Pengantar dan Berbagai Perspekpektif pembangunan Lembaga Pelembagaan Pembangunan
Pengantar dan Berbagai Perspekpektif pembangunan Lembaga Pelembagaan Pembangunan
Pendahuluan : Pembangunan lembaga merupakan pembangunan atau pengembangan lembaga utk menjadi sarana pendorong proses perubahan & inovasi Pembangunan lembaga (PL) = pelembagaan organisasi Pembangunan Lembaga adalah suatu perspektif tentang perubahan sosial yg direncanakan & dibina Pembangunan Lembaga menyangkut inovasi-inovasi yg menyiratkan perubahan kualitatif dlm berbagai aspek (norma, pola perilaku, hubungan, persepsi, tujuan & cara)
DASAR PEMIKIRAN PEMBANGUNAN LEMBAGA Perspektif PL mengambil inovasi sosial yg bertujuan, dipaksakan o/ elit, berkiblat pd perubahan, bekerja melalui organisasi formal Membangun organisasi yg hidup terus, efektif, dg dukungan & kelengkapan dr lingkungannya Dukungan membuat inovasi mjd berakar, normatif, & melembaga dlm masyarakat
EKOSISTEM INOVASI W=weak, M=medium
DEFINISI PEMBANGUNAN LEMBAGA Perencanaan, penataan, & bimbingan dr organisasi 2 baru/ yg disusun kembali yg: Mewujudkan perubahan 2 dlm nilai 2, fungsi 2, teknologi 2 fisik, dan/atau sosial Menetapkan, mengembangkan, & melindungi hubungan 2 normatif & pola 2 tindakan yg baru, Memperoleh dukungan & kelengkapan dlm lingkungan tersebut (Milton J. Esman)
Definisi Pembangunan Lembaga Perencanaan penataan dan pembinaan dari organisasi-organisasi baru atau yang disusun kembali a. Perubahan nilai-nilai, fungsi-fungsi, teknologi fisik dan sosial b. Menetapkan merawat dan melindungi hubungan normatif dan pola-pola tindakan c. Memperoleh dukungan dan kelengkapan lingkungan (Martin landau : 105)
Berbagai Sudut pandang pembangunan lembaga : Menurut Milton J. Esman (dalam Easton, 1986: 23) kelembagaan merupakan hasil proses pelembagaan. Istilah lembaga (institution), “pengembangan kelembagaan” (institutional development), atau “pembinaan kelembagaan” (institutional building) menurut Arturo Israel (1990: 13) didefinisikan sebagai proses untuk memperbaiki kemampuan lembaga guna mengefektifkan penggunaan SDM dengan kewenangan yang tersedia. Proses ini dapat secara internal digerakan oleh manager sebuah lembaga atau dicampur tangani dan dipromosikan oleh pemerintah atau oleh badan - badan pembangunan. Khasnya pengembangan kelembagaan atau analisis kelembagaan adalah
Pembangunan lembaga : “menyangkut system manajemen, pemantauan dan evaluasi; struktur dan perubahan organisasi; perencanaan termasuk perencanaan untuk proses investasi yang efisien; kebijaksanaan pengaturan staf dan personalia; pelatihan staf; manajemen keuangan dan perencanaan; penyusunan anggaran dan fungsi pengadaan, persoalan lain, khususnya yang berada dibawah fokus sektor/sub sektor, adalah koordinasi antar badan kebijaksanaan sektor mengenai lembaga. ” (Israel, 1990: 14)
Kelembagaan Uphoff (1986) memberikan gambaran bahwa selama kurun waktu yang panjang lembaga donor internasional mengakui akan pentingnya pengembangan kelembagaan untuk mencapai tujuan pembangun 3/8/2021 10
11 3/8/2021 Arti penting pengembangan kelembagaa Israel (1990) pengembangan kelembagaan telah menjadi bagian dari strategi pembangunan pada berbagai negara seiring dengan desakan kalangan LSM. Rockfeller dan Ford Foundation telah memiliki program pengembangan kelembagaan pada tahun 1950 -an dan 1960 -an, demikian pula dengan USAID yang juga mempunyai program serupa pada dekade setelahnya.
Kegagalan Pembangunan Dan Kelembagaan PEMBANGUNAN Pendekatan Kelembagaan/ Penguatan Kelembagan 1. Sustanance 2. Self-esteem 3. Freedom from servitude KEGAGALAN PEMBANGUNAN 1. Kemiskinan 2. Ketimpangan Pembangunan 3. Rendahnya Kesejahteraan 4. Lemahnya SDM
Kelembagaan definisinya (1). . . aturan di dalam suatu kelompok masyarakat atau organisasi yang menfasilitasi koordinasi antar anggotanya untuk membantu mereka dengan harapan di mana setiap orang dapat bekerjasama atau berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan (Ruttan dan Hayami, 1984).
Kelembagaan definisinya (2). . . aturan dan rambu-rambu sebagai panduan yang dipakai oleh para anggota suatu kelompok masyarakat untuk mengatur hubungan yang saling mengikat atausaling tergantung satu sama lain. Penataan institusi (institutional arrangements) dapat ditentukan oleh beberapa unsur: aturan operasional untuk pengaturan pemanfaatan sumber daya, aturan kolektif untuk menentukan, menegakan hukum atau aturan itu sendiri dan untuk merubah aturan operasional serta mengatur hubungan kewenangan organisasi (Ostrom, 1985; 1986).
Kelembagaan definisinya (3) . . . suatu himpunan atau tatanan norma–norma dan tingkah laku yang bisa berlaku dalam suatu periode tertentu untuk melayani tujuan kolektif yang akan menjadi nilai bersama. Institusi ditekankan pada norma prilaku, nilai budaya dan adat istiadat (Uphoff, 1986).
Kelembagaan definisinya (4) sekumpulan batasan atau faktor pengendali yang mengatur hubungan perilaku antar anggota atau antar kelompok. Dengan definisi ini kebanyakan organisasi umumnya adalah institusi karena organisasi umumnya mempunyai aturan yang mengatur hubungan antar anggota maupuna dengan orang lain di luar organisasi itu (Nabli dan Nugent, 1989).
Kelembagaan definisinya (5) . . . mencakup penataan institusi (institutional arrangement) untuk memadukan organisasi dan institusi. Penataan institusi adalah suatu penataan hubungan antara unit-unit ekonomi yang mengatur cara unit-unit ini apakah dapat bekerjasama dan atau berkompetisi. Dalam pendekatan ini organisasi adalah suatu pertanyaan mengenai aktor atau pelaku ekonomi di mana ada kontrak atau transaksi yang dilakukan dan tujuan utama kontrak adalah mengurangi biaya transaksi (Williamson, 1985).
Kelembagaan pada umumnya suatu tatanan dan pola hubungan antara anggota masyarakat atau organisasi yang saling mengikat yang dapat menentukan bentuk hubungan antar manusia atau antara organisasi yang diwadahi dalam suatu organisasi atau jaringan ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan pengikat berupa norma, kode etik aturan formal maupun informal untuk pengendalian prilaku sosial serta insentif untuk bekerjasama dan mencapai tujuan bersama.
Unsur-Unsur kelembagaan Institusi merupakan landasan untuk membangun tingkah laku sosial masyarakat Norma tingkah laku yangmengakar dalam masyarakat Peraturan dan penegakan aturan/hukum Aturan dalam masyarakat yang memfasilitasi koordinasi dan kerjasama dengan dukungan tingkah laku, hak dan kewajiban anggota Kode etik Kontrak Pasar Hak milik (property rights atau tenureship) Organisasi
Kelembagaan dari pendekatan berbagai keilmuan (1) Kelembagaan dibahas dalam sosiologi, antropologi , hukum dan politik, organisasi dan manajemen, psikologi , ilmu lingkungan , ilmu ekonomi Dalam bidang sosiologi dan antropologi kelembagaan ditekankan pada norma, tingkah laku dan adat istiadat. Ilmu politik kelembagaan ditekankan pada aturan main (the rules) dan kegiatan kolektif (collective action) untuk kepentingan bersama atau umum (public). Ilmu psikologi melihat kelembagaan dari sudut tingkah laku manusia (behaviour). Ilmu hukum menegaskan pentingnya kelembagaan dari sudut hukum, aturan dan penegakan hukum serta instrumen dan proses litigasinya.
Kelembagaan dari pendekatan berbagai keilmuan (2) Pendekatan ilmu biologi, ekologi atau lingkungan melihat institusi dari sudut analisis system lingkungan (ecosystem) atau sistem produksi dengan menekankan struktur dan fungsi system produksi atau system lingkungan kemudian dapat dianalisis keluaran serta kinerja dari system tersebut dalam beberapa karakteristik atau kinerja (system performance atau system properties) seperti produktivitas, stabilitas, sustainabilitas, penyebaran dan kemerataanya.
Kelembagaan dari pendekatan berbagai keilmuan (3) Ilmu ekonomi berpendapat dalam kelembagaan : 1. 2. melihat kelembagaan dari sudut biaya transaksi (transaction costs) dan tindakan kolektif (collective action). Di dalam analisis biaya transaksi termasuk analisis tentang kepemilikan dan penguasaan sumber daya alam atau faktor produksi (property rights) , ketidak-seimbangan akses dan penguasaan informasi (information asymmetry) serta tingkah laku opportunistik (opportunistic behaviour). sedangkan yang lain menyebutkannya sebagai paradigma informasi yang tidak sempurna (imperfect information paradigm) (Stiglitz, 1986).
Analisis Kelembagaan Perpaduan antara berbagai pendekatan ini bisa menghasilkan analisis kelembagaan (institutional analysis) yang memadai Kelembagaan (institusi) bisa berkembang baik jika ada infrastruktur kelembagaan (institutional infrastructure), ada penataan kelembagaan (institutional arrangements) dan mekanisme kelembagaan (institutional mechanism).
Analisis Kelembagaan Analisis kelembagaan dari dua sudut utama yaitu lembaga sebagai organisasi dan lembaga sebagai aturan main
Capacity Building Definition Capacity building is a dedication to the strengthening of economies, governments, institutions and individuals through education, training, mentoring, and the infusion of resources. Capacity building aims at developing secure, stable, and sustainable structures, systems and organizations, with a particular emphasis on using motivation and inspiration for people to improve their lives. (www. gfptt. org/. . . /09 ee 2 aa 0 -6645 -4 d 9 c-a 9 d 08749 fe 880178. ppt )
Capacity Building Definition Capacity building merupakan serangkaian strategi yang ditujukan untuk peningkatan efisiensi, efektifitas, dan responsifitas dalam rangka kinerja pemerintahan, dengan memusatkan perhatian kepada dimensi (1) pengembangan sumberdaya manusia, (2) penguatan organisasi, dan (3) reformasi kelembagaan (grindle, 1977: 1 -80
Terimakasih
- Slides: 27