PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Tujuan Merancang pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills)
Pengertian Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah proses berpikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar. (Resnick: 987)
Aspek Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Sebagai Transfer Knowledge Keterampilan yang memiliki keinginan kuat untuk dapat memecahkan masalah muncul pada kehidupan sehari-hari. Sebagai Problem Solving Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Keterampilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar dan mengajar. Keterampilan yang dikerahkan dalam memecahkan permasalahan yang muncul, mengambil keputusan, menganalisis, menginvestigasi, dan menyimpulkan. Sebagai Critical and Creative Thinking
Peta kompetensi keterampilan 4 Cs sesuai dengan P 21 (Indonesian Partnership for 21 Century Skill Standard ) Framework 21 st Century Skills IP-21 CSS Creativity Thinking and innovation Critical Thinking and Problem Solving 4 Cs Communication and Collaboration Information, Media and Technology Skills Life and Career Skills ICTs Character Building Spiritual Values Aspek • • • Berpikir secara kreatif Bekerja kreatif dengan lainnya Mengimplementasikan inovasi Penalaran efektif Menggunakan sistem berpikir Membuat penilaian dan keputusan Memecahkan masalah Berkomunikasi secara jelas Berkolaborasi dengan orang lain • • • Mengakses dan mengevaluasi informasi Menggunakan dan menata informasi Menganalisis dan menghasilkan media Mengaplikasikan teknologi secara efektif Menunjukkan perilaku scientific attitude (hasrat ingin tahu, jujur, teliti, terbuka dan penuh kehati-hatian) • Menunjukkan penerimaan terhadap nilai moral yang berlaku di masyarakat • Menghayati konsep ke-Tuhanan melalui ilmu pengetahuan • Menginternalisasikan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari Afandi & Sajidan. 2017. Stimulasi Keterampilan Tingkat Tinggi. UNSPRESS.
1. TRANSFER KNOWLEDGE
Dimensi Pengetahuan DIMENSI PENGETAHUAN Faktual DEFINISI pengetahuan tentang elemen-elemen terpisah dan memiliki cirinya tersendiri, meliputi pengetahuan tentang terminologi dan detail dan elemen yang lebih spesifik. Konseptual pengetahuan tentang bentuk yang lebih kompleks dan terorganisasi, mencakup klasifikasi dan kategori, prinsip, model, dan struktur Prosedural pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, mencakup pengetahuan dalam hal keterampilan dan algoritmik, teknik dan metode, dan model dan struktur. kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri. Metakoginitif
Proses Kognitif PROSES KOGNITIF C 1 C 2 C 3 L O T S C 4 C 5 C 6 H O T S DEFINISI Mengingat Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan Memahami Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tertulis, dan gambar Menerapkan / Mengaplikasikan Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam situasi yang tidak biasa Menganalisis Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan menentukan bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau tujuan keseluruhan Menilai / Mengevaluasi Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar Mengkreasi / Mencipta Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk keseluruhan secara koheren atau fungsional; menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau struktur baru
Kata Kerja Operasional Mengingat (C 1) Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi indeks Memasangkan Membaca Menamai Menandai Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memahami (C 2) Memperkirakan Menjelaskan Menceritakan Mengkatagorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengkontraskan Menjalin Mendiskusikan Mencontohkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan Mengaplikasikan (C 3) Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Mengkalkulasi Memodifikasi Menghitung Membangun Mencegah Menentukan Menggambarkan Menggunakan Menilai Melatih Menggali Mengemukakan Mengadaptasi Menyelidiki Mempersoalkan Mengkonsepkan Menganalisis (C 4) Mengaudit Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Memecahkan Menegaskan Menganalisis Menyeleksi Merinci Menominasikan Mendiagramkan Mengkorelasikan Menguji Mencerahkan Membagankan Menyimpulkan Menjelajah Memaksimalkan Memerintahkan Mengaitkan Mengevaluasi (C 5) Membandingkan Menyimpulkan Menilai Mengarahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan Menafsirkan Mempertahankan Memerinci Mengukur Merangkum Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memilih Memproyeksikan Mengkritik Mengarahkan Mencipta/ Membuat (C 6) Mengumpulkan Mengabstraksi Mengatur Menganimasi Mengkatagorikan Membangun Mengkreasikan Mengoreksi Merencanakan Memadukan Mendikte Membentuk Meningkatkan Menanggulangi Menggeneralisasi Menggabungkan Merancang Membatas Mereparasi Membuat
Ranah Afektif PROSES AFEKTIF A 1 Penerimaan A 2 Menanggapi A 3 Penilaian A 4 Mengelola A 5 Karakterisasi DEFINISI penerimaan adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsanagn atau stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu. konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki. keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Kata Kerja Operasional Penerimaan (A 1) Mengikuti Menganut Mematuhi Meminati Menanggapi (A 2) Menyenangi Mengompromikan Menyambut Mendukung Melaporkan Memilih Memilah Menolak Menampilkan Menyetujui Mengatakan Penilaian (A 3) Mengasumsikan Meyakini Meyakinkan Memperjelas Menekankan Memprakarsai Menyumbang Mengimani Mengelola (A 4) Mengubah Menata Membangun Membentuk-pendapat Memadukan Mengelola Merembuk Menegosiasi Karakterisasi (A 5) Membiasakan Mengubah perilaku Berakhlak mulia Melayani Mempengaruhi Mengkualifikasi Membuktikan Memecahkan
Proses Psikomotor PROSES PSIKOMOTOR / KETERAMPILAN P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 Imitasi Manipulasi Presisi MAKNA Imitasi berarti meniru tindakan seseorang Kategori manipulasi berarti melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan cara dengan mengikuti petunjuk umum, bukan berdasarkan observasi. Pada kategori ini, siswa dipandu melalui instruksi untuk melakukan keterampilan tertentu. Kategori presisi berarti secara independen melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan. Dalam bahasa sehari-hari, kategori ini dinyatakan sebagai “tingkat mahir” Artikulasi Kategori artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau produk agar sesuai dengan situasi baru, atau menggabungkan lebih dari satu keterampilan dalam urutan harmonis dan konsisten. Naturalisasi Kategori naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih keterampilan dengan mudah dan membuat keterampilan otomatis dengan tenaga fisik atau mental yang ada. Pada kategori ini, sifat aktivitas telah otomatis, sadar penguasaan aktivitas, dan penguasaan keterampilan terkait sudah pada tingkat strategis (misalnya dapat menentukan langkah yang lebih efisien).
Kata Kerja Operasional Imitasi (P 1) Menyalin Mengikuti Mereplikasi Mengulangi Mematuhi Mengaktifkan Menyesuaikan Menggabungkan Mengatur Mengumpulkan Menimbang Memperkecil Mengubah Manipulasi (P 2) Kembali membuat Membangun Melakukan Melaksanakan Menerapkan Mengoreksi Mendemonstrasikan Merancang Melatih Memperbaiki Memanipulasi Mereparasi Presisi (P 3) Menunjukkan Melengkapi Menyempurnakan Mengkalibrasi Mengendalikan Mengalihkan Menggantikan Memutar Mengirim Memproduksi Mencampur Mengemas Menyajikan Artikulasi (P 4) Membangun Mengatasi Menggabungkan koordinat Mengintegrasikan Beradaptasi Mengembangkan Merumuskan Memodifikasi master Mensketsa Naturalisasi (P 5) Mendesain Menentukan Mengelola Menciptakan
2. CRITICAL AND CREATIVE THINKING
BERPIKIR KRITIS John Dewey mengemukakan bahwa berpikir kritis secara esensial sebagai sebuah proses aktif, dimana seseorang berpikir segala hal secara mendalam, mengajukan berbagai pertanyaan, menemukan informasi yang relevan daripada menunggu informasi secara pasif (Fisher, 2009).
TAHAPAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS ELEMEN DEFINISI F Focus Mengidentifikasi masalah dengan baik R Reason Alasan-alasan yang diberikan bersifat logis atau tidak untuk disimpulkan seperti yang telah ditentukan dalam permasalahan I Inference Jika alasan yang dikembangkan adalah tepat, maka alasan tersebut harus cukup sampai pada kesimpulan yang sebenarnya S Situation Membandingkan dengan situasi yang sebenarnya C Clarity Harus ada kejelasan istilah maupun penjelasan yang digunakan pada argumen sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil kesimpulan O Overview Pengecekan terhadap sesuatu yang telah ditemukan, diputuskan, diperhatikan, dipelajari, dan disimpulkan.
BERPIKIR KREATIF • Berpikir kreatif dapat berupa pemikiran imajinatif, menghasilkan banyak kemungkinan solusi, berbeda, dan bersifat lateral. • Kemampuan yang sebagian besar dari kita yang terlahir bukan pemikir kreatif alami. • Perlu teknik khusus yang diperlukan untuk membantu menggunakan otak kita dengan cara yang berbeda.
3. PROBLEM SOLVING
ASPEK KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH Menentukan masalah Mengeksplorasi masalah Merencanakan solusi Mengevaluasi Memeriksa solusi Melaksanakan rencana
DESAIN PEMBELAJARAN
Proses Saintifik dalam Model Pembelajaran MENGAMATI MENGOMUNIKASIKAN MENANYA PROSES SAINTIFIK MENALAR MENGUMPULKAN INFORMASI
Model-Model Pembelajaran 1. Model Penemuan/Penyingkapan a. Discovery Learning Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Sintak model Discovery Learning: 1) Pemberian rangsangan (Stimulation); 2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement); 3) Pengumpulan data (Data Collection); 4) Pengolahan data (Data Processing); 5) Pembuktian (Verification), dan 6) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
Model-Model Pembelajaran 1. Model Penemuan/Penyingkapan b. Inquiry Learning Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat. Sintak/tahap model inkuiri meliputi: 1) Orientasi masalah; 2) Pengumpulan data dan verifikasi; 3) Pengumpulan data melalui eksperimen; 4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan 5) Analisis proses inkuiri.
Model-Model Pembelajaran 2. Problem Based Learning (PBL) Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual Sintak model Problem Based Learning : 1) Orientasi peserta didik pada masalah 2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar 3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Model-Model Pembelajaran 3. Project Based Learning (Pj. BL) Model Project Based Learning adalah Model pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/ mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain. Sintak PJBL: 1) Pertanyaan mendasar 2) Mendesain perencanaan produk 3) Menyusun jadwal pembuatan 4) Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek 5) Menguji hasil 6) Evaluasi penglaman belajar
Langkah Desain Pembelajaran 1. Pasangan Kompetensi Dasar 1. Menentukan dan menganalisis kompetensi dasar yang sesuai dengan tuntutan Permendikbud nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Dasar yang menjadi sasaran minimal yang akan dicapai sesuai Kompetensi Dasar. Sesuai dengan format dibawah. Format pasangan KD pengetahuan dan keterampilan Kompetensi Dasar Pengetahuan <Nomor KD> <KD Pengetahuan> Kompetensi Dasar Keterampilan <Nomor KD> <KD Pengetahuan>
Contoh. 1. Pasangan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Kelas : Kimia : XII KOMPETENSI DASAR PENGETAHUAN 3. 4. Menganalisis proses yang terjadi dalam sel Volta dan menjelaskan kegunaannya KOMPETENSI DASAR KETERAMPILAN 4. 4. Merancang sel Volta dengan menggunakan bahan di sekitar
Langkah Desain Pembelajaran 2. Target Kompetensi Dasar 2. Tentukan target yang akan dicapai sesuai dengan Kompetensi Dasar, sesuai dengan format dibawah, dengan cara memisahkan target kompetensi dengan materi yang terdapat pada KD. Format Penetapan Target KD NO KOMPETENSI DASAR TARGET KD KD PENGETAHUAN <KD Pengetahuan> <Target pengetahuan yang diamanatkan oleh KD> KD KETERAMPILAN <KD Keterampilan> <Target keterampilan yang diamanatkan oleh KD>
Contoh. 2. Target Kompetensi Dasar NO. 1. 2. KOMPETENSI DASAR KD PENGETAHUAN, KODE: 3. 4 Menganalisis proses yang terjadi dalam sel Volta dan menjelaskan kegunaannya KD KETERAMPILAN, KODE: 4. 4 Merancang sel Volta dengan mengunakan bahan di sekitar TARGET KOMPETENSI DASAR Menganalisis proses yang terjadi dalam sel volta Menjelaskan kegunaan sel volta Merancang sel Volta dengan mengunakan bahan di sekitar
Langkah Desain Pembelajaran 3. Sumbu Simetri Dimensi Pengetahuan dan Proses Berpikir DIMENSI PENGETAHUAN (Permendikbud No. 20 Tahun 2016 Tentang SKL Pendidikan Dasar dan Menangah) 3. Proyeksikan dalam sumbu simetri Kombinasi dimensi pengathuan dan proses berpikir. Matrik Sumbu Simetri Kombinasi METAKOGNITIF PROSEDURAL KONSEPTUAL FAKTUAL C 1 MENGINGAT C 2 MEMAHAMI C 3 MENGAPLIKASIKAN C 4 MENGANALISIS C 5 MENGEVALUASI DIMENSI PROSES BERPIKIR Ranah Kognitif (C 1 – C 6) Taksonomi Bloom C 6 MENCIPTA
DIMENSI PENGETAHUAN (Permendikbud No. 20 Tahun 2016 Tentang SKL Pendidikan Dasar dan Menangah) Contoh. 3. Sumbu Simetri Dimensi Pengetahuan dan Proses Berpikir METAKOGNITIF PROSEDURAL Menentukan Menganalisis C 3 MENGAPLIKASIKAN C 4 MENGANALISIS Menjelaskan KONSEPTUAL FAKTUAL C 1 MENGINGAT C 2 MEMAHAMI C 5 MENGEVALUASI DIMENSI PROSES BERPIKIR Ranah Kognitif (C 1 – C 6) Taksonomi Bloom C 6 MENCIPTA
Langkah Desain Pembelajaran 4. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi dapat dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai berikut. a. Perhatikan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan yang menjadi target yang harus dicapai peserta didik. b. Tentukan KD yang akan diturunkan menjadi IPK c. Menggunakan Kata Kerja Operasional yang sesuai untuk perumusan IPK agar konsep materi dapat tersampaikan secara efektif. Gradasi IPK di Identifikasi dari Low Order Thinking Skill (LOTS) menuju High Order Thinking Skill (HOTS) d. Merumuskan IPK penunjang dan IPK kunci, sedangkan IPK pengayaan dirumuskan apabila kompetensi minimal KD sudah dipenuhi oleh peserta didik.
Format Perumusan IPK KOMPETENSI DASAR TINGKAT KOMPETENSI KD PROSES BERIFIKIR DAN KETERAMPILAN MATERI DAN SUB MATERI INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI KD Pengetahuan Dimensi Pengetahuan: Proses Berpikir: Proses Berpikir dan dimensi pengetahuan: <Gradasi dimensi proses berpikir> IPK Penunjang: IPK Kunci: IPK Pengayaan : KD Keterampilan Tingkat Proses Keterampilan: Langkah Proses Keterampilan: <Gradasi dimensi Keterampilan> IPK Penunjang: IPK Kunci: IPK Pengayaan:
Contoh. 4. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi KOMPETENSI DASAR KD PENGETAHUAN 3. 4. Menganalisis proses yang terjadi dalam sel Volta dan menjelaskan kegunaannya TINGKAT KOMPETENSI KD PROSES BERPIKIR DAN MATERI DAN SUB KETERAMPILAN MATERI Dimensi Pengetahuan: Proses Berpikir dan Prosedural dimensi pengetahuan: Menjelaskan Tingkat Proses Berpikir: (C 2= konseptual) Menganalisis (C 4) Menentukan (C 3=prosedural) Menganalisis (C 4= Prosedural) KD KETERAMPILAN 4. 4. Merancang sel Proses Keterampilan: Volta dengan Merancang (P 4) menggunakan bahan di sekitar Proses Keterampilan: Menunjukkan (P 1) Menggunakan (P 2) Mempraktekkan (P 3) Merancang (P 4) Sel Volta 1. Kespontanan Reaksi 2. Bagan sel volta 3. Reaksi sel volta 4. Potensial sel 5. Deret Volta INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI IPK PENUNJANG: 3. 4. 1. Menjelaskan kespontanan Reaksi 3. 4. 2. Menentukan Kespontanan Reaksi 3. 4. 3. Menjelaskan bagan sel volta 3. 4. 4. Menentukan bagan sel volta 3. 4. 5. Menjelaskan reaksi sel Volta 3. 4. 6. Menentukan reaksi sel volta 3. 4. 7. Menjelaskan beda potensial (Eo) sel volta 3. 4. 8. Menentukan beda potensial (Eo) sel volta 3. 4. 9. Menjelaskan deret volta 3. 4. 10. Menentukan deret volta IPK KUNCI: 3. 4. 11. Menganalisis kespontanan 3. 4. 12. Menganalisis bagan sel volta 3. 4. 13. Menganalisis reaksi sel volta 3. 4. 14. Menganalisis beda potensial (Eo) sel volta 3. 4. 15. Menganalisis deret volta 3. 4. 16. menjelaskan kegunaannya IPK PENGAYAAN: (Tidak wajib) 3. 4. 17. Menjelaskan aplikasi sel Volta dalam kehidupan sehari-hari dengan studi literatur IPK PENUNJANG: 4. 4. 1. Membedakan kespontanan reaksi 4. 4. 2. Merancang bagan sel volta 4. 4. 3. Menunjukkan reaksi sel volta 4. 4. 4. Menentukan beda potensial (Eo) sel volta 4. 4. 5. Merumuskan deret volta 4. 4. 7 Menunjukkan bahan-bahan yang ada di sekitar untuk merancang sel volta 4. 4. 8 Menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar untuk merancang sel volta 4. 4. 9 Mempraktekan bahan-bahan yang ada di sekitar untuk merancang sel volta IPK KUNCI: 4. 4. 10 Merancang sel volta dengan menggunakan bahan sekitar IPK PENGAYAAN: (Tidak wajib) 4. 4. 5 Memaparkan hasil rancangan sel Volta dengan bahan di sekitar dengan menggunakan poster
Langkah Desain Pembelajaran 5. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Contoh 5. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning, peserta didik dapat menganalisis kespontanan reaksi, bagan sel volta, reaksi sel volta, beda potensial sel, deret volta dan menjelaskan kegunaannya dengan berpikir kritis, kreatif dan terampil merancang sel volta dengan menggunakan bahan sekitar serta mampu mengomunikasikannya dalam bentuk poster hasil kerjasama kelompok.
Langkah Desain Pembelajaran 6. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 6. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran berdasarkan model pembelajaran: a. Pahami KD yang sudah dianalisis b. Pahami IPK dan materi pembelajaran yang telah dikembangkan c. Pahami sintak-sintak yang ada pada model pembelajaran, rumuskan kegiatan pendahuluan yang meliputi Orientasi, Motivasi, dan Apersepsi d. Rumuskan kegiatan inti yang berdasarkan pada: • IPK • Karakteristik peserta didik • Pendekatan saintifik • 4 C (creativity, critical thinking, communication, collaboration) • PPK dan literasi e. Rumuskan kegiatan penutup yang meliputi kegiatan refleksi baik individual maupun kelompok. • memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; • melakukan kegiatan tindak lanjut • menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. • Kegiatan penutup dapat diberikan penilaian akhir sesuai KD bersangkutan f. Tentukan sumber belajar berdasarkan kegiatan pembelajaran g. Rumusan penilaian (formatif dan sumatif) untuk pembelajaran yang mengaju kepada IPK
Format Desain Pembelajaran berdasarkan Model Pembelajaran Tujuan Pembelajaran : <diisi dengan tujuan pembelajaran seperti point 5> IPK PENGETAHUAN IPK KETERAMPILAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Pendahuluan <isi dengan aktivitas detail> Inti <isi dengan aktivitas detail> Penutup <isi dengan aktivitas detail> SUMBER BELAJAR/MEDIA PENILAIAN
Contoh 6. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran IPK PENGETAHUAN IPK KETERAMPIL AN KEGIATAN PEMBELAJARAN P E N SUMBER I BELAJAR/MEDI L A A I A N Pendahuluan: Buku Memberi salam Kimia Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan SMA Apersepsi (reaksi redoks) Kelas XII Menyampaikan kompetensi, tujuan dan manfaat Kurikulu Menyampaikan metoda pembelajaran m 2013 3. 4. 1. Menjelaskan 4. 4. 1. Buku Inti: S kespontanan Reaksi Membeda Stimulation(stimulasi/pemberian rangsangan) i Kimia 3. 4. 2. Menentukan Melakukan demonstrasi untuk menunjukkan kespontanan reaksi k sumber Kespontanan Reaksi kespontan Memberikan rangsangan kepada peserta didik untuk mengamati gambar baterai dan aki dengan lain yang a 3. 4. 3. Menjelaskan an reaksi pertanyaan: Bagaimana proses yang terjadi dalam baterai dan aki sehingga bisa menghasilkan p relevan bagan sel volta energi listrik? Internet : 3. 4. 4. Menentukan 4. 4. 2. Memberikan rangsangan kepada peserta didik dengan mengamati gambar baterai dan aki dengan O bagan sel volta Merancan fokus pada kemasan yang menunjukan nilai potensial dari baterai dan aki. b 3. 4. 5. Menjelaskan g bagan Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi masalah) s reaksi sel Volta sel volta Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin e 3. 4. 6. Menentukan masalah yang berkaitan dengan bagan sel Volta, proses reaksi yang terjadi dalam sel Volta dan nilai r reaksi sel volta 4. 4. 3. potensial sel yang dihasilkan dari suatu sel volta dengan menemukan jawaban mengenai: v 3. 4. 11. Menganalisis Menunjuk Bagaimana cara merangkai sel Volta dan menentukan bagian-bagiannya! a kespontanan kan reaksi Bagaimana reaksi yang terjadi dalam sel Volta? s 3. 4. 12. Menganalisis sel volta Berapa nilai potensial yang dihasilkan dari sebuah baterai? i bagan sel volta Berapa nilai potensial yang dihasilkan dari aki kendaraan bermotor? 3. 4. 13. Menganalisis 4. 4. 4. k reaksi sel volta Menentuk Mengapa nilai potensial aki dan baterai berbeda? e 3. 4. 7. Menjelaskan beda Data collection (Pengumpulan Data) g potensial (Eo) sel volta potensial Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan yang diidentifikasi melalui: i 3. 4. 8. Menentukan (Eo) sel beda potensial (Eo) sel volta Melakukan percobaan untuk merangkai sel Volta sederhana dengan anode logam Zn dan katode a volta logam Cu dengan elektrolit masing-masing larutan Zn. SO 4 1 M dan larutan Cu. SO 4 1 M dan t 3. 4. 14. Menganalisis
Bahan : http: //gg. gg/bahan_solo Terima Kasih
- Slides: 40