PELATIHAN PENANGANAN TANAH PROBLEMATIK PADA STRUKTUR JALAN VOL3
PELATIHAN PENANGANAN TANAH PROBLEMATIK PADA STRUKTUR JALAN VOL-3 PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN, DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH Medan, 27 – 30 Agustus 2018 1
Hasil Investigasi yang dilakukan pada tanah gambut / organik di Dumai diperoleh dengan menggunakan 1. T Bar, 2. Ball Penetrometer 3. Normal konus Catatan: 1. Nilai berbeda secara signifikan 2. Perlu di perkenalkan di persyaratkan dalam specs
Permasalahan Keruntuhan Timbunan dan Faktor Penyebabnya
Mode deformasi yang terjadi pada abutmen jembatan dapat berupa terdorong bagian atas
Mode deformasi yang terjadi pada abutmen jembatan dapat berupa terdorong bagian atas atau bawah
Keruntuhan jalan pada tanah lunak dan Gambut Tanah Lunak Tanah Gambut
Permasalahan Perubahan Karakteristik Propertis Tanah Lunak dan Ketidakstabilan Timbunan Sebagai penilaian awal stabilitas timbunan, Depkimpraswil 4 (2002) memberikan rekomendasi untuk melakukan perhitungan tinggi kritis timbunan, sbb 1. Menentukan dan mencari nilai kuat geser tak terdrainase (cu) rata sampai kedalaman lima meter atau setebal lapisan lempung lunak bila kurang dari lima meter. 2. Merencanakan material timbunan dengan mengambil berat isi ( ) tertentu yang sesuai dengan persyaratan tanah dasar sebagai daya dukung fondasi perkerasan jalan. 3. Menghitung kemampuan tinggi timbunan maksimum yang aman dengan ketentuan sebagai berikut: a) Mengakomodasi Beban Material Timbunan dengan nilai kepadatan sesuai kondisi lapangan dapat bertambah bila mengalami penjenuhan, mengalami pertambahan lapisan serta mengakomodasi beban lalu lintas. Dengan memperhitungkan beban dari tegangan penutup (yang mempengaruhi gaya aktif horizontal), disebut . b) Mengakomodasi tinggi batas minimum (clear away) untuk lalu lintas dibawah jembatan yang melaluinya, bila sungai maka harus dapat dilalui kapal dan bila jalan maka harus dapat dilalui kendaraan.
Permasalahan Perubahan Karakteristik Propertis Tanah Lunak dan Ketidakstabilan Timbunan 1. Mengevaluasi tinggi timbunan batas dan dapat ditentukan dengan menghitung dan membandingkan terhadap rencana tinggi timbunan, persamaan tinggi timbunan batas: Permasalahan: 1. Masalah Penurunan seketika dan konsolidasi 2. Heaving dan dampaknya pada bangunan sekitar nnya Hc cu Nc H Sehingga FK = Hc / H, atau H > Hc adalah tinggi kritis timbunan (m); adalah kuat geser tak terdrainase (k. N/m 2); adalah berat isi timbunan (k. N/m 3). adalah faktor daya dukung (nilai anatar 4. 0 – 5. 7) adalah tinggi timbunan rencana
Perkiraan Tinggi Kritis sesuai dengan nilai kohesi tanah lunak dengan FK = 1. 00
Stabilitas Timbunan terhadap Penurunan derajat konsolidasi Stot = Si + Sp + S s Stot Si Sp Ss penurunan total; penurunan seketika atau elastik tanah dasar; penurunan akibat konsolidasi primer (akhir dari penurunan pimer tanah dasar); penurunan akibat konsolidasi sekunder (konsolidasi sekunder tanah dasar)
Stabilitas Timbunan terhadap perubahan Tata -guna Lahan dan Pola Aliran Sungai Bagian ter erosi pada Tikungan Luar Sungai Pola aliran sungai yang berdampak erosi pada tikungan berdampak terjadinya Degradasi luarnya dasar Sungai
Teknologi Penanganan Tanah lunak Dengan Mengurangi Berat Beban Timbunan Teknologi Timbunan Ringan
Implementasi Timbunan Ringan Mortar Busa Beton Ringan di Pangkalanbun, sebelum dan sesudah diterapkan
Penerapan Hasil Investigasi GT Dampak pada tanah Lunak dan Gambut Soft Soils Consistency N qu (k. Pa) Very Soft 0 to 2 < 25 Soft 2 to 4 25 to 50 Medium Stiff 4 to 8 50 to 100 Stiff 8 to 12 100 to 200 Very Stiff 15 to 30 200 to 400 Hard > 30 > 400
Kerusakan Jalan pada Tanah Lunak Contoh: Keruntuhan badan jalan yang berdampak pada kerusakan struktur perkerasan Badan jalan dibangun pada Timbunan diatas tanah problematik
Kerusakan Jalan pada Tanah Gambut
Kerusakan Jalan pada Tanah Gambut
Penerapan Hasil Investigasi Geoteknik
Kondisi Kerusakan Jalan Nasional Drainase buruk
Kondisi Kerusakan Jalan Nasional drainase buruk
Timbunan Jalan da Jembatan Oprit (embankment fills and approach bridge fills)
Keruntuhan Timbunan – longsoran Timbunan Perbedaan: Daya dukung Perekrasan Daya dukung struktur timbunan ? ? ? ? ? Perlu dipahami
Penanganan Longsoran Timbunan Tanah Lunak
Model Keruntuhan Timbunan 10 20
Kerusakan Jalan dan pada OPRIT Abutmen pada Tanah Lunak Organik dan Tanah Gambut
Pada Timbunan Oprit (Timbunan Tinggi)
Definisi dan permasalahan Tanah Ekspansif ¥ Tanah mengandung lempung (butiran > 30%) dengan mineral MONTMORILLONITE (sedimen) dan kaolinit (residual soils) ¥ Potensi kembang susut besar (Mengembang musim hujan dan menyusut musim kemarau) dicirikan adanya Adanya zona aktif ¥ Tanah dengan plastisitas tinggi, PI >15% dan LL >40% ¥ Adanya oksidasi mineral-mineral Misal : SULFIT SULPHANE ¥ Ciri-ciri permasalahan terjadi pada jalan di tanaha ekspansif: ¥ terjadi retakan memanjang pada perkerasan ¥ penurunan lapisan perkerasan dan bergelombang ¥ terlihat peninggian (cembung) di bagian tepi
Kerusakan Jalan pada Tanah Ekspansif DI PULAU JAWA Tanah Mengembang RETAK MEMANJANG Retak memanjang Zone aktif • Tanah mengandung mineral lempung MONTMORILLONITE • Tanah dengan plastisitas tinggi • LL > 40 • PI > 15 • Adanya zona aktif • Adanya oksidasi mineral tertentu • Misal : SULFIT �SULPHANE • Misal : SULFIT �SULPHA
Batas Tanah Ekspansif
Penentuan Ekspansifitas Tanah
Kerusakan Jalan pada Tanah Ekspansif LONGSOR
Kerusakan Jalan pada Tanah Ekspansif LONGSOR
Kerusakan Jalan pada Tanah Ekspansif LONGSOR
Kerusakan Jalan pada Tanah Ekspansif DI PULAU JAWA RETAK MEMANJANG LONGSOR
Jawa Timur Jalan Lasem Bozem Wonokrembangan diduga akibat lapisan dasar tanah di kawasan tersebut lunak. Selain itu air hujan serta kendaraan berat juga menjadi salah satu pemicu tanah lapisan atas Tanah Ekspansif, Wonokrembangan, Jatim Rabu, 11/01/2012
Kerusakan Jalan pada Tanah Ekspansif LONGSOR
Terima Kasih vol 3 Eddie Sunaryo 0817223248 082127257722 37
- Slides: 37