PENALARAN Hartanto S I P M A Penalaran

  • Slides: 29
Download presentation
PENALARAN Hartanto, S. I. P, M. A.

PENALARAN Hartanto, S. I. P, M. A.

� Penalaran sebagai hasil kegiatan intelektual yang merupakan keunggulan dan sekaligus kekuatan manusia. �

� Penalaran sebagai hasil kegiatan intelektual yang merupakan keunggulan dan sekaligus kekuatan manusia. � Penalaran menghasilkan berbagai temuan dan karya-karya besar yang dapat merubah peradaban. � Membuat manusia menjadi lebih bijak dalam menghadapi persoalan.

Hakikat Penalaran � Ketika kita membentuk gagasan dengan cara memahami hakikat atau esensi suatu

Hakikat Penalaran � Ketika kita membentuk gagasan dengan cara memahami hakikat atau esensi suatu hal. � Proses Berpikir seperti ini disebut sebagai pengertian sederhana. � Proses mental dimana kita berusaha memahami unsur esensial segala sesuatu melalui kegiatan panca indera.

Penalaran � Sebuah proses mental dimana kita (melalui akal budi) bergerak dari apa yang

Penalaran � Sebuah proses mental dimana kita (melalui akal budi) bergerak dari apa yang telah kita ketahui menuju ke pengetahuan baru (hal yang belum kita ketahui) � Bergerak dari pengetahuan yang kita miliki menuju pengetahuan baru yang berhubungan dengan pengetahuan yang telah kita miliki tersebut. � Kita melakukan kegiatan penalaran bertolak dari pengetahuan kita, menalar tidak bisa dilakukan dengan bertolak dari ketidaktahuan.

Jenis-Jenis Penyimpulan � Bertolak dari hal-hal yang sudah kita ketahui menuju ke pengetahuan baru

Jenis-Jenis Penyimpulan � Bertolak dari hal-hal yang sudah kita ketahui menuju ke pengetahuan baru � Penyimpulan langsung � Penyimpulan tidak langsung

PENALARAN Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada

PENALARAN Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar. Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut Proposisi.

Proposisi berbentuk kalimat berita netral. Kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat harapan, dan kalimat inversi

Proposisi berbentuk kalimat berita netral. Kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat harapan, dan kalimat inversi tidak disebut proposisi. Contoh proposisi : 1. Ayam adalah burung 2. Indonesia menjadi negara makmur.

Penyimpulan Langsung � Penyimpulan dimana kita secara langsung dan begitu saja menarik kesimpulan dari

Penyimpulan Langsung � Penyimpulan dimana kita secara langsung dan begitu saja menarik kesimpulan dari sebuah premis atau satu-satunya premis yang ada. � Penyimpulan semacam ini merupakan sebuah proses dimana kita berpikir untuk menemukan sebuah proposisi baru atas dasar proposisi yang kita miliki, yang berbeda dari yang baru namun tetap merupakan proposisi yang harus mengikuti ide atau gagasan yang terdapat di dalam proposisi yang lama. � Sifatnya Terbatas

Penyimpulan tidak langsung � Proses Penyimpulan dimana kita menarik sebuah kesimpulan melalui dua premis

Penyimpulan tidak langsung � Proses Penyimpulan dimana kita menarik sebuah kesimpulan melalui dua premis atau lebih yang dipersatukan. � Penyimpulan ini merupakan proses akal-budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi yang lama. � Contoh: � Semua Orang Jepang Berasal dari bangsa Ainu � Hayashi adalah Orang Jepang � Jadi, hayashi adalah keturunan bangsa Ainu

Untuk menentukan sehat atau tidaknya penalaran, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Menentukan

Untuk menentukan sehat atau tidaknya penalaran, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Menentukan premis dan konklusi. 2. Menentukan premis tersembunyi. 3. Deduksi dan Induksi. 4. Isi dan bentuk penalaran. 5. Memahami kaidah pokok berpikir.

1. Menentukan premis dan konklusi � Premis : alasan pendukung. � Konklusi : kesimpulan

1. Menentukan premis dan konklusi � Premis : alasan pendukung. � Konklusi : kesimpulan dalam penalaran. � Untuk menentukan sehat atau tidaknya penalaran, harus ditentukan premis dan konklusi, serta menilai apakah konklusi dan premis nya mempunyai hubungan (apakah premis mendukung konklusi)

� Contoh: tentukan premis dan konklusi dari kalimat di bawah ini : “Bahwa sesungguhnya

� Contoh: tentukan premis dan konklusi dari kalimat di bawah ini : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. “

2. Menentukan premis tersembunyi � Benar atau tidaknya suatu pendapat, ditentukan oleh seberapa kuat

2. Menentukan premis tersembunyi � Benar atau tidaknya suatu pendapat, ditentukan oleh seberapa kuat konklusi didukung oleh premis. � Perhatikan juga pada premis tersembunyi. � Setelah premis tersembunyi ditentukan, baru dinilai sehat atau tidaknya penalaran dengan mendasarkan kepada : 1. Seberapa kuat konklusi didukung oleh premis? 2. Apakah premis sesuai dengan kenyataan?

Contoh : 1. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. 2. Setiap orang Indonesia berkewajiban untuk

Contoh : 1. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. 2. Setiap orang Indonesia berkewajiban untuk memeluk agama. 3. Kalau sedang sakit, Anda boleh tidak hadir kuliah. 4. Orang Jawa bisa menulis huruf Jawa. Joko adalah orang Jawa, jadi bisa menulis huruf Jawa. 5. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi bangsa Indonesia, oleh karena itu setiap warga negara Indonesia bisa berbahasa Indonesia.

3. Deduksi dan Induksi � Umum : deduksi penalaran yang bergerak dari umum ke

3. Deduksi dan Induksi � Umum : deduksi penalaran yang bergerak dari umum ke khusus, sedang induksi penalaran yang bergerak dari khusus ke umum. � Pada bahasan ini : Perbedaan antara penalaran deduksi dan induksi adalah pada dukungan premisnya terhadap konklusi.

� Penalaran deduksi adalah penalaran yang konklusinya dimaksudkan sebagai penegasan apa yang tersirat dalam

� Penalaran deduksi adalah penalaran yang konklusinya dimaksudkan sebagai penegasan apa yang tersirat dalam premisnya. Untuk menentukan sehat atau tidaknya, dengan menyelidiki semua premisnya. Jika semua premisnya betul maka penalarannya Sahih � Penalaran induksi adalah penalaran yang konklusinya dimaksudkan sebagai perluasan dari apa yang terkandung dalam premisnya. Konklusinya melampaui apa yang telah dikatakan oleh premis-premisnya. Untuk menentukan sehat atau tidaknya, bukan dengan Sahih atau tidak Sahih, namun dengan Kuat atau Lemah. � Cara menentukan suatu penalaran deduktif atau induktif adalah dengan menambah premis baru yang sejenis pada penalaran tersebut.

� Jadi : Hasil penalaran deduktif : Sahih dan Tidak Sahih Hasil penalaran induktif

� Jadi : Hasil penalaran deduktif : Sahih dan Tidak Sahih Hasil penalaran induktif : Kuat dan Lemah Validitas Contoh : Penalaran A : Angsa yang kita lihat di Surabaya berwarna putih. Angsa yang kita lihat di Yogyakarta berwarna putih. Angsa yang kita lihat di Kediri berwarna putih. Angsa yang kita lihat di Semarang berwarna putih. Jadi : Semua angsa yang pernah kita lihat berwarna putih.

Penalaran B : Angsa yang kita lihat di Surabaya berwarna putih. Angsa yang kita

Penalaran B : Angsa yang kita lihat di Surabaya berwarna putih. Angsa yang kita lihat di Yogyakarta berwarna putih. Angsa yang kita lihat di Kediri berwarna putih. Angsa yang kita lihat di Semarang berwarna putih. Jadi : Semua angsa berwarna putih.

4. Isi dan bentuk penalaran � Isi penalaran : cocok kah gagasan-gagasan (baik premis

4. Isi dan bentuk penalaran � Isi penalaran : cocok kah gagasan-gagasan (baik premis maupun konklusinya) dengan kenyataan? . � Bentuk penalaran : rangkaian gagasan yang menggambarkan hubungan antara premis dan konklusi. � Contoh : 1. Setiap presiden adalah kepala negara. Ir. Soekarno adalah kepala negara RI pertama. Jadi Ir Soekarno adalah presiden.

2. Setiap presiden adalah kepala negara. Alimudin adalah kepala negara RI pertama. Jadi Alimudin

2. Setiap presiden adalah kepala negara. Alimudin adalah kepala negara RI pertama. Jadi Alimudin adalah presiden. 3. Setiap presiden adalah kepala negara. Ir. Soekarno pernah menjadi presiden RI Jadi Ir Soekarno pernah menjadi kepala negara.

5. Kaidah Pokok Berpikir � Dalam kegiatan berpikir, terjadi kegiatan membedakan (menganalisis) dan juga

5. Kaidah Pokok Berpikir � Dalam kegiatan berpikir, terjadi kegiatan membedakan (menganalisis) dan juga mencari hubungan antara halhal yang dibedakan itu, serta mencari kesamaannya (sintesis).

� Berkaitan dengan kegiatan membedakan dan menyamakan dalam berpikir, dalam logika dikenal beberapa kaidah

� Berkaitan dengan kegiatan membedakan dan menyamakan dalam berpikir, dalam logika dikenal beberapa kaidah pokok berpikir : a) Principium Identitas (asas Identitas) b) Principium Excidencae Contradictionis (Asas menyingkirkan kontradiksi) c) Principium Exclusi Tertii (asas menutup kemungkinan ketiga) d) Principium Ratio Sufficientis ( Asas alasan yang memadai)

a. Principium Identitas (asas Identitas) � Asas : Samakan hal-hal yang memang sama �

a. Principium Identitas (asas Identitas) � Asas : Samakan hal-hal yang memang sama � Contoh : Jika Ir Soekarno sudah wafat maka Guntur tidak berayah lagi. Presiden RI pertama sudah wafat. Jadi, Guntur tidak berayah lagi.

b. Principium Excidencae Contradictions � Asas : Bedakan hal-hal yang memang beda � Contoh

b. Principium Excidencae Contradictions � Asas : Bedakan hal-hal yang memang beda � Contoh : Setiap bintang jauh dari bumi. Christine Hakim adalah bintang layar perak. Jadi Christine Hakim jauh dari bumi.

c. Principium Exclusi Tertii � Asas : Jika sesuatu dipilahkan ke dalam dua kelompok,

c. Principium Exclusi Tertii � Asas : Jika sesuatu dipilahkan ke dalam dua kelompok, misalnya A dan bukan A, maka sesuatu yang tergolong pada kelompok yang satu, pasti tidak tergolong pada kelompok yang lain ( Benar atau salah, positif atau negatif).

� Contoh : 1. 2. Jika tidak benar bahwa Ir Soekarno masih hidup, maka

� Contoh : 1. 2. Jika tidak benar bahwa Ir Soekarno masih hidup, maka Ir Soekarno sudah meninggal. Jika tidak benar bahwa semua mahasiswa Logika pandai, maka pasti ada mahasiswa Logika tidak pandai.

d. Principium Ratio Sufficientis � Asas : Setiap perubahan pasti ada penyebabnya. Setiap konklusi

d. Principium Ratio Sufficientis � Asas : Setiap perubahan pasti ada penyebabnya. Setiap konklusi atau pendapat harus didukung oleh alasan yang memadai. � Contoh : Agus perokok dan suka minum kopi Agung perokok dan suka minum kopi Jadi, semua perokok suka minum kopi.

TUGAS � Buat 2 contoh penalaran induksi dan deduksi

TUGAS � Buat 2 contoh penalaran induksi dan deduksi

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

SEKIAN DAN TERIMAKASIH