PELANGGARAN HAK CIPTA AHMAD DZULFIKRI SE MM Hak

  • Slides: 8
Download presentation
PELANGGARAN HAK CIPTA AHMAD DZULFIKRI, SE, MM

PELANGGARAN HAK CIPTA AHMAD DZULFIKRI, SE, MM

Hak Cipta �Di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yang berhubungan

Hak Cipta �Di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yang berhubungan dengan program komputer dapat dilihat dalam Pasal 1 ayat 9 memberikan definisi Program Komputer adalah seperangkat instruksi yang diekspresikan dalam bentuk bahasa, kode, skema, atau dalam bentuk apapun yang ditujukan agar komputer bekerja melakukan fungsi tertentu atau untuk mencapai hasil tertentu. �Dari definisi tersebut terlihat bahwa program komputer mempunyai nilai yang sangat tinggi tindak hanya bagi individu akan tetapi juga bagi sebuah perusahaan. Program

Bentuk-Bentuk Pelanggaran Hak Cipta Mengenai Program Komputer �Untuk pelanggaran Hak Cipta dibidang komputer selain

Bentuk-Bentuk Pelanggaran Hak Cipta Mengenai Program Komputer �Untuk pelanggaran Hak Cipta dibidang komputer selain karena dilakukan perbanyakan dan pendisribusian tanpa izin dari pemegang Hak Cipta ada juga sebab lain yaitu apabila antara dua buah program komputer memiliki Source Code yang sama. Maka dimungkinkan telah terjadi peniruan terhadap salah satu program komputer, namun seberapa besarkah kesamaan dari Source Code tersebut sehingga dikatakan melanggar Hak Cipta.

�Konsep Undang-Undang Hak Cipta (UUHC) tidak memberikan perlindungan yang bersifat kuantitatif, yaitu yang mengatur

�Konsep Undang-Undang Hak Cipta (UUHC) tidak memberikan perlindungan yang bersifat kuantitatif, yaitu yang mengatur seberapa besar kemiripan antara kedua program komputer. 1. Dalam lisensi ini biasanya mencakup ketentuan, 2. Software tersebut boleh diinstal hanya pada satu mesin. 3. Dilarang memperbanyak software tersebut untuk keperluan apapun (biasanya pengguna diberi kesempatan membuat satu buah backup copy). 4. Dilarang meminjamkan software tersebut kepada orang lain untuk kepentingan apapun. 5. Plagiat

�Berdasarkan batasan di atas maka tindakan menginstal program komputer ke dalam lebih dari satu

�Berdasarkan batasan di atas maka tindakan menginstal program komputer ke dalam lebih dari satu mesin atau diluar ketentuan yang dikeluarkan oleh satu lisensi, pinjam meminjam program komputer dan menginstalnya, mengkopi atau memperbanyak program komputer tersebut, dapat dikategorikan sebagai tindakan pembajakan. Untuk pelanggaran Hak Cipta program komputer di Indonesia, paling banyak dilakukan pada Microsoft Software yaitu dengan dilakukan perbanyakan program komputer tanpa seijin perusahaan Microsoft.

�Menurut Microsoft ada lima macam bentuk pembajakan software, diantaranya: 1. Pemuatan ke Harddisk: Biasanya

�Menurut Microsoft ada lima macam bentuk pembajakan software, diantaranya: 1. Pemuatan ke Harddisk: Biasanya dilakukan seseorang saat membeli personal komputer generik di toko komputer, yang oleh penjual langsung di install satu sistem operasi yang hampir seratus persen adalah Windows. 2. Softlifting: Jika sebuah lisensi dipakai melebihi kapasitas penggunaannya seperti ada lima lisensi tetapi dipakai di sepuluh mesin komputer. 3. Pemalsuan: Penjualan CDROM ilegal, Penyewaan Software. 4. Adanya penerbitan, penggandaan, pendistribusian, pengumuman, dalam proses internet/file sharing tanpa izin dari pencipta/pemegang hak cipta 5. Downloading Illegal: Mendownload sebuah program komputer dari internet. Hukum Copyright atau Hak Cipta yang melindungi ekspresi fisik dari suatu ide misal tulisan, musik, siaran, software dan lain-lain tumbuh ketika proses penyalinan dapat dibatasi tetapi untuk saat ini sulit untuk mencegah dilakukan penyalinan tersebut sehingga usaha untuk menerapkan monopoli pada usaha kreatif menjadi tidak beralasan.

Upaya Hukum Yang Dapat Ditempuh Apabila Telah Terjadi Pelanggaran Terhadap Hak Cipta Program Komputer

Upaya Hukum Yang Dapat Ditempuh Apabila Telah Terjadi Pelanggaran Terhadap Hak Cipta Program Komputer � Adapun upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pencipta atau pemegang hak cipta baik itu secara pidana maupun perdata sebagaimana yang diatur oleh Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yakni: a) Penyelesaian Melalui Jalur Perdata tentang Penyelesaian Sengketa sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 95 ayat 1 bahwa: "Penyelesaian sengketa Hak Cipta dapat dilakukan melalui alternatif penyelesaian sengketa, arbitrase, atau pengadilan". Pasal ini merupakan terobosan baru didalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Kalau kita perhatikan terhadap ketentuan Pasal 95 ayat 1 tersebut, dalam hal menyelesaikan pelanggaran terhadap hak cipta harus mengupayakan penyelesaian melalui alternatif penyelesaian sengketa dan arbritase sebelum ke Pengadilan, Selain itu juga adanya kewajiban untuk terlebih dahulu mengupayakan mediasi sepanjang para pihak yang bersengketa diketahui dan berada di wilayah Republik Indonesia.

�b) Penyelesaian Melalui Jalur Pidana Penyidikan terhadap pelanggaran hak cipta selain penyidik pejabat Kepolisian

�b) Penyelesaian Melalui Jalur Pidana Penyidikan terhadap pelanggaran hak cipta selain penyidik pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pejabat Pegawai Negeri Sipil diberikan kewenangan untuk melakukan penyidikan apabila diketahui ada pelanggaran terhadap hak cipta khususnya hak cipta program komputer. �Apabila penyidik pegawai negeri sipil akan melakukan proses penyidikan maka terlebih dahulu memberitahukan dimulainya penyidikan kepada penuntut umum dan penyidik pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia dari hasil penyidikan yang dilakukan oleh penyidik pejabat negeri sipil disampaikan kepada penuntut umum melalui penyidik pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia