Pembagian grup instalasi dan perhitungan pemakaian daya listrik
Pembagian grup instalasi dan perhitungan pemakaian daya listrik
Pembagian grup instalasi �Pembagian group instalasi khususnya pada bangunan, bertujuan agar jika suatu ketika terjadi gangguan instalasi pada ruangan/ blok ruangan tertentu tidak mengakibatkan seluruh bangunan padam total. �Umum kita jumpai pembagian group instalasi terdapat pada bangunan bertingkat
�Dalam pembagian grup instalasi listrik, digunakan kotak pengaman box MCB, dimana masing-masing group instalasi dibatasi oleh MCB. �Tetapi jika menggunakan kotak pengaman berupa box sekering tentu saja harus menentukan box sekering yang akan digunakan dalam pembagian group instalasi.
Ilustrasi gambar dari pembagian group instalasi saluran kabel yang digunakan ke masing MCB hanya kabel phasa (kabel hitam), sedangkan kabel netral (kabel biru) dan kabel ground (kabel kuning) masing-masing group langsung disambungkan dari kabel sumber listrik(dalam hal ini berasal dari kabel NYM 3 x 4 mm²).
ilustrasi gambar pemasangan pada box MCB kabel phasa/strum (kabel hitam) yang dihubungkan ke masing MCB sedangkan kabel netral (kabel biru) dan kabel ground (kabel kuning) dihubungkan langsung ke kabel NYM 3 x 4 mm² melalui konektor kabel. Mengenai besarnya nilai masing-masing MCB pembatas tiap-tiap group instalasi bisa disesuaikan penggunaan dari masing-masing group. Yang terpenting adalah besarnya masing-masing MCB pembatas groupnya tidak melebihi daya terpasang dari sumber listrik
Dari gambar B diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : jika daya terpasang 1300 VA, maka MCB pembatasnya adalah 6 A(ampere) dan pada instalasi rumah dibuat dua group instalasi maka pemilihan masing-masing MCB pembatas group instalasinya bisa 4 A & 2 A atau 6 A & 2 A atau 4 A & 4 A bahkan bisa 6 A & 6 A. Yang terpenting jangan sampai melebihi MCB pembatas dari daya terpasang.
Penggunaan MCB utama �Jika menggunakan beberapa group instalasi ada baiknya menggunakan MCB utama sebelum dibagi menjad beberapa group instalasi. MCB utama yang dimaksud bukan MCB pembatas dari daya terpasang. �MCB utamanya sebaiknya jangan sampai melebihi besarnya MCB pembatas dari daya terpasang. karena fungsi dari MCB utama ini harusnya menjaga agar jangan sampai MCB pembatas dari daya terpasang terputus.
Contoh diagram 1 garis 1 fasa, 2 grup
Daftar rekapitulasi daya
Menghitung tarif listrik �Untuk bisa membuat perhitungan biaya pemakaian daya sebuah / beberapa perangkat elektronik, harus memiliki beberapa data yang menjadi dasar dalam melakukan perhitungan, yaitu : harga listrik per kwh dan nilai konsumsi daya perangkat. �Setelah mengetahui harga per kwh, kita tinggal menghitung besar pemakaian daya untuk pengoperasian sebuah / beberapa perangkat elektronik yang ada di rumah. �Berdasarkan metode pengoperasian-nya, konsumsi daya perangkat elektronik di bagi menjadi dua, yaitu statis (tetap) dan dinamis (berubah-ubah)
Perangkat Elektronik Konsumsi Daya Statis �konsumsi daya statis adalah perangkat akan mengkonsumsi jumlah daya yang sama terus menerus dari awal pengoperasian hingga akhirnya dimatikan / mati dengan sendirinya (otomatis) �Perangkat elektronik dengan konsumsi daya statis yang digunakan di rumah adalah lampu penerangan. Beberapa perangkat elektronik umum lainnya yang mengkonsumsi daya secara statis adalah kipas angin, vacuum cleaner, komputer dan televisi.
Perhitungan pemakaian perangkat elektronik konsumsi daya statis �Contoh 1 Lampu penerangan berdaya 5 Watt ~ 220 Volt, rata-rata dinyalakan selama 12 jam sehari, jika harga per KWH adalah Rp. 864, 2, - pemakaian per hari : = ((5 Watt / 1000) x 12 jam) x Rp. 864, 2, = (0, 005 kwh x 12 jam) x Rp. 864, 2, = 0, 06 kwh x Rp. 864, 2, = Rp. 51, 85, pemakaian per bulan : = Rp. 51, 85, - x 30 = Rp. 1. 555, 56, -
Perangkat Elektronik Konsumsi Daya Dinamis �Perangkat konsumsi daya dinamis adalah perangkat hanya mengkonsumsi daya berdasarkan kondisi / ukuran tertentu. Kondisi / ukuran tersebut ditentukan oleh sebuah suku cadang tambahan yang sudah ada di dalam perangkat tersebut. Suku cadang tambahan ini berfungsi sebagai penentu dan pemicu kapan mesin harus menyala atau mati secara otomatis dan berkesinambungan. �Perangkat elektronik dengan konsumsi daya statis yang digunakan di rumah rice cooker, coffee maker, termos listrik. Air Conditioner / AC, lemari es, strika
Perhitungan pemakaian perangkat elektronik konsumsi daya Dinamis �Ada dua metode konsumsi daya dinamis yang biasa digunakan pada mayoritas perangkat elektronik dipasaran. Yaitu, �metode #nyala – siaga# yang berlangsung hanya satu siklus saja (mis. rice cooker, coffee maker, termos listrik dll) �dan yang otomatis berulang secara berkesinambungan (mis. Air Conditioner / AC, lemari es, strika dll).
Metode satu siklus �Contoh 2 Rice cooker 1, 8 liter berdaya 350 Watt mampu menanak 0, 8 liter beras menjadi nasi dalam waktu 25 menit. Maka pemakaian daya rice cooker selama 25 menit adalah : = ((350 / 1000) x 25) / 60 = (0, 35 x 25) / 60 = 8, 75 / 60 = 0, 14583 kwh atau 0, 14583 x 1000 = 145, 83 Watt. Sehingga, biaya yang harus dibayarkan untuk pemakaian daya listrik sebesar 0, 14583 kwh : = 0, 14583 x 864, 2 = Rp. 126, 03, - **tindakan menanak beras dilakukan setiap hari dan langsung dimatikan setelah proses menanak selesai (tanpa dilanjutkan mode “keep warmed
Metode siklus berulang �Jeda waktu siaga saat perangkat beroperasi tidaklah selalu pasti sama dari waktu ke waktu. Sulit menentukan pemakaian daya yang akurat dengan kondisi jeda waktu siaga yang berubah-ubah. Seperti dalam menentukan pemakaian daya untuk AC split.
� AC berkapasitas 1 PK ~ 540 Watt. Maksud dari memiliki daya sebesar 540 Watt adalah AC akan mengkonsumsi daya sebesar 540 Watt terusmenerus selama 1 jam penuh untuk beroperasi pada batas maksimum yang dimilikinya. Misalnya, batas maksimum suhu ruangan yang dapat didingin-kan sebuah AC adalah hingga mencapai 0° Celcius. Maka, untuk mencapai temperatur suhu ruangan dan mempertahankannya pada level temperatur 0° Celcius, konsumsi daya yang dibutuhkan dalam satu jam adalah 540 / 1000 = 0, 54 kwh. � Seandainya kita hendak mendinginkan suhu ruangan 30° C menjadi 27° C, maka konsumsi daya AC per jam-nya tidak akan mencapai 0, 54 kwh. AC tetap akan mengkonsumsi daya sebesar 0, 54 kwh, namun tidak berlangsung terus menerus selama 1 jam penuh. Aktivitas nyala mesin (kompressor) AC dipicu oleh sensor temperatur yang biasa disebut dengan thermostat. Jika suhu ruangan yang diterima thermostat lebih besar dari 27° C, maka mesin otomatis akan menyala untuk mendinginkan ruangan agar suhu ruangan menjadi 27° C. Kemudian, aktivitas mesin akan berhenti (standby / siaga) selama suhu ruangan berada pada temperatur 27° C. Saat suhu ruangan kembali naik di atas 27° C, mesin akan kembali menyala mendinginkan ruangan. Demikian siklus aktivitas pengoperasian nyala mesin yang terjadi pada AC.
�asumsikan AC beroperasi selama 8 jam dalam sehari untuk mendinginkan ruangan hingga temperatur 27° C. Kondisi yang terjadi saat pertama kali dinyalakan, mesin beroperasi selama 15 menit untuk mendinginkan ruangan. Selanjutnya, setiap kali siklus proses mendinginkan ruangan, mesin menyala selama 10 menit dan siaga selama 5 menit. Dalam satu jam beroperasi, terjadi 60 / 15 = 4 kali siklus mendinginkan ruangan. Empat kali mesin menyala selama 4 x 10 = 40 menit dan empat kali mesin siaga selama 4 x 5 = 20 menit. Dengan rata-rata pengoperasian AC selama 8 jam sehari, maka mesin akan menyala selama 8 x 40 menit dengan tambahan waktu 5 menit (15 – 10) saat pertama mesin kali dinyalakan. Sehingga, konsumsi daya sebenarnya oleh mesin selama 8 jam pengoperasian adalah 320 + 5 = 325 menit.
�penghitungan ulang besar daya yang sebenarnya di konsumsi oleh AC 1 PK ~ 540 Watt untuk beroperasi mendinginkan ruangan pada temperatur 27° C selama 8 jam adalah : �= ((540 Watt / 1000) x 40, 63 menit) / 60 �= (0, 540 kwh x 40, 63 menit) / 60 �= 21, 93 kwh / 60 �= 0, 365625 kwh per jam atau 0, 365625 x 1000 = 365, 63 Watt per jam �* 40, 63 menit = 325 menit / 8 �Jadi, konsumsi daya penuh setiap jamnya selama 8 jam waktu beroperasi mendinginkan ruangan pada temperatur 27° C, hanya 365, 63 Watt saja, bukan 540 Watt.
pemakaian per hari : = (0, 365625 x 8) x Rp. 864, 2, = 2, 92 x Rp. 864, 2, = Rp. 2. 527, 78, pemakaian sebulan : = Rp. 2. 527, 78, - x 30 = Rp. 75. 833, 55, �konsumsi daya AC sebagaimana dijelaskan di atas, menggunakan asumsi bahwa AC dioperasikan dalam ruangan tanpa aktivitas manusia �Dalam realita sehari-hari, lama waktu nyala AC yang sebenarnya sangat tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu : Ø kondisi ruangan Ø jumlah orang dalam ruangan Ø dinamika suhu / temperatur ruangan akibat aktivitas yang terjadi dalam ruangan.
- Slides: 20