Pengantar WahyuIman Wahyu Wahyu kata wahyu hanya dipakai

  • Slides: 21
Download presentation
Pengantar Wahyu-Iman

Pengantar Wahyu-Iman

Wahyu • Wahyu: • kata wahyu hanya dipakai untuk pernyataan • • • oleh

Wahyu • Wahyu: • kata wahyu hanya dipakai untuk pernyataan • • • oleh Allah. berasal dari kata revelation [Ing. ] berarti pernyataan revelatio [lat. ] – apokalipsis [yun. ] yang berarti penyingkapan atau pembukaan selubung. wahyu adalah pernyataan Allah = perkenalan diri Allah kepada manusia.

Wahyu dalam arti [paling] luas • Wahyu adalah setiap pernyataan diri Allah. • Dalam

Wahyu dalam arti [paling] luas • Wahyu adalah setiap pernyataan diri Allah. • Dalam arti ini segala sesuatu disebut wahyu Allah. • Makhluk ciptaan dan setiap peristiwa dapat menjadi alasan untuk mengenal Pencipta.

Wahyu dalam arti [sempit] • Pernyataan Allah sejauh lewat karya • ciptaan disebut “

Wahyu dalam arti [sempit] • Pernyataan Allah sejauh lewat karya • ciptaan disebut “ wahyu alamiah “, “ natural revelation “. Namun, kata “ wahyu “ dipakai, hampir selalu dimaksudkan dalam arti yang lebih sempit : pernyataan Allah yang khusus.

Manakah kekhususan Wahyu? • Manakah kekhususan itu ? Jawabannya berbeda • • • beda

Manakah kekhususan Wahyu? • Manakah kekhususan itu ? Jawabannya berbeda • • • beda menurut pandangan masing – masing agama. Orang Islam menjawab : diturunkannya Sabda Kekal Allah dari surga kepada seorang nabi. Penganut kebatinan menjawab: Dalam suatu cahaya halus , atau : dalam mimpi, dalam kuasa gaib [kesaktian] Orang Kristen spontan menjawab : “ Wahyu adalah pernyataan Allah lewat para nabi, rasul dan Yesus sendiri, yang tercantum dalam KS.

Iman - Percaya • Kata iman hanya dipakai untuk hub. dengan • • Allah.

Iman - Percaya • Kata iman hanya dipakai untuk hub. dengan • • Allah. Iman atau Percaya = menerima wahyu Allah. Menerima pernyataan – perkenalan diri Allah. Dalam refleksi teologi, kata iman/percaya dipakai untuk hub. dengan Allah: menerima wahyu Allah. Atau lebih tepatnya: menerima wahyu Allah karena itu [wahyu] Allah.

Skema Proses Wahyu-Iman Allah wahyu iman Manusia

Skema Proses Wahyu-Iman Allah wahyu iman Manusia

Formal-material • Iman dan wahyu dapat dipandang sebagai suatu • • • tindakan tertentu,

Formal-material • Iman dan wahyu dapat dipandang sebagai suatu • • • tindakan tertentu, yaitu Allah menyatakanmemperkenalkan diri. Nya dan manusia menerima -menanggapinya, atau sebagai suatu isi yang dinyatakan diterima. Segi tindakan disebut segi formal dari iman dan wahyu, atau juga: wahyu formal/iman formal. Sedangkan segi isi tertentu disebut segi material (Material dalam arti bahan tertentu) atau wahyu material / iman material. (kadang-kadang dipakai untuk iman juga kedua istilah: iman subyektif-iman obyektif).

Unsur-unsur Iman • Iman adalah anugerah • Iman adalah keputusan • Iman adalah keterlibatan

Unsur-unsur Iman • Iman adalah anugerah • Iman adalah keputusan • Iman adalah keterlibatan • Iman tak pernah selesai

Syarat terjadinya iman • Perlu kesadaran dalam diri: bahwa pewahyuan – inisiatif dari Allah.

Syarat terjadinya iman • Perlu kesadaran dalam diri: bahwa pewahyuan – inisiatif dari Allah. • Disposisi batiniah – keterbukaan hati

Dua Segi Iman • Ungkapan iman: • Suatu aktifitas yang menunjukkan relasi antara manusia

Dua Segi Iman • Ungkapan iman: • Suatu aktifitas yang menunjukkan relasi antara manusia dengan Allah [berdoa, ibadah] Wujud iman: Suatu aktifitas yang menunjukkan bahwa manusia sedang berelasi dengan sesamanya yang dicerminkan melalui tindakan baik.

Beriman • Ada keseimbangan antara ungkapan iman dan wujud iman. • Menghayati relasi [hubungan]

Beriman • Ada keseimbangan antara ungkapan iman dan wujud iman. • Menghayati relasi [hubungan] dengan Allah dalam berelasi dengan sesama. • Ada kesesuaian antara: apa yang diungkapkan [dalam doa] dengan praksis hidup [perwujudannya].

Penghayatan Iman • Iman Ekstrinsik : • Iman yang tidak menyatu dengan pribadi orang

Penghayatan Iman • Iman Ekstrinsik : • Iman yang tidak menyatu dengan pribadi orang yang beragama, tidak mempengaruhi seluruh • kehidupannya dan dipergunakan untuk kepentingan pribadi. .

 • Menganut agama untuk mendapatkan : • • Pemenuhan psikologi. • • Cap

• Menganut agama untuk mendapatkan : • • Pemenuhan psikologi. • • Cap yang baik. • • Kesejahteraan dan kemakmuran hidup. • • Tempat, kedudukan dan status dalam masyarakat

 • Menganut hidup terkotak dua : • • Hidup agama dan hidup di

• Menganut hidup terkotak dua : • • Hidup agama dan hidup di dunia • • Moral dan ekonorru • • Hidup pribadi dan hidup bermasyarakat.

 • Tidak beriman kepada Tuhan tetapi, memanfaatkan Tuhan, mencari keuntungan dari agama. •

• Tidak beriman kepada Tuhan tetapi, memanfaatkan Tuhan, mencari keuntungan dari agama. • Cenderung bergaya massa : melakukan kegiatan agama untuk melindungi kepentingan kelompok (ekonomi, sosial/politik). • Iman yang tidak menyatu dengan pribadi orang yang beragama.

 • Iman yang tidak menyatu dengan pribadi orang yang beragama. • Menganut agama

• Iman yang tidak menyatu dengan pribadi orang yang beragama. • Menganut agama karena : • • hendak mendapatkan pemenuhan psikologis • • ingin menampilkan dirinya yang baik • • dorongan ekonomis • • untuk mendapatkan tempat, kedudukan dan status dalam masyarakat.

Iman Instrunsik • Memeluk agama sampai pada penghayatan iman sehingga agama dipengaruhi seluruh kehidupannya.

Iman Instrunsik • Memeluk agama sampai pada penghayatan iman sehingga agama dipengaruhi seluruh kehidupannya. • Iman menjadi norma hidup yang paling utama.

 • Menyatukan dan menyeimbangkan : Hidup agama dan hidup di dunia. Moral dan

• Menyatukan dan menyeimbangkan : Hidup agama dan hidup di dunia. Moral dan ekonomi, hidup pribadi dan hidup masyarakat. • Tampil sebagai manusia yang berpendidikan dan penuh tanggungjawab. • Menghayati agama tanpa syarat.

 • Cenderung bergaya murid : menjalani hidup dengan sikap murid, mau belajar, mau

• Cenderung bergaya murid : menjalani hidup dengan sikap murid, mau belajar, mau maju, mau taat dan mau berkurban. • Memeluk agama dengan menghayati iman, sampai ke lubuk hati. • Iman menjadi norma hidup mereka yang paling utama

Ciri-ciri Kedewasaan Iman • Menerima diri sendiri dan sesama apa adanya. • Berani menghadapi

Ciri-ciri Kedewasaan Iman • Menerima diri sendiri dan sesama apa adanya. • Berani menghadapi hidup yang nyata dan tidak lari dari • • kenyataan/kesulitan Berani mengambil keputusan dan menerima resiko dari keputusan yang telah diambil. Matang emosi dapat mengendalikan diri. Matang seksual Mempunyai pegangan hidup Bersikap terbuka bekerja sama Bekerja bukan karena diperintah/takut, melainkan karena demi memuliakan Allah dan perkembangan hidupnya.