakan bahwa otak bersifat interpretative yang menggunakan heuristik menuntun (perumusan kepada pikiran baru penemuan yang baru) dan algoritma (tatanan aturan yang spesifik) untuk memproses sinyal-sinyal informasi. Otak amat mengandalkan heuristik sehingga akan sering membuat kekeliruan bersumber dari menyebabkan ilusi kita yang perseptual. melihat umumnya Hal hal-hal ini yang sesungguhnya tidak eksis di dunia fisik (Solso, Maclin, & Maclin, 2007).
HUKUM TEORI GESTALT Cara kita mengorganisasi dan mengklasifikasi. Bagi para psikolog gestalt Organisasi pola (pattern organization) melibatkan kerjasama seluruh stimuli dalam menghasilkan sebuah kesan yang melampaui gabungan seluruh sensasi. Hukum kedekaatan Karena pengaruh prangnaz, kita melihat pengaturan delapan titik di bawah ini seperti sebuah persegi panjang atau sebuah lingkaran, namun jika titik-titik tersebut tidak memiliki bentuk yang baik maka kita hanya akan melihat sebagai bentuk yang abstrak. Bila delapan titik itu diatur secara berbeda, kita melihat sebuah garis lurus yang tersusun dari titik-titik. Bila setiap titik yang berdampingan kita tambahkan garis ekstra dengan dua deret titik di sampingnya dan di bawahnya, kita akan melihat empat buah pola titik yang masing-masing terdiri dari dua titik, akibatnya terjadi kedekatan
Hukum penutupan Sebagian besar akan mengenalinya dan Kontinuitas memungkinkan oikiran kita menjulukinya untuk meneruskan suatu pola walaupun sebagai bujursangkar, secara fisik pola tersebut telah berhenti. fenomena tersebut dinamai penutupan. Hukum kontinuitas Hukum simetri Hukum nasib bersama Menurut para psikolog gestalt, kita Berisikan gagasan bahwa objek-objek mencari yang simetri ketika berusaha menghaadap, menuju, atau memahami polaa-pola. Ketika suatu bergerak ke arah yang sama pastilah objek tidak simetris, objek tersebut tapak tergabung dalam kelompok yang sama menonjol. sehingngga Banyak orang yang mempresepsikan bahwa wajah manusia itu simetri. dipersepsikan suatu kelompok. sebagai
PERGERAKAN MATA DAN PENGENALAN OBJEK Gerakan mata seseorang mengandung banyak informasi yang menggambarkan kondisi fisik atau kondisi psikis. Dari kemampuan-kemampuan mata seseorang untuk menunjukkan ketertarikan, merespon dan mengikuti, mempertahankan atau menjaga pandangan pada permasalahan atau obyek tertentu yang bergerak atau diam dapat memberikan informasi mengenai keadaan manusia tersebut. Dari informasi-informasi yang didapat dari gerakan mata tersebut dapat disimpulkan sebuah pola gerakan mata. Mengukur gerakan mata merupakan pekerjaan psychophysical dan untuk mendapatkan informasi tentang tingkat perilaku tak sadar seseorang, strategi untuk memproses informasi pergerakan mata ini memerlukan gerak fiksasi dan pengetahuan tentang arah pandangan.
PENCOCOKAN TEMPLATE Sebuah teori mula-mula tentang cara otak mengenali pola dan objek disebut teori pencocokan template. Sebuah template, dalam konteks pengenalan pola pada mausia merujuk pada suatu konstruk internal yang ketika dicocokkan dengan stimuli sensorik, menyebabkan terjadinya pengenalan terhadap objek. Teori ini dapat kita analogikan dengan lubang kunci yang dimasuki kunci yang tepat. Dengan demikian, prosesnya terjadi seperti ini : energi cahaya yang dipantulkan oleh bentuk tersebut diterima retina dan ditransduksi ke energi neural yang dikirim ke otak. Otak melakukan pencarian dalam arsip template untuk mencari template yang cocok dengan pola neural yang diterima. Jika template itu cocok dengan pola neural, orang akan mengenali pola atau objek tersebut (Solso, Maclin, & Maclin, 2007).
ANALISIS FITUR Teori ini menyatakan pemrosesan informasi bahwa tingkat pengenalan tinggi yang objek merupakan didahului oleh pengidentifikasian stimuli kompleks yang masuk ke retina sesuai dengan fitur-fitur yang lebih sederhana. Menurut pendekatan ini, sebelum kita memahami keseluruhan pola informasi visual, kita mereduksi dan menganalisis komponen-komponen informasi visual. Sebuah kata PANAH tidak serta-merta diubah menjadi representasi atau visual dalam memori kita, misalnya sebuah batang yang berujung tajam yang ditembakkan dari sebuah busur, tidak pula kata tersebut kita baca “panah”, atau kita persepsikan huruf per huruf (P-A-N-A-H). Akan tetapi, kita mendeteksi dan menganalisis fitur-fitur atau komponen-komponen dari masing-masing huruf. Huruf A bisa kita pecah menjadi dua garis diagonal (/ ), sebuah garis horizontal (-), sebuah ujung bersudut (^), dan seterusnya. Jika proses pengenalan terjadi berdasarkan analisis fitur, maka tahap-tahap paling awal dalam pemrosesan informasi sesungguhnya jauh lebih kompleks daripada yang sebelumnya kita perkirakan (Solso, Maclin, & Maclin, 2007).
PENCOCOKAN PROTOTIPE Teori lain yang turut menjelaskan pengenalan objek adalah teori pencocokan prototipe. Diasumsikan bahwa, alih-alih membentuk template yang spesifik atau bahkan membentuk fitur-fitur berbagai ragam pola yang harus kita identifikasikan, kita menyimpan sejumlah jenis pola-pola abstraksi dalam memori, dan jika terdapat kesamaan antara keduanya, pola tersebut akan dikenali. Pencocokan prototipe memungkinkan pengenalan pola-pola yang tidak lazim namun tetap memiliki hubungan dengan prototipe. Terdapat banyak bukti di sekeliling kita yang mendukung konsep pencocokan prototipe. Kita mengenali sebuah mobil Volkswagen, meskipun mobil bermerek sama memiliki warna atau pernak-pernik yang berbeda-beda (Solso, Maclin, & Maclin, 2007).
PENGENALAN POLA Dalam studi tersebut, pola tersusun dari kumpulan sejumlah objek, bukan fitur. Secara intuitif, kita mengetahui bahwa perbedaan kognitif antara seorang maestro catur dengan seorang amatir terletak pada seberapa banyak langkah yang dapat direncanakan seorang maestro dibandingkan seorang amatir. Intuisi tersebut ternyata keliru. Para maestro dan para pemain amatir merencanakan kemungkinan mempertimbangkan jumlah langkah yang sama, dan menjalani proses pencarian yang serupa terhadap berbagai pola langkah buah catur. Para pemain professional bahkan mempertimbangkan langkah alternative yang lebih sedikit, sedangkan para pemain amatir membuang-buang waktu dengan mempertimbangkan alternatif-alternatif yang sama sekali tidak tepat.
- Slides: 13