Pemeriksaan fisik nutrisi dan kelainankelainan pada ibu hamil
Pemeriksaan fisik, nutrisi, dan kelainan-kelainan pada ibu hamil Pertemuan ke-6_keperawatan maternitas_2018 Ety Nurhayati, S. Kp. , Ns. Sp. Kep. Mat
Pemeriksaan fisik • Untuk mendapatkan data tentang perkembangan janin dan adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan, perawat dapat melakukan pengkajian melalui pemeriksaan fisik pada ibu hamil dengan metode inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Adapun alat yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Timabangan Badan Pengukur tekanan darah Stetoskop Termometer Bengkok Pen Lilght Meteran/pita Laenecc/Doppler Elektrik Alat untuk mengukur lingkar panggul 10. Hummer untuk memeriksa refleks 11. Sarung tangan 12. Kapas kering ditempatnya 13. Tissue pada tempatnya 14. Air ddesinfeksi tingkat tinggi (DTT) pada kom-nya 15. Tempat sampah medis dan nonmedis 16. Pengalas 17. Alat-alat untuk pengendalian infeksi (PI), seperti cairan klorin 0, 5% pada 2 baskom, 2 buah waslap.
apun Prosedur tindakan pemeriksaan fisik pada ibu hamil adalah sebagai berikut : 1. Siapkan alat-alat yang diperlukan serta ruangan dengan pencahayaan yang cukup 2. Mencuci tangan dengan benar 3. Memberitahu tentang tujuan dan langkah prosedur 4. Perhatikan tanda-tanda tubuh yang sehat. Pemeriksaan pandang sejak pertama bertemu dengan ibu. 5. Inspeksi muka pada ibu apakah ada kloasma gravadium, pucat pada wajah dan pembekakan pada wajah 6. Meminta ibu mengganti baju de gan baju pemeriksaan 7. Menganjurkan ibu untuk buang air kecil terlebih dahulu 8. Melakukan penimbangan berat badan ibu pada setiap pemeriksaan kehamilan. 9. Ukur lingkar lengan atas ibu yang khusus. 10. Lakukan pengukura tanda-tanda vital ibu yang meliputi tekanan darah, frekuensi nadi, pernapasan, dan suhu. 11. Lakukan pengukuran panggul dengan jangkar panggul. 12. Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung kaki 13. Melakukan pemeriksaan Leopo. Id I untuk menetukan bagian janin yang ada di fundus. 14. Melakukan pemeriksaan Leop. Id II. 15. Memeriksa Leop. Id III untuk menetukan bagian janin yang berada pada bagian terbawah. 16. Melakukan pemeriksaan Leopo. Id IV untuk menentukan prresentasi dan engangement (sampai seberapa jauh derajat desensus janin dan mengetahui seberapa bagian kepala janin masuk kepintu atas panggul).
17. Pemeriksaan denyut jantung janin. 20. Pemeriksaan ekstremitas atas dan Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) bawaah untuk memeriksa adanyua sejak kehamilan 20 minggu. Jantung udema. Dilakukan dengan cara janin biasanya berdenyut 120 -160 menekan jari selam beberapa detik. kali per menit. Apabila terjadi cekung yang tidak 18. Pemeriksaan punggung di bagian lekas pulih kembali berarti udema ginjal. Teputt punggunng di bagian positif. ginjal dengan bagian sisi tangan yang 21. Melakukan pemeriksaan refleks lutut di kepalkan. Bila ibu merasa nyeri, (patella) dengan menggunakan mungkin terdapat gangguan pada hummer. ginjal atau salurannya. 22. Mengatur posisi dorsal 19. Merapihkann pakaian atas dan recumbent/M shape pada ibu hamil, membuka pakaian bawah ibuu untuk memasangkan pengalas dibawah melihat varises pada ekstremitas bokong ibu, kemudian perawat bawah kanan dan kiri. Lihat dan raba memakai sarung tangan untuk bagian belakang betis dan paha, catat melakukan vulva higiene. adanya tonjolan kebiruan dari pembuluh darah.
23. Melakukan teknik PI setelah melakukan pemeriksaan fisik ibu dengan mendesinfeksi pengalas yang digunakan 24. Menerapkan komunikasi terapeutik selama pemeriksaan 25. Memperhahtikan keadaan ibu hamil selama pemeriksaan 26. Mencatat hasil pemeriksaan fisik ibu hamil.
Nutrisi pada ibu hamil • Kebutuhan zat gizi wanita hamil lebih besar bila dibandingkan dengan wanita tidak hamil dan tidak menyusui. Kebutuhan zat gizi tersebut adalah sebagai berikut : a. Energi. Kebutuhan tambahan energi yang dibutuhkan selama kehamilan adalah sebesar 300 kkal per hari menurut DEPKES RI (1996) Kebutuhan energi pada triwulan pertama pertambahannya sedikit sekali (minimal). Seiring dengan tumbuhnya janin, kebutuhan energi meningkat secara signifikan, terutama sepanjang triwulan dua dan tiga. Kebutuhan energi ini berdasarkan pada penambahan berat badan yang diharapkan yaitu 12, 5 kg selama kehamilan (Prasetyono, 2009).
Lanjutan. . b. Protein. Kebutuhan tambahan protein tergantung kecepatan pertumbuhan janinnya. Trimester pertama kurang dari 6 gram tiap hari sampai trimester dua. Trimester terakhir pada waktu pertumbuhan janin sangat cepat sampai 10 gram/hari. Bila bayi sudah dilahirkan protein dinaikkan menjadi 15 gram/hari (Paath, 2004). c. Vitamin dan Mineral. Bagi pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin dan mineral, diantaranya adalah :
Lanjutan. . 1. Vitamin A, Kebutuhan normal ibu hamil pada vitamin A menurut DEPKES RI (1996) adalah sebanyak 800 – 2. 100 IU (International Unit) per hari. (Prasetyono, 2009). 2. Vitamin B. – Vitamin B 6 (Piridoksin) adalah ko-enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme asam amino dan glikogen, ). Kebutuhan zat gizi akan vitamin B 6 menurut DEPKES RI (1996) adalah sebesar 2, 5 mg per hari (Prasetyono, 2009).
– Vitamin B 1 (Tiamin), vitamin B 2 (Riboflavin), dan vitamin B 3 (Niasin) diperlukan untuk metabolisme energi. Menurut DEPKES RI (1996) Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk masing-masing vitamin tersebut adalah sebesar 1, 4 mg/hari, dan 1, 8 mg/hari – Vitamin B 12 (Kobalamin) diperlukan untuk pembelahan sel, sintesis protein, pemeliharaan sel-sel saraf serta produksi sel darah merah dan darah putih. Vitamin B 12 terutama ditemukan dalam protein hewani (daging, ikan, susu) dan rumput laut. Menurut DEPKES RI (1996) kebutuhan vitamin B 12 pada masa kehamilan adalah sebesar 2, 6 µg/hari (Prasetyono, 2009). 3. Vitamin C. vitamin C dibutuhkan untuk fungsi leukosit, respon imun, penyembuhan luka, dan reaksi alergi (Flood and Nutrition Board, 1990). Jumlah vitamin C menurun dalam kehamilan, kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh peningkatan volume darah dan aktivitas hormon.
4. Vitamin D, diperlukan untuk absorbsi kalsium dan fosfor dari saluran pencernaan dan mineralisasi pada tulang serta gigi ibu dan janinnya. Untuk menghindari hal-hal tersebut pada wanita hamil diberikan 10 µg (400 iu) per hari selama kehamilan serta mengkonsumsi susu yang diperkaya dengan vitamin D (Arisman, 2004). 5. Vitamin E, dibutuhkan untuk memelihara integritas dinding sel dan memelihara sel darah merah. Sedangkan AKG untuk ibu hamil menurut DEPKES RI (1996) adalah sebesar 14 IU per hari (Prasetyono, 2009). 6. Vitamin K, dibutuhkan dalam faktor-faktor pembekuan dan sintesis protein di dalam tulang dan ginjal. 7. Kekurangan zat besi dalam kehamilan dapat mengakibatkan anemia, karena kebutuhan wanita hamil akan zat besi meningkat (untuk pembentukkan plasenta dan sel darah merah) sebesar 200 % – 300 %.
8. Kalsium, penting untuk kebutuhan kalsium ibu yang meningkat dan pembentukkan tulang rangka janin dan gigi. Asupan yang dianjurkan kira-kira 1200 mg/hari bagi wanita hamil yang berusia 25 tahun dan cukup 800 mg untuk mereka yang berusia lebih muda. 9. Asam folat, Kekurangan asam folat bisa berdampak pada lahirnya bayi – bayi cacat yang sudah terbentuk sejak 2 sampai 4 minggu kehamilan. Asam folat yang tidak cukup dapat menyebabkan masalah pada tabung saraf bayi yang sedang berkembang. 10. Yodium, Kekurangan yodium selama hamil mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme yang selanjutnya berkembang menjadi kretinisme. Anjuran dari DEPKES RI (1996) untuk asupan yodium per hari pada wanita hamil dan menyusui adalah sebesar 175 µg dalam bentuk garam beryodium dan minyak beryodium (Prasetyono, 2009).
Kelainan –kelainan pada ibu hamil Kelainan-kelainan Sebagai Akibat Langsung Pada Kehamilan • Gestosis 1. Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlrbihan sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Paling sering ditemui pada kehamilan trimester 1 kurang lebih 6 minggu, namun gejala ini terjadi lebih berat hanya pada satu antara seribu kehamilan(Mitayani. 2009). 2. Pre eklamsi dan eklamsi adalah penyakit hipertensi yang khas dalam kehamilan, dengan gejala utama penyakit hipertensi yang akut pada wanita hamil dan dalam masa nifas. Pada tingkat tanpa kejang disebut pre eklamsia dan pada tingkat dengan kejang disebut eklamsi (Djamhoer. 2005. hal. 68).
Lanjutan. . • Perdarahan dalam kehamilan Perdarahan Hamil Muda 1. 2. 3. Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram (Murray, 2002). Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan (Moctar, Rustam, dkk, 1998: 238 dalam Sujiatini, 2009). Kehamilan ektopik adalah setiap implantasi yang telah dibuahi di luar cavum uterus. Implantasi dapat terjadi dituba falopi, ovarium, serviks, dan abdomen. Namun kejadian kehamilan ektopik yang terbanyak adalah di tuba falopi (Murria, 2002).
Perdarahan Hamil Tua 1. Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya ostium uteri internumn (prae = didepan, vias=jalan) (Djamhoer. 2005. hal. 83). 2. Solusio plasenta adalah: pemisahan plasenta yang berimplantasi pada tempat yang normal kebanyakan dan terjadi pada trimester ke III, juga bisa terjadi pada setiap waktu setelah kehamilan 20 minggu (Danfourt. 2002. hal. 274).
• Kelainan dalam lamanya kehamilan 1. Pertus prematur, Firmansyah (2006) mengatakan partus prematur adalah kelahiran bayi pada saat masa kehamilan kurang dari 259 hari dihitung dari hari terakhir haid ibu. Menurut Mochtar (1998) partus prematurus yaitu persalinan pada kehamilan 28 sampai 37 minggu, berat badan lahir 1000 sampai 2500 gram. 2. Partus Serotinus, Menurut Manuaba (1998), kehamilan lewat waktu merupakan kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu dan belum terjadi persalinan. Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari Hari Pertama haid terakhir.
Kelainan Yang Tidak Langsung Berhubungan Dengan Kehamilan 1. Anemia, Adalah kekurangan darah yang dapat menganggu kesehatan ibu pada saat proses persalinan (BKKBN, 2003, p. 24). Kondisi ibu hamil dengan kadar Hemoglobin kurang dari 11 g% pada trimester 1 dan 3 dan <10, 5 g % pada trimester 2. Anemia dapat menimbulkan dampak buruk terhadap ibu maupun janin, seperti infeksi, partus prematurus, abortus, kematian janin, cacat bawaan (Prawirohardjo, 2008, p. 281). 2. Malaria, adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman (plasmodium) dapat mengakibatkan anemia dan dapat menyebabkan keguguran. 3. TBC paru, Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksimycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, sehingga dapat menyebabkan perubahan pada sistem pernafasan.
4. Diabetes, merupakan suatu penyakit dimana tubuh tidak menghasilkan insulin dalam jumlah cukup, atau sebaliknya, tubuh kurang mampu menggunakan insulin secara maksimal 5. Infeksi menular seksual pada kehamilan Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dengan pasangan yang menderita penyakit tersebut (Sjaiful, 2008, p. 921).
- Slides: 18