PENGANTAR EKONOMI MIKRO EKONOMI MAKRO EKONOMI Screen graphic

  • Slides: 102
Download presentation
PENGANTAR EKONOMI MIKRO EKONOMI MAKRO EKONOMI Screen graphic created by : Dr. H. Mustika

PENGANTAR EKONOMI MIKRO EKONOMI MAKRO EKONOMI Screen graphic created by : Dr. H. Mustika Lukman Arief, SE. MM.

PENGUMUMAN • MODUL KULIAH PENGANTAR EKONOMI SAAT INI SUDAH DAPAT ANDA DOWNLOAD. • BROWSING

PENGUMUMAN • MODUL KULIAH PENGANTAR EKONOMI SAAT INI SUDAH DAPAT ANDA DOWNLOAD. • BROWSING di : www. kefvinmustikalukmanarief. wordpress. com

Referensi mingguan • Baca “ MIKROEKONOMI” Sadono Sukirno BAB I, jawab pertanyaan halaman 29

Referensi mingguan • Baca “ MIKROEKONOMI” Sadono Sukirno BAB I, jawab pertanyaan halaman 29 Nomor 2 (a) dan (b). • 2 Minggu lagi sewaktu Masuk pertama akan REVIEW.

. • Sifat penting teori ekonomi : variabel, asumsi, hipotesis & ramalan • Ceteris

. • Sifat penting teori ekonomi : variabel, asumsi, hipotesis & ramalan • Ceteris paribus = hal-hal lain tidak mengalami perubahan. ( pemisalan= asumsi ) • PERNYATAAN POSITIF = pernyataan mengenai fakta yang berwujud dimasyarakat dan kebenarannya dapat dibuktikan dengan memperhatikan kenyataan yang berlaku. • PERNYATAAN NORMATIF = PANDANGAN SUBJECTIVE DAN BERUPA VALUE JUDGEMENT. Sangat dipengaruhi oleh faktor yang tidak bersifat rasional seperti faktor kebudayaan, filsafat dan keagamaan.

 • Pernyataan POSITIF akan dijumpai dalam. ilmu ekonomi Deskriptif dan Teori Ekonomi. Sedangkan

• Pernyataan POSITIF akan dijumpai dalam. ilmu ekonomi Deskriptif dan Teori Ekonomi. Sedangkan Pernyataan NORMATIF selalu dijumpai dalam ilmu ekonomi terapan atau ekonomi kebijakan. • Masalah ekonomi dapat diatasi dengan beberapa cara dan manakah yang terbaik sangat tergantung pada VALUE JUDGEMENT dari yang merumuskan kebijakan tersebut.

Outline • Introducing Mikro Ekonomi • Permintaan & Penawaran • Elastisitas Permintaan & Penawaran

Outline • Introducing Mikro Ekonomi • Permintaan & Penawaran • Elastisitas Permintaan & Penawaran • Teori Tingkah Laku Konsumen • Teori Biaya Produksi • Pasar Persaingan Sempurna • Pasar Persaingan Tidak Sempurna

 • • • Introducing Makro Ekonomi. Pendapatan Nasional Keseimbangan Aggregate Dua Sektor Keseimbangan

• • • Introducing Makro Ekonomi. Pendapatan Nasional Keseimbangan Aggregate Dua Sektor Keseimbangan Aggregate Tiga Sektor Keseimbangan Aggregate Empat Sektor • Teori Penawaran Uang, Kurs dan Moneter • Neraca Pembayaran & Perdagangan • Pertumbuhan & Pembangunan Ekonomi

Reference • Economics; Book 1 & 2; PA. Samuelson • Mikro Ekonomi; Teori Pengantar;

Reference • Economics; Book 1 & 2; PA. Samuelson • Mikro Ekonomi; Teori Pengantar; Sadono Sukirno; Edisi ketiga; 2005 • Makro Ekonomi; Teori Pengantar; Sadono Sukirno;

Introducing Mikro Ekonomi • PA Samuelson • Studi mengenai individu dan masyarakat membuat pilihan

Introducing Mikro Ekonomi • PA Samuelson • Studi mengenai individu dan masyarakat membuat pilihan dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber daya terbatas – tetapi dapat digunakan dengan berbagai cara untuk menghsilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi sekarang dan dimasa mendatang kepada berbagai individu dan golongan masyarakat

Sifat Teori Ilmu Ekonomi • VARIABEL – VARIABEL • Suatu besaran yang nilainya dapat

Sifat Teori Ilmu Ekonomi • VARIABEL – VARIABEL • Suatu besaran yang nilainya dapat mengalami perubahan dengan kondisi tertentu. • “harga beras di Jawa Barat akan tergantung kepada keadaan iklim di daerah penanaman di Jawa Barat”

. . • ASUMSI • Suatu penyederhanaan keatas kejadian yang sebenarnya dalam masyrakat. •

. . • ASUMSI • Suatu penyederhanaan keatas kejadian yang sebenarnya dalam masyrakat. • Teori ilmu ekonomi dan pemisalan yang digunakan dalam masyarakat

. . • HIPOTESIS • Suatu pernyataan bagaimana variabel-variabel yang dibicarakan berkaitan satu sama

. . • HIPOTESIS • Suatu pernyataan bagaimana variabel-variabel yang dibicarakan berkaitan satu sama lain • Hubungan langsung dan hubungan fungsional

 • Ilmu ekonomi sebagai suatu. bidang studi yang mulai berkembang semenjak bagian kedua

• Ilmu ekonomi sebagai suatu. bidang studi yang mulai berkembang semenjak bagian kedua abad ke 18 yaitu setelah “Adam Smith” – seorang pemikir dari Inggris menulis buku “An inquiry into the nature and canses of the wealth of nations”. • Adam smith sebagai bapak ilmu ekonomi

Kesimpulan Analisa Ekonomi • Uraian mengenai sifat hubungan diantara dua atau beberapa variabel ekonomi

Kesimpulan Analisa Ekonomi • Uraian mengenai sifat hubungan diantara dua atau beberapa variabel ekonomi • Data yang berbentuk angka-angka yang menggambarkan sifat hubungan tersebut • Gambaran secara grafik mengenai sifat hubungan tersebut • Persamaan matematika yang menjelaskan sifat hubungan diantara berbagai variabel

 • MIKROEKONOMI : . –Interaksi penjual dan pembeli di pasar barang –Tingkah laku

• MIKROEKONOMI : . –Interaksi penjual dan pembeli di pasar barang –Tingkah laku penjual dan pembeli dalam melakukan kegiatan ekonomi –Interaksi penjual dan pembeli di pasar faktor produksi

 • MAKROEKONOMI : . –Penentuan kegiatan perekonomian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya –Masalah inflasi

• MAKROEKONOMI : . –Penentuan kegiatan perekonomian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya –Masalah inflasi dan pengangguran –Bentuk-bentuk kebijakan pemerintah dalam menghadapi masalah yang timbul

PERMINTAAN & PENAWARAN TEORI, KURVA & EQUILIBRIUM D PENAWARAN = SUPPLY = S PERMINTAAN

PERMINTAAN & PENAWARAN TEORI, KURVA & EQUILIBRIUM D PENAWARAN = SUPPLY = S PERMINTAAN = DEMAND =

DEFINISI • TEORI PERMINTAAN menerangkan interaksi antara pembeli dengan para penjual dengan menentukan harga

DEFINISI • TEORI PERMINTAAN menerangkan interaksi antara pembeli dengan para penjual dengan menentukan harga keseimbangan atau harga pasar dan jumlah barang yang diperjualbelikan

Faktor Penentu Permintaan • • Harga barang itu sendiri Harga barang lain yang berkaitan

Faktor Penentu Permintaan • • Harga barang itu sendiri Harga barang lain yang berkaitan Pendapatan masyarakat Corak distribusi pendapatan Cita rasa masyarakat Jumlah penduduk Ramalan mengenai keadaan dimasa yang akan datang

Hukum Permintaan • Suatu hipotesis yang mengemukakan bahwa : “makin rendah harga suatu barang

Hukum Permintaan • Suatu hipotesis yang mengemukakan bahwa : “makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut ”.

Daftar Permintaan • Tabel yang memberikan gambaran dalam angka tentang hubungan antara jumlah barang

Daftar Permintaan • Tabel yang memberikan gambaran dalam angka tentang hubungan antara jumlah barang yang diminta dalam masyarakat

KURVA PERMINTAAN / DEMAND CURVE Harga (P) Demand Curve P = Price / Harga

KURVA PERMINTAAN / DEMAND CURVE Harga (P) Demand Curve P = Price / Harga Q= Quantity P 2 P 1 0 Q 2 Q 1 Kuantitas (Q)

Efek Faktor Bukan Harga • Harga Barang Lain ; yaitu Barang Substitusi, Barang Komplementer

Efek Faktor Bukan Harga • Harga Barang Lain ; yaitu Barang Substitusi, Barang Komplementer dan Barang Netral • Pendapatan Para Pembeli • Faktor lainnya ; distribusi pendapatan, jumlah penduduk, cita rasa dan ekspektasi mengenai keadaan masa depan

Gerakan Kurva Permintaan • Sepanjang Kurva Permintaan “ A Long Side Demand Curve “

Gerakan Kurva Permintaan • Sepanjang Kurva Permintaan “ A Long Side Demand Curve “ = Faktor harga • Pergeseran Kurva Permintaan “ Shifting Demand Curve “ Faktor bukan harga =

PENAWARAN • TEORI PENAWARAN menerangkan interaksi antara pembeli dengan para penjual dengan menentukan harga

PENAWARAN • TEORI PENAWARAN menerangkan interaksi antara pembeli dengan para penjual dengan menentukan harga keseimbangan atau harga pasar dan jumlah barang yang diperjualbelikan

Faktor Penentu Penawaran • Harga barang itu sendiri • Harga barang lain • Biaya

Faktor Penentu Penawaran • Harga barang itu sendiri • Harga barang lain • Biaya produksi • Tujuan operasional perusahaan • Tingkat tehnologi yang digunakan

Hukum Penawaran • Suatu hipotesis yang mengemukakan bahwa : “makin tinggi harga suatu barang

Hukum Penawaran • Suatu hipotesis yang mengemukakan bahwa : “makin tinggi harga suatu barang maka makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual terhadap barang tersebut “.

Daftar Penawaran • Tabel yang memberikan gambaran dalam angka tentang hubungan antara jumlah barang

Daftar Penawaran • Tabel yang memberikan gambaran dalam angka tentang hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual dalam masyarakat

KURVA PENAWARAN / SUPPLY CURVE Harga (P) Supply Curve 0 Kuantitas (Q)

KURVA PENAWARAN / SUPPLY CURVE Harga (P) Supply Curve 0 Kuantitas (Q)

Pengaruh faktor bukan harga • Harga barang lain • Biaya untuk memperoleh faktor produksi

Pengaruh faktor bukan harga • Harga barang lain • Biaya untuk memperoleh faktor produksi • Tujuan perusahaan • Tingkat teknologi

Gerakan Kurva Penawaran • Sepanjang Kurva Penawaran “ A Long Side Supply Curve “

Gerakan Kurva Penawaran • Sepanjang Kurva Penawaran “ A Long Side Supply Curve “ = Faktor harga • Pergeseran Kurva Penawaran “ Shifting Supply Curve “ = Faktor bukan harga

KESEIMBANGAN D & s • Equilibrium • Ceteris Paribus • Excess Demand • Excess

KESEIMBANGAN D & s • Equilibrium • Ceteris Paribus • Excess Demand • Excess Supply

Persamaan D & S • PERSAMAAN DEMAND Qd = -5 Pg+3, 75 Po •

Persamaan D & S • PERSAMAAN DEMAND Qd = -5 Pg+3, 75 Po • PERSAMAAN SUPPLY Qs = 14+2 Pg+0, 25 Po Pg= price of gas Po= price of oil

 • • -5 Pg+3, 75 Po =. 14+2 Pg+0, 25 Po Dimisalkan harganya

• • -5 Pg+3, 75 Po =. 14+2 Pg+0, 25 Po Dimisalkan harganya Po = $8 Ditanya : berapa harga Pg. . . ? Jawab : -5 Pg+3, 75 (8) = 14+2 Pg+0, 25(8) -5 Pg+30 = 14+2 Pg+2

 • • • -5 Pg+30 = 14+2 Pg+2. -5 Pg-2 Pg = -30+14+2

• • • -5 Pg+30 = 14+2 Pg+2. -5 Pg-2 Pg = -30+14+2 -7 Pg = -14 / -7 Pg = 2 $ 2. Jadi harga gas = $ 2.

PERMINTAAN & PENAWARAN • BAB 4 HALAMAN 100 • ESSAI NO. 1, 2, 3,

PERMINTAAN & PENAWARAN • BAB 4 HALAMAN 100 • ESSAI NO. 1, 2, 3, 4 DAN 5 • UNTUK 2 MINGGU KEDEPAN , DIKUMPULKAN

Perubahan Keseimbangan • D Bergeser Kekiri • D Bergeser Kekanan • S Bergeser Kekiri

Perubahan Keseimbangan • D Bergeser Kekiri • D Bergeser Kekanan • S Bergeser Kekiri • S Bergeser Kekanan

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Melihat tingkat respon dari besarnya perubahan Q akibat ada kenaikan

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Melihat tingkat respon dari besarnya perubahan Q akibat ada kenaikan atau penurunan P

DEFINISI E(d/s) • Suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga

DEFINISI E(d/s) • Suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap permintaan dan atau penawaran • Resposibility D atau S akibat perubahan P • E(d/s) = harga , pendapatan & silang

Manfaat : • Perusahaan ; apakah perlu menaikkan kapasitas produksinya atau tidak ? ?

Manfaat : • Perusahaan ; apakah perlu menaikkan kapasitas produksinya atau tidak ? ? Jika resposif maka baik untuk menaikkan produksinya , dan sebaliknya jika tidak elastis maka sebaiknya tidak menaikkan kapasitas produksi. • Pemerintah ; kebijakan ekonomi dalam bentuk apa yang perlu diambil ? ? Jika responsif misalnya baik untuk peningkatan export dan sebaliknya.

Koefisien E(d/S) harga • Adalah nilai perbandingan antara persentase perubahan jumlah barang yang diminta

Koefisien E(d/S) harga • Adalah nilai perbandingan antara persentase perubahan jumlah barang yang diminta atau ditawarkan dengan persentase perubahan harga • • E(d/s) • % perubahan Q = ------------% perubahan P

Jenis E(d/S) : • Uniter E(d/s) = 1 • In elastis E(d/s) < 1

Jenis E(d/S) : • Uniter E(d/s) = 1 • In elastis E(d/s) < 1 • Elastis E(d/s) > 1 • Perfect In-elastis E(d/s)= 0 • Perfect elastis E(d/s) = ~

UNITER : E (d/s) = 1 Demand Curve Supply Curve P 0 P Q

UNITER : E (d/s) = 1 Demand Curve Supply Curve P 0 P Q 0 Q

In-ELASTIS : E (d/s) < 1 Demand Curve Supply Curve P 0 P Q

In-ELASTIS : E (d/s) < 1 Demand Curve Supply Curve P 0 P Q 0 Q

ELASTIS : E (d/s) > 1 Demand Curve Supply Curve P 0 P Q

ELASTIS : E (d/s) > 1 Demand Curve Supply Curve P 0 P Q 0 Q

IN-ELASTIS SEMPURNA perfect in-elasticity E (d/s) = 0 Demand Curve Supply Curve P 0

IN-ELASTIS SEMPURNA perfect in-elasticity E (d/s) = 0 Demand Curve Supply Curve P 0 P Q 0 Q

ELASTIS SEMPURNA = perfect elasticity E (d/s) = ~ Demand Curve Supply Curve P

ELASTIS SEMPURNA = perfect elasticity E (d/s) = ~ Demand Curve Supply Curve P 0 P Q 0 Q

Faktor Penentu E(d/S) : • Banyaknya barang pengganti yang tersedia. Semakin banyak barang pengganti

Faktor Penentu E(d/S) : • Banyaknya barang pengganti yang tersedia. Semakin banyak barang pengganti maka semakin elastis • Persentase pendapatan yang dibelanjakan. Semakin banyak % pendapatan yang dibelanjakan maka semakin elastis • Jangka waktu analisis. Semakin lama jangka waktu analisa maka semakin elastis

Bagaimana Hubungan E(d) dan Hasil Penjualan ? • Sales = P x Q •

Bagaimana Hubungan E(d) dan Hasil Penjualan ? • Sales = P x Q • Apakah kenaikan P akan selalu menaikkan Sales ? • Tergantung dari E(d) • Jika E(d) elastis > 1 maka kenaikan P akan mengurangi Sales • Jika E(d) in-elastis < 1 maka kenaikan P akan meningkatkan Sales • Jika E(d) uniter = 1 maka kenaikan P tidak akan merubah Sales

Pembuktian & Kurva • Price Quantity • 1000 • 800 • 600 • 400

Pembuktian & Kurva • Price Quantity • 1000 • 800 • 600 • 400 • 2000 4000 6000 8000 10000 Kondisi E(d) A B C D 3 1, 4 5/7 1/3

PERHITUNGAN • 2000 / 3000 2/3 • -------------- = 3 • 200 / 900

PERHITUNGAN • 2000 / 3000 2/3 • -------------- = 3 • 200 / 900 2/9

PERHITUNGAN 2 • 2000 / 5000 2/5 • ------------- = 1, 4 • 200

PERHITUNGAN 2 • 2000 / 5000 2/5 • ------------- = 1, 4 • 200 / 700 2/7

TUGAS KE - 3 • HALAMAN 123 NOMOR 1, 2, 3, 4 DAN 5

TUGAS KE - 3 • HALAMAN 123 NOMOR 1, 2, 3, 4 DAN 5 • KUMPULKAN 2 MINGGU LAGI

PENGUMUMAN • ADA PESAN DARI DOSEN LAIN : • KULIAH ALGO DENGAN DOSEN IMAM

PENGUMUMAN • ADA PESAN DARI DOSEN LAIN : • KULIAH ALGO DENGAN DOSEN IMAM GUNAWAN DAN EKA ISWANDY HARI INI UNTUK CLASS KERJA DITIADAKAN

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN CONSUMER BEHAVIOUR = melihat apa yang menjadi alasan konsumen merubah

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN CONSUMER BEHAVIOUR = melihat apa yang menjadi alasan konsumen merubah pola pembelian barang dan komposisi dari barang yang akan dibelinya

DEFINISI : Consumer Behaviour menerangkan : – Alasan para konsumen untuk membeli lebih banyak

DEFINISI : Consumer Behaviour menerangkan : – Alasan para konsumen untuk membeli lebih banyak barang pada harga yang lebih rendah dan mengurangi pembeliannya pada harga yang lebih tinggi – Bagaimana seorang konsumen menentukan jumlah dan komposisi dari barang yang akan dibeli dari pendapatan yang diperolehnya – www. kefvinmustikalukmanarief. wordpress. com

Pendekatan Nilai Guna (Utility) Kardinal dan Ordinal • Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal; bahwa

Pendekatan Nilai Guna (Utility) Kardinal dan Ordinal • Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal; bahwa manfaat untuk nilai guna dari konsumen dapat diukur secara kuantitatif. • Pendekatan nilai guna (Utility) Ordinal; bahwa manfaat untuk nilai guna dari konsumen tidak dapat diukur secara kuantitatif, namun hanya dapat diperbandingkan saja. • Pendekatan Ordinal mengunakan Kurva Kepuasan Sama ( Indeference Curve )

Nilai Guna Total & Marginal • Total Utility (TU); jumlah seluruh kepuasan yang dapat

Nilai Guna Total & Marginal • Total Utility (TU); jumlah seluruh kepuasan yang dapat diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. • Marginal Utility (MU) ; pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat penambahan atau pengurangan pemakaian barang tertentu.

Hipotesa Utama Teori Utility • HUKUM NILAI GUNA MARGINAL YANG SEMAKIN MENURUN – THE

Hipotesa Utama Teori Utility • HUKUM NILAI GUNA MARGINAL YANG SEMAKIN MENURUN – THE LAW OF DIMINISHING MARGINAL RETURN UTILITY • Tambahan nilai guna yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menambah konsumsinya terhadap barang tersebut pada waktu bersamaan.

TU / MU Diminishing marginal return TU 0 Q MU

TU / MU Diminishing marginal return TU 0 Q MU

Pemaksimuman Nilai Guna • Syarat yang harus dipenuhi adalah setiap rupiah yang dikeluarkan untuk

Pemaksimuman Nilai Guna • Syarat yang harus dipenuhi adalah setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya. • MU a / P a = MU b / P b = MU c / P c • Surplus konsumen = Surplus permintaan

INDEFERENCE CURVE • Adalah kurva yang menggambarkan gabungan dan kombinasi 2 (dua) jenis barang

INDEFERENCE CURVE • Adalah kurva yang menggambarkan gabungan dan kombinasi 2 (dua) jenis barang pada saat konsumsi yang akan memberikan NILAI GUNA (UTILITY) kepuasan sama besarnya.

INDEFERENCE CURVE KURVA KEPUASAN SAMA B MAKANAN IC 0 PAKAIAN A

INDEFERENCE CURVE KURVA KEPUASAN SAMA B MAKANAN IC 0 PAKAIAN A

. • IC akan dibatasi oleh Garis Anggaran Pengeluaran • BUDGET LINE ; menunjukkan

. • IC akan dibatasi oleh Garis Anggaran Pengeluaran • BUDGET LINE ; menunjukkan berbagai gabungan barang yang dapat dibeli oleh konsumen dengan sejumlah pendapatan tertentu.

ANALISA IC • IC yang SEMAKIN KEKANAN akan SEMAKIN TINGGI UTILITY- nya. • GABUNGAN

ANALISA IC • IC yang SEMAKIN KEKANAN akan SEMAKIN TINGGI UTILITY- nya. • GABUNGAN beberapa IC dalam satu grafik dinamakan INDEFERENCE MAP = IM

. • INDEFERENCE MAP = PETA IC • IM menggambarkan beberapa pilihan tingkatan utility

. • INDEFERENCE MAP = PETA IC • IM menggambarkan beberapa pilihan tingkatan utility yang berbeda untuk seorang konsumen dalam memuaskan konsumsi barangnya

 • GARIS PENDAPATAN KONSUMSI adalah. garis yang menghubungkan beberapa titik keseimbangan Indeference Map

• GARIS PENDAPATAN KONSUMSI adalah. garis yang menghubungkan beberapa titik keseimbangan Indeference Map

Barang Y INDEFERENCE MAP PETA KURVA KEPUASAN SAMA IC B IC A IC C

Barang Y INDEFERENCE MAP PETA KURVA KEPUASAN SAMA IC B IC A IC C 0 Barang X

INDEFERENCE CURVE DAN BUDGET LINE B MAKANAN Budget Line 0 PAKAIAN IC A

INDEFERENCE CURVE DAN BUDGET LINE B MAKANAN Budget Line 0 PAKAIAN IC A

GARIS PENDAPATAN KONSUMSI Barang Y Garis Pendapatan Konsumsi IC B IC A IC C

GARIS PENDAPATAN KONSUMSI Barang Y Garis Pendapatan Konsumsi IC B IC A IC C 0 Barang X

MEMBENTUK KURVA D DENGAN IC • IC yang memberikan beberapa tingkatan utility dapat membentuk

MEMBENTUK KURVA D DENGAN IC • IC yang memberikan beberapa tingkatan utility dapat membentuk Demand Curve pada masing-2 IC yang paling memenuhi kebutuhan konsumennya.

P MEMBENTUK DEMAND CURVE K L DEMAND CURVE M IC b IS 1 0

P MEMBENTUK DEMAND CURVE K L DEMAND CURVE M IC b IS 1 0 IS 2 IC a IC c IS 3 Q

TUGAS KE - 4 • HALAMAN 167 KERJAKAN ESEI NOMOR 1, 2, 3 •

TUGAS KE - 4 • HALAMAN 167 KERJAKAN ESEI NOMOR 1, 2, 3 • HALAMAN 185 KERJAKAN ESEI NOMOR 1, 2, 3 DAN 4

TEORI BIAYA PRODUKSI Melihat fungsi produksi dengan SATU FAKTOR dan DUA FAKTOR beserta BIAYA

TEORI BIAYA PRODUKSI Melihat fungsi produksi dengan SATU FAKTOR dan DUA FAKTOR beserta BIAYA

TEORI PRODUKSI SATU FAKTOR BERUBAH = JANGKA PENDEK • DEFINISI • Menggambarkan hubungan antara

TEORI PRODUKSI SATU FAKTOR BERUBAH = JANGKA PENDEK • DEFINISI • Menggambarkan hubungan antara perusahaan dengan TENAGA KERJA (L) yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. • FUNGSI PRODUKSI : Q=f(K, L) K = kapital / modal L = Labour / tenaga kerja

Diminishing Production • The Law of Diminishing Marginal Production Return – Tahap 1 :

Diminishing Production • The Law of Diminishing Marginal Production Return – Tahap 1 : TP bertambah cepat – Tahap 2 : TP pertambahannya lambat – Tahap 3 : TP semakin lama semakin berkurang

HUKUM HASIL LEBIH YANG SEMAKIN BERKURANG • menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat

HUKUM HASIL LEBIH YANG SEMAKIN BERKURANG • menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat dirubah jumlahnya (TK) terus menerus ditambah sebanyak 1 unit, pada mulanya TP akan semakin banyak pertambahannya , tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu MP nya akan semakin berkurang bahkan Negatif

Q KURVA TP - AP DAN MP TP AP 0 MP

Q KURVA TP - AP DAN MP TP AP 0 MP

 • TP = Total Production. • AP = Average Production • MP =

• TP = Total Production. • AP = Average Production • MP = Marginal Production • MP = ^TP / ^L • AP = TP / L

TEORI PRODUKSI DUA FAKTOR BERUBAH = JANGKA PANJANG • DEFINISI • Menggambarkan hubungan antara

TEORI PRODUKSI DUA FAKTOR BERUBAH = JANGKA PANJANG • DEFINISI • Menggambarkan hubungan antara perusahaan dengan TENAGA KERJA (L) dan MODAL (K) yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. • FUNGSI PRODUKSI : Q=f(K, L) K = kapital / modal L = Labour / tenaga kerja

 • KURVA PRODUKSI SAMA. . = ISOQUANT = IQ • adalah grafik yang

• KURVA PRODUKSI SAMA. . = ISOQUANT = IQ • adalah grafik yang menggambarkan gabungan TENAGA KERJA (L) dan MODAL (K) yang akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu.

ISOQUANT CURVE KURVA PRODUKSI SAMA B MODAL IQ 0 TENAGA KERJA A

ISOQUANT CURVE KURVA PRODUKSI SAMA B MODAL IQ 0 TENAGA KERJA A

ISOQUANT MAP PETA KURVA PRODUKSI MODAL SAMA IQ B IQ A IQ C 0

ISOQUANT MAP PETA KURVA PRODUKSI MODAL SAMA IQ B IQ A IQ C 0 TENAGA KERJA

 • Garis biaya sama (. ISOCOST ) Adalah garis yang menggambarkan gabungan faktor

• Garis biaya sama (. ISOCOST ) Adalah garis yang menggambarkan gabungan faktor produksi yang dapat diperoleh dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu.

ISOQUANT CURVE & ISOCOST B MODAL IQ ISOCOST 0 A TENAGA KERJA

ISOQUANT CURVE & ISOCOST B MODAL IQ ISOCOST 0 A TENAGA KERJA

TEORI BIAYA PRODUKSI • Adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor

TEORI BIAYA PRODUKSI • Adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang digunakan untuk menciptakan barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.

 • BIAYA PRODUKSI menurut. JANGKA WAKTU : • SHORT TERM & • LONG

• BIAYA PRODUKSI menurut. JANGKA WAKTU : • SHORT TERM & • LONG TERM

Jenis Biaya Produksi • Explisit Cost ; pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang

Jenis Biaya Produksi • Explisit Cost ; pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan • Imputed Cost ; taksiran pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki perusahaan sendiri.

JANGKA PENDEK : • Biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan asumsi bahwa sebagian

JANGKA PENDEK : • Biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan asumsi bahwa sebagian input faktor produksi TIDAK DAPAT DITAMBAH oleh perusahaan. • FIXED COST (FC) & VARIABLE COST (VC) • Analisa : AVERAGE & MARGINAL COST

 • Total Cost = … TC • Total Fixed Cost = TFC •

• Total Cost = … TC • Total Fixed Cost = TFC • Total Variable Cost = TVC TC = TFC + TVC

 • Average Cost = … AC • Average Fixed Cost = AFC •

• Average Cost = … AC • Average Fixed Cost = AFC • Average Variable Cost = AVC • AC = AFC + AVC • AC = TC / Q • AFC = TFC / Q • AVC = TVC / Q dan atau

. • KONSEP MARGINAL COST ; adalah kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah

. • KONSEP MARGINAL COST ; adalah kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit • MC = ^TC / ^Q

KURVA BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK • • Kurva TOTAL COST Kurva AVERAGE COST Kurva

KURVA BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK • • Kurva TOTAL COST Kurva AVERAGE COST Kurva MARGINAL COST Hubungan MC dengan AVC dan AC bahwa AC dan AVC dipotong oleh MC pada saat TITIK MINIMUM.

KURVA BIAYA TOTAL BIAYA TC TVC TFC 0 JUMLAH PRODUKSI Q

KURVA BIAYA TOTAL BIAYA TC TVC TFC 0 JUMLAH PRODUKSI Q

KURVA BIAYA AVERAGE & MARGINAL MC BIAYA AC AVC AFC 0 JUMLAH PRODUKSI Q

KURVA BIAYA AVERAGE & MARGINAL MC BIAYA AC AVC AFC 0 JUMLAH PRODUKSI Q

BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG • Dalam jangka panjang perusahaan dapat merobah semua faktor produksinya,

BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG • Dalam jangka panjang perusahaan dapat merobah semua faktor produksinya, sehingga konsep yang berlaku adalah VARIABLE COST seluruhnya. • Karena dapat meningkatkan kapasitas produksinya maka perusahaan akan menetapkan PLANT SIZE-nya (kapasitas pabrik) yang digambarkan oleh (AC). Yaitu digambarkan oleh kurva AC yang berbeda-beda untuk setiap kapasitas

 • Untuk jangka panjang biasanya. LRAC ( Long Run Average Cost ) yaitu

• Untuk jangka panjang biasanya. LRAC ( Long Run Average Cost ) yaitu kurva yang kurva AC dinamakan menunjukkan AC paling minimum untuk berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat selalu mengubah kapasitas produksinya.

KURVA LONG RUN AVERAGE COST BIAYA AC AC AC LRAC Plant size 1 Plant

KURVA LONG RUN AVERAGE COST BIAYA AC AC AC LRAC Plant size 1 Plant size 3 Plant size 2 0 JUMLAH PRODUKSI Plant size 4 Q

SKALA EKONOMIS • Skala ekonomis ; adalah apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata

SKALA EKONOMIS • Skala ekonomis ; adalah apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin rendah. • Pada LRAC ditunjukkan pada bagian LRAC yang semakin menurun apabila produksi bertambah. – – Spesialisasi Faktor Produksi Pengurangan Harga Bahan Baku Meningkatkan Produk Sampingan (By-product) Mendorong perkembangan usaha lain

… • SKALA DISEKONOMIS adalah apabila pertambahan produksi menyebabkan AC menjadi semakin tinggi. Keadaan

… • SKALA DISEKONOMIS adalah apabila pertambahan produksi menyebabkan AC menjadi semakin tinggi. Keadaan ini disebabkan oleh kegiatan memproduksi yang menurun efisiensinya. • Pada LRAC ditunjukkan pada bagian kurva yang semakin bertambah tinggi , yaitu setelah produksi melebihi Plant Size 3.

LRAC & SKALA EKONOMIS / DIS EKO BIAYA AC AC AC LRAC SKALA EKONOMIS

LRAC & SKALA EKONOMIS / DIS EKO BIAYA AC AC AC LRAC SKALA EKONOMIS 0 SKALA DIS-EKONOMIS JUMLAH PRODUKSI Q

BEBERAPA BENTUK LRAC & KAPASITAS PABRIK • LRAC sangat cepat penurunannya dan sangat cepat

BEBERAPA BENTUK LRAC & KAPASITAS PABRIK • LRAC sangat cepat penurunannya dan sangat cepat mengalami kenaikan • LRAC pada permulaan skala ekonomis sangat menguntungkan , namun tidak berlangsung lama • LRAC yang ada pada industri besar dan jumlahnya relatif sedikit yaitu pada permulaan skala ekonomis langsung keadaannya menurun.