Pembelajaran matematika di SD Oleh Chrisnaji Banindra Yudha
Pembelajaran matematika di SD Oleh: Chrisnaji Banindra Yudha, M. Pd
1. Hakikat siswa dalam pembelajaran matematika SD �A. Anak dalam pembelajaran matematika Siswa SD berada pada tahapan perkembangan kognitif operasional konkret. Dalam tahap ini Siswa SD belum mampu untuk berpikir formal maka dalam pembelajaran matematika sangat diharapkan bagi para pendidik mengaitkan proses belajar mengajar di SD dengan benda konkret. (Heruman 2010: 1 -2) menambahkan bahwa dari usia perkembangan kognitif, siswa sekolah dasar masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra.
�B. Anak sebagai individu yang berkembang Sesuai penelitian oleh Jean Piaget, bahwa anak tidak bertindak dan berpikir sama seperti orang dewasa, terlebih dalam matematika. Setiap individu anak akan berbeda dalam hal minat, bakat, kemampuan, kepribadian, dan pengalaman lingkungan.
�C. Kesiapan intelektual anak 1) Piaget dalam Laura E. Berk (2012: 403), ◦ Periode I Kepandaian Sensori-Motorik dari lahir – 2 tahun (bayi berfikir dengan merespon dunia melalui mata, telinga, tangan, dan mulut mereka), ◦ periode II Pikiran Pra-Operasional dari 2 -7 tahun (anak usia prasekolah menggunakan simbol untuk mewakili temuan sensoris motorik mereka), ◦ periode III Operasi-operasi Berpikir Konkrit dari 7 -11 tahun (penalaran anak-anak menjadi logis), ◦ periode IV Operasi-operasi Berpikir Formal setelah 11 tahun – dewasa (kemampuan berpikir abstrak dan sistematis)
�Dari uraian di atas, maka siswa SD dari sisi perkembangan kognitif atau intelektual masih berada pada tahap operasi-operasi atau pemikiran konkret. Siswa SD belum mampu berpikir abstrak atau di luar logika, pemikiran mereka masih kuat terikat pada halhal konkret sehingga dalam proses pembelajaran sangat perlu diperhatikan pendekatan atau strategi yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif siswa sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan dengan lebih baik.
2. Teori-Teori belajar matematika yang sesuai di SD � 1. Teori Belajar Bruner � 2. Teori Belajar Dienes � 3. Teori Belajar Van Hiele � 4. Teori belajar Brownell dan Van Engen � 5. Teori Belajar Gagne
1). Teori Belajar Bruner �A. Tahap enaktif/tahap kegiatan Pengenalan fakta atau prosedur matematika yang abstrak, seyogyanya dimulai dari hal. sederhana �B. Tahap ikonik/gambar Pemodelan dari hal sederhana �C. Tahap simbolik Penggunaan simbol matematika
2)Teori Belajar Dienes �Tahapan a. b. c. d. e. f. belajarnya: Bermain bebas Permainan Penelaahan kesamaan sifat Representasi Simbolisasi Formalisasi
3. Teori Belajar Van Hiele �Tahapan a. b. c. d. e. belajarnya: Pengenalan Analisis Pengurutan Deduksi Akurasi
4. Teori belajar Brownell dan Van Engen �Brownell a. b. c. d. (meaning teori atau teori makna) Matematika untuk tujuan pembelajaran dianalisis sebagai kumpulan fakta yang berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan. Anak diharuskan menguasai unsur-unsur yang banyak sekali tanpa diperhatikan pengertiannya. Anak mempelajari unsur-unsur dalam bentuk seperti yang akan digunakan nanti dalam kesempatan lain. Anak akan mencapai tujuan ini secara efektif dan efisien dengan melalui
�Van engen (penganut teori makna), pada situasi yang bermakana ada: a. Ada suatu kejadian (event), benda (object), atau tindakan (action). b. Adanya simbol (lambang/notasi/gambar) yang digunakan sebagai penyataan yang mewakili unsur pertama di atas. c. Adanya individu yang menafsirkan simbol -simbol yang mengacu kepada unsur pertama di atas.
5). Teori belajar Gagne a. b. c. d. e. f. g. h. Ada 8 Urutan tipe belajar yaitu : Belajar isyarat (signal learning), yaitu belajar sesuatu yang tidak disengaja. Belajar stimulus respon (stimulus responses learning), yaitu belajar sesuatu dengan sengaja dan responnya adalah jasmani. Rangkaian gerak (motor learning), yaitu belajar dalam bentuk perbuatan jasmaniah terurut dari dua kegiatan atau lebih stimulus respon. Rangkaian verbal, yaitu berupa perbuatan lisan terurut dari dua kegiatan atau lebih stimulus respon. Belajar membedakan, yaitu belajar memisahkan rangkaian yang bervariasi. Ada dua macam belajar membedakan, yaitu : § Membedakan tunggal, yaitu berupa pengertian siswa terhadap suatu lambang. § Membedakan jamak, yaitu membedakan beberapa lambang tertentu. Belajar konsep (concept learning), yaitu belajar atau melihat sifat bersama dari suatu benda atau peristiwa. Belajar aturan (rule learning), yaitu memberikan respon terhadap semua stimulus dengan segala macam perbuatan. Pemecahan masalah (problem solving), yaitu masalah bagi siswa bila sesuatu itu baru dikenalnya tetapi siswa telah memiliki prasyarat hanya siswa belum tahu proses algoritmanya.
3. Hakikat Matematika 1. Karakteristik Matematika SD Ibrahim (2012 : 5) matematika adalah ilmu tentang pola dan hubungan, sebab dalam matematika sering dicari keseragaman seperti keterurutan, dan keterkaitan pola dari sekumpulan konsep tertentu atau model-model yang merupakan representasinya, sehingga dapat dibuat generalisasinya untuk selanjutnya dibuktikan kebenarannya secara deduktif. ”
�Menurut Laura E. Berk (2012: 416), bahwa argumen tentang cara pembelajaran matematika mirip dengan pembelajaran membaca, menggali berhitung dengan “kepekaan pada angka (number sense)”, atau pemahaman
� 2. Model pembelajaran matematika SD �Heruman (2010: 3), pembelajaran matematika di sekolah dasar harus melalui langkah-langkah yang ditekankan pada konsep-konsep matematika, yaitu: (1) penanaman konsep dasar, (2) pemahaman konsep, dan (3) pembinaan keterampilan.
TUGAS DIKUMPULKAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. Jika memperhatikan usia anak SD di Indonesia, maka menurut Piaget mereka berada pada tahap operasi konkret (usia sekitar 7 -11 Tahun), apakah ini berarti anak-anak SD tidak bisa belajar matematika tanpa bantuan benda konkret? Selain faktor penguasaan materi matematikanya, mengapa pemahaman teori belajar memegang pernanan yang penting dalam pembelajaran matematika SD Mengapa kebijaksanaan belajar mengajar dari Dienes sangat penting untuk dipertimbangkan oleh guru-guru di SD Berikan contoh ciri-ciri suatu pembelajaran yang menggunakan teorema pengkonstrasan dan penganekaragaman dari Bruner Teori belajar manakah yang mendukung pembelajaran matematika di SD dilakukan melalui diskusi kelompok Bapak/ Ibu adalah Guru SD dan atau Mahasiswa PGSD, Berikan saran untuk kemajuan proses pembelajaran matematika pada pendidikan dasar di indonesia.
- Slides: 16