PELAJARAN 1 BERDIRINYA DINASTI ABBASIYAH Standar Kompetensi Kompetensi
PELAJARAN 1 BERDIRINYA DINASTI ABBASIYAH
Standar Kompetensi : Kompetensi Dasar : 6. 1. Menceritakan sejarah berdirinya Bani Abbasiyah 6. 2. Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan / peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah
Indikator : 6. 1. 1. Menjelaskan sejarah berdirinya Bani Abbasiyah 6. 1. 2. Menyebutkan proses terbentuknya sejarah Bani Abbasiyah 6. 1. 3. Menampilkan tokoh yang berperan dalam sejarah berdirinya Bani Abbasiyah 6. 1. 4. Mengidentifikasi faktor pendukung sejarah berdirinya Bani Abbasiyah
� Pemerintahan Dinasti Abbasiyah merupakan kelanjutan dari pemerintahan sebelumya yaitu Dinasti Umayyah yang telah digulingkannya. � Dinamakan Dinasti Abbasiyah karena para pendiri dan penguasanya merupakan keturunan Abbas bin Abdul Mutholib, paman Rosulululloh. � Nama Abbasiyah berasal dari kata Al-Abbas dan Abbas itu adalah nama seorang keturunan Bani Hasyim. � Berdirinya Dinasti Abbasiyah dilatar belakangi oleh terjadinya kekacauan dalam kehidupan bernegara Dinasti Umayyah. � Menjelang runtuhnya Dinasti Umayyah ini para khalifah dan pejabat negara lainnya melakukan kekeliruan dan kesalahan yang menyebabkan terjadinya kekacauan tersebut
Kesalahan dan kekeliruan Dinasti umayyah yang menyebabkan runtuhnya dinasti tersebut : � � Dinasti ini menganakemaskan (mengistimewakan) bangsa Arab atas bangsa lainnya dan menganggap rendah kaum muslim non Aran (Mawali), sehingga orang-orang Mawali merasa kecewa atas perlakuan ini. Dinasti ini memihak pada salah satu golongan dari suku Arab yang bersaing Dalam persaingan antara Arab Utara (Mudariyah) dan Arab Selatan (Himyariyah), penguasa Dinasti Umayyah mendukung salah satu suku yaitu suku Himyariyah, sehingga suku yang tidak mendapat dukungan merasa kecewa. Dinasti ini selalu menindas para pengikut Ali dan Bani Hasyim. Dinasti ini juga mengingkari salah satu isi dari perjanjian ”Ammul Jamaah” yaitu setalah jabatan khalifah Muawiyah berakhir kekuasaan akan diserahkan pada musyawarah kaum muslimin tetapi Muawiyah dan penerusnya justru mengangkat putra mahkota. Banyak diantara pemimpin Dinasti Umayyah melakukan pelanggaran terhadap ajaran Islam, yaitu bergaya hidup mewah dan berfoya-foya meniru gaya hidup penguasa Romawi, sehingga para penguasa Dinasti ini memiliki figur yang lemah.
Kelompok-kelompok yang merasa tidak puas terhadap Dinasti Umayyah yang menyebabkan runtuhnya dinasti tersebut : 1. Kelompok muslim non Arab (Mawali) yang memprotes kedudukan mereka sebagai warga kelas dua dibawah warga muslim Arab. 2. Kelompok Syiah dan Khawarij yang menganggap Dinasti Umayyah telah merampas kekhalifahan. 3. Kelompok muslim Arab di Mekah, Madinah, dan Irak yang merasa sakit hati atas perlakuan istimewa terhadap penududuk Suriah 4. Kelompok muslim yang saleh, baik Arab maupun non Arab yang menganggap keluarga Dinasti Umayyah bergaya hidup mewah jauh dari ajaran Islam.
� Kelompok-kelompok tersebut membentuk suatu kekuatan gabungan yang dikoordinasi dan dipimpin oleh keturunan Al-Abbas, Paman Nabi Muhammad. � Untuk mencari dukungan masyarakat luas, kelompok Dinasti Abbasiyah melakukan propaganda yang mereka sebut sebagai Gerakan Dakwah. � Mereka mempropagandakan bahwa “menggulingkan kekuasaan pemerintah Dinasti Umayyah merupakan perintah agama”. � Di samping itu untuk meraih simpati umat dan dukungan kaum Syiah mereka tidak mengusung nama Bani Abbas tetapi mengusung nama Bani Hasyim. Mereka mengatakan bahwa jabatan khalifah merupakan hak keluarga Nabi.
� Gerakan mereka didukung oleh kaum Syiah, Khawarij dan Mawali di kota Khurasan yang sebelumnya selalu ditindas oleh Dinasti Umayyah. � Persamaan nasib sebagai kelompok yang tertindas inilah yang membuat ketiga kelompok itu mendukung propaganda ini. � Jadi latar belakang lahirnya Dinasti Abbasiyah, yaitu kekecewaan yang menumpuk dan bersatu akibat dari kekeliruan dan kesalahan para penguasa Dinasti Umayyah dalam mengambil kebijakan. � Gerakan menentang Dinasti Umayyah semakin membesar saat Dinasti Umayyah dijabat khalifah yang terkahir yaitu Marwan bin Muhammad (Marwan II).
Dinasti ini didirikan oleh Abu Abbas As Saffah (As Saffah berarti penumpah darah, Ia diberi gelar ini karena ia memiliki kemauan yang keras dan tidak segan-segan untuk menumpahkan darah guna mewujudkan keinginannya). � Langkah-langkah Bani Abbas untuk mendirikan Daulat Abbasiyah : 1. Membentuk gerakan di bawah tanah dengan melakukan propaganda (menyusun kekutan secara diam-diam) dengan tokohnya antara lain : -Muhammad Al-Abbas -Ibrahim Al Imam -Abu Muslim Al-Khurasani � Dari ketiga tokoh propaganda tesebut Abu Muslim Al Khurasani merupakan propagandis yang paling sukses dan terkenal.
LANJUTAN; LANGKAH-LANGKAH… Menerapkan politik bersahabat, artinya keturunan Bani Abbas tidak memperlihatkan sikap bermusuhan dengan Bani Umayyah atau siapapun. 3. Menggunakan nama Bani Hasyim (Ahlul Bait). Hal ini dimaksudkan agar mendapat simpati umat dan dukungan dari kelompok pendukung Ali (Syiah). 4. Menjadikan Khurasan sebagai pusat kegiatan gerakan Bani Abbas yang dipimpin oleh Abu Muslim Al-Khurasani. 2.
Strategi ini ternyata berhasil menghimpun kekuatan besar dan dahsyat yang tidak bisa dibendung lagi oleh golongan manapun juga. Dalam perjuangannya untuk mendirikan Dinasti Abbasiyah, para tokoh pendiri Dinasti ini menerapkan cara kepemimpinan yang bersifat kolektif (kolegial leadership), namun tertutup dengan gerakan bawah tanah. Para tokoh pendiri Dinasti Abbasiyah menetapkan tiga kota sebagai pusat kegiatan, yaitu : Humaymah sebagai pusat perencanaan organisasi, Kufah sebagai kota penghubung dan Khurasan sebagai pusat gerakan praktis
� Proses berdirinya Dinasti Abbasiyah dimulai dari tahap persiapan dan perencanaan yang dilakukan oleh Ali bin Abdulloh bin Abbas. Gerakan bawah tanah dan propaganda untuk mendirikan Dinasti Abbasiyah ini dimulai ketika Dinasti Umayyah berada di bawah kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz (717 -720 M). Pada waktu itu Umar bin Abdul Aziz memimpin dengan adil. Negara dalam keadaan aman, tentram dan stabil. Ia juga menerapkan persamaan hak kepada seluruh warga negara. Kondisi ini memberi peluang pada Bani Abbas untuk menyusun kekuatan dengan melakukan gerakan bawah tanah dan propaganda di kota Al Humaymah
Peluang emas yang dimiliki Bani Abbas untuk merebut kekuasaan Bani Umayyah itu terjadi pada masa Kholifah Marwan Bin Muhammad (127 – 132 H = 745 – 750 M) yakni kholifah Bani Umayyah terakhir, di mana waktu itu pemerintahan Dinasti Umayyah mencapai puncak kekacauan yang sulit diatasi. Pemimpin gerakan Bani Abbasiyah pada waktu itu adalah Muhammad bin Ali (wafat tahun 743 M) kemudian diteruskan anaknya Ibrahim Al Imam dengan mengangkat Abu Muslim Al Khurasani sebagai panglima perang
� Abu Muslim Al-Khurasani merupakan seorang pemuda yang pemberani, pada usia 19 tahun ia diangkat sebagai panglima perang oleh Ibrahim Al Imam. Ia banyak memperoleh dukungan di kota Khurasan. Pernah dalam sehari ia berhasil menarik simpati penduduk dari sekitar 60 desa di sekitar Merv. Abu Muslim Al Khurasani mengajak golongan Syiah, golongan Alawiyyin (Bani Ali) untuk menentang Bani Umayyah yang telah menindas mereka. � Sebelum Abu Muslim Al Khurasani diangkat sebagai panglima perang, gerakan dakwah dan propaganda dilakukan secara diam-diam. Hal itu dilakukan karena belum berani melawan Dinasti Umayyah secara terang-terangan. Pada tahun 747 M setelah Abu Muslim Al Khurasani diangkat menjadi panglima perang, Ibrahim Al Imam menyuruhnya untuk merebut kota Khurasan dan menyingkirkan orang-orang Arab yang mendukung Dinasti Umayyah. Namun rencana ini tercium oleh khalifah Marwan II dan akhirnya Ibrahim Al Imam ditangkap dan dipenjara hingga meninggal. Selanjutnya komando perlawanan diambil alih keponakan Ibrahim Al Imam yang bernama Abdulloh bin Muhammad yang dikenal sebagai Abu Abbas As Saffah. Ia tetap menunjuk Abu Muslim Al Khurasani untuk menjadi panglima dan melakukan perlawanan di Khurasan.
1. 2. 3. 4. 5. Muhammad bin Ali bin Abdullah, Ibrahim al Imam, Abu Muslim Al Khurasani, Abul Abbas as-Shaffah Abu Ja’far al Mansyur.
SILSILAH BANI ABBASIYAH DAN KHALIFAH DINASTI ABBASIYAH 1. Silsilah Bani Abbasiyah Dalam silsilah Bani Umayyah terdapat tiga keluarga besar yang saling bersaing memperebutkan kekuasaan, yaitu : a. Keluarga Alawiyyin (didukung oleh kaum Syiah) b. Keluarga Umayyah c. Keluarga Abasiyah
S I L A H B A N I A B B A S
a. Periode pertama Kholifah Dinasti Abbasiyah pada periode pertama adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Abu Abbas As-Saffah (132 – 136 H = 750 -754 M) Abu Ja’far Al-Mansur (136 – 158 H = 754 -775 M) Muhammad Al-Mahdi (158 -169 H = 775 -785 M) Muhammad Al-Hadi (169 – 170 H = 785 – 786 M) Harun Ar-Rasyid (170 – 193 H = 786 -809 M) Abdullah Al-Amin (193 – 198 H = 809 -813 M) Al Ma’mun (198 – 218 = 813 – 833 M) Al Mu’tashim Billah (218 – 227 H = 833 -842 M) Abu Ja’far Al-Watsiq (227 – 232 H = 842 -847 M).
b. Periode Kedua Khalifah Dinasti Abbasiyah pada periode kedua adalah sebagai berikut : 1. Al-Mutawakil (232 – 247 H = 847 -861 M) 2. Al-Muntshir (247 – 248 H = 861 -862 M) 3. Al-Mu’tain (248 – 252 H = 862 -866 M) 4. Al-Mu’taz (252 – 255 H = 866 -869 M) 5. Al-Muhtadi (255 – 256 H = 869 -870 M) 6. Al-Mu’tamid (256 – 279 H = 870 -892 M) 7. Al-Mu’tadhid (279 – 289 H = 892 -902 M) 8. Al-Muktafi (289 – 295 H = 902 -908 M) 9. Al-Muqtadi (295 320 H = 908 -932 M) 10. Al-Qohir (320 – 322 H = 932 -934 M) 11. Ar-Rodhi (322 – 329 H = 934 -941 M) 12. Al-Muttaqi (329 – 333 H = 941 -945 M) 13. Al-Mustaqfi (333 – 334 H = 945 -946 M).
c. Periode ketiga Kholifah Dinasti Abbasiyah pada periode ketiga adalah sebagai berikut : 1. Al-Muti (334 – 363 H = 946 -974 M) 2. At-Tho’I (363 – 381 H = 974– 991 M) 3. Al-Qodir (381 – 422 H = 991 -1031 M)
d. Periode keempat Khalifah Dinasti Abbasiyah pada periode keempat adalah sebagai berikut : 1. Al-Qoyyim (422 – 467 H = 1031 -1075 M) 2. Al-Muqtadi (467 – 487 H = 1075 -1094 M) 3. Al-Mustazhir (487 – 512 H = 1094 -1118 M) 4. Al-Musytarsid (512 – 529 H = 1118 -1135 M) 5. Al-Rasyid (529 – 530 H = 1135 -1136 M) 6. Al-Muktafi (530 – 555 H = 1136 -1160 M) 7. Al-Mustanjid (555 – 566 H = 1160 -1171 M) 8. Al-Mustadi (566 – 575 H = 1171 -1180 M) 9. An-Nashir (575 – 622 H = 1180 -1125 M)
e. Periode kelima Kholifah Dinasti Abbasiyah pada periode kelima adalah sebagai berikut : 1. Az-Zahir (622 – 623 H = 1225 -1226 M) 2. Al-Mustanshir (623 – 640 H = 1226 -1242 M) 3. Al-Musta’shim (640 – 656 H = 1242 -1258 M) Dari ke-37 khalifah ini setidaknya terdapat tiga khalifah yang menonjol yaitu Abu Ja’far Al Mansur, Harun Ar Rasyid dan Abdulloh Al Ma’mun. Dari ketiga khalifah yang menonjol ini khalifah yang terkenal dari Dinasti Abbasiyah adalah Harun Ar Rasyid.
� Kota-kota yang pernah dijadikan Ibu Kota Abbasiyah adalah Kuffah, Hirah, Anbar (Hasyimiah) dan Baghdad. Perpindahan ibu kota dari Kuffah ke Hirah disebabkan karena penduduk kota Kuffah mayoritas pendukung Ali dan dianggap tidak setia kepada golongan Abbas, sedangkan kota Hirah hanya pilihan yang bersifat sementara, selanjutnya ibu kota pindah ke kota Anbar (Hasyimiah). � Dengan adanya pemberontakan itu, khalifah Al-Mansyur memandang bahwa kota Anbar tidak cocok lagi sebagai pusat pemerintahan. Kemudian beliau memindahkan pusat pemerintahannya ke kota Bagdad.
Latar belakang dipilihnya kota Bagdad adalah : 1. Adanya pemberontakan Rowandiyah terhadap kholifah Abu Ja’far Al. Mansyur. 2. Wilayah Bahgdad cukup luas dan tanahnya subur. 3. Letak Bagdad sangat strategis dan mudah dijangkau oleh berbagai wilayah
KOTA BAGHDAD � Pendiri kota Baghdad adalah kholifah Abu Ja’far Al-Mansyur dan arsitek yang membangun kota itu adalah Hajjaj Bin Arthah dan Amran Bin Wahdhah Para pekerjanya yang berpengalaman dari Syam, Kuffah, Basrah, Manshul, Dailami dan lain-lain. Jumlah tenaga kerjanya kurang lebih 100. 000 orang. Kota Bagdad bentuknya bundar dengan gaya bangunan seni Islami. Di tengah kota dibangun istana “Qashruzzahab” atau istana keemasan dengan luas 160. 000 hasta persegi dan mesjid agung seluas 40. 000 hasta persegi. Di luar kota dibangun kota-kota satelit yang ditata rapi dan indah, serta dibangun istana “Qashrulkhuldi” (Istana Abadi).
1. 2. 3. 4. Figur khalifah yang lemah Hak Istimewa bangsa Arab Suriah Pemerintahan yang tidak demokratis dan korup Persaingan antar suku
1. 2. 3. 4. Kelompok muslim non-Arab (mawali) Kelompok Khawarij dan Syi’ah Kelompok muslim Arab di Mekah, Madinah dan Irak Kelompok muslim yang saleh, baik Arab maupun non-Arab
Setelah kita membaca sejarah berdirinya Bani Abbasiyah, maka kita dapat mengambil hikmah dan suri tauladan antara lain sebagai berikut : 1. Bersungguh-sungguh dalam meraih cita-cita tanpa pantang menyerah walaupun banyak hambatan , rintangan bahkan penuh pengorbanan baik berupa waktu, materi, tenaga bahkan nyawa demi tercapai cita yang diinginkan. 2. Bekerja sama dan saling menolong sesama umat Islam segala usaha. 3. Selalu mengutamakan kepentingan agama. 4. Hidup yang optimis, dinamis, inovatif dan siap menerima kritik konstruktif. 5. Punya pandangan hidup yang lebih baik yang berdasarkan pada norma susila, norma budaya, norma hukum dan norma agama. 6. Berani berjuang demi nusa, bangsa, dan negara. �
Jawablah pertanyaan – pertanyaan dibawah ini dengan benar ! 1. Sebutkan empat tokoh pendiri Bani 2. 3. 4. 5. Abbasiyah! Sebutkan kelompok-kelompok yang tidak senang dengan kepemimpinan Dinasti Umayyah ! Mengapa kelompok-kelompok tersebut tidak menyenangi kepimimpinan Dinasti Umayyah? Jelaskan usaha-usaha yang dilakukan oleh Abu Muslim Al Khurasani dalam usahanya membangun Dinasti Abbasiyah! Sebutkan latar belakang dipilihnya Bagdad sebagai ibukota Daulat Bani Abbasiyah!
a. Tugas individu Catatlah perilaku tokoh-tokoh pendiri Bani Abbasiyah b. Tugas kelompok 1. Ajaklah temanmu merangkum peristiwa yang melatarbelakangi berdirinya Bani Abbasiyah
SEMOGA BERMANFAAT TERIMA KASIH BY IDIJACK
- Slides: 31