Pelestarian Cagar budaya Landasan Operasional UUCB 112010 Pasal
Pelestarian Cagar budaya Landasan Operasional UUCB 11/2010 Pasal 53 (1) Pelestarian Cagar Budaya dilakukan berdasarkan hasil studi kelayakan yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, teknis, dan administratif.
Pelestarian Cagar budaya Pasal 53 (2) Kegiatan Pelestarian Cagar Budaya harus dilaksanakan atau dikoordinasikan oleh Tenaga Ahli Pelestarian dengan memperhatikan etika pelestarian.
Pelestarian Cagar budaya Pasal 53 (3) Tata cara Pelestarian Cagar Budaya harus mempertimbangkan kemungkinan dilakukannya pengembalian kondisi awal seperti sebelum kegiatan pelestarian.
Pelestarian Cagar budaya Landasan Operasional UUCB 11/2010 Pasal 53 (4) Pelestarian Cagar Budaya harus didukung oleh kegiatan pendokumentasian sebelum dilakukan kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan keasliannya.
Pelestarian Cagar budaya Pemugaran Cagar Budaya harus memperhatikan: a. keaslian bahan, bentuk, tata letak, gaya, dan/atau teknologi pengerjaan; b. kondisi semula dengan tingkat perubahan sekecil mungkin; c. penggunaan teknik, metode, dan bahan yang tidak bersifat merusak; dan d. kompetensi pelaksana di bidang pemugaran.
Pelestarian Cagar budaya q. Keaslian bentuk 1. Keaslian ini mencakup komponen, unsur, gaya, ragam hias dan warna. 2. Pengembalian bentuk cagar budaya dilakukan sampai pada batas yang secara akademis dapat dipertanggung-jawabkan, serta harus dihentikan bila timbul keragu-raguan. 3. Penyelesaian bentuk akhir dari ragam hias hanya dibatasi pada bentuk dasar ragam hias sebagai upaya untuk menghindari kerancuan dalam mempertahankan keaslian data. 4. Kegiatan pengembalian keaslian bentuk harus selalu disertai dengan kegiatan perekaman data, baik secara tulisan, gambar, dan foto.
Pelestarian Cagar budaya q Keaslian bahan 1. Bahan pengganti memiliki ukuran, jenis, kualitas, dan kandungan unsur bahan yang sama dengan bahan asli. 2. Bahan pengganti harus diberi tanda yang ditempatkan pada bagian yang tidak mengganggu estetika bangunan secara keseluruhan. 3. Pengadaan bahan pengganti tidak dibenarkan apabila pada akhirnya tampak mendominasi. 4. Penggunaan bahan pengganti harus disertai dengan perekaman data, baik tulisan maupun gambar dan foto
Pelestarian Cagar budaya q. Keaslian Pengerjaan 1. Penggunaan teknologi pengerjaan masa kini atau baru dapat dibenarkan apabila teknologi pengerjaan yang asli sudah tidak memungkinkan diterapkan. 2. Teknologi pengerjaan masa kini atau baru dapat diterapkan setelah melalui penelitian atau uji kelayakan. 3. Penggunaan teknologi pengerjaan masa kini harus disertai dengan perekaman data, baik tulisan, gambar, dan foto.
Pelestarian Cagar budaya q Keaslian tata letak 1. Pengembalian tata letak cagar budaya ke tempat aslinya dilakukan setelah diadakan penelitian terhadap kondisi cagar budaya dan lingkungannya. 2. Tata letak ini mencakup kedudukan, arah hadap, dan orientasi bangunan terhadap lingkungannya. 3. Perekaman data tentang kondisi keletakan cagar budaya beserta komponen dan unsur di dalamnya sudah dihimpun dan dikumpulkan sebelum cagar budaya dipugar. 4. Pengembalian keletakan material candi yang memiliki hiasan dilakukan dengan cara mencocokkan alur hiasan antara batu satu dengan lainnya.
Pelestarian Cagar Budaya q. Prosedur Administratif § Diawali dengan adanya bangunan gedung cagar budaya yang diusulkan untuk dipugar oleh pemilik/pengguna BG. § Pemilik mengajukan usulan berupa proposal kepada instansi yang berwenang untuk melakukan penilaian berkenaan dengan izin pemugaran dan IMB. § Penilaian yang dilakukan akan dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap cagar budaya yang akan dipugar. § Penilaian, instansi dapat mengizinkan atau menolak pemilik/pengguna BG melakukan pemugaran.
Pelestarian Cagar budaya q. Prosedur Teknis § Bangunan Cagar Budaya yang diusulkan untuk dilestarikan dilakukan Kajian Identifikasi dalam bentuk studi kelayakan dan studi teknis. § Keluaran dari studi kelayakan adalah layak tidaknya cagar budaya tersebut dilestarikan setelah mengkaji data arkeologis, historis, dan teknis (arsitektur, struktur, utilitas, tata lingkungan). § Sedangkan keluaran dari studi teknis adalah penetapan batasan penanganan fisik pelestarian BGCB sebagian/keseluruhan, tata cara dan teknik pelaksanaan pelestarian setelah mengkaji aspek pemulihan arsitektur dan perbaikan struktur. § Hasil kajian identifikasi dan usulan penanganan pelestarian disampaikan kepada TABG-CB untuk mendapatkan pertimbangan ahli dan rekomendasi tindakan pelestarian.
Pelestarian Cagar budaya Studi Kelayakan § Pengumpulan data dilakukan terhadap data lapangan melalui pengamatan langsung terhadap cagar budaya yang akan dipugar dan data pustaka yang dilakukan dengan penelusuran dokumen terkait. § Data yang dikumpulkan meliputi data arkeologis, historis dan teknis. • Data arkeologis adalah data yang menjelaskan tentang nilai cagar budaya yang ditinjau dari keaslian bentuk, bahan, pengerjaan dan tata letak secara kontekstual. • Data historis adalah data yang menjelaskan tentang latar belakang sejarah cagar budaya dan arti penting atau peranannya dalam suatu peristiwa sejarah. • Data teknis adalah data yang menjelaskan kondisi cagar budaya meliputi aspek arsitektur, struktur, utilitas, tata lingkungan dengan segala permasalahan kerusakan yang dapat menimbulkan kerugian atau kemusnahan bagi nilai manfaat dan keutuhan cagar budaya.
Pelestarian Cagar budaya q. Studi Teknis • Tahapan kegiatan dalam rangka menetapkan detail tata cara dan teknik pelaksanaan pelestarian berdasarkan penilaian atas setiap perubahan atau kerusakan yang terjadi pada cagar budaya dan cara penanganannya melalui pendekatan sebab dan akibat. • Tahapannya meliputi pengumpulan data lapangan data pustaka. Data yang diperoleh meliputi data arsitektural, struktural, Mekanikal dan Elektrikal dan Tata lingkungan.
Pelestarian Cagar budaya • Data arsitektur adalah data menjelaskan tentang kondisi arsitektural bangunan ditinjau dari kelengkapan unsur atau komponen bangunan seperti bagian yang masih asli, yang telah diganti atau diubah maupun bagian yang hilang. Data ini diperlukan sebagai acuan untuk menetapkan langkah pemulihan berdasarkan data yang ada. • Data struktur adalah data yang menjelaskan tentang struktur bangunan yang ditinjau dari permasalahan kerusakan seperti bagian bangunan cagar budaya yang melesak, miring, retak, maupun pecah, dengan memperhatikan faktor penyebab maupun proses terjadinya kerusakan. Data ini diperlukan sebagai acuan untuk menetapkan langkah perbaikan berdasarkan permasalahan kerusakan yang dihadapi.
Pelestarian Cagar budaya • Data Utilitas adalah data yang menjelaskan tentang kondisi Mekanikal dan Elektrikal dari bangunan cagar budaya ditinjau dari permasalahan kerusakan atau keterawatan instalasi, peralatan, dan komponen M&E yang ada. Data tersebut diperlukan untuk menetapkan langkah pembersihan, perbaikan dan perawatan instalasi M&E. • Data Lingkungan adalah data yang menjelaskan tentang kondisi lahan sekitar cagar budaya ditinjau dari topografi, flora, fauna dan tata guna lahan, rencana umum dan rencana detail tata ruang daerah. Data ini diperlukan sebagai acuan untuk menetapkan langkah penataan lahan yang menjadi bagian integral dari bangunan cagar budaya. • Data Keterawatan adalah data yang menjelaskan tentang kondisi komponen/bahan bangunan cagar budaya ditinjau dari permasalahan kerusakan/pelapukan komponen/bahan seperti pengelupasan, aus, dan rapuh, dengan memperhatikan faktor penyebab dan mekanisme proses pelapukan. Data tersebut diperlukan untuk menetapkan langkah pembersihan dan pengawetan bahan bangunan. •
Pelestarian Cagar budaya Pasal 77 (1) Pemugaran Bangunan Cagar Budaya dan Struktur Cagar Budaya yang rusak dilakukan untuk mengembalikan kondisi fisik dengan cara memperbaiki, memperkuat, dan/atau mengawetkannya melalui pekerjaan rekonstruksi, konsolidasi, rehabilitasi, dan restorasi.
- Slides: 16