PEMERIKSAAN LEOPOLD BY SETIAWANDARI Palpasi Leopold Pemeriksaan palpasi

PEMERIKSAAN LEOPOLD BY. SETIAWANDARI

Palpasi Leopold Pemeriksaan palpasi Leopold merupakan suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan pada perut ibu berdasarkan teori yang telah dikembangkan oleh Leopold. Tujuan untuk menentukan posisi dan letak janin pada uterus, dapat juga berguna untuk memastikan usia kehamilan ibu.

A. Pemeriksaan Leopold I Tujuan: 1) Menentukan usia kehamilan 2) Mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri

Teknik: Teknik Memposisikan ibu dengan lutut fleksi (kaki ditekuk 450 atau lutut bagian dalam diganjal bantal) dan pemeriksa menghadap ke arah ibu Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan dari arah samping umbilical Kedua tangan meraba fundus kemudian menentukan TFU dengan menggunakan ujung kedua tangan, tentukan bagian janin

Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, cirinya : keras, bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan) Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, cirinya : lunak, kurang bundar, dan kurang melenting Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada Fundus teraba kosong. Hasil

Variasi Leopold I Variasi menurut Knebel: Menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan lain di atas simfisis

Mengukur Tinggi Fundus Uteri Menurut Mc. DOnald Posisikan ibu hamil berbaring dengan kaki sendeku Tentukan bagian fundus dengan bantuan tangan kanan dan kiri. Setelah diketahui posisi dari fundus, lakukan pengukuran dimulai dari tepi symfisis sampai dengan fundus dengan posisi meteran terbalik. Posisikan angka nol berada di atasa simfisis. Setelah diposisikan secara tepat, balikan meteran lalu baca hasil pengukurannya. Tehnik

Yg perlu diperhatikan: Gunakan alat ukur metline atau meteran yang tidak elastis. Kandung kemih kosong. Karena kandung kemih yang penuh dapat memperbesar hasil pengukuran tinggi fundus uteri. Posisi ibu hamil setengah duduk agar ibu hamil terhindar dari gangguan peredaran darah balik yang dapat berpengaruh pada ibu maupun janin. Mengukur TFU harus dimulai dari usia kehamilan 2224 minggu.

Mengukur Tinggi Fundus Uteri Menurut (Spinggleberd) Pengukuran tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita meter dimulai dari tepi atas fundus uteri sampai symfisis pubis

Tujuan Mengukur Tinggi Fundus Uteri a) Untuk mengetahui pembesaran uterus sesuai dengan usia kehamilan. b) Untuk menghitung taksiran berat janin dengan teori Johnson-Tausack

Menghitung taksiran berat janin dengan teori Johnson. Tausack Jika bagian terbawah janin belum masuk PAP Taksiran Berat Janin = (TFU -12) x 155 Jika bagian terbawah janin sudah masuk PAP Taksiran Berat Janin = (TFU-11) x 155 Contoh : Pemeriksaan Mc Donald TFU = 32 cm, Bagian terbawah janin teraba sudah masuk PAP. Berapakah Taksiran besar janin? Taksiran Berat Janin = (TFU-11) x 155 = (32 - 11) x 155 = 3255 gram

Mengukur Tinggi Fundus Uteri ü ü ü UK 12 minggu : 1 -2 jari di atas simpisis UK 16 minggu : antara simpisis dan pusat UK 20 minggu : 3 jari di bawah pusat UK 24 minggu : tepat di pusat UK 28 minggu : 3 jari di atas pusat UK 32 minggu : pertengahan antara Prosesus Xipoideus dan pusat ü UK 36 minggu : 3 jari di bawah Prosesus Xipoideus ü UK 40 minggu : pertengahan antara Prosesus Xipoideus dan pusat. (Lakukan konfirmasi dengan wawancara dengan pasien untuk membedakan dengan usia kehamilan 32 minggu).

B. Pemeriksaan Leopold II Tujuan: Menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang tentukan di mana kepala janin

Teknik: Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa menghadap ibu Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian kecil (ekstremitas).

Bagian punggung: akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan Hasil: Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif

Variasi Leopold II Variasi menurut Budin: Menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus Variasi menurut Ahlfeld: Menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri di letakan tegak di tengah perut

C. Pemeriksaan Leopold III Tujuan: Menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah memasuki pintu atas panggul (PAP)

Teknik: Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa menghadap ibu Meletakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan bawah perut ibu Menekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan bagian terbawah bayi Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian goyang bagian terbawah janin

Bagian keras, bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP, maka saat bagian bawah digoyang, sudah tidak bisa (seperti ada tahanan). Hasil:

Pemeriksaan Leopold IV Tujuan: Untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul

Teknik: Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu, dengan posisi kaki ibu lurus Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis Menemukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari tangan yang meraba dinding bawah uterus. Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari: bertemu (konvergen) atau tidak bertemu (divergen)

Setelah itu memindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi) Memfiksasi bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian meletakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul

Hasil Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu (konvergen) berarti bagian terendah janin belum memasuki pintu atas panggul, sedangkan apabila kedua tangan pemeriksa membentuk jarak atau tidak bertemu (divergen) maka bagian terendah janin sudah memasuki Pintu Atas Panggul (PAP) Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (seluruh bagian jari masih meraba kepala, kepala belum masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1 jari dari lima jari, bagian kepala yang sudah masuk 4 bagian), dan seterusnya sampai 0/5 (seluruh kepala sudah masuk PAP)

- Slides: 24