Pengaruh globalisasi terhadap kebutuhan dan permintaan sdm Memahami
Pengaruh globalisasi terhadap kebutuhan dan permintaan sdm
Memahami budaya kerja • Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja. (Sumber : Drs. Gering Supriyadi, MM dan Drs. Tri Guno, LLM )
• Tujuan Atau Manfaat Budaya Kerja Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang.
• Manfaat dari penerapan Budaya Kerja yang baik : 1. meningkatkan jiwa gotong royong 2. meningkatkan kebersamaan 3. saling terbuka satu sama lain 4. meningkatkan jiwa kekeluargaan 5. meningkatkan rasa kekeluargaan 6. membangun komunikasi yang lebih baik 7. meningkatkan produktivitas kerja 8. tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll.
Memahami budaya kerja : Eropa, Amerika, India, Cina • Cina : Organisasi atau Perusahaan yang berasal dari China membawa budaya kerja yang bersifat kelompok atau lebih di utamakan bangsa china yang bekerja dalam organisasi/perusahaan tersebut, budaya kerja pegawai/karyawan memiliki budaya kerja dengan pembagian tugas dan tanggung jawab yang sudah tertata rapi secara kekeluargaan, terstruktur, jelas hak dan kewajiban, lebih individual, sehingga bawahan yang memiliki kinerja yang menonjol masih berada pada koredor tugas dan tanggung jawabnya.
• Eropa : Pada umumnya organisasi/perusahaan yang dari Eropa, merupakan perusahaan yang paling demokratis, karena revolusi industri dimulai dari revolusi di Perancis, sehingga Eropa memiliki budaya kerja untuk pegawai/karyawan dengan pembagian tugas dan tanggung jawab yang sudah tertata rapi, terstruktur, jelas hak dan kewajiban, lebih individual, sehingga para pegawai yang memiliki kinerja yang menonjol masih berada pada koredor tugas dan tanggung jawabnya, maka reaksi Direktur Utama tentunya positif terhadap kinerja pegawai yang berprestasi selaku bawahannya, karenanya Direktur Utama tidak merasa terancam dan tersaingi oleh Direktur atau pegawai yang berkinerja positif.
• Amerika : Budaya organisasi orang Amerika terkait dengan inovasi. Jadi, mereka akan menciptakan berbagai inovasi dalam meningkatkan kemajuan perusahaan mereka, Orang Amerika juga menganut budaya organisasi kapitalisme, yaitu memupuk kekayaan sendiri, serta menganut prinsip kepemimpinan dan budaya feodal yang mengutamakan perbedaan harkat dan martabat antar petinggi dan bawahan, atasan dan karyawan
• Jepang : Jepang dikenal dengan budaya on time alias tepat waktu dan sangat menghargai waktu. Orang Jepang sangat setia pada perusahaan dan menghargai pendapat orang lain. Budaya organisasi orang Jepang disebut dengan Kaizen, yang artinya penyempurnaan berkesinambungan, yang melibatkan semua anggota dalam hirarki perusahaan, baik manajemen maupun karyawan. Metode Kaizen ini dilakukan dengan mengubah cara kerja karyawan, sehingga karyawan bekerja lebih produktif, tidak terlalu melelahkan, lebih efisien, dan aman, serta memperbaiki peralatan dan memperbaiki prosedur kerja perusahaan.
• Indonesia : Jansen Sinamo menyajikan 8 Etos Kerja. Professional putra-putri Indonesia denganciri-ciri sebagai berikut: • 1. Kerja adalah Rahmat • 2. Kerja adalah Amanah • 3. Kerja adalah Panggilan • 4. Kerja adalah Aktualisasi • 5. Kerja adalah Ibadah • 6. Kerja adalah Seni • 7. Kerja adalah Kehormatan • 8. Kerja adalah Pelayanan
Permasalahan sdm terkait globalisasi Alwi Dahlan (1996) membagi makna globalisasi menjadi dua pemaknaan, yaitu: • pertama, globalisasi diartikan sebagai proses meluasnya atau mendunianya kebudayaan manusia, karena difasilitasi media komunikasi dan informasi yang mendukung kearah perluasan kebudayaan. • kedua, globalisasi diartikan proses ruang menyempitnya ruang gerak budaya manusia.
Menurut pakar ekonomi Muhammad Chatib Basri, perubahan demografi tersebut kemungkinan akan menyebabkan produktivitas menurun. Hal ini terjadi karena adanya penurunan jumlah penduduk usia produktif yang akan mengakibatkan menurunnya pendapatan nasional. Peningkatan penduduk lansia tentunya akan menyebabkan beban yang lebih berat dalam tunjangan sosial yang harus dipikul negara sementara disisi penerimaannya akan semakin kecil. Akibatnya, diduga negara akan mengalami defisit anggaran yang membengkak.
• Menariknya, negara-negara seperti Indonesia, India, dan China justru akan mendapat keuntungan dari perubahan demografi tersebut. Sementara negara lain kesulitan karena posisi demografi yang berubah, Indonesia, India, dan Cina justru diperkirakan mendapatkan bonus demografi dalam beberapa tahun kedepan. Bonus demografi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peningkatan usia produktif di suatu negara. Bonus demografi itu sendiri dapat memicu pertumbuhan ekonomi yang tinggi jika didukung oleh kualitas SDM yang tinggi. Kementerian Koordinator Perekonomian mengatakan rasio ketergantungan (dependency ratio) atau rasio antara indeks usia non-produktif dibagi usia produktif di Indonesia berada di level terendahnya, di bawah 50%. Pada periode ini, jumlah penduduk usia produktif (15 -64) akan meningkat yang diperkirakan tahun 2020 -2030. Pada periode sama, jumlah anak-anak (014) yang disebabkan adanya program keluarga berencana akan menurun, akibatnya usia manula 65 tahun ke atas naik sehingga keuntungan usia produktif akan terjadi.
Pengaruh Globalisasi terhadap SDM • Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. • Dalam kaitan tersebut setidaknya ada dua hal penting menyangkut kondisi SDM Indonesia, yaitu:
• Pertama adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92, 73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87, 67 juta orang dan ada sekitar 5, 06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta. Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63, 2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi
Para tenaga kerja, dituntut untuk memiliki wawasan yang luas. . 1) Memahami budaya dimana ia ditugaskan / negara 2) Memahami bagaimana budaya itu membentuk mereka 3) Menyesuaikan gaya manajemen 4) Memodifikasi praktik mereka
• Sumber: http: //www. sinarharapan. co. id/berita/0306/ 13/opi 01. html
- Slides: 16