PELATIHAN PENGAWASAN MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN PELAKSANAAN
PELATIHAN PENGAWASAN MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN PELAKSANAAN PENGAWASAN BANGUNAN UTAMA BENDUNGAN BATAM 4 APRIL 2018 NARA SUMBER WIDAGDO widagdo
PENGAWASAN MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN REFERENSI : PERMEN PU 06/PRT/M/2008 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN DAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KONSTRUKSI DI LINGKUNGAN DEP PU widagdo
PENGAWASAN APA ITU PENGAWASAN? 1. Dalam ilmu MANAJEMEN, pengawasan (controlling) merupakan salah satu fungsi manajemen. 2. PENGAWASAN adalah proses pengamatan, penentuan standar yang akan dicapai, menilai pelaksanaan, dan jika perlu mengambil tindakan korektif sehingga pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Tujuan utama dari kegiatan pengawasan adalah membuat kegiatan-kegiatan manajemen dinamis dan berhasil secara efektif dan efisien.
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PROYEK LANGKAH 2 PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 1) 2) 3) 4) 5) Menentukan sasaran Menentukan standart dan kriteria sebagai acuan dalam rangka mencapai sasaran Menyusun sistem informasi, pemantauan, dan laporan hasil pelaksanaan pekerjaan Mengumpulkan data info hasil implementasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan perencanaan Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan dengan standart, kriteria, dan sasaran yang telah ditentukan
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PROYEK PENGENDALIAN MUTU Mengendalikan jalannya pelaksanaan proyek agar mendapatkan mutu yang baik dan sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam kontrak PENGENDALIAN WAKTU PROYEK Pengendalian waktu dengan jaringan kerja (Network Planning) Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan yang menuju suatu sasaran dan waktu yang terbatas PENGENDALIAN BIAYA PROYEK Pengendalian biaya dalam suatu kontrak dimaksudkan agar pengawas mengetahui dan mengendalikan agar biaya proyek tidak melebihi anggaran yang sudah direncanakan
IKHTISAR PENANGANAN KEGIATAN/PEKERJAAN PERIODE PRA KONTRAK PERIODE KONTRAK Proses Lelang Periode Persiapan Pelaksanaan Periode Konstruksi Periode Pemeliharaan Pelaksanaan Konstruksi Tanda Tangan Kontrak Design dan Dokumen Lelang Pengumuman Lelang 11/30/2020 Serah Terima Lapangan Serah Terima Sementara Pekerjaan (PHO) Serah Terima Akhir Pekerjaan (FHO)
ALAT PENGENDALI MUTU PROYEK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Spesifikasi teknis Metode Pelaksanaan Gambar Kerja Hasil tes bahan dari laboratorium Peraturan-peraturan pemerintah Peraturan-peraturan khusus yang harus diikuti dan tercantum dalam kontrak Peran Jaringan kerja dalam pelaksanaan Network planning diciptakan sebagai alat perencanaan sekaligus pengendalian suatu pekerjaan ( PERT-Program Evaluatuion and Review Technique , CPM - Critical Path Method )
ALAT PENGENDALI MUTU PROYEK Faktor yang harus diketahui 1. Mengetahui jenis kontrak yang akan dilaksanakan 2. Mengetahui batasan prosentase pekerjaan tambah yang diizinkan sesuai yang tercantum dalam kontrak 3. Mengetahui cara perhitungan pembobotan masing-masing item pekerjaan 4. mengetahui cara mengukur/menghitung volume pekerjaan yang telah dilaksanakan di lapangn 5. Cash Flow
ALAT PENGENDALI MUTU PROYEK LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PENGAWASAN PEKERJAAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pemantapan hubungan masyarakat dan hubungan antar instansi Pemantapan gambar kerja konstruksi dan spesifikasi teknik Pemantapan sarana dan fasilitas pendukung Pengecekan mutu konstruksi sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai Pelaksanaan konstruksi Staking Out (uitset) utama
BANGUNAN UTAMA PEKERJAAN BENDUNGAN widagdo
LAY OUT BENDUNGAN
RENCANA PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN 1. Kajian atas desain, kondisi dan lokasi pelaksanaan bendungan 2. Rencana pengadaan dan pemakaian material, tenaga dan peralatan termasuk fasilitas batching plant dan crushing plant 3. Implementation program : metoda pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan, 4. Rencana pemakaian nilai dan standar parameter untuk uji kualitas dan pengawasan/supervisi (spesifikasi teknik) Perkerjaan non teknis juga diperlukan : pembebasan lahan; pemantauan lingkungan sampai dengan sertifikasi pengisian waduk Metode kerja untuk seluruh kegiatan dibuat sebelum pekerjaan lapangan dimulai, dan diperiksa oleh pengawas dan disetujui direksi. Ijin pelaksanaan setelah dilakukan inspeksi bersama sesuai dengan kebutuhan lapangan.
RENCANA PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN PROGRAM PELAKSANAAN : NO PEKERJAAN KEGIATAN 1 Pekerjaan persiapan Perizinan, mobilisasi SDM dan peralatan, jalan masuk, jalan kerja, bangunan perkantoran, base camp 2 Pekerjaan pengelakan Saluran pengelak, primary cofferdam, cofferdam 3 Pekerjaan bendungan utama Pembersihan, galian, perbaikan fondasi, TIMBUNAN TUBUH BENDUNGAN 4 Pekerjaan spillway Pembersihan, galian, perbaikan fondasi, pembetonan, metalwork, urugan kembali 5 Pekerjaan bangunan pengambilan Galian, perbaikan fondasi, pembetonan, metalwork, urugan kembali 6 Pekerjaan hidromekanikal dan elektrikal, instrumentasi Material, fabrikasi, pemasangan
RENCANA PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN PROGRAM PELAKSANAAN : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. PERSIAPAN SISTEM PENGELAK (TERDIRI DARI SALURAN PENGELAK DAN BENDUNGAN PENGELAK / COFFERDAM) BANGUNAN UTAMA (PERBAIKAN FONDASI, URUGAN TUBUH BENDUNGAN, LINDUNGAN LERENG, PUNCAK BENDUNGAN) BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY) BANGUNAN PENGAMBILAN (INTAKE STRUCTURE) FASILITAS HIDROMEKANIKAL, ELEKTRIKAL, POWERHOUSE DAN FASILITAS LISTRIK LAINNYA INSTRUMENTASI BENDUNGAN PENGISIAN AWAL WADUK PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
PEMANTAUAN DAN EVALUASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN Pemantauan jadwal pelaksanaaan harus dilakukan dengan ketat, karena masing-masing bagian pekerjaan saling berhubungan satu sama lain. Keterlambatan bagian yang satu akan mempengaruhi pekerjaan lainnya, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pelaksanaan seluruh pekerjaan. Evaluasi kemajuan pekerjaan dibandingkan dengan jadwal pelaksanaan dibuat periode mingguan dan bulanan. Bila terjadi keterlambatan pelaksanaan bagian pekerjaan harus segera ditanggulangi penyebab kelambatan tersebut.
BENDUNGAN URUGAN TANAH (EARTHFILL DAM)
BENDUNGAN URUGAN TANAH (EARTHFILL DAM) Bendungan urugan tanah (“EARTH FILL DAM”) merupakan bendungan yang paling lazim/umum dibangun : 1) Lebih sering dibangun untuk tujuan penampung air 2) Bahan konstruksi dapat menggunakan material setempat dan tidak memerlukan banyak pemrosesan 3) Dapat dibangun hampir pada semua jenis tanah fondasi, serta pada topografi yang kurang baik, Kelemahan bendungan urugan tanah adalah rawan terhadap erosi (apalagi overtopping) yang dapat berakibat terhadap kerusakan atau keruntuhan bendungan. Karenanya bendungan urugan tanah didesain tidak boleh terlimpasi (“non-overflow dam”) serta harus dilengkapi dengan bangunan pelimpah dengan kapasitas memadai (umumnya berdasarkan PMF)
BENDUNGAN URUGAN TANAH (EARTHFILL DAM) TYPE BENDUNGAN URUGAN TANAH : BENDUNGAN URUGAN TANAH HOMOGEN. Bendungan type ini harus dilengkapi dengan fasilitas drainase, (misal corong dan drainase horizontal dan atau toe drain) BENDUNGAN TANAH BERZONA (dengan inti tegak atau inti miring). Keuntungan type ini, kemiringan lereng dapat lebih curam yg dapat mengurangi volume material urugan dan fasilitas hidrolik lainnya. Zona pada tubuh bendungan bertujuan untuk : 1) Meningkatkan keamanan bendungan (zona lulus air sebagai penyangga) 2) Pengendalian rembesan atau retakan (zona urugan kedap air) KRITERIA DASAR : Bendungan harus : Aman terhadap kegagalan struktur; Aman terhadap rembesan dan bocoran; Aman terhadap kegagalan hidraulik
BENDUNGAN URUGAN TANAH (EARTHFILL DAM) BENDUNGAN TIPE URUGAN ZONAL Bahan yang membentuk tubuh bendungan terdiri atas batuan atau tanah bergradasi (susunan ukuran butiran) yang berbeda-beda dalam urutan perlapisan tertentu (beberapa zona). Berdasar letak dan posisi zona kedap air, maka tipe bendungan dibedakan menjadi 3 : a. Bendungan urugan zonal dengan inti kedap air (front core fill type dam) b. Bendungan urugan zonal dg inti miring (inclined-core fill type dam”) c. Bendungan urugan zonal dengan inti kedap air tegak (“central-core fill type dam”)
BENDUNGAN URUGAN TANAH (EARTHFILL DAM)
TYPE BENDUNGAN URUGAN TANAH (EARTHFILL DAM) Zona 1 : inti tanah Zona 2 material drain untuk filter Zona 3 : tanah lulus air
TYPE BENDUNGAN URUGAN TANAH (EARTHFILL DAM)
TYPE BENDUNGAN URUGAN TANAH (EARTHFILL DAM)
(KLASIFIKASI BAHAN MATERIAL TUBUH BENDUNGAN ) 1. BAHAN TIMBUNAN DENGAN FUNGSI UTAMA PENYANGGA TUBUH BENDUNGAN : a) bahan lulus air (permeable), untuk filter, tubuh bendungan, rip-rap b) Pasir, kerikil, batu/boulder 2. BAHAN TIMBUNAN DENGAN FUNGSI UTAMA PENCEGAH REMBESAN AIR a) Bahan kedap air (impermeable), digunakan untuk inti/core b) Bahan tanah lempungan (clay)
(KLASIFIKASI BAHAN MATERIAL TUBUH BENDUNGAN ) 10 2 gravel 10 10 -1 10 -2 Sand TANAH PERVIOUS 10 -3 10 -4 10 -5 10 -6 10 -7 Fine Sand & silt mixtrue of sand, silt and clay TANAH IMPERVIOUS clay K (cm/detik)
(KLASIFIKASI BAHAN MATERIAL TUBUH BENDUNGAN ) 1. Bahan lulus air tidak terlalu sensitif dengan kadar air yang dikandungnya, sehingga karakteristik mekanisnya tidak banyak berubah, walau terjadi peningkatan kadar air, baik dari air hujan maupun air tanah. 2. Bahan kedap air sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kadar air yang terkandung didalamnya. Pada saat pemadatan kadar air harus diawasi. Apabila terjadi perbedaan yang tidak diperkenankan, maka kadar air harus disesuaikan sebelum ditimbun dan dipadatkan 3. Sebelum dilakukan penimbunan tubuh bendungan diperlukan percobaan penimbunan dalam kondisi sebenarnya (real trial embankment), untuk memperoleh hasil pemadatan optimal dengan peralatan yang paling memadai/cocok sesuai kondisi setempat.
UJI COBA TIMBUNAN – TRIAL EMBANKMENT PELAKSANAAN UJI COBA TIMBUNAN TANAH TUBUH BENDUNGAN DIMAKSUDKAN UNTUK MENENTUKAN : 1. 2. 3. 4. 5. 6. tipe alat pemadat yang paling efektif Ketebalan lapisan penghamparan Jumlah lintasan atau frekuensi pemadatan Besar penurunan lapisan penghamparan sebelum dan sesudah dipadatkan Jumlah air pembasahan, yang diperlukan untuk mendapatkan kadar air secara merata pada lapisan tersebut mendekati kadar air optimum Konfirmasi parameter desain dengan sifat 2 fisik pada saat pemadatan
(KLASIFIKASI PERALATAN BERAT UNTUK PEMADATAN TIMBUNAN TUBUH BENDUNGAN ) 1. MESIN PEMADAT SEMI-KINETIS a) Pemadatananya dihasilkan dari tekanan roda penggilas b) Mesin giling roda besi (steel wheel roller), mesin giling ban karet, sheeps foot roller 2. MESIN PEMADAT KINETIS a) Pemadatannya dihasilkan dari kekuatan getar pada roda 2 penggilas b) Mesin giling roda besi getar (steel wheel vibrating roller); mesin giling ban karet getar (tire wheel vibrating roller) 3. MESIN PEMADAT TUMBUK a) Pemadatannya dihasilkan dengan penumbukan dari mesin tsb. b) Berbagai jenis mesin penumbuk (rammer) dan stamper (tamper) 4. ALAT PEMADAT MANUAL a) diterapkan di tempat yang sangat terbatas dan sempit untuk dipadatkan (bagian dekat dinding beton, sekitar pipa instrumen, tebing tumpuan) b) Jenis “hand operation tampers” atau “vibrator plate compactors” c) Jenis vibrator plate compactor hanya efektif pada tanah tak berkohesi
(KLASIFIKASI PERALATAN BERAT UNTUK PEMADATAN TIMBUNAN TUBUH BENDUNGAN ) KECOCOKAN ALAT PEMADAT DENGAN TIPE TANAH
(KLASIFIKASI PERALATAN BERAT UNTUK PEMADATAN TIMBUNAN TUBUH BENDUNGAN ) TIPE TANAH
PEMADATAN TIMBUNAN TUBUH BENDUNGAN ) HAL 2 YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA PELAKSANAAN PEMADATAN : 1. 2. 3. 4. 5. Spesifikasi pemadatan Spesifikasi peralatan Ketebalan lapisan pemadatan Kadar air dan kepadatan material di lapangan Persyaratan pada waktu pemadatan yang harus terpenuhi
SYARAT PEMADATAN TIMBUNAN TUBUH BENDUNGAN ) 1. SPESIFIKASI PEMADATAN a) syarat 2 penting pemadatan : batas kadar air, ketebalan lapisan, derajat kepadatan 95 %, peralatan pemadatan dan banyaknya lintasan pemadatan. b) Kontrol apakah pelaksanaannya sudah sesuai persyaratan 2. SPESIFIKASI PERALATAN a) Persyaratan tipe dan kapasitas peralatan b) Pelaksana wajib menyampaikan data 2 mengenai spesifikasi alat dan pabrik pembuatnya c) Cek apakah peralatan tersebut sesuai dengan kebutuhan dilapangan diyakini peralatan dapat digunakan untuk pemadatan dengan baik
PEMADATAN TIMBUNAN TUBUH BENDUNGAN ) 3. KETEBALAN LAPISAN PEMADATAN a) Ditentukan berdasar jenis material dan alat pemadat yang dipergunakan b) Material semi atau kedap air umumnya mempunyai ketebalan pemadatan antara 15 – 20 cm, dengan frekuensi pemadatan 8 – 12 x c) Alat pemadat : sheepsfoot atau padfoot roller d) e) Bila menggunakan alat pemadat dengan permukaan halus, setelah pemadatan , dilakukan pengkasaran permukaan hasil pemadatan lebih dulu sebelum penimbunan lapisan berikutnya untuk menjamin ikatan (bonding) yang baik. Untuk daerah sempit/transisi (abutment, bangunan beton), pemadatan dilakukan secara manual dengan alat tamping rammer atau tire roller, dengan ketebalan maksimum setelah dipadatkan maksimum 10 cm. Pengkasaran permukaan yang pemadatannya secara manual harus menggunakan manual pula seperti alat penggaruk
PEMADATAN TIMBUNAN TUBUH BENDUNGAN 4. KADAR AIR DAN KEPADATAN MATERIAL DI LAPANGAN a) b) c) d) e) Kadar air optimum dan kepadatan maksimum hasil standar proctor di laboratorium dapat digunakan sebagai pembanding hasil pemadatan di lapangan. Tingkat padatan minimum harus lebih dari 95% maksimum kepadatan kering. Toleransi kadar air pada waktu dipadatkan sekitar 3 % OMC seperti spek tek Setiap jenis tanah mempunyai kepadatan maksimum dan kadar air berbeda. Tingkat kepadatan dan kadar air setiap kali pemadatan harus dibandingkan dengan hasil uji kepadatan di laboratorium untuk jenis tanah yang sama. Bila jenis material yang telah dipadatkan dilapangan tidak sama dengan jenis tanah yang telah diuji di laboratorium, harus uji ulang laboratorium terhadap material dimaksud, disamping uji ulang dilapangan (untuk meyakinkan konsistensi pada waktu desain).
PEMADATAN TIMBUNAN TUBUH BENDUNGAN ) 4. KADAR AIR DAN KEPADATAN MATERIAL DI LAPANGAN
PEMADATAN TIMBUNAN TUBUH BENDUNGAN ) 5. PERSYARATAN PADA WAKTU PEMADATAN YANG HARUS TERPENUHI a) Bila kadar air diluar angka yang disyaratkan (meskipun persyaratan kepadatan terpenuhi ), lapisan tanah harus dikupas dan kadar air disesuaikan dengan spesifikasi, kemudian ditimbun ulang dan dipadatkan kembali b) Bila kepadatan minimum tidak tercapai, meskipun kadar air memenuhi persyaratan dan jumlah frekuensi telah dilaksanakan, dilakukan penelitian ulang terhadap jenis tanah bahan timbunan yang digunakan di borrow area c) Dalam hal tanah terlalu basah karena kadar air hujan dan timbunan tidak memenuhi persyaratan mengenai kepadatan dan kadar airnya maka material timbunan tersebut harus dibongkar kembali dan diganti. d) Persyaratan tersebut merupakan kesepakatan antara pelaksana dengan staf desain / konsultan supervisi, sebelum pekerjaan timbunan dimulai (tercantum didalam spesifikasi teknik)
PEMADATAN TIMBUNAN TUBUH BENDUNGAN ) DASAR-DASAR PEMADATAN
PEMADATAN TIMBUNAN TUBUH BENDUNGAN DASAR-DASAR PEMADATAN Variabel : 1) Kadar air 2) Pemadatan (jenis alat, jumlah lintasan, ketebalan tanah tertentu)
FLOWCHART KONTROL KUALITAS TIMBUNAN
PEMADATAN TIMBUNAN TUBUH BENDUNGAN PELAKSANAAN TIMBUNAN MATERIAL LOLOS AIR 1) Material urugan filter/kerikil sebagai urugan lolos air (pervious) berupa pasir dan atau kerikil yang tidak kohesif dan material halus lolos saringan 200 kurang 5 % 2) Uji kompaksi standar di laboratorium tidak menghasilkan kadar air optimum dan kepadatan kering maksimum yang jelas. 3) Mesin gilas getar roda baja ( ukuran 5 – 10 ton) merupakan alat paling cocok untuk memadatkan pasir dan atau kerikil lulus air. 4) Mesin yang sama ukuran kecil digunakan untuk urugan dekat tembok/dinding beton (seperti terowong pengeluaran).
PEMADATAN TIMBUNAN TUBUH BENDUNGAN PELAKSANAAN TIMBUNAN MATERIAL LOLOS AIR 5) Tidak diperlukan uji mutu kadar air 6) Ketebalan lapisan, umumnya dihampar pada 15 – 38 cm tebal lepas, dan dipadatkan 3 atau 4 lintasan dengan vibratory steel wheel roller atau ruber-tired roller. 7) Bila tebal lepas 15 – 20 cm dengan 3 -6 lintasan oleh crawler tractor. 8) Pada daerah sempit, dihampar pada ketebalan lapisan 7, 5 hingga 10 cm, dengan pemadatan getar (vibratory roller atau hand-operated vibrating compactor) hingga menghasilkan kepadatan sesuai dengan yang diperukan.
PEMADATAN TIMBUNAN TUBUH BENDUNGAN PERSYARATAN KEPADATAN TIMBUNAN MATERIAL LOLOS AIR 1) Peralatan pemadat, prosedur dan derajat kepadatan ditetapkan didalam spesifikasi. 2) Metode pemadatan dilapangan disesuaikan dengan peralatan yang akan menghasilkan kepadatan yang diinginkan. 3) Bila kepadatan tidak daat diwujudkan di lapangan, maka prosedur, peralatan di dalam spesifikasi teknik (a. l. tebal tebaran, jumlah lintasan, kadar air atau berat pemadat) harus disesuaikan. 4) Umumnya kepadatan relatif ( untuk zona urugan pervious) minimal 85 %, untuk zona filter/drainase tidak kurang dari 75 % untuk mencegah berkurangnya sifat lulus airnya.
URUTAN PELAKSANAAN PENIMBUNAN BENDUNGAN 1) JADWAL PELAKSANAAAN 2. URUTAN PENIMBUNAN
URUTAN PELAKSANAAN PENIMBUNAN BENDUNGAN 3. LINTASAN DIATAS ZONA INTI
PEMADATAN PADA TEBING TUMPUAN ATAU DINDING KONSTRUKSI BETON
PERLINDUNGAN LERENG 1) Perlindungan lereng hulu untuk melindungi kerusakan dari : erosi gelombang, pelapukan, debris hanyut dan erosi permukaan (biasanya terdiri dari rip rap batu kosong). campuran tanah dengan semen, beton dan lapisan aspal kadang digunakan bila rip rap tidak ekonomis. 2) Zona bendungan yang bagian luarnya berupa batu besar, keras, awet, tidak memerlukan perlindungan 3) Perlindungan lereng hilir diperlukan untuk melindungi dari erosi permukaan dan hujan, terdiri dari batu atau kerikil pada daerah uang kering dan rumput untuk daerah yang basah. , Riprap batu kosong. 4) Drainase permukaan, baik pada saat konstruksi maupun OP waduk sangat penting dipertimbangkan dalam tahap mendesain perlindungan lereng. Perhatian khusus harus diberikan pada lekukan timbunan bendungan. 5) Drainase kaki (toe drain) untuk meyakinkan rembesan dapat terkumpul dengan baik dan mengalir dibawah permukaan, 6) Perlindungan permukaan galian pada sandaran; perlu dipertimbangkan untuk menjaga jangan sampai ada kerusakan atau membahayakan para pekerja. Proteksi dan perkuatan pada galian sangat diperlukan agar tidak terjadi kelongsoran
INSTRUMENTASI BENDUNGAN instrumentasi pada bendungan dibutuhkan untuk memantau perilaku bendungan, baik pada saat konstruksi, pengisian awal maupun op waduk. Jenis instrumentasi : instrument pengukur tekanan, pengukur rembesan, pengukur deformasi dan pengukur getaran (seismik)
BEBERAPA POTENSI MASALAH PADA TUBUH BENDUNGAN
PERMASALAHAN EROSI INTERNAL DALAM TUBUH BENDUNGAN 1) Adanya gradien hidrolik di tanah akan menyebabkan rembesan (seepage). 2) Kecepatan aliran air didalam tanah pada struktur bendungan tergantung dari bentuk bendungan dan permeabilitas tanah. Semakin besar gradien hidroliknya, semakin besar kecepatan aliran air didalam tanah. 3) Apakah rembesan ini berbahaya? Rembesan ini ya normal, air pasti akan merembes keluar saat ada gradien hidrolik. Saat kecepatan aliran rembesan terlalu tinggi, ini baru masalah !! 4) Kecepatan aliran air yang terlalu tinggi berpotensi menggerus butiran tanah hingga terbawa aliran air. Problem inilah yang kemudian dikenal dengan nama erosi internal. 5) Dalam jangka waktu tertentu (bisa bertahun-tahun atau beberapa hari saja), akan terbentuk lubang seperti pipa yang diameternya bisa makin besar dari waktu ke waktu. 6) Mula-mula mungkin hanya rembesan kecil, tapi lama-lama (atau tidak lama) akan semakin besar dan menjebol badan bendungan. (Salah satu contoh adalah keruntuhan Bendungan Teton (USA) tahun 1976.
CARA MENGURANGI MASALAH REMBESAN Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi kecepatan aliran ini : 1) Dengan membuat cutoff wall yang dikonstruksi di kaki pada bagian hulu bendungan. Penambahan cutoff wall ini sebenarnya menambah panjang aliran !! 2) Cara lain untuk menghadapi erosi internal ini adalah dengan menambahkan material filter pada badan bendungan. Filter adalah material yang berfungsi untuk menyaring partikel tanah halus yang bisa terbawa saat erosi. 3) CATATAN : Pemilihan material filter ini ada aturannya, tidak sembarang material bisa dipakai, selain itu juga diperlukan analisis butiran lebih lanjut. Jangan sampai saat terjadi sufusi (tertahannya butiran halus di filter), karena bisa jadi filter yang sebelumnya bisa melewatkan air menjadi kedap. Bila ini terjadi, tidak tertutup kemungkinan erosi internal bisa pindah muncul di tempat lain.
PENUTUP JADI……. MEMBANGUN BENDUNGAN, MEMBUAT TUBUH BENDUNGAN ITU…. BUKAN SEKEDAR MENIMBUN TANAH… Ingat bahwa membangun bendungan itu juga membangun resiko
TERIMA KASIH
- Slides: 52