Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Kredit Macet Terhadap

  • Slides: 18
Download presentation
Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Kredit Macet Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada PT.

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Kredit Macet Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada PT. Bank Mega Tbk periode 2004 -2011) Disusun oleh: Melinda Roheni 21109046 4 ak 2

Latar Belakang Kegiatan perbankan yang paling pokok adalah membeli uang dengan cara menghimpun dana

Latar Belakang Kegiatan perbankan yang paling pokok adalah membeli uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat luas. Kemudian menjual uang yang berhasil dihimpun dengan cara menyalurkan kembali kepada masyarakat melalui pemberian pinjaman atau kredit. (Kasmir, 2012: 32). kewajiban pemenuhan CAR minimal 8% pada akhir tahun 2001 merupakan salah satu faktor internal yang membatasi ruang gerak perbankan dalam memberikan kredit. Bank-bank merasa bahwa CAR sebesar 8% pada akhir tahun 2001 sulit dicapai, sehingga bank-bank menjadi lebih berhati-hati untuk menyalurkan kredit. (Juda dkk, 2001: 24). Ciri khas Bank CAR Ketentuan dalam Paket Deregulasi Februari 1991 (PAKTRI 91) menetapkan modal minimum yang harus dipenuhi oleh sebuah bank umum adalah 8% dari total asetnya (CAR=8%), sesuai dengan ini berarti bahwa 92% asset bank adalah milik masyarakat, andaikata kolektibilitas pinjaman suatu bank adalah 92% tergolong lancar, maka berarti modal milik bank sendiri telah terbenam dalam kredit bermasalah, dan yang dioperasikan sehari-hari sebenarnya adalah modal masyarakat. (Herman Darmawi, 2012: 15) Kredit Macet setiap pemberian kredit, pasti dihadapkan kepada risiko macet. Macetnya kredit merupakan suatu hal yang sulit diprediksi dengan tepat, tetapi dapat diantisipasi oleh kreditur atau bank selaku pemberi kredit. (Nasrun Tamim, 2012: xvii) Selain kecukupan modal, tingginya NPLs, yang sempat melonjak hingga di atas 50% pada awal tahun 1999, merupakan salah satu faktor yang menyebabkan enggannya perbankan memberikan kredit. (Juda dkk, 2001: 24).

Latar Belakang Direktur Utama Bank Mega Yungki Setiawan dalam paparan publik dikantornya, Kamis (24/11/05)

Latar Belakang Direktur Utama Bank Mega Yungki Setiawan dalam paparan publik dikantornya, Kamis (24/11/05) kondisi makro ekonomi akan sangat mempengaruhi pertumbuhan penyaluran kredit Bank Mega. Kebijakan tidak menaikkan LDR terlalu tinggi ini untuk mengantisipasi peningkatan NPL. (www. finance. detik. com). Direktur Kredit Bank Mega Daniel Budirahajoe menjelaskan, pukulan krisis finansial global benar-benar menekan pertumbuhan kredit. "Selama semester pertama 2009, tidak ada booking baru untuk kredit". (www. keuangan. kontan. co. id). Tahun NPL Kredit (Rp. Jutaan) 2006 1, 68% 2007 1, 53% 14, 037, 263 2008 1, 18% 19, 000, 214 2009 1, 7% 18, 639, 422 2010 0, 90% 23, 891, 435 2011 31, 797, 657 Dari data diatas terdapat 2 kondisi yang berbeda yaitu pada tahun 2008 dan 2009

Latar Belakang Indikasi: pada saat itu pengembalian atas kreditnya tergolong lancar sehingga NPL menurun

Latar Belakang Indikasi: pada saat itu pengembalian atas kreditnya tergolong lancar sehingga NPL menurun 2008 Namun bank tersebut memilih untuk menurunkan kredit padahal pada saat NPL menurun itu peluang baik bagi bank untuk meningkatkan kreditnya karena pada saat NPL menurun bank mempunyai banyak modal untuk digunakan sebagai kredit. Tidak sesuai teori Namun Pada saat NPL meningkat bank tersebut lebih memilih untuk menaikkan kreditnya padahal pada saat NPL meningkat maka modal sebuah bank itu terkikis ketika kredit dinaikkan dalam kondisi NPL sedang tinggi ada kemungkinan terjadi penumpukan kredit macet. Kondisi kredit tersebut searah dengan peningkatan dan penurunan NPL Indikasi: terdapat kredit yang macet dalam pengembaliannya sehingga NPL meningkat 2009 Tidak sesuai teori Ali Mahsud (2004: 146) NPL mencerminkan risiko kredit, semakin tinggi tingkat NPL maka semakin besar pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Akibat tingginya NPL perbankan harus menyediakan pencadangan yang lebih besar, sehingga pada akhirnya modal bank ikut terkikis. Padahal besaran modal sangat mempengaruhi besarnya ekspansi kredit. Besarnya NPL menjadi salah satu penyebab sulitnya perbankan dalam menyalurkan kredit.

Identifikasi Masalah 1. 2. NPL yang meningkat pada tahun 2009 mencerminkan pengembalian kreditnya tidak

Identifikasi Masalah 1. 2. NPL yang meningkat pada tahun 2009 mencerminkan pengembalian kreditnya tidak optimal, namun dengan meningkatnya kredit pada saat NPL tinggi menandakan bank belum optimal dalam mengelola kreditnya, seharusnya pada saat NPL meningkat sebaiknya bank menurunkan kredit dahulu sampai NPL menurun agar tidak terjadi NPL yang lebih tinggi lagi. Ketika NPL menurun pada tahun 2008 kemudian bank menurunkan kreditnya, seharusnya ketika NPL menurun dijadikan peluang bagi bank untuk meningkatkan kredit. Karena pada saat NPL menurun, bank tidak banyak menyisihkan modal untuk mengcover risiko dari kredit macet.

Kerangka Penelitian Bank Kegiatan Bank Menghimpun dana dari masyarakat. Menyalurkan kembali dana tersebut kepada

Kerangka Penelitian Bank Kegiatan Bank Menghimpun dana dari masyarakat. Menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat (kredit). Fasilitas perbankan lainnya. Faktor-faktor penyaluran kredit: CAR (Capital Adequacy Ratio) Salah satu ciri khas dari sebuah bank adalah permodalannya yaitu CAR=8% NPL (Non-Performing Loan) Dalam setiap pemberian kredit akan selalu dihadapkan kepada kredit macet atau NPL (Non. Performing Loan).

Kerangka Penelitian Herman Darmawi (2012: 18), apabila ketentuan rasio kecukupan modal tidak terpenuhi, akan

Kerangka Penelitian Herman Darmawi (2012: 18), apabila ketentuan rasio kecukupan modal tidak terpenuhi, akan mengurangi kemampuan ekspansi kredit dan mempengaruhi kesehatan bank. Teori ini didukung oleh Dias Satria & Rangga Bagus Subegti (2007: 421) mengatakan bahwa CAR memberikan pengaruh ruang gerak ekspansi bagi individu bank untuk melakukan ekspansi kredit yang lebih besar. Disisi lain, regulasi perbankan saat ini menekankan pada kekuatan modal dalam melakukan transaksi keuangan. Slamet Riyadi (2006: 161), semakin besar tingkat NPL ini menunjukkan bahwa bank tersebut tidak profesional dalam pengelolaan kreditnya. Didukung oleh hasil penelitian Imam Mukhlis (2011) bahwa kenaikan dalam NPL akan memberikan dampak pada penurunan tingkat penyaluran kredit.

Objek Penelitian 1. 2. 3. 4. 5. Objek dalam penelitian ini adalah Rasio Kecukupan

Objek Penelitian 1. 2. 3. 4. 5. Objek dalam penelitian ini adalah Rasio Kecukupan Modal, Kredit Macet dan Penyaluran Kredit. Unit analisis yaitu PT. Bank Mega Tbk. Populasi penelitiannya adalah Laporan Keuangan. Sampel penelitiannya adalah laporan keuangan neraca dan CALK periode 2004 -2011 atau sebanyak 8 tahun. Analisis data adalah analisis regresi linier berganda (multiple).

Operasional Variabel Konsep Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh

Operasional Variabel Konsep Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (hutang), dll. (Lukman Dendawijaya, 2006: 116 -124) Kredit macet adalah kredit yang pengembalian Variabel Independen pokok pinjaman dan pembayaran bunganya Kredit Macet telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang (X 2) telah diperjanjikan. (Lukman Dendawijaya, 2003: 85) Variabel Independen Rasio Kecukupan Modal (X 1) Variabel Dependen Penyaluran Kredit (Y) Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu. (Susilo, dkk, 2000: 69). Indikator Skala Rasio Modal Bank CAR = x 100% Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) Sumber Laporan Keuangan periode 20042011 PT. Bank Mega, Tbk. (Lukman Dendawijaya, 2006: 116 -124) Kredit Bermasalah Rasio NPL = x 100% Total Kredit yang Diberikan Laporan Keuangan periode 20042011 PT. Bank Mega, Tbk. (Surat Edaran bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001) Kredit disajikan di neraca sebesar jumlah bruto tagihan bank yang belum dilunasi oleh nasabah. Jumlah bruto tersebut termasuk dengan bunga dan beban lain yang dialihkan menjadi pokok kredit. (PSAK No. 31 Akuntansi Perbankan). Rasio Laporan Keuangan periode 20042011 PT. Bank Mega, Tbk.

Analisis Deskriptif a. Rasio Kecukupan Modal Tahun Modal Inti (a) Modal Pelengkap (b) Jumlah

Analisis Deskriptif a. Rasio Kecukupan Modal Tahun Modal Inti (a) Modal Pelengkap (b) Jumlah Modal Bank (c) (c=a+b) Aktiva Tertimbang Menurut Risiko Kredit dan Operasional (ATMR) (d) 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1, 051, 843 1, 175, 597 1, 838, 828 2, 170, 080 2, 567, 734 3, 073, 707 3, 757, 429 4, 280, 708 186, 583 199, 418 173, 240 172, 284 987, 422 803, 600 647, 665 455, 863 1, 194, 449 1, 375, 015 2, 012, 068 2, 342, 364 3, 555, 156 3, 877, 307 4, 405, 094 4, 736, 571 8, 826, 282 12, 352, 579 12, 637, 793 16, 487, 386 21, 997, 161 20, 453, 463 31, 779, 110 40, 942, 433 CAR (Risiko Kredit dan Operasional ) (e=c/d x 100%) 13, 53% 11, 13% 15, 92% 14, 21% 16, 16% 18, 96% 13, 86% 11, 57% Perkembangan -0, 18% 0, 43% -0, 11% 0, 12% 0, 17% -0, 27% -0, 17% Rasio Kecukupan Modal / CAR (%) 25 20 15 0. 43 15. 92 13. 53 11. 13 -0. 18 10 0. 12 16. 16 14. 21 -0. 11 0. 17 18. 96 -0. 27 13. 86 -0. 17 11. 57 2010 2011 5 0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 CAR Perkembangan

Analisis Deskriptif b. Kredit Macet Kredit Bermasalah (B= A 1+A 2+A 3) Total Kredit

Analisis Deskriptif b. Kredit Macet Kredit Bermasalah (B= A 1+A 2+A 3) Total Kredit yang Diberikan (C) NPL (B/C x 100%) Perkembangan 150. 108. 000 7. 581. 252. 000 1, 98% - 91. 640. 000 161. 179. 000 11. 263. 126. 000 1, 43% -0, 28% 14. 073. 000 111. 306. 000 184. 262. 000 10. 998. 683. 000 1, 68% 0, 17% 111. 453. 000 22. 430. 000 76. 576. 000 210. 459. 000 14. 037. 263. 000 1, 53% -0, 09% 2008 63. 693. 000 39. 234. 000 122. 051. 000 224. 978. 000 19. 000. 214. 000 1, 18% -0, 23% 2009 38. 989. 000 37. 485. 000 241. 337. 000 317. 811. 000 18. 639. 422. 000 1, 70% 0, 44% 2010 59. 505. 000 55. 167. 000 99. 161. 000 213. 833. 000 23. 891. 435. 000 0, 90% -0, 47% 2011 79. 908. 000 102. 972. 000 129. 337. 000 312. 217. 000 31. 797. 657. 000 0, 98% 0, 09% Tahun Kurang lancar (A 1) Diragukan (A 2) Macet (A 3) 2004 102. 606. 000 374. 000 47. 128. 000 2005 58. 942. 000 10. 597. 000 2006 58. 883. 000 2007 Kredit Macet / NPL 2. 5 0. 44 2 1. 980000001 0. 17 1. 7 -0. 09 1. 680000001 1. 43 1. 53 1. 180000001 -0. 28 -0. 23 1. 5 1 0. 5 0. 9 0. 09 0. 98 -0. 47 0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 NPL Perkembangan

Analisis Deskriptif c. Kredit yang diberikan Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Mata Uang Asing

Analisis Deskriptif c. Kredit yang diberikan Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Mata Uang Asing Rupiah Tahun Pihak Ketiga Rupiah Mata Uang Asing Kredit (Rp. Jutaan) Perkembangan Investasi Modal Kerja Konsumsi Modal Kerja Investasi Direksi dan Karyawan Investasi Modal Kerjaa Konsumtif 2004 - - 7, 952, 944 1, 588, 205 916, 083 8, 739 476, 175 315, 934 5, 046 11, 263, 126 - 2005 - - 12, 789 - 6, 156, 628 1, 526, 598 1, 150, 020 - 1, 383, 832 762, 770 7, 046 10, 998, 683 -2, 3% 2006 - 75, 000 20, 321 - 5, 383, 904 2, 131, 869 3, 409, 525 - 1, 663, 923 1, 336, 539 16, 182 14, 037, 263 27, 6% 2007 6, 120 153, 449 27, 638 - 7, 121, 061 5, 199, 401 3, 963, 093 - 1, 852, 440 661, 147 15, 865 19, 000, 214 35, 4% 2008 4, 555 182, 152 28, 097 - 6, 127, 939 3, 721, 990 5, 841, 563 - 1, 583, 017 1, 140, 681 9, 428 18, 639, 422 -1, 9% 2009 10, 467 183, 904 50, 934 - 8, 206, 745 4, 569, 300 7, 746, 646 - 1, 708, 173 1, 409, 961 5, 305 23, 891, 435 28, 2% 2010 9, 598 170, 309 71, 024 1, 807 12, 906, 799 6, 105, 666 9, 497, 086 - 1. 048. 732 1, 983, 912 2, 724 31, 797, 657 33, 1% 2011 26. 767 244. 523 71. 937 15. 684 10. 399. 343 4. 933. 582 8. 116. 047 - 879. 693 2. 297. 800 819 26. 986. 195 -15, 1% Kredit yang diberikan dalam satuan Rp. Jutaan 35000000 30000000 25000000 20000000 15000000 10000000 5000000 0 33. 1 31797657 11263126 -2. 3 27. 6 14037263 19000214 35. 4 28. 2 -1. 9 18639422 -15. 1 26986195 23891435 10998683 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal terhadap Penyaluran Kredit Correlations Control Variables CAR NPL KREDIT KREDI

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal terhadap Penyaluran Kredit Correlations Control Variables CAR NPL KREDIT KREDI T 1. 000. 765 Correlation Significance (2 -tailed) df Coefficientsa Model 1 t Sig. (Constan 1. 026. 352 t) CAR 2. 660. 045 NPL -3. 395. 019 . . 045 0. 765 5 1. 000 . 045 . 5 0 Korelasi sebesar 0, 765 dengan arah positif. Nilai korelasi tergolong dalam kriteria korelasi kuat. Artinya, ketika Rasio Kecukupan Modal atau CAR (Capital Adequacy Ratio) PT. Bank Mega Tbk meningkat maka Penyaluran Kredit PT. Bank Mega Tbk akan mengalami peningkatan. Besarnya pengaruh Rasio Kecukupan Modal atau CAR (Capital Adequacy Ratio) PT. Bank Mega Tbk terhadap Penyaluran Kredit ketika Kredit Macet PT. Bank Mega Tbk tetap adalah sebesar (0, 765)2 x 100% = 58, 52%. a. Dependent Variable: KREDIT Karena nilai thitung (2, 660) lebih besar dari ttabel (2, 571) maka pada tingkat kekeliruan 5% dapat diputuskan untuk menerima Ho dan menolak Ha. Artinya, pada tingkat keyakinan 95% dapat disimpulkan bahwa Rasio Kecukupan Modal memiliki pengaruh postif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit pada PT. Bank Mega Tbk.

Pembahasan Dengan pengaruh yang signifikan tersebut, faktor dari Rasio Kecukupan Modal dapat dijadikan sebagai

Pembahasan Dengan pengaruh yang signifikan tersebut, faktor dari Rasio Kecukupan Modal dapat dijadikan sebagai salah satu indikator dalam pengambilan keputusan penyaluran kredit. Sesuai dengan pengaruhnya yang positif maka semakin besar rasio kecukupan modal, semakin besar pula perusahaan dapat mengeluarkan kreditnya. Karena 92% modal yang ada di bank itu milik masyarakat, seperti tabungan, investasi, dll. Maka dari itu bagaimana caranya bank untuk memberi bunga terhadap nasabah yang mempercayainya, bank melakukan perputaran uang tersebut dengan cara menyalurkan dana atau kredit dan mengingat bahwa penyaluran kredit salah satu kegiatan pokok bank. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Luh Gede Meydianawathi (2007), secara parsial variabel DPK, ROA, dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran kredit.

Pengaruh Kredit Macet terhadap Penyaluran Kredit Correlations Control Variables NPL CAR KREDIT NPL Correlation

Pengaruh Kredit Macet terhadap Penyaluran Kredit Correlations Control Variables NPL CAR KREDIT NPL Correlation Significance (2 -tailed) df KRED IT 1. 000 -. 835. . 019 0 -. 835 5 1. 000 . 019 . 5 0 Coefficientsa Model 1 t Sig. (Constan 1. 026. 352 t) CAR 2. 660. 045 NPL -3. 395. 019 Korelasi -0, 835 dengan arah negatif. Nilai korelasi tergolong dalam kriteria korelasi sangat kuat. Artinya, ketika Kredit Macet PT. Bank Mega Tbk meningkat, maka Penyaluran Kredit PT. Bank Mega Tbk akan mengalami penurunan. Besarnya pengaruh Kredit Macet terhadap Penyaluran Kredit PT. Bank Mega Tbk ketika Rasio Kecukupan Modal PT. Bank Mega Tbk tetap adalah sebesar (-0, 835)2 x 100% = 69, 72%. a. Dependent Variable: KREDIT Karena nilai thitung (-3, 395) lebih besar dari ttabel (2, 571) maka pada tingkat kekeliruan 5% dapat diputuskan untuk menerima Ho dan menolak Ha. Artinya, pada tingkat keyakinan 95% dapat disimpulkan bahwa Kredit Macet memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit pada PT. Bank Mega Tbk.

Pembahasan Sesuai dengan pengaruhnya yang negatif maka semakin besar Kredit Macet, semakin kecil kredit

Pembahasan Sesuai dengan pengaruhnya yang negatif maka semakin besar Kredit Macet, semakin kecil kredit yang disalurkan. Dimana ketika kreditnya macet, maka pengembalian atas kredit berkurang sehingga mengurangi ekspansi kredit. Mengingat bahwa kredit adalah satu kegiatan pokok suatu bank, maka sumber pendapatan terbesar bank didapat dari penyaluran kredit tersebut. Ketika kreditnya macet, otomatis bank harus menyiapkan cadangan untuk dikembalikan kepada nasabah dimana dana yang digunakan sebuah bank dalam penyaluran kredit 92% dari dana masyarakat. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Imam Mukhlis (2011) bahwa kenaikan dalam NPL akan memberikan dampak pada penurunan tingkat penyaluran kredit.

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Kredit Macet atau NPL (Non-Performing Loan) terhadap Penyaluran Kredit

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Kredit Macet atau NPL (Non-Performing Loan) terhadap Penyaluran Kredit Model R 1 . 897 a Model Summaryb R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate. 804. 726 3945236. 057 Durbin. Watson 2. 499 a. Predictors: (Constant), NPL, CAR b. Dependent Variable: KREDIT • Nilai korelasi berganda (R) sebesar 0, 897. Artinya, Rasio Kecukupan Modal dan Kredit Macet secara bersama-sama memiliki hubungan yang sangat kuat dengan Penyaluran Kredit. • Nilai R-Square sebesar 0, 804 menunjukkan bahwa Rasio Kecukupan Modal dan Kredit Macet secara bersama-sama mampu memberikan perubahan sebesar 80, 4% terhadap Penyaluran Kredit pada PT. Bank Mega Tbk. Sisanya sebesar 19, 4% dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. • Seperti yang dikemukakan oleh Warjiyo (2004) Perilaku penawaran kredit perbankan tidak hanya dipengaruhi oleh dana yang tersedia yang bersumber dari DPK, tetapi juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitur dan kondisi perbankan itu sendiri seperti permodalan atau CAR (capital adequacy ratio), jumlah kredit macet atau NPLs (non performing loans), dan LDR (loan to deposit ratio).

ANOVAa Model Regression 1 Residual Total Sum of Squares 319638983250 705. 060 778244377411 04.

ANOVAa Model Regression 1 Residual Total Sum of Squares 319638983250 705. 060 778244377411 04. 730 397463420991 809. 800 df Mean Square F Sig. 159819491625 10. 2. 01 2 352. 530 68 7 b 155648875482 5 20. 947 7 a. Dependent Variable: KREDIT b. Predictors: (Constant), NPL, CAR nilai Fhitung sebesar 10, 268. Karena nilai Fhitung (10, 268) lebih besar dari Ftabel (5, 786) maka pada tingkat kekeliruan 5% dapat diputuskan untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, pada tingkat keyakinan 95% dapat disimpulkan bahwa Rasio Kecukupan Modal dan Kredit Macet memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Penyaluran Kredit PT. Bank Mega Tbk. Selain itu, karena nilai signifikansi uji F dari tabel anova sebesar 0, 017 lebih kecil dari tingkat kekeliruan sebesar 0, 05 maka hasil yang diperoleh dari tingkat signifikansi adalah menolak Ho dan dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari Rasio kecukupan Modal dan Kredit Macet terhadap Penyaluran Kredit pada PT. Bank Mega Tbk.