Pendekatan Tradisional Pendekatan Terpadu dan Pendekatan Kontekstual Pendekatan

  • Slides: 24
Download presentation
Pendekatan Tradisional, Pendekatan Terpadu dan Pendekatan Kontekstual

Pendekatan Tradisional, Pendekatan Terpadu dan Pendekatan Kontekstual

 Pendekatan = dasar teori / dasar penentu metode pembelajaran Metode = Rencana pembelajaran

Pendekatan = dasar teori / dasar penentu metode pembelajaran Metode = Rencana pembelajaran bahasa yang mencakup pemilihan, penentuan, dan pengembangan pembelajaran Teknik = Cara yang digunakan guru menyampaikan materi pembelajaran

1. 2. 3. Pendekatan Tradisional (Diskret) Pendekatan Integratif Pendekatan Kontekstual

1. 2. 3. Pendekatan Tradisional (Diskret) Pendekatan Integratif Pendekatan Kontekstual

 Pendekatan yang menempatkan siswa sebagai pembelajar yang menerima materi dari pengajar secara pasif

Pendekatan yang menempatkan siswa sebagai pembelajar yang menerima materi dari pengajar secara pasif Bahasa diajarkan sebagai unit yang terpisah atas keterampilan bahasa yang ada seperti pengajaran rumus-rumus tata bahasa dan pengajaran kosakata yang diberikan secara terpisah dari bacaan Pembelajaran bersifat teoretis

 Pembelajaran terpadu dalam pengajaran bahasa sebenarnya dilandasi oleh pandangan bahasa holistik (whole language)

Pembelajaran terpadu dalam pengajaran bahasa sebenarnya dilandasi oleh pandangan bahasa holistik (whole language) yang memperlakukan bahasa sebagai sesuatu yang bulat dan utuh, dan dalam proses belajar sesuai dengan perkembangan siswa.

 Prinsip pertama: Keefektifan Komunikasi secara luas sebagai Tujuan Pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar

Prinsip pertama: Keefektifan Komunikasi secara luas sebagai Tujuan Pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar Prinsip kedua: Situasi Pembelajaran Bahasa Menurut Konteks Prinsip ketiga: Memaksimalkan hubungan antarketerampilan berbahasa

 1. Membaca Bersuara (Reading Aloud) Manfaat yang didapat dari membaca bersuara antara lain:

1. Membaca Bersuara (Reading Aloud) Manfaat yang didapat dari membaca bersuara antara lain: meningkatkan keterampilan menyimak, memperkaya kosa kata, membantu meningkatkan membaca pemahaman, dan yang tidak kalah penting adalah menumbuhkan minat baca pada siswa. 2. Membaca Dalam Hati (Sustained Silent Reading) Pesan yang ingin disampaikan kepada siswa melalui kegiatan ini adalah: (a) membaca adalah kegiatan yang menyenangkan; (b) membaca dapat dilakukan oleh siapa pun; dan membaca berarti kita berkomunikasi dengan pengarang buku tersebut.

 3. Membaca Bebas ((Independent Reading) Dalam membaca bebas, siswa bertanggung jawab terhadap bacaan

3. Membaca Bebas ((Independent Reading) Dalam membaca bebas, siswa bertanggung jawab terhadap bacaan yang dipilihnya sehingga peran guru pun berubah dari seorang pemrakarsa, model, dan pemberi tuntunan menjadi seorang pengamat, fasilitator, dan pemberi respon. 4. Menulis jurnal Jurnal merupakan sarana yang aman bagi siswa untuk mengungkapkan perasaannya, menceritakan kejadian di sekitarnya, membeberkan hasil belajarnya, dan menggunakan bahasa dalam bentuk tulisan.

 5. Menulis Terbimbing (Guided Writing) Guru bertindak sebagai pendorong bukan pengatur, sebagai pemberi

5. Menulis Terbimbing (Guided Writing) Guru bertindak sebagai pendorong bukan pengatur, sebagai pemberi saran bukan memberi petunjuk. Dalam kegiatan ini proses menulis, seperti memilih topik, membuat draf, memperbaiki, dan mengedit dilakukan sendiri oleh siswa. 6. Menulis Bebas (Independent Writing) Menulis bebas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis, meningkatkan kebiasaan menulis, dan meningkatkan kemampuan kritis dalam menulis bebas. Siswa mempunyai kesempatan untuk menulis tanpa ada intervensi dari guru. Siswa bertanggung jawab sepenuhnya dalam proses menulis. Jenis menulis yang termasuk menulis bebas, antara lain menulis jurnal, menulis respon.

 Bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat ditransfer dari satu permasalahan

Bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat ditransfer dari satu permasalahan ke permasalahan lain. Transfer adalah kemampuan untuk berfikir dan berargumentasi tentang situasi baru melalui penggunaan pengetahuan awal

 • • Pembelajaran bermakna: pemahaman, relevansi dan penilaian pribadi sangat terkait dengan kepentingan

• • Pembelajaran bermakna: pemahaman, relevansi dan penilaian pribadi sangat terkait dengan kepentingan siswa di dalam mempelajari isi materi pel ajaran. Pembelajaran dirasakan terkait dengan kehidupan nyata atau siswa mengerti manfaat isi pembelajaran, jika mereka merasakan berkepentingan untuk belajar demi kehidupannya di masa mendatang. Prinsip ini sejalan dengan pembelajaran bermakna (meaningful learning) yang diajukan oleh Ausuble. Penerapan pengetahuan: adalah kemampuan siswa untuk memahami apa yang dipelajari dan diterapkan dalam tatanan kehidupan dan fungsi di masa sekarang atau di masa depan.

 • • • Berpikir tingkat tinggi: siswa diwajibkan untuk memanfaatkan berpikir kritis dan

• • • Berpikir tingkat tinggi: siswa diwajibkan untuk memanfaatkan berpikir kritis dan berpikir kreatifnya dalam pengumpulan data, pemahaman suatu isu dan pemecahan suatu masalah. Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar: isi pembelajaran harus dikaitkan dengan standar lokal, provinsi, nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dunia kerja. Responsif terhadap budaya: guru harus memahami dan menghargai nilai, kepercayaan, dan kebiasaan siswa ternan pendidik dan masyarakat tempat ia mendidik. Ragam individu dan budaya suatu kelompok scrta hubungan antara budaya tersebut akan mempengaruhi pembelajaran dan sekaligus akan berpengaruh terhadap cara mengajar guru. Setidaknya, ada 4 hal yang perdiperhatikan di dalam pembelajaran kontekstual, yaitu individu siswa, kelompok siswa baik sebagai tim atau keseluruhan kelas, tatanan sekolah dan besamya tatanan komunitas kelas. lu

 • • Pembelajaran bermakna: pemahaman, relevansi dan penilaian pribadi sangat terkait dengan kepentingan

• • Pembelajaran bermakna: pemahaman, relevansi dan penilaian pribadi sangat terkait dengan kepentingan siswa di dalam mempelajari isi materi pel ajaran. Pembelajaran dirasakan terkait dengan kehidupan nyata atau siswa mengerti manfaat isi pembelajaran, jika mereka merasakan berkepentingan untuk belajar demi kehidupannya di masa mendatang. Prinsip ini sejalan dengan pembelajaran bermakna (meaningful learning) yang diajukan oleh Ausuble. Penerapan pengetahuan: adalah kemampuan siswa untuk memahami apa yang dipelajari dan diterapkan dalam tatanan kehidupan dan fungsi di masa sekarang atau di masa depan.

 Penilaian autentik: penggunaan berbagai strategi penilaian (misalnya penilaian proyek tugas terstruktur, kegiatan siswa,

Penilaian autentik: penggunaan berbagai strategi penilaian (misalnya penilaian proyek tugas terstruktur, kegiatan siswa, penggunaan portofolio, rubrik, daftar cek, pedoman observasi, dan sebagainya) akan merefleksikan hasil belajar sesungguhnya.

Konvensional Kontekstual * Pemilihan informasi ditentukan oleh Guru * Pemilihan informasi berdasarkan Kebutuhan individu

Konvensional Kontekstual * Pemilihan informasi ditentukan oleh Guru * Pemilihan informasi berdasarkan Kebutuhan individu siswa * Cenderung terfokus pada satu bidang * Cenderung mengintegrasikan (disi lin) tertentu beberapa bidang (disiplin) * Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai pada saatnya diperlukan * Selalu mengaitkan informasi dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa * Penilaian hasil belajar hanya melalui kegiatan akademik berupa ujian/ ulangan * Menerapkan penilaian autentik melalui penerapan praktis dalam pemecahan masalah.

No. PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL 1. Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa

No. PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL 1. Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa adalah penerima informasi secara pasif 2. Siswa belajar dari ternan melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi. 3. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau masalah yang disimulasikan. 4. Perilaku dibangun atas kesadaran diri. Siswa belajar secara individual Pembelajaran sangat abstrak dan teoretis Perilaku dibangun atas dasar kebiasaan

No. PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL 1. Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman Keterampilan dikembangkan atas

No. PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL 1. Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan 1. Hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri. Hadiah untuk perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapor 1. Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu keliru dan merugikan. Bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif, yakni siswa diajak menggunakan bahasa dalam konteks nyata. Pemaharnan rumus dikembangkan atas dasar skemata yang sudah ada dalam diri siswa. Pemaharnan rumus itu relatif berbeda antara siswa yang satu dan lainnya. Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia takut hukuman 1. 1. 11. Siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis Bahasa diajarkan dengan pendekatan struktural: rumus diterangkan sampai paham, kemudian dilatihkan (drill) Rumus itu ada di luar diri siswa, yang harus diterangkan, diterima, dihafalkan, dan dilatihkan Rumus adalah kebenaran absolut (sama untuk semua orang). Hanya ada dua kemungkinan, yaitu pemahaman rumus yang salah atau pemahaman rumus yang benar Siswa secara pasif menerima rumus atau kaidah

No. PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL 11. Pengetahuan yang dimiliki manusia dikembangkan oleh manusia itu

No. PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL 11. Pengetahuan yang dimiliki manusia dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Pengetahuan adalah penangkapan terhadap serangkaian fakta, konsep, atau hukum yang berada di luar diri manusia. 11. Karena ilmu pengetahuan itu dikembangkan (dikonstruksi) oleh manusia sendiri. Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final 11. Siswa diminta bertanggung jawab memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing. Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran 15. Penghargaan terhadap pengalaman siswa diutamakan Pembelajaran tidak memperhatikan pengalaman siswa. 16. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara: proses Hasil belajar hanya diukur dengan tes. bekeja, hasil karya, penampilan, rekaman, tes, dan lain.

 • • • Pengajaran autentik (Authentic Instruction), yaitu pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa

• • • Pengajaran autentik (Authentic Instruction), yaitu pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa untuk mempelajari konteks bermakna. Ia mengembangkan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah yan g penting di dalam konteks kehidupan nyata. Belajar berbasis inquiri (Jnquiry-Based Learning) yang membutuhkan strategi pengajaran yang mengikuti metodologi sains dan menyediakan kesempatan untuk pembelajaran bermakna.

 • Belajar berbasis projek/tugas terstruktur (Project-Based Learning) yang membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif

• Belajar berbasis projek/tugas terstruktur (Project-Based Learning) yang membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar siswa (kelas) didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruk (membentuk) pembelajarannya, dan mengkulminasikannya dalam produk nyata (Buck Institute for Education dalam Hasanah, 2003). • Belajar berbasis kerja (Work-Based Learning) yang memerlukan suatu pendekatan pengajaran yang memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari materi pelajaran berbasis sekolah dan bagaimana materi tersebut dipergunakan kembali di dalam tempat kerja. Jadi dalam hal ini tempat kerja atau sejenisnya dan berbagai aktivitas dipadukan dengan materi pelajaran untuk kepentingan siswa (Smith dalam Hasanah 2003).

 • • • Belajar jasa-layanan (Service Learning) yang memerlukan penggunaan metodologi pengajaran yang

• • • Belajar jasa-layanan (Service Learning) yang memerlukan penggunaan metodologi pengajaran yang mengkombinasikan jasa-iayanan masyarakat dengan suatu struktur berbasis sekolah untuk merefleksikan jasa-Iayanan tersebut, jadi menekankan hubungan antara pengalaman jasa-Iayanan dan pembelajaran akademis. Dengan kata lain pendekatan ini menyajikan suatu penerapan praktis dari pengetahuan bam yang diperlukan dan berbagai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan di dalam masyarakat melalui proyek/tugas terstruktur dan kegiatan lainnya (Mc. Pherson, 200 I). Belajar kooperatif (Cooperative Learning) yang memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapal tujuan belajar (Holubec, 2001).

 • • Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh siswa. Memahami latar

• • Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh siswa. Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa rnelalui proses pengka jian secara seksama. Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa, selanjutnya memilih dan mengkaitkannya dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam proses pembelajaran kontekstual. Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan kehidupan mereka.

 • • Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk rnengaitkan apa yang sedang

• • Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk rnengaitkan apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan/pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dan mengaitkan apa yang dipelajarrnya dengan fenomena kehidupan sehari. Selanjutnya, siswa didorong untuk membangun kesimpulan yang merupakan pemahaman siswa terhadap konsep atau teori yang sedang dipelajarinya. Melakukan penilaian terhadap pemahaman siswa. Hasil penilaian tersebut dijadikan sebagai bahan refleksi terhadap rancangan pembelajaran dan pelaksanaannya.

 Apakah penggunaan pendekatan kontekstual dan pendekatan integratif dalam pembelajaran bahasa Indonesia MI harus

Apakah penggunaan pendekatan kontekstual dan pendekatan integratif dalam pembelajaran bahasa Indonesia MI harus meninggalkan seluruh nilai pendekatan tradisional ? Jelaskan !