PENGANTAR SISTEM HUKUM INDONESIA Heru Susetyo SH LL

  • Slides: 10
Download presentation
PENGANTAR SISTEM HUKUM INDONESIA Heru Susetyo, SH. LL. M. M. Si. FISIP UI, Februari

PENGANTAR SISTEM HUKUM INDONESIA Heru Susetyo, SH. LL. M. M. Si. FISIP UI, Februari 2012

Masalah dan konflik hukum Hukuman mati di Indonesia? Hukum agama vs hukum negara Kebebasan

Masalah dan konflik hukum Hukuman mati di Indonesia? Hukum agama vs hukum negara Kebebasan beragama dan berkeyakinan? Transaksi elektronik/ internet/ social networking : privacy vs keterbukaan informasi publik Pornografi : hukum agama – hukum negara – hukum internasional Hukum perkawinan : negara, adat, agama? Hukum kewarisan : negara, adat, agama?

Sumber hukum : darimana asal hukum? Dari Tuhan/ agama/ kepercayaan/ sesuatu yang sakral/ghaib, etc

Sumber hukum : darimana asal hukum? Dari Tuhan/ agama/ kepercayaan/ sesuatu yang sakral/ghaib, etc Dari masyarakat (adat/ kebiasaan) Dari negara/ pemerintah Dari hakim (judge made law) Dari legislatif (parliament)

Sistem hukum di dunia Sistem hukum Anglo Saxon > jurisprudence, judge made law, case-based

Sistem hukum di dunia Sistem hukum Anglo Saxon > jurisprudence, judge made law, case-based Sistem hukum Eropa Continental > statutorybased Sistem hukum negara 2 komunis Sistem hukum negara 2 muslim Sistem hukum adat

Pendekatan terhadap hukum Legalis formalis/normatif yuridis Socio legal studies Critical legal studies (studi hukum

Pendekatan terhadap hukum Legalis formalis/normatif yuridis Socio legal studies Critical legal studies (studi hukum kritis) Feminist legal theory dll

Sumber Hukum Formal 1. 2. 3. 4. 5. Sumber hukum formal : Undang-undang Hukum

Sumber Hukum Formal 1. 2. 3. 4. 5. Sumber hukum formal : Undang-undang Hukum adat dan kebiasaan Yurisprudensi Traktat/ perjanjian internasional Doktrin hukum/ ajaran hukum

Tata Urutan Perundang-Undangan (vide UU No. 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Per. UUan) 1.

Tata Urutan Perundang-Undangan (vide UU No. 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Per. UUan) 1. 2. 3. 4. 5. 6. UUD 45 (4 x amandemen) Tap MPR UU/ Perpu PP Perpres Perda : Propinsi, Kab/ Kota, Desa (Perdes)

Hukum adalah produk politik Konfigurasi politik mempengaruhi karakter produk hukum Demokrasi menggiring karakter hukum

Hukum adalah produk politik Konfigurasi politik mempengaruhi karakter produk hukum Demokrasi menggiring karakter hukum yang populis dan responsif Otoritarian menggiring produk hukum yang konservatif dan elitis (Mahfud MD, 2001)

Hukum dalam Perspektif Antropologi Hukum Dimana ada masyarakat disitu ada hukum (Friedmann 1967 dalam

Hukum dalam Perspektif Antropologi Hukum Dimana ada masyarakat disitu ada hukum (Friedmann 1967 dalam Savigny) : 1. Hukum ditemukan, tidak dibuat 2. Hukum berkembang dari hubungan-hubungan hukum yang mudah dipahami dalam masyarakat primitif ke hukum yang lebih kompleks dalam peradaban modern. 3. Undang-undang tidak berlaku atau tidak dapat diterapkan secara universal. (Hermayulis dalam Masinambow, et. , 2003)

Gerakan Studi Hukum Kritis Ciri utamanya adalah kritiknya terhadap formalisme dan objektivisme Formalisme meyakini

Gerakan Studi Hukum Kritis Ciri utamanya adalah kritiknya terhadap formalisme dan objektivisme Formalisme meyakini impersonalitas tujuan 2, kebijakan 2 dan kaidah 2 hukum sebagai komponen-komponen yang tak terhindarkan dari pemikiran hukum. Objektivisme adalah kepercayaan bahwa materi 2 hukum yang otoritatif –seperti sistem per UU-an, preseden, dan gagasan hukum yang sudah mapan, menambahkan dan mempertahankan pola hubungan manusia yang dapat dilestarikan. (Unger, 1999)