Pendekatan dalam Pembelajaran Pengertian Pendekatan Pembelajaran Menurut Wahjoedi
Pendekatan dalam Pembelajaran
• • Pengertian Pendekatan Pembelajaran Menurut Wahjoedi (1999) : cara mengelola kegiatan belajar dan prilaku siswa agar ia dapat aktif dalam melakukan tugas belajar sehingga bisa memperoleh prestasi belajar secara optimal. Menurut Nuryani (2002): pendekatan (approach) lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode lebih menekankan pada teknik pelaksanaannya. Satu pendekatan yang direncanakan untuk satu pembelajaran mungkin dalam pelaksanaan proses tersebut digunakan beberapa metode. Menurut Syaiful (2003): merupakan suatu pandangan guru terhadap siswa dalam menilai, menentukan sikap dan perbuatan yang dihadapi dengan harapan dapat memecahkan masalah dalam mengelola kelas yang nyaman dan menyenangkan dalam proses pembelajaran. Jadi, bisa disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan cara yang menggambarkan sebagai kerangka umum dari skenario yang digunakan oleh guru dalam membelajarkan siswa agar bisa mencapai suatu tujuan pembelajaran.
pembelajaran dibedakan jadi dua jenis : • pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) • pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Pendekatan pembelajaran berpusat pada peserta didik Penerapan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dapat dilakukan melalui pengembangan berbagai keterampilan belajar esensial secara efektif antara lain sebagai berikut: • berkomunikasi lisan dan tertulis secara efektif, • berpikir logis, kritis, dan kreatif, • rasa ingin tahu, • penguasaan teknologi dan informasi, • pengembangan personal dan social, dan • belajar mandiri.
• Pengembangan pengalaman pembelajaran pada hakekatnya didesain untuk membelajarkan siswa. • Dalam mendesain pembelajaran siswa harus ditempatkan sebagai factor utama, dengan kata lain dalam proses mendesain pembelajaran sebaiknya menempatkan siswa sebagai subjek belajar. • Setiap siswa harus memiliki pengalaman belajar secara optimal. • Dengan kata lain pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa (PBAS)
Landasan filosofis Filsafat pendidikan progresivisme (Sadullah, 2007: 142) : “Filsafat progresi f berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa yang akan datang. Karenanya cara terbaik mempersiapkan para siswa untuk suatu masa depan yang tidak diketahui adalah membekali mereka dengan strategi-strategi pemecahan masalah yang memungkinkan mereka mengatasi tantangan-tantangan baru dalam kehidupan dan untuk menemukan kebenaran-kebenaran yang relevan pada saat ini”.
Pandangan filsafat progresivisme pendidikan didasarkan pada enam asumsi Muatan kurikulum harus diperoleh dari minat dan interest siswa, bukan dari disiplin-disiplin akademin Pembelajaran dikatakan efektif jika mempertimbangkan interest, minat serta kebutuhan-kebutuhan siswa secara menyeluruh dalam dengan domain kognitif, afektif, dan psikomotor Pembelajaran pada dasarnya aktif bukan pasif, sehingga guru yang efektif adalah guru yang memberikan siswa pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka belajar dengan melakukan kegiatan secara langsung yang bersifat kontekstual Tujuan pendidikan adalah mengajar siswa berpikir secara rasional, sehingga mereka menjadi serdas, dan mampu member kontribusi pada masyarakat. Di sekolah para siswa mempelajari nilai-nilai personal dan juga nilai-nilai social. Manusia berada dalam suatu keadaan yang berubah secara konstan, dan pendidikan memungkinkan masa depan yang lebih baik dibandingkan dengan masa lalu
Landasan Psikologis • Interaksi pendidikan : interaksi antar individu yang sangat komplek dan unik yang berlangsung dalam suatu konteks pedagogis. • Interaksi pendidikan dipengaruhi oleh kondisi dan latar belakang individu yang berinteraksi yaitu kondisi dan latar belakang guru dan siswa. • Menurut Sukmadinata (2003: 32) dikemukakan bahwa: “Psikologi pendidikan dibutuhkan untuk lebih memahami situasi pendidikan, interaksi gurudengan siswa, kemampuan, perkembangan, karakteristik dan factor-faktor yang melatarbelakangi perilaku siswa dan perilaku guru, proses belajar, pengajaran, pembelajaran, bimbingan, evaluasi, pengukuran, dan lain-lain. ”
Ada beberapa asumsi yang mendasari Pembelajaran Berorietasi Aktivitas Siswa (PBAS) • Asumsi Filosofis; tentang Pendidikan bukan hanya mengembangkan intelektual saja, tetapi mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh siswa. • Asumsi tentang Siswa; sebagai Subjek Pendidikan Siswa sebagai subjek pendidikan yang sedang dalam tahap perkembangan, artinya siswa diposisikan sebagai manusia yang sedang dalam tahap perkembangan dengan karakteristik dan potensi yang unik, hedrogen, aktif, dinamis, dan memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya. • Asumsi tentang Guru bertanggung jawab mencptakan susasana yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. • Asumsi yang berkaitan dengan proses pembelajaran Proses belajar akan terjadi bila siswa berteraksi secara aktif dengan lingkungan belajrnya.
Penerapan PBAS dalam Pembelajaran q • Keterlibatan siswa dalam proses perencanaan meliputi: Perumusan tujuan pembelajaran. Idealnya dalam menetapkan tujuan pembelajaran seorang guru melibatkan siswa. • Penyusunan rancangan pembelajaran; pada penyusunan RPP melibatkan siswa, hal ini dilakukan agar RPP yaqng dibuat oleh sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. • Memilih dan menetukan sumber belajar; melibatkan siswa untuk mencari dan menemukan bahan serta sumber yang dibutuhkan siswa • Menentuakan dan mengadakan media pembelajaran yang akan digunakan. q Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, meliputi: • Kegiatan fisik, mental, intelektual. • Kegiatan eksperimental. ; melalui kegiatan observasi, melakukan langsung di laboratorium atau di lapangan sampai pada pembuatan laporan untuk dipresentasikan. • Keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif. • Keterlibatan siswa untuk mencari dan memamfaatkan sumber belajar yang ada. • Adanya interaksi multiarah, yaitu interaksi siswa dengan siswa, dan interaksi siswa dengan guru. q Keterlibatan siswa dalam proses evaluasi pembelajaran, dapat meliputi: • Mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran yang telah dilakukan. • Melaksanakan kegiatan semacam tes dan tugas-tugas yang dikerjakannya baik secara terstruktur maupun tugas mandiriyang diberikan guru. • Menyusun laporan hasil belajar baik secara tertulis maupun lisan.
Teacher Centered Teaching (TCL) • • • Suatu pendekatan belajar yang berdasar pada pandangan bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan dan keterampilan Model Komando atau Banking Learning Concept Sejauh ini model-model pembelajaran yang bersifat teacher center terlihat pada model pembelajaran model komando atau banking learning concept. Pembelajaran model ini selalu betolak belakang antara posisi guru dan peserta didik, yakni jika guru ceramah siswa mendengarkan dengan tekun, guru bertanya siswa menjawab, guru mengerti siswa tidak tahu apa -apa, guru mendiktekan teks siswa mencatat, guru pandai siswa bodoh, guru sebagai subjek siswa sebagai objek, guru membuat program belajar siswa menerima program, dan seterusnya. Model komando ini diterapkan sekitar tahun 1960 -an. Dalam proses pembelajaran model komando, biasanya guru mempersiapkan bahan untuk diterapkan pada siswa. Jadi model komando tidak melibatkan siswa dalam bentuk menyepakati kontrk belajar
ciri sebagai berikut: • Memakai pendekatan berpusat pada guru, yakni gurulah yang harus menjadi pusat dalam pembelajaran. • Siswa ditempatkan sebagai objek belajar. Siswa dianggap sebagai organisme yang pasif, sebagai penerima informasi yang diberikan guru. • Kegiatan pembelajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu. • Siswa hanya belajar manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat belajar.
Lanjutan • Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran. Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru • Di Indoneisa sistem pembelajaran pada hampir semua sekolah masih bersifat satu arah, karena yang ingin dicapai adalah bagaimana guru bisa mengajar dengan baik sehingga yang terjadi adalah hanya transfer pengetahuan. • Modifikasi model pembelajaran TCL telah banyak dilakukan, antara lain mengkombinasikan lecturing (ceramah) dengan Tanya jawab dan pemberian tugas namun hasil yang dihasilkan masih dianggap belum optimal. • Dampak dari sistem pembelajaran TCL adalah guru kurang mengembangkan bahan pembelajaran
Pendekatan Santifik • Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Kemendikbud melalui Materi Diklat Guru Implementasi Kurikulum 2013. • Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring (5 M). • Pendekatan ini merujuk kepada teknik-teknik investigasi atas suatu fenomena, cara memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan dengan pengetahuan sebelumnya.
Langkah-langkah pendekatan Scapientific Observing (mengamati) Questionong (menanya) Associating (menalar) Experimenting (mencoba) Networking (membentuk jejaring)
1. Mengamati • Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning) • Kegiatan mengamati memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya • Kegiatan mengamati memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran
Lanjutan • Kegiatan mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. • Kegiatan mengamati dapat membantu peserta didik untuk menemukan fakta adanya hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru
Langkah-langkah Mengamati • Menentukan objek apa yang akan diobservasi • Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi • Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder • Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi • Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar • Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya
Aplikasi Pengamatan/observing • Pengamatan terhadap objek fenomena alam, lingkungan, masyarakat, budaya • Pengamatan gambar/grafik: gambar pola pemukiman penduduk, petani menanam padi 3. • Pengamatan terhadap tulisan: bacaan/wacana dalam LK 4. • Pengamatan terhadap proses: aktivitas/peristiwa …. dll.
2. Menanya • Menanya dilakukan dengan tujuan untuk menggali informasi yang tidak dipahami atau untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. • Menanya dapat dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. • Keterampilan menanya dapat mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, dan kemampuan pikiran kritis.
Fungsi Menanya • Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran. • Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. • Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. • Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan • Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
Lanjutan • Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. • Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan. • Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. • Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
Contoh Menanya • Hasil pengamatan gambar aktivitas petani di sawah. Apakah sawah itu? • Siapa penggarap sawah? Di mana sawah dapat dijumpai? • Kapan sawah digarap? • Mengapa dalam menggarap sawah memerlukan orang lain untuk mengerjakannya? • Bagaimana seandainya jika tidak ada yang membantu menggarap sawah?
3. Mengumpulkan Informasi Kompetensi yang dikembangkan dalam mengumpulkan informasi adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, dsb.
Dalam pembelajaran mengumpulkan informasi dapat dilakukan dengan cara: • • • Mengkaji isi buku Analisis video Melakukan wawancara Melakukan eksperimen Kegiatan mengumpulkan informasi yang diyakini dapat meningkatkan hasil belajar nyata atau autentik adalah melakukan percobaan atau eksperimen. • Percobaan atau eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya sehari-hari.
4. Menalar (associating) • Menalar adalah proses berpikir logis dan sistematis terhadap fakta empiris yang diobservasi untuk mendapatkan simpulan berupa pengetahuan. • Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemahan dari reasoning. • Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. • Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori.
Esensi Menalar • Guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran (Penalaran Ilmiah) merupakan proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan • Menalar (Kurikulum 2013) merupakan padanan dari associating bukan terjemahan reasoning
5. Mengomunikasikan • Mengkomunikasikan adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. • Kompetesi yang dikembangkan dalam mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, percaya diri, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. • Mengkomunikasikan dapat dilakukan dalam bentuk laporan tertulis atau presentasi langsung. • Kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan secara individual maupun secara kelompok.
- Slides: 29