Penerapan Kaidah Ejaan dalam Bahasa Komunikasi Kuliah Keenam
Penerapan Kaidah Ejaan dalam Bahasa Komunikasi Kuliah Keenam Oleh Abdul Gaffar Ruskhan agaffar_ruskhan@yahoo. com Istitut Bisnis dan Informatika Indonesia Jakarta
Perhatikan Teks Berikut Sensitifitas DPD Sensitifitas DPR SEORANG pengamat politik yang belum lama melakukan penelitian mengenai kinerja anggota DPR, mengeluh. Katanya, dari limaratus limapuluh anggota DPR yang ada di Senayan, yang aktip hanya sekitar delapanpuluh. Tetapi yang dikatakan benar aktip ternyata Cuma duapuluh orang.
Keduapuluh orang ini umumnya anggota DPR publik yang sudah dikenal antara lain karena suka berbicara dikoran, muncul ditelevisi, hadir dievent-event publik dan suka membuka mulut kalau lagi bersidang soal rakyat. Sehingga jumlah mereka bisa dihitung dengan hitungan jari. Lalu bagaimana dengan DPD? Yang bobot kelembagaan dan kwalitas anggotanya tidak kalah dengan DPR, terutama karena para senator ini di pilih langsung oleh rakyat, dan duduk diparlemen sebagai penyambung lidah daerah.
Dari kacamata mass media saat ini ada dua kemungkinan penyebab anggota DPD umumnya masih kurang artikulatip dalam merespon persoalan-persoalan daerah. Sehingga aktifitas meeka relatip tidak nampak dimass media.
DALAM rangka dies Natalis ke-47 Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama), universitas yang di dirikan 15 Pebruari 1962 itu menggelar bakti social. Salah satunya melakukan penanaman seribu pohon dibantaran Kali Ciliwung. Penanaman perdana dilakukan secara simbolis oleh Sekretaris Daerah Pemprov. DKI Jakarta, Muhayat yang di dampingi ketua yayasan Univ. Drg. . Hermanto SKg, MM dan Rektor Moestopo, Drs. Sunarto MSi.
Gus Dur Ngaku Nggak Ada Pembisik Ketua Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa(PKB), KH Abdurrahman Wahid mematikan tidak ada bisikan dari manapun saat ditanya soal pemecatan Muhaimin Iskandar dari kursi orang nomor satu dipartai berlambang bintang sembilan itu. “Kaya zaman apa, kok masih ada pembisik segala. Nggak ada tuh yang bisikan, ” kata pria yang akrab disapa Gus Dur kepada Rakyat Medeka di kantor PN NU Jakarta kemaren. (RM, 1/4/2008)
Perhatikan kesalahan ejaan teks itu! Sensitivitas DPD Sensitivitas DPR Seorang pengamat politik yang belum lama melakukan penelitian mengenai kinerja anggota DPR mengeluh. Katanya, dari 550 anggota DPR yang ada di Senayan, yang aktif hanya sekitar 80 oang. Akan tetapi, yang dikatakan benar aktif ternyata cuma 20 orang.
Ke-20 orang ini umumnya anggota DPR yang sudah dikenal publik, antara lain, karena suka berbicara di koran, muncul di televisi, hadir di event-event publik, dan suka “membuka mulut” kalau sedang bersidang soal rakyat sehingga jumlah mereka bisa dihitung dengan hitungan jari. Lalu, bagaimana dengan DPD? Yang bobot kelembagaan dan kualitas anggotanya tidak kalah dengan DPR, terutama karena para “senator” ini dipilih langsung oleh rakyat, dan duduk di parlemen sebagai ‘penyambung lidah” daerah.
Dari kacamata media massa saat ini ada dua kemungkinan penyebab anggota DPD umumnya masih kurang artikulatif dalam merespons persoalan-persoalan daerah sehingga aktivitas mereka relatif tidak tampak di media massa.
Dalam rangka Dies Natalis ke-47 Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), universitas yang didirikan 15 Februari 1962 itu menggelar bakti sosial. Salah satunya melakukan penanaman seribu pohon di bantaran Kali Ciliwung. Penanaman perdana dilakukan secara simbolis oleh Sekretaris Daerah Pemprov DKI Jakarta, Muhayat, yang didampingi Ketua Yayasan Univ. Drg. Hermanto S. Kg, M. M. dan Rektor Moestopo, Drs. Sunarto, M. Si.
Gus Dur Ngaku Nggak Ada Pembisik Ketua Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa(PKB), K. H. Abdurrahman Wahid, memastikan tidak ada bisikan dari mana pun saat ditanya soal pemecatan Muhaimin Iskandar dari kursi orang nomor satu di partai berlambang bintang sembilan itu. “Kaya zaman apa, kok masih ada pembisik segala. Nggak ada tuh yang bisikkan, ” kata pria yang akrab disapa Gus Dur kepada Rakyat Medeka di Kantor PN NU Jakarta kemarin. (RM, 1/4/2008)
- Slides: 11