PENGANTAR APOLOGETIKA Kanti Widiastuti PENYATAAN TEOLOGI Alkitab TEOLOGI
PENGANTAR APOLOGETIKA Kanti Widiastuti
PENYATAAN TEOLOGI Alkitab TEOLOGI Agama AGAMA TEOLOGI Sejarah TEOLOGI Sestematis APOLOGETIKA TEOLOGI Praktika FILSAFAT Agama Ilmu Pengetahuan FILSAFAT KEBUDAYAAN
TIGA MASALAH YANG MEMUNCULKAN PENYELESAIAN APOLOGETIS 1. Doktrin Kristen disalahtafsirkan oleh orang Kristen atau non-Kristen. 2. Doktrin Kristen disalahtafsirkan oleh orang Kristen sendiri karena kurang memahami doktrin tersebut dengan benar (kedangkalan rohani). 3. Masalah kesengajaan dari pihak lawan, karena ingin menjatuhkan Kekristenan, maka seorang lawan menyelewengan atau bahkan memalsukan doktrin Kristen.
JAWABAN APOLOGETIKA SECARA UMUM DAPAT DIBAGI DALAM DUA KUALIFIKASI Apologetika murni 2. Apologetika terapan 1.
Apologetika murni yaitu: Mempertahankan diri berdasarkan sudut pandang sendiri atau menyerang dengan memakai sudut pandang lawan; 2. Mengabaikan tanggapan manusia karena semata-mata ingin membela iman Kristen; 3. Tidak bermaksud untuk membujuk/ menobatkan lawan. 1.
Apologetika terapan yaitu 1. Memakai baik sudut pandang sendiri maupun sudut pandang lawan; 2. Mementingkan tanggapan manusia; 3. Bermaksud untuk membujuk/menobatkan lawan.
ASAL KATA DAN MAKNA KATA APOLOGETIKA ØApologia (kata benda) = pidato pembelaan ØApologeomai (kata kerja) = membela diri
PERBEDAAN APOLOGI DAN APOLOGETIKA ADALAH Apologi = pertanggungjawaban atas isi iman kita terhadap mereka yang bertanya. Apologetika = pemikiran secara ilmiah tentang cara bagaimana kita menjawab pertanyaan tentang isi iman kita.
PERBEDAAN APOLOGI DAN APOLOGETIKA ADALAH Apologi = diperuntukkan bagi orang yang belum Kristen, diberikan secara lisan atau tulisan kepada mereka yang bertanya. Apologetika = diperuntukkan bagi orang Kristen yang dipanggil untuk memberikan apologi.
PERBEDAAN APOLOGI DAN APOLOGETIKA ADALAH Apologi = diberikan dengan suatu pertanyaan tertentu. Apologetika = berusaha untuk memahami semua unsur dari isi iman Kristen itu dan memikirancara bagaimana tiap unsur/tiap bagian dari doketrin Kristen itu harus dipertanggungjawabkan.
DEFINISI ”APOLOGETIKA KRISTEN” usaha untuk memikirkan pertanggungjawaban pengharapan, yaitu Kristus, dengan cara tidak ofensif atau agresif, terarah kepada pertanyaan yang konkrit, senantiasa bersedia dalam situasi apapun, dan di dalam semua itu terbuka bagi tantangan dan pertentangan pada waktu dan tempat tertentu. 1 Petrus 3: 15
DEFINISI ”APOLOGETIKA KRISTEN” usaha untuk memikirkan pertanggungjawaban pengharapan, yaitu Kristus, dengan cara tidak ofensif atau agresif, terarah kepada pertanyaan yang konkrit, senantiasa bersedia dalam situasi apapun, dan di dalam semua itu terbuka bagi tantangan dan pertentangan pada waktu dan tempat tertentu.
HAL PENTING DALAM METODOLOGI APOLOGI YANG DIGUNAKAN OLEH RASUL PAULUS Pengenalan kepada sasaran. 2. Menggunakan jembatan yaitu hal yang telah dikenal oleh obyek. 3. Ketika berhadapan dengan orang Yahudi, apologinya didasarkan penggenapan janji-janji mesianis dalam Yesus. 4. Ketika berhadapan dengan bangsa-bangsa non. Yahudi, apologinya didasarkan pada fakta teistis dalam semesta alam. 1.
TIGA UNSUR UTAMA YANG MENJADI TANTANGAN PARA APOLOGET DALAM MASA SEJARAH KEKRISTENAN Unsur pembelaan dalam arti yang sebenarnya. 2) Unsur kontekstualisasi (akomodasi) 3) Unsur keilmiahan. 1)
TIGA UNSUR UTAMA YANG MENJADI TANTANGAN PARA APOLOGET DALAM MASA SEJARAH KEKRISTENAN 1) Unsur pembelaan dalam arti yang sebenarnya. Orang Kristen pada waktu itu dituduh mengenai macam-macam hal: bahwa mereka adalah ateis, melawan kuasa negara, tidak bersusila, kanibal, dll. (Membela iman Kristen terhadap tuduhan yang salah)
TIGA UNSUR UTAMA YANG MENJADI TANTANGAN PARA APOLOGET DALAM MASA SEJARAH KEKRISTENAN 2) Unsur kontekstualisasi (akomodasi). Para apologet tidak hanya membela diri namun berusaha membuktikan kebenarannya lebih tinggi dan lebih baik dari filsafat kafir. Mereka berhasil menerima keseluruhan pikiran dan kebudayaan yang merupakan permulaan dari perkawinan Injil Yesus Kristus dengan pemikiran Yunani. (Menyesuaikan iman dengan pikiran filosofis)
TIGA UNSUR UTAMA YANG MENJADI TANTANGAN PARA APOLOGET DALAM MASA SEJARAH KEKRISTENAN 3) Unsur keilmiahan. Pemikiran tentang sejarah dengan puncak kehadiran Yesus Kristus sebagai logos mempengaruhi para teolog. (Percobaan untuk menciptakan filsafat/teologi sejarah).
TOKOH APOLOGETIKA DALAM MASA SEJARAH PERKEMBANGAN KEKRISTENAN Clemens & Origenes (garis timur) Tertulianus & Augustinus (garis barat) Thomas Aquinas John Calvin Schleiermacher
METAPOLOGETIKA adalah bidang penyelidikan tentang metode-metode, konsep-konsep, dasar-dasar yang dipakai dalam apologetika.
TIGA KEBENARAN DASAR METAPOLOGETIKA 1) 2) 3) Pembuktian diperlukan untuk setiap pernyataan kebenaran. Setiap pandangan keagamaan dan filsafat, termasuk yang paling skeptis sekalipun, secara tegas ataupun tidak pasti mengakui suatu patokan umum Meskipun suatu patokan khusus dapat menjadi bahan pemikiran seseorang tanpa bukti-bukti tentnag kebenarannya, patokan khusus tersebut tidak dapat diterima jika tidak ada hubungannya dengan patokan umum.
LIMA METODE YANG DIPAKAI DALAM APOLOGETIKA 1) 2) 3) 4) 5) Metode Rasionalistis. Metode empiris. Metode suara hati Metode Fundamentalistis. Metode iman berdasarkan penyataan Allah(disebut juga metode Veridikalisme).
Metode Rasionalistis. Thomas Aquinas seorang apologet Katolik yang menggunakan metode ini. Kesalahan hakiki metode rasionalistis: 1. Rasio kita yang insani, bercacat dosa dan terbatas itu, tidak dapat dibuat menjadi ukuran bagi Penyataan Allah. Akal budi bukan hakim atas kebenaran, tetapi Allahlah yang menjadi hakim atas akal budi;
2. Penyataan Allah itu bersifat trans-rasional, yaitu jauh melampaui akal budi. Isi iman Kristen itu tidak anti-rasional, tidak arasional, tidak ir-rasional, melainkna transrasional; 3. Penyataan Allah, bukan akal budi, adalah dasar iman kita. Oleh karena isi iman Kristen itu melampaui akal budi, maka hanya imanlah yang dapat menangkap dan memahaminya.
Metode empiris. Metode yang berdasarkan perasaan, pengalaman, dan kesuksesan hidup. Tokoh: Schleiermarcher (perasaan), William James (pengalaman), Norman Peale (kesuksesan hidup).
Metode suara hati – sebagai titik diakritis, sebab dialog dengan orang tidak beriman diarapakan memimpin kepada suatu keputusan. Tokoh: Karl Heim, Emil Brunner.
Metode Fundamentalistis. Pandangan yang menggunakan Alkitab dan hendak membelanya seakan-akan Alkitab itu pintu bagi semua ilmu pengetahuan. Metode ini disebut juga e ignorantia = pakai kekosongan utuk menjawab pertanyaan yang belum dapat dijawab. Kesalahannya: menggunakan Alkitab dengan cara salah untuk kepentingan sendiri, tidak sesuai dengan tujuan penulisan Alkitab (2 Tim 3: 16 -17)
Metode iman berdasarkan penyataan Allah. Disebut juga metode Veridikalisme, yaitu menekankan pada given (keadaan yang hanya dapat ditangkap secara intuisi), yang muncul dengan sendirinya dalam kesadaran kita dan tanpa memerlukan proses pemikiran lebih dahulu. Berbeda dengan presupossinisme dan verifikasionisme. Tokoh: John Calvin.
APOLOGETIKA KONTEKSTUAL Disebut juga apologetika budaya setempat (terapan), yaitu pembelaan iman Kristen yang sungguh-sungguh memperhatikan tangapan orang dan sungguh-sungguh membujuk pendengarnya agar menjadi percaya.
ANALISIS KPR 17: 16 -34 KPR 14: 8 -18 1. 2. 3. Siapa target apologetika Paulus Bagaimana teknik Paulus berapologetika Apa isi apologetika Paulus
TIGA PENDEKATAN APOLOGI DI PB 1. Apologi terhadapa Bangsa Yahudi - KPR 2: 14 -39 -KPR 4: 8 -12; 5: 29 -32 2. Apologi terhadap bangsa-bangsa Lain - KPR 14: 8 -18 -KPR 17: 16 -34 3. Apologi terhadap bangsa-bangsa Campuran - KPR 24: 24 -25 - KPR 26: 1 -29
APOLOGETIKA KONTEKSTUAL Disebut apologetika kontekstual (budaya setempat) karena: (1) persoalan-persoalan khusus yang ditimbulkan sebagian besar oleh nilai-nilai, anggapan dasar, dan minat si pendengar; demikian juga penerimaan terhadap jawaban yang diberikan; (2) metodologi apologetika budaya setempat ditentukan oleh nilai-nilai dan norma-norma si pendengar.
CARA TUGAS APOLOGETIKA DILAKSANAKAN: 1. 2. 3. . dilakukan dengan rendah hati. Injil dan iman bukan dari otak tapi dari kasih karunia. (1 Kor 1: 7) dilakukan dengan lemah lembut dan sabar. (1 Pet 3: 15 -16) dengan meminta dengan sangat tetapi jangan secara memaksa (2 Kor 5: 20)
4. 5. 6. dengan berani, dalam ketakutan kepada Allah dan bukan ketakutan kepada manusia. dengan membujuk dalam arti meminta dengan sangat pertimbangan hati si pendengar disertai suatu seruan untuk bertobat dengan seluruh keberadaannya. bisa agresif, tidak selalu defensif.
PEDOMAN DALAM BERAPOLOGET OLEHDR. ST. CLAIR-TISDALL 1. Jangan memulai pembicaraan kontroversial, tetapi jika kita menemuinya wajib untuk dihadapi. 2. Pandanglah orang Muslim sebagai manusia yang olehnya Kristus telah rela mati.
PEDOMAN DALAM BERAPOLOGET DENGAN MUSLIM OLEHDR. ST. CLAIR-TISDALL 3. Tujuan utama dalam berapologet bukan untuk membuat penuduh terdiam atau mengalahkan argumentasi tentang agama, namun tujuannya adalah untuk memenangkan seseorang bagi Kristus, dengan cara: (a) menghilangkan kesalahpahaman dan (b) mengajak orang Muslim untuk membaca Alkitab sendiri, khususnya Perjanjian Baru.
4. Batasi diskusi pada satu atau dua pokok /poin saja, dan mantapkan hal itu sebelum masuk pada pokok yang lain ataupu sampai pada kesimpulan akhir. 5. Jika sungguh-sungguh adil dalam argumentasi dan pembahasan pokok masalah, maka tidak akan menjadikan ajang diskusi berubah menjadi perdebatan.
6. Ingatlah bahwa mungkin beberapa orang yang melawan akan berusaha membuatmu marah, tapi hindarilah kemarahan karena kemarahan dapat menjadi pembenaran bahwa engkau sedang menipu. Tunjukkan keseriusan dan kerjakan secara rohani daripada secara jasmani.
7. Hindari untuk menjawab pertanyaan, “Apa pendapatmu tentang Muhammad? ” oleh karena yang menjadi bisnismu adalah berbicara tentang Yesus Kristus. 8. Gunakan gelar-gelar Muhammad dalam pembicaraan misal SAW, Nabi; dan gunakan juga gelar-gelar untuk Yesus dalam diskusi.
9. Pastikan bahwa engkau memahami makna dari istilah-istilah teologi yang digunakan dalam agama Islam dan jangan berpikir bahwa orang Muslim memiliki pemahaman yang sama dengan yang ada dalam pemikiranmu. Jadi tidak semua istilah-istilah dalam Alkitab dapat dipahami oleh orang Muslim.
10. Jangan enggan menggunakan hafalan ayat dari Alkitab, khususnya ketika orang muslim mengutip Alquran; berikanlah poin yang penting berkaitan dengan hal itu dan referensinya jika terdapat dalam Alkitab. Jadi hal yang paling penting adalah saudara harus memahami dengan baik isi Alkitab, barulah mengerti isi Alquran. Berikan pengertian bahwa Saudara punya pengetahuan tentang kebenaran yang ada dalam Islam maupu kristen, dan melaluinya pimpinlah apda kebenaran sejati dalam Kristus.
11. Akhirnya, jangan pernah masuk dalam diskusi kontroversial (apologet) tanpa kepentingan, tanpa pengetahuan, tanpa kasih, dan tanpa doa.
- Slides: 42