PENGANTAR PSIKODIAGNOSTIKA Elmira N Sumintardja Pp DEn SUntar13

  • Slides: 37
Download presentation
PENGANTAR PSIKODIAGNOSTIKA Elmira N Sumintardja Pp. D/En. S/Untar/13 1

PENGANTAR PSIKODIAGNOSTIKA Elmira N Sumintardja Pp. D/En. S/Untar/13 1

Psikologi Ilmu yang memahami terbentuknya tingkah laku manusia, dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat

Psikologi Ilmu yang memahami terbentuknya tingkah laku manusia, dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat EMPIRIK, OBJEKTIF, SISTIMATIS, dan LOGIS Pp. D/En. S/Untar/13 2

Psikologi Stimul us Respons e MENTAL PROCESS Information Knowledge Behavior (overt and covert) Personali

Psikologi Stimul us Respons e MENTAL PROCESS Information Knowledge Behavior (overt and covert) Personali ty METODE PENILAIAN (Assessment of Person) Pp. D/En. S/Untar/13 3

Psikodiagnosis PSIKO – DIA – GNOSTIC Psychodiagnostic is the attempt to assess personal characteristics

Psikodiagnosis PSIKO – DIA – GNOSTIC Psychodiagnostic is the attempt to assess personal characteristics through the observation of external features, as in physiognomy, craniology, grafology, study of voice, etc. Ditinjau dari arti katanya dia-gnosis berarti mengenal sesuatu (tanda-tanda) untuk membedakan (to distinguish between) atau to make a scientific discrimination of any kind. Pp. D/En. S/Untar/13 4

Psikodiagnosis (pemahaman) Pengertian in semula dimaksudkan sebagai cara, metode, teknik melakukan nomenclatur jenis-jenis gangguan

Psikodiagnosis (pemahaman) Pengertian in semula dimaksudkan sebagai cara, metode, teknik melakukan nomenclatur jenis-jenis gangguan psikologis (Klinis). Namun karena dalam perkembangannya memiliki perangkat filosofi ilmu, konsep dan teori yang mendasarinya, maka pengertian ini sekarang harus dilihat dari sudut pandang yang konseptual, jadi bukan hanya sekedar teknik. Pengertiannya dapat disejajarkan dengan KONSEP Psychological Assessment: suatu sistem yang berorientasi pada problem, bersifat dinamis dan konseptual (Sloves et al. , 1979), meskipun tetap ada perbedaan 5 Pp. D/En. S/Untar/13

Psikodiagnosis (pemahaman) Secara harafiah, assessment berarti ‘penaksiran’, ‘penilaian’. Asesmen psikologi = asesmen kepribadian: menilai

Psikodiagnosis (pemahaman) Secara harafiah, assessment berarti ‘penaksiran’, ‘penilaian’. Asesmen psikologi = asesmen kepribadian: menilai karakter, sifat, struktur kepribadian dinamikanya (dengan rentang subjektif ke objektif, karena tergantung standard atau kriteria yang dipakai si penilai) ---- bisa berbeda dengan PENILAI lain. Pp. D/En. S/Untar/13 6

Objek Studi Psikologi PERSON: apa saja faktor determinan yang membentuknya TINGKAH LAKU: merupakan cerminan

Objek Studi Psikologi PERSON: apa saja faktor determinan yang membentuknya TINGKAH LAKU: merupakan cerminan dari kepribadian, wujud dalam tingkah laku THE NATURE OF HUMAN: meskipun unik tetapi ada aspek yang sama ENVIRONMENT: manusia tidak lepas dari lingkungan --- untuk mengerti individu perlu pula memahami lingkungannya Pp. D/En. S/Untar/13 7

Tugas PSIKOLOG Membuat asesmen (penilaian) untuk membentuk images atau model dari kepribadian seseorang /

Tugas PSIKOLOG Membuat asesmen (penilaian) untuk membentuk images atau model dari kepribadian seseorang / sekelompok orang yang menghasilkan tingkah laku tertentu dalam konteks tertentu pula. Untuk tujuan itu, diperlukan pengembangan metode, teknik, dan cara yang beragam: Interview (depth interview) Observasi tingkah laku sso selama pemeriksaan. Hal yang diobservasi adalah tingkah laku yang memiliki makna pernyataan tertentu 8 Pp. D/En. S/Untar/13

Kepribadian dan Aspek 2 nya Kegiatan dalam psikodiagnostik mencakup usaha: Pengumpulan data lewat metode

Kepribadian dan Aspek 2 nya Kegiatan dalam psikodiagnostik mencakup usaha: Pengumpulan data lewat metode dan teknik tertentu Analisis data lewat bbrp pendekatan teoritik dan psikodinamik Penarikan kesimpulan lewat deskripsi kepribadian Allport menekankan pada keunikan individu yang menjadi ciri kepribadian dan membedakannya dari kepribadian orang lain, lewat konsep human knowledge. Beliau membedakan 2 disiplin: Idiographic, studi ttg prinsip 2 individualitas Nomothetic, studi ttg hal 2 yg bersifat umum / universal (Sundberg, 1977). Pp. D/En. S/Untar/13 9

Prinsip dalam analisis kepribadian Kluckhohn et al. (dalam Sundberg, 1977) menyatakan bahwa pada setiap

Prinsip dalam analisis kepribadian Kluckhohn et al. (dalam Sundberg, 1977) menyatakan bahwa pada setiap individu tdpt: Prinsip yang universal, Prinsip yang berkaitan dengan kelompok tertentu (group specific) Prinsip yang unik (idiosyncracies) Pp. D/En. S/Untar/13 10

Posisi Asesmen dan Psikotes ASESMEN INDIVIDU / KELOMPOK INDIVIDU: konsep, prosedur, metode, teknik ---SOLUSI

Posisi Asesmen dan Psikotes ASESMEN INDIVIDU / KELOMPOK INDIVIDU: konsep, prosedur, metode, teknik ---SOLUSI PROBLEM Psikotes (tes kemampuan, bakat, kepribadian, minat) ---merupakan ketrampilan profesi psikolog dalam asesmen Pp. D/En. S/Untar/13 11

Posisi Asesmen dan Psikotes Agar penilaian kepribadian menjadi akurat Agar dapat memberi bahasan yang

Posisi Asesmen dan Psikotes Agar penilaian kepribadian menjadi akurat Agar dapat memberi bahasan yang rinci dan objektif tentang kepribadian orang yang dinilai, maka perlu ada: SASARAN ASPEK KEPRIBADIAN YANG AKAN DINILAI (working images) dan TATA CARA DAN KRITERIA DALAM PENILAIAN (hasil psikotes) Pp. D/En. S/Untar/13 12

KONSEP KEPRIBADIAN (MODEL) WORKING IMAGES (model) HIPOTESIS TTG INDIVIDU & SITUASI 2 YG MENGELILINGINYA

KONSEP KEPRIBADIAN (MODEL) WORKING IMAGES (model) HIPOTESIS TTG INDIVIDU & SITUASI 2 YG MENGELILINGINYA PROSES PEMERIKSAAN FORMAL NON FORMAL 1. Pendekatan Klinis 2. Pendekatan Objektif (bbg macam jenis tes) Pp. D/En. S/Untar/13 13

Tahapan Penguasaan Ketrampilan (Groth-Marnat, 2000) 1. Klasifikasi masalah tiap kasus 2. Pendayagunaan kemampuan untuk

Tahapan Penguasaan Ketrampilan (Groth-Marnat, 2000) 1. Klasifikasi masalah tiap kasus 2. Pendayagunaan kemampuan untuk memeriksa 3. Pengambilan data 4. Interpretasi data Pp. D/En. S/Untar/13 14

Assessment melibatkan: 1. Apprehending (mengerti / memahami), mengumpulkan semua informasi sebagai dasar membuat penaksiran.

Assessment melibatkan: 1. Apprehending (mengerti / memahami), mengumpulkan semua informasi sebagai dasar membuat penaksiran. 2. Organizing (mengatur / mengaitkan informasi) 3. Communicating (mengkomunikasikan informasi / temuan yang diperoleh) 4. Creating impression of persons, menciptakan kesan-kesan mengenai Pp. D/En. S/Untar/13 15

Bagan Model Konseptual Menginterpretasikan Data dalam Psikodiagnostik Phase I Phase 2 Phase 3 Phase

Bagan Model Konseptual Menginterpretasikan Data dalam Psikodiagnostik Phase I Phase 2 Phase 3 Phase 4 Phase 5 Initial data collection Development of inferences Modify Accept Inferences Reject inferences Develop and Integrate Hypotheses Dynamic model of the person Phase 6 Situational variables Phase 7 Prediction of Behavior Pp. D/En. S/Untar/13 16

BAGAN PENGUASAAN TERAPAN PSIKOTES Konsep pemeriksaan FILOSOFI Konsep Kepribadian Aspek-aspek Dasar pemikiran (Konstruk) Metode

BAGAN PENGUASAAN TERAPAN PSIKOTES Konsep pemeriksaan FILOSOFI Konsep Kepribadian Aspek-aspek Dasar pemikiran (Konstruk) Metode pembentukan Instrumen Teknik, cara (nama tes) Sumber: Elmira NS, 2000 Administrasi Scoring Interpretasi deskripsi kepribadian Prediksi Perilaku Pp. D/En. S/Untar/13 17

Kesalahan Utama Praktisi memfokuskan hanya pada MEKANISME dan OPERASIONAL TATA LAKSANA TES, sehingga mengabaikan

Kesalahan Utama Praktisi memfokuskan hanya pada MEKANISME dan OPERASIONAL TATA LAKSANA TES, sehingga mengabaikan DASAR KONSEPTUAL dalam PROSES ASESMEN Pp. D/En. S/Untar/13 18

Dalam terapannya, Psikolog perlu mempertimbangkan penggunaan tes (Groth. Marnat, 2000) Orientasi Teoritik Pemeriksa paham

Dalam terapannya, Psikolog perlu mempertimbangkan penggunaan tes (Groth. Marnat, 2000) Orientasi Teoritik Pemeriksa paham konstruk tesnya, apa yg diukur Item / isi tesnya benar sesuai dg konstruknya Pertimbangan praktis Tuntutan kemampuan subjek Taraf kemampuan untuk menyelesaikan tes Lamanya tes dilaksanakan Keterampilan khusus untuk administrasi Standarisasi Populasi tes sesuai populasi penelitian Ukuran sampel untuk membakukan Pp. D/En. S/Untar/13 19

Dalam terapannya, Psikolog perlu mempertimbangkan penggunaan tes (Groth. Marnat, 2000) Reliabilitas Tes terandal Metode

Dalam terapannya, Psikolog perlu mempertimbangkan penggunaan tes (Groth. Marnat, 2000) Reliabilitas Tes terandal Metode reliabilitasnya Validitas Kriteria dan prosedur validasi Konstruksinya akurat Ukuran akurat untuk konteks dan tujuan pemeriksaan Pp. D/En. S/Untar/13 20

Psikolog Mengerti Kedudukan & Fungsi Tes Pemeriksa Subjek BENAR TES Subjek SALAH Pemeriksa TES

Psikolog Mengerti Kedudukan & Fungsi Tes Pemeriksa Subjek BENAR TES Subjek SALAH Pemeriksa TES Pp. D/En. S/Untar/13 21

Pyramid of Diagnostic Inference, Reasoning and Abstraction ABSTRACTION Level 4: Abstract level classification or

Pyramid of Diagnostic Inference, Reasoning and Abstraction ABSTRACTION Level 4: Abstract level classification or diagnosis Criteri a Level 3: second inferential level Theoretical Interpretation INTERPRETATION Level 2: First inferential level Generalization about Personality from data Level 1: Baseline = raw data INFERENCES TESTS Criteri a OBSERVATION Pp. D/En. S/Untar/13 22

Pengukuran Aspek-aspek Psikologik B = f (Person, Environment) Dicari di Lingkungan Asesmen situasional �

Pengukuran Aspek-aspek Psikologik B = f (Person, Environment) Dicari di Lingkungan Asesmen situasional � Lingk fisik/alamiah � Lingk sosial � Lingk simbolik � Asesmen relasi � Kebutuhan � Ekosistem Behavioral setting Role assessment Dicari di dalam Diri Asesmen Biopsikologik Faktor genetik Faktor anatomi Faktor psikokimiawi Faktor neurofisiologi Tipologi/ trait Tipologi fisik (leptosom dsb. ) Introvert, extravert Stable, neurotic, dsb. Cognitive abilities & competence Kapasitas bgm menanggulangi masalah Bgm gaya individu dlm proses kognisi Pp. D/En. S/Untar/13 23

METODE & TEKNIK PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS Pada umumnya menggunakan beberapa metode. Yang lazim dilakukan :

METODE & TEKNIK PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS Pada umumnya menggunakan beberapa metode. Yang lazim dilakukan : a. Observasi b. Wawancara c. Analisis dokumen pribadi d. Tes Pp. D/En. S/Untar/13 24

A. Observasi : aktivitas mengamati tingkah laku individu secara sistematis Pendekatan Sistematis Dimana observasi

A. Observasi : aktivitas mengamati tingkah laku individu secara sistematis Pendekatan Sistematis Dimana observasi dilakukan ? a. Simulated setting b. Laboratory setting c. Field setting/natural setting Apa yang diobservasi ? a. Time sampling b. Event sampling Bagaimana observasi dilakukan ? a. Observasi partisipasi b. Observasi non partisipasi Bilamana observasi dilakukan ? a. Pencatatan langsung b. Pencatatan retrospektif Pp. D/En. S/Untar/13 25

Beberapa kelemahan observasi Tergantung pd persepsi & penilaian manusia bias, tidak tepat Hallo effect

Beberapa kelemahan observasi Tergantung pd persepsi & penilaian manusia bias, tidak tepat Hallo effect Hawthorne effect Refleksi observer Pp. D/En. S/Untar/13 26

B. Wawancara Suatu situasi dimana terjadi pembagian pandangan & informasi antara 2 orang yg

B. Wawancara Suatu situasi dimana terjadi pembagian pandangan & informasi antara 2 orang yg bertemu Hal-hal yg perlu dipertimbangkan : Waktu Isi wawancara Respons Umpan balik Tujuan wawancara : Aplikasi organisasi Aplikasi klinis Aplikasi riset Pp. D/En. S/Untar/13 27

C. Riwayat Hidup (Anamnese) Menelusuri tema hidup seseorang TEMA : segala kejadian dlm kehidupan

C. Riwayat Hidup (Anamnese) Menelusuri tema hidup seseorang TEMA : segala kejadian dlm kehidupan subyek, tekanan 2 dlm berinteraksi dgn kebutuhan. Menelusuri sebab-sebab terjadinya gangguan psikis/keluhan Deteksi faktor pencetus munculnya gangguan/keluhan. Menelusuri dugaan atau ramalan/prediksi Mencari korelasi dari karakteristik subyek dgn kriteria dan norma, untuk menetapkan suatu prediksi tingkah laku Pp. D/En. S/Untar/13 28

Patokan materi anamnese Identifikasi data subyek Alasan subyek menjalani pemeriksaan psikologis Kondisi subyek saat

Patokan materi anamnese Identifikasi data subyek Alasan subyek menjalani pemeriksaan psikologis Kondisi subyek saat ini Masalah 2 yang berkaitan dengan keluarga Hal yang berkaitan dgn kejadian kelahiran (prenatal, postnatal) Masa kecil subyek Riwayat pendidikan Riwayat pekerjaan Rekreasi, minat, hobi Perkembangan kehidupan seksual Kehidupan perkawinan dan keluarga inti Deskripsi subyek tentang dirinya sendiri Hal/kejadian penting yg mengubah jalan hidupnya Pandangan subyek ttg masa depannya Hal/kejadian penting lainnya Pp. D/En. S/Untar/13 29

Anamnese. . . (lanjutan) Metode : a. Longitudinal : menelusuri latar belakang kehidupan subyek

Anamnese. . . (lanjutan) Metode : a. Longitudinal : menelusuri latar belakang kehidupan subyek dlm kurun b. Cross-sectional : menelusuri latar belakang kehidupan subyek dalam satu Teknik Pendekatan a. b. c. Analysis of life histories by developmental stages (Buhler) Use of testing procedures to identify level of development (Loevinger) Longitudinal measurement of personality change (Block) Cara memperoleh gambaran dalam perubahan hidup seseorang a. Personal Life Line Social Readjustment Rating Scale b. waktu tertentu secara kontinu periode saja dibandingkan dengan kriteria atau subyek lain dalam periode waktu yang sama Pp. D/En. S/Untar/13 30

D. Analisis Dokumen Pribadi Materi yang dapat dianalisis antara lain : a. b. c.

D. Analisis Dokumen Pribadi Materi yang dapat dianalisis antara lain : a. b. c. d. Buku harian Surat pribadi Hasil karya subyek Biografi atau autobiografi Pp. D/En. S/Untar/13 31

E. Tes : metode untuk menjaring data berupa keadaan psikis dan perilaku individu yang

E. Tes : metode untuk menjaring data berupa keadaan psikis dan perilaku individu yang berlangsung dalam situasi yang baku Manfaat : Efisiensi waktu, Dapat dipadankan, dibandingkan dengan hasil tes lain. Hasil tes dipengaruhi oleh : suatu a. Karakteristik rangsang tes b. Karakteristik situasi tes c. Karakteristik individu ybs Fungsi tes : a. b. c. Meramalkan (mis: tes inteligensi, prestasi kerja) Mendeskripsikan (mis: tes inteligensi, kepribadian) Menemukan diri sendiri Pp. D/En. S/Untar/13 32

Syarat Tes yang Baik : Valid mengukur hal yang hendak diukur Content validity, Criterion

Syarat Tes yang Baik : Valid mengukur hal yang hendak diukur Content validity, Criterion validity, Construct validity Reliable konsistensi, reprodusabilitas, stabilitas, ekuivalensi Test-retest, Alternative Form Standardized baku dalam hal materi, administrasi tes, skoring, hingga interpretasi Obyektif Komprehensif Diskriminatif Mudah & Murah untuk digunakan Pp. D/En. S/Untar/13 33

Kriterium Tes Berkaitan dgn fungsi PREDIKSI. Kriterium fakta atau kejadian yg diramalkan suatu tes

Kriterium Tes Berkaitan dgn fungsi PREDIKSI. Kriterium fakta atau kejadian yg diramalkan suatu tes Jenis-jenis Kriterium : a. Obyektif b. Subyektif c. Langsung d. Intermedier e. Akhir Pp. D/En. S/Untar/13 34

Norma Tes: usaha untuk memberi arti pada SKOR dgn cara membandingkan skor indvd dengan

Norma Tes: usaha untuk memberi arti pada SKOR dgn cara membandingkan skor indvd dengan skor indvd lain pada tes yg sama Data yg membentuk NORMA hrs representasi dari populasi dimana tes tersebut dirancang. Norma dibentuk dgn mentrasformasikan skor mentah pada beberapa jenis skala, seperti Percentile Score, T-Score, Wechsler IQ-Score, Stanine, dll. Usaha lain untuk membandingkan nilai individu : Non-normbased comparative methods: Criterion-Referencing, yang terdiri dari : a. Content-referencing b. Expectancy-referencing c. Self-referencing Pp. D/En. S/Untar/13 35

Metode Pemeriksaan Kuantitatif & Kualitatif Kuantitatif Pengukuran Kemampuan Skor mutlak (benarsalah) Monovalent Subyek tidak

Metode Pemeriksaan Kuantitatif & Kualitatif Kuantitatif Pengukuran Kemampuan Skor mutlak (benarsalah) Monovalent Subyek tidak dilibatkan Kualitatif Tak ada pengukuran Kepribadian Probing Polivalent Subyek dilibatkan Pp. D/En. S/Untar/13 36

Klasifikasi Tes 1. Ability Test a. General Ability – IQ b. Special Ability –

Klasifikasi Tes 1. Ability Test a. General Ability – IQ b. Special Ability – Aptitude Test 2. Personality Test a. Projective Technique (5 category Lindzey) b. Objective Technique – Self Inventory 3. Behavioral Technique (sering disebut Behavioral Assessment) Pp. D/En. S/Untar/13 37