PEMBAHASAN PERAN EKONOMI PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN BANGSA REFLEKSI
PEMBAHASAN PERAN EKONOMI PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN BANGSA: REFLEKSI DAN TANTANGAN PERHEPI KE DEPAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERDAGANGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN Disampaikan pada acara Seminar Nasional PERHEPI Bogor , 13 Februari 2019
RESPON : PENDAHULUAN PERKEMBANGAN IMPOR BERAS INDONESIA 1967 -2018 Pada tahun 1984 Indonesia dinyatakan Swasembada Beras oleh FAO, tetapi tetap ada impor beras. Sejak zaman orde baru Indonesia tidak pernah lepas dari impor beras. Jumlah impor tertinggi pernah terjadi pada tahun 1999 dan 2011. Hingga bulan Oktober 2018, realisasi impor beras sejumlah 2, 14 juta ton. Ket: *Januari – Oktober 2018 Impor beras termasuk impor beras khusus seperti Japonica, Basmati karena masuk dalam HS yang sama Sumber: BPS Trade Policy Research and Development Agency
PERKEMBANGAN IMPOR BERAS INDONESIA 1967 -2018 Ket: 2018* periode Jan-Okt Sumber: BPS Trade Policy Research and Development Agency
NERACA PERDAGANGAN SEKTOR PERTANIAN 2013 -2018 (Jan-Nov) Indonesia masih mengalami defisit perdagangan untuk produk-produk pertanian. . Sumber: BPS, diolah
KINERJA EKSPOR MENURUT SEKTOR TAHUN 2018 • • Ekspor sektor pertanian turun 6, 4%, sementara tahun lalu naik 9, 4%. . . Ekspor sektor pertambangan naik 20, 5%, tahun lalu naik 33, 8%. . . Ekspor sektor industri naik 3, 9%, sebelumnya naik 13, 2%. . . Ekspor sektor migas naik 10, 5%, sebelumnya tahun lalu naik 20, 1%. . . Sumber: BPS (2018), diolah BPPP
RESPON : PERJALANAN HISTORIS EKONOMI PERTANIAN INDONESIA 1. 2. Keberhasilan pembangunan ekonomi pertanian di era 1980 -an sampai menjelang krisis ekonomi Asia menjadi pelajaran berharga untuk dilanjutkan, utamanya perbaikan dan pembangunan infrastruktur dasar, pengembangan inovasi, dan pemberdayaan petani sebagai subjek pembangunan pertanian. Pembangunan ekonomi pertanian setelah krisis ekonomi 1998 dihadapkan pada berbagai tantangan multi dimensi (perubahan teknologi, demokrasi, etc. ) yang menuntut respon kebijakan pembangunan sektor pertanian yang mampu beradaptasi dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Trade Policy Research and Development Agency
SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL Kinerja Pertumb. Pertanian dan Ekonomi Nasional (%) Sumber: BPS, 2019 diolah Trade Policy Research and Development Agency Peran sektor Pertanian Thdp PDB Nasional (%)
INDIKATOR EKONOMI INDONESIA • • Pertumbuhan ekonomi menunjukkan tren peningkatan dengan laju pertumbuhan tahun 2018 sebesar 5, 17%. Kualitas pertumbuhan juga semakin baik dengan tingkat kemiskinan, gini rasio dan tingkat pengangguran yang menurun serta inflasi rendah dan terkendali pada kisaran 3% (2015 -2018). Tingkat Kemiskinan (%) Pertumbuhan Ekonomi(%, yoy) 2018 Rasio Gini (%) Inflasi (%, yoy) Pengangguran (%) Sumber: Badan Pusat Statistik (2019) Trade Policy Research and Development Agency
Self Sufficiency Ratio (SSR)/ Rasio Swasembada Berdasarkan pendapat FAO, swasembada dapat dihitung melalui rasio swasembada atau self sufficiency ratio dengan rumus sebagai berikut: Produksi x 100 = SSR (%) (produksi + impor –ekspor) Selain perhitungan SSR, swasembada juga dikaitkan dengan pemenuhan kalori/nutrisi dalam konteks ketahanan pangan (food security). Negara yang mendapatkan rasio SSR tinggi dapat dikatakan swasembada namun tetap dapat terjadi rawan pangan dengan mempertimbangkan kondisi masing-masing negara. Tabel berikut sebagai contoh: Kondisi kecukupan gizi SSR < 80% Konsumsi sama atau lebih besar dari angka kecukupan gizi § § § Konsumsi di bawah angka kecukupan gizi § § § SSR > 120% Net importir Tingkat kelaparan < 5% Jepang, Inggris, Korea, Meksiko SSR = 80 – 120% Swasembada dan Surplus Melakukan ekspor Tingkat Kelaparan < 5% Amerika, Australia, Argentina, Canada, Swedia § § § Swasembada Tingkat Kelaparan < 5% Afrika Selatan, Brazil, Russia, Jerman Net importir § Swasembada dan Surplus Tingkat kelaparan > 15% ekspor Liberia, Zimbabwe, § Tingkat Kelaparan > 15% Sumber: FAO, the state of Agricultural Commodity Market 2015 -2016 Yaman, Haiti, Mongolia § Pakistan, Thailand, Guyana § § Swasembada Tingkat Kelaparan > 15% India, China, Bolivia, Tanzania § § § Sumber: FAO, the state of Agricultural Commodity Market 2015 -2016 Ø Sesuai dengan standar FAO, terdapat 3 kriteria swasembada, yaitu SSR < 80% (tidak swasembada); SSR > 120% (eksportir pangan) dan SSR = 80 -120% (swasembada) Ø Tingkat SSR Indonesia dalam lima tahun terakhir berkisar antara 94 -99% yang berarti bahwa Indonesia termasuk negara dalam kelompok SSR= 80 – 120% atau negara swasembada pangan berdasarkan definisi FAO. Ø Berdasarkan standar tersebut, toleransi impor bagi negara swasembada beras berada pada kisaran 0 – 25% dari total produksi (dengan asumsi tidak ada ekspor pangan dan tingkat SSR minimal 80%). Trade Policy Research and Development Agency
Self Sufficiency Ratio (SSR)/ Rasio Swasembada Sesuai dengan standar FAO, terdapat 3 kriteria swasembada, yaitu § SSR < 80% (tidak swasembada) § SSR = 80 -120% (swasembada) § SSR > 120% (eksportir pangan) Sumber: FAO, the state of Agricultural Commodity Market 2015 -2016 Tingkat SSR Indonesia dalam lima tahun terakhir berkisar antara 94 -99% yang berarti bahwa Indonesia termasuk negara dalam kelompok SSR= 80 – 120% atau negara swasembada pangan berdasarkan definisi FAO. Berdasarkan standar tersebut, toleransi impor bagi negara swasembada beras berada pada kisaran 0 – 25% dari total produksi (dengan asumsi tidak ada ekspor pangan dan tingkat SSR minimal 80%). Trade Policy Research and Development Agency
CAPAIAN INDEKS SWASEMBADA PANGAN, 2014 -2018 Sumber: BPS, Kementan, diolah Keterangan: 2018* : Ekspor-Impor Angka Januari-Oktober Produksi dan Konsumsi angka sementara Perhitungan Indeks Swasembada: (Produksi/Kebutuhan (Y+M-X))*100 (BKP, Kementan) Trade Policy Research and Development Agency
RESPON : TAHAPAN DINAMIS TRANSFORMASI STRUKTURAL Trade Policy Research and Development Agency
LAJU PERTUMBUHAN & STRUKTUR PDB MENURUT LAPANGAN USAHA (Persen) Trade Policy Research and Development Agency Sumber: BPS
LAJU PERTUMBUHAN & STRUKTUR PDB MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN (Persen) Sumber: BPS Trade Policy Research and Development Agency
KINERJA IMPOR INDONESIA MERESPON PERTUMBUHAN EKONOMI • Impor 2018 meningkat 20, 2% menjadi USD 188, 6 miliar, terdiri dari impor nonmigas sebesar USD 158, 8 miliar dan impor migas sebesar USD 29, 8 miliar. • Impor nonmigas meningkat 19, 7% dipicu oleh kenaikan impor bahan baku/penolong dan barang modal. Impor antara lain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dalam rangka pembangunan infrastruktur berupa bulldozer, traktor, crane, dump truck serta alat angkutan untuk kegiatan pada sektor pertambangan. • Impor migas meningkat 22, 6% dipicu oleh kenaikan impor minyak mentah dan hasil minyak. Struktur Impor 2017 -2018 Nilai & Pertumbuhan Impor 2017 -2018 Sumber: BPS (2019), diolah BPPP Trade Policy Research and Development Agency
TANTANGAN PERDAGANGAN PRODUK PERTANIAN 1. Tantangan Domestik Ø Kontroversi upaya pemenuhan kebutuhan pangan (domestik vs impor) Ø Investasi untuk skala industri produk pertanian (Agribisnis) untuk meningkatkan perdagangan produk pertanian Ø Efisiensi biaya logistik pertanian dari pusat produksi sampai konsumen akhir Ø Pemanfaatan dan pengembangan teknologi dan inovasi pertanian untuk meningkatkan daya saing produk pertanian 2. Tantangan Global Ø Tarif bea masuk yang masih tinggi di negara tujuan ekspor Ø Hambatan non tarif yang terus bermunculan (isu lingkungan, standar, kesehatan) Ø Berkembangnya proteksionisme yang dipicu perang dagang dan masa depan multilateral trading system yang belum jelas Trade Policy Research and Development Agency
TANTANGAN PERHEPI KE DEPAN 1. Berperan dalam meyakinkan petani bahwa sektor pertanian adalah lapangan usaha yang menjanjikan sejalan dengan pertumbuhan konsumsi pangan dan revolusi industri. 2. Memberi sumbangan pemikiran bahwa kebijakan pembangunan pertanian harus mensejahterakan petani. Trade Policy Research and Development Agency
Terima kasih Kementerian Perdagangan @Kemend ag www. kemendag. go. id
- Slides: 18