Pendekatan Sosiologis dalam Kesehatan Mental Komunitas Rizqy Amelia
- Slides: 11
Pendekatan Sosiologis dalam Kesehatan Mental Komunitas Rizqy Amelia Zein Departemen Psikologi Kepribadian dan Sosial
Durkheim & Parson • Garis demarkasi yang memisahkan perilaku standar dengan abnormalitas harusnya plastis, relatif, tergantung konteks/nilai yang dianut masyarakat (Durkheim). – Garis demarkasi normal|abnormal ini penting peranannya dalam membentu kohesi sosial. • Kondisi sehat merepresentasikan kapabilitas individu untuk ‘berfungsi’ secara optimal dalam menjalankan perannya relasi sosial, sedangkan kondisi sakit dianggap deviant karena hadirnya motivasi withdrawal dalam relasi sosial (Parson). – The Sick Role (Gerhardt 1989) “…the sick individuals be exempted from their normal responsibilities, cannot help of being ill, they should want to get well, and should seek medically competent professional to get better…”
…cont’d • Konsepsi ‘sakit’ milik Parson belum lengkap karena masih ada dua kriteria tambahan (Busfield 1996): – The rule breaking requirement – The agency requirement “…first, since the withdrawal from social obligations associated with illness is socially sanctioned, it cannot itself be properly described as rulebreaking. Second, to recognise that there can be some motivational elements in illness is not sufficient to establish that the illness itself is willed and that there is agency… (Busfield 1996; 64)”
Labelling theory • Berakar dari interaksionisme simbolik. • Sering disebut sebagai societal reaction theory. – Karena berfokus pada reaksi masyarakat terhadap perilaku deviant. “. . one of the more important sociological questions here is not what causes human beings to develop such symptoms as hallucinations and delusions but, instead, what is it about their behaviour which leads the community to reject them, segregate them, and otherwise treat them as irresponsible, i. e. as insane. . (Lemert 1951; 387 -8)”
…cont’d • Gangguan mental adalah kategori perilaku deviant yang residual (Scheff 1999) “…The culture of the group provides a vocabulary of terms for categorising many norm violations: crime, perversion, drunkenness, and bad manners…After exhausting these categories, however, there is always a residue of the most diverse kinds of violations for which the culture provides no explicit label…For the convenience of the society in construing those instances of unnameable rule-breaking that are called to its attention, these violations may be lumped together into a residual category: witchcraft, spirit possession, or, in our own society, mental illness… (Scheff 1999; 55)”
…cont’d • Rumah Sakit Jiwa adalah institusi yang menempelkan label ‘kegilaan’ yang irreversible pada individu melalui proses kontrol sosial (Goffman 1961)
Marxian • Terminologi ‘sakit’ adalah produksi kapitalisme. – Kepentingan penjualan obat kritik terhadap DSM V. • Etiologi gangguan mental bukan fisiologis, namun aspek sosial ketidakadilan dan isolasi – Problem kesehatan mental rentan melanda orang dengan SES rendah dan buruk. – Wanita dilaporkan lebih sering menderita gangguan mental dibandingkan laki. – Kesehatan mental berpola rasial etnis minoritas lebih sering dilaporkan menderita gangguan mental.
Social ties dan kesehatan mental
Konstruksi Sosial • Menyoroti realitas abnormalitas, apakah benar-benar nyata (realisme), atau sekedar konstruksi? – Meskipun Skizofrenia adalah gangguan mental yang paling sering ditemui, reliabilitas dan validitas pedoman diagnosisnya sangat buruk, sehingga etiologinya tidak bisa dipastikan. – Agorafobia dimunculkan ketika emansipasi wanita menjadi semangat zaman (zeitgeist). – Istilah psikopat mengandung simptom yang sangat bervariasi dan tidak ada pondasi biologisnya sama sekali. – Depresi biasa digunakan untuk menggambarkan depressive mood, padahal helplessness, powerlessness, dan worthlessness adalah hasil dari interaksi sosial, bukan penghayatan individu.
Foucauldian • Istilah ‘normal’ dan ‘tidak normal’ adalah hasil relasi power. • Kriminalitas seringkali merupakan bagian dari resistensi politik, lalu di depolitisasi dengan melihatnya sebagai perilaku menyimpang • Ilmu sosial didorong untuk kapabel dalam menjelaskan perilaku menyimpang rasionalisasi utk policing the population
Disciplinary Power (Foucault) • Hierarchical observation and surveillance – Memperoleh kontrol atas seseorang dapat dicapai dengan melakukan pengamatan/pengawasan secara konstan – CCTV Jeremy Betham’s Panopticon • Normalising judgement – Membandingkan perilaku individu dengan norma standar dan memberikan hukuman apabila tidak sesuai • Examination – Merupakan kombinasi antara pengawasan dengan pemberian hukuman
- Rizqy amelia zein
- Teori peluang
- Pendekatan-pendekatan dalam intelegensi adalah
- Pendekatan dalam ilmu pemerintahan
- Prinsip promosi kesehatan adalah
- Landasan sosiologis pancasila
- Pengertian landasan sosiologis
- Contoh pendekatan ilmiah dan non ilmiah
- Pendekatan kesifatan
- Pendekatan bertema sains
- Perangkat hukum eksternal dalam manajemen koperasi adalah
- Contoh neraca perdagangan pendekatan parsial