PEMBELAJARAN SISWA AUTIS PADA KELAS INKLUSI Disampaikan pada

PEMBELAJARAN SISWA AUTIS PADA KELAS INKLUSI Disampaikan pada : Pelatihan Guru Pembimbing Khusus Semarang, Oleh : Drs. Ciptono

PENGANTAR 1 Acuh tak acuh Usil tidak bisa diam Terlambat bicara Imaginasinya hilang saat bicara Sosialisasinya jelek Motoriknya terhambat Emosional

PENGANTAR 2 Terapi Autisme v Muncul berbagai cara/obat/suplemen yang ditawarkan v Beberapa jenis terapi yang benar-benar diakui oleh profesional v Semua terapi jenis apapun yang dilakukan akan memakan waktu lama v Terapi harus diberikan secara terpadu dan setiap anak membutuhkan jenis terapi yang berbeda (individual differences)

PENGANTAR 3 Jenis terapi autisme ABA (Applied Behavioral Analysis) Terapi wicara Terapi Bermain Terapi Sosial Terapi Okupasi Terapi Musik Terapi Fisik Terapi Perilaku Terapi Perkembangan Terapi Visual Terapi Biomedik

PENGANTAR 4 Terapi Wicara Ø Hampir semua anak dengan autisme memiliki kesulitan bicara dan berbahasa Ø Kadang-kadang bicara cukup berkembang, tetapi tidak mampu berkomunikasi / berinteraksi dengan orang lain

PENGANTAR 5 Terapi bermain v Bermain merupakan bagian tidak terpisahkan dalam tumbuh kembang anak v Usaha mengoptimalkan kemampuan fisik, intelektual, sosial, dan emosi v Tujuan : mengembangkan kekuatan otot, motorik, ketahanan tubuh v Misal : mengangkat dan menaruh benda, naik-turun tangga

PENGANTAR 6 Terapi Sosial § Kekurangan paling mendasar adalah bidang interaksi dan komunikasi § Terapis membantu memberikan fasilitas untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara-caranya

PENGATAR 7 Terapi Okupasi Hampir semua anak autis memiliki keterlambatan dalam perkembagan motorik halus Gerak kaku dan kasar Misal : memegang pensil, memegang sendok, menyuap makanan ke mulut

PENGANTAR 8 Terapi Fisik v Tonus otot lembek sehingga jalannya kurang kuat v Keseimbangan kurang bagus v Melalui terapi sensori integrasi

PENGANTAR 9 Terapi Perilaku v Anak-anak dengan gangguan autisme seringkali merasa frustasi v Terapis mencari latar belakang dari perilaku negatif dan mencari solusi dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin

PENGANTAR 10 Terapi Perkembangan v Anak dipelajari minatnya, kekuatannya, dan tingkat perkemabangannya kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional, dan inetelektualnya v Melalui metode floortime, Son-Rise dan RDI ( Relational Developmental Intervention )

PENGANTAR 11 Terapi Visual v Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat / visual learnes v Mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar v Bisa juga menggunakan video games

PENGANTAR 12 Terapi Biomedik v Dikembangkan oleh kelompok dokter dalamn DAN (Defeat Autism Now) v Gejala-gejala autisma diperarah dengan adannya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak v Anak-anak diperiksa secara intensif (darah, urine, faeces, dan rambut )

PENGANTAR 13 ABA ( Applied Behavioral Analysis ) v Telah lama dipakai v Sistem yang dipakai adalah memberikan pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement v Misalnya makanan/minuman, sentuhan, pelukan, ciuman, pujian, atau aktivitas yang disukai v Paling banyak dipakai di Indonesia

PENGERTIAN I Apakah semua penyandang autisme perlu sekolah ? § § § PERIKLAKU (emosi diri, rasa percaya diri, dll) SOSIALISASI (bergiliran, pemahaman, tata tertib, kerjasama, dll) BAHASA (reseptif dan ekspresif dasar) PROBLEM SOLVING KEMAMPUAN AKADEMIK SELF HELP

PENGERTIAN II Mengapa dalam wadah sekolah ? Autisme membutuhkan contoh perilaku anak lain yang tanpa hambatan Untuk mengembangkan sosialisasinya. Untuk menunjukkan ketrampilan dasar di kelas klasikal

PENGERTIAN III Masalah yang timbul setelah sekolah : 1. Penyandang Autisme : � � � � Ketidaksiapan terhadap ketrampilan prasyarat bersekolah Pelecehan dan premanisme oleh siswa/i lain Adaptasi teman baru atua guru baru/ guru pengganti Kontrol perilaku “stim” Sensitivitas terhadap stimuli eksternal Kontrol obsesi Menghadapi perubahan rutinitas aktifitas kelas Perpindahan kelas

2. Pihak Guru dan sekolah : � � � 3. Keluhan dari orangtua murid lain “Anggapan” bahwa menerim siswa penyandang Autisme berarti menurunkan kualitas dan image sekolah Keterbatasan informasi tentang Autisme – pendekatan & kepuasan yang tidak akomodatif Standarisasi kurikulum Keterbatasan SDM Keterbatasan dana Siswa /i : � � � Kebingungan terhadap perilaku teman penyandang Autisme tersebut Ketidaktahuan bagaimana seharusnya merespon Pemikiran “interaksi dengan penyandang Autisme hanya menyia-nyiakan waktu saja” 4. Orangtua nurid lain : � � Kekhawatiran anaknya tertular Autisme Kekhawatiran anaknya terganggu pelajaran

PENGERTIAN IV Guru Pendamping § Kesiapan siswa penyandang Autisme § Kesiapan guru kelas § Kesiapan pihak sekolah

PENGERTIAN V Syarat Guru Pendamping ü Memiliki ketrampilan mengajar ü Memiliki pengetahuan tentang teori dan praktek tentang autisme ü Mengikuti perkembangan program terapi ü Mengetahui “do & don’t” sebagai guru pendamping ü Memiliki kemampuan”team work”

PENGANTAR VI Peran Sekolah Sebagai informasi pada orangtua siswa yang dikhawatirkan menyandang autisme Mengadakan tes kesiapan khsusus untuk calon murid penyandang autisme Memfasilitasi “team meeting” Memberikan penyesuaian beban tugas Bekerjasama dalam penerapan Program Pendidikan Individual yang dibuat oleh Konsultan Autisme

PENGERTIAN VII Peran Orangtua : Optimis tetapi REALISTIS terhadap ekpektasi kepada anak Menyaring berbagai informasi tentang autisme secara bijak Berperan aktif sebagai bagian dari tim kerja, baik tim sekolah maupun tim rumah Mampu mengolah stress yang dihadapi

PENGERTIAN VIII Peran Konsultan Autisme: Memberi & menambahkan informasi tentang Autisme kepada pihak sekolah, guru, dan orangtua Identifikasi kebutuhan individu siswa penyandang autisma Membuat Program Pendidikan Individual Evaluasi Program Pendidikan Individual

PENGERTIAN IX Peran Pemerintah : Melegalisir penerimaan siswa penyandang Autisme di sekolah umum Penyesuaian sistem evaluasi belajar Penyesuaian sistem pemberian raport dan ijasah Menyediakan lebih banyak workshop Menambah alokasi dana

PENGERTIAN X Peran Masyarakat : Tidak memandang rendah sekolah yang menerima siswa/i penyandang autisme Memberi kesempatan “kerja” bagi mereka Memberi kesempatan untuk tampil di masyarakat, bukan untuk belas kasihan tetapi untuk menunjukkan kemampuan dan eksistensi mereka.

PENGANTAR XI TIPS Bedakan antara siswa dan hambatannya, cobalah melihat dunia dari sudut pandangnya Bila mereka mengatakan atau melakukan sesuatu yang secara sosial tidak dapat diterima, jangan dimasukkan ke hati Sekalipun keahlian menggunakan komputer penting, namun tetap harus dibatasi, untuk mencegah obsesi terhadap komputer serta lebih memberi kesempatan berinteraksi sosial Sediakan ‘ruangan tenang’ untuk menghadapi accident emosi Pada beberapa kasus, diperlukan seorang ‘sahabat’. Siapkan mereka sebelum ada perubahan aktifitas kelas atau pindah ruangan. Arahkan untuk interaksi sosial yang positif antara mereka dengan siswa/i lain di kelas Beri motivasi kepada lingkungan kelas dan sekolah, agar menjadi komunitas yang ‘caring’

PENGANTAR XII Menciptakan iklim belajar yang kondusif sehingga peserta didik dengan kebutuhan pelayanan pendidikan khusus merasa nyaman dan senang di kelas Memberi bimbingan langsung kepada setiap siswa yang memerlukan pelayanan pendidikan khusus serta mengoptimalkan potensinya, bimbingan dapat dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Memberi bantuan kepada guru kelas/mata pelajaran agar dapat memberikan pelayanan kepada peserta didik dengan kebutuhan pelayanan pendidikan khusus yang menjadi tanggung jawabnya Melaksanakan administrasi murid sesuai dengan bidang tugasnya.
- Slides: 27