PEDOMAN PENYUSUNAN ALGORITMA ALGORITMA DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI

  • Slides: 22
Download presentation
PEDOMAN PENYUSUNAN ALGORITMA

PEDOMAN PENYUSUNAN ALGORITMA

ALGORITMA DALAM KEHIDUPAN SEHARI -HARI Proses semacam algoritma pemrograman juga dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

ALGORITMA DALAM KEHIDUPAN SEHARI -HARI Proses semacam algoritma pemrograman juga dijumpai dalam kehidupan sehari-hari Jika seseorang ingin mengirim surat cinta kepada kenalannya di tempat lain, langkah yang harus dilakukan adalah: 1. Menyiapkan peralatan tulis 2. Menulis surat 3. Surat dimasukkan ke dalam amplop tertutup 4. Amplop ditempeli perangko secukupnya. 5. Pergi ke Kantor Pos terdekat untuk mengirimkannya 2

DASAR PENYUSUNAN ALGORITMA Tidak ada standar baku dalam penyusunan algoritma, bebas untuk menyusun sebuah

DASAR PENYUSUNAN ALGORITMA Tidak ada standar baku dalam penyusunan algoritma, bebas untuk menyusun sebuah algoritma. Metode : 1. Dalam bahasa manusia 2. Pseudocode 3. Flow chart 3

DASAR PENYUSUNAN ALGORITMA Ciri yang harus dipenuhi dalam menyusun sebuah algoritma. 1. Finiteness 2.

DASAR PENYUSUNAN ALGORITMA Ciri yang harus dipenuhi dalam menyusun sebuah algoritma. 1. Finiteness 2. Definiteness 3. Masukan 4. Keluaran 5. Efektivitas 4

DASAR PENYUSUNAN ALGORITMA Finiteness (Keterbatasan) Suatu algoritma harus dapat berakhir setelah memproses tahapan langkah-langkah.

DASAR PENYUSUNAN ALGORITMA Finiteness (Keterbatasan) Suatu algoritma harus dapat berakhir setelah memproses tahapan langkah-langkah. Jumlah langkahnya berhingga. Definiteness (Kepastian) Setiap langkah algoritma harus dinyatakan dengan jelas (tidak rancu, tidak mempunyai arti ganda) Input (Masukan) Setiap algoritma bisa tidak memiliki masukan atau mempunyai satu atau beberapa masukan. Masukan merupakan suatu besaran yang diberikan di awal sebelum algoritma diproses. 5

DASAR PENYUSUNAN ALGORITMA Output (Keluaran) Setiap algoritma memiliki keluaran, entah hanya sebuah atau banyak

DASAR PENYUSUNAN ALGORITMA Output (Keluaran) Setiap algoritma memiliki keluaran, entah hanya sebuah atau banyak keluaran. Keluaran merupakan besaran yang mempunyai kaitan atau hubungan dengan masukan. Sebuah algoritma dikatakan benar, untuk berbagai ragam masukan, jika algoritma berakhir dengan keluaran yang benar. Pada keadaan seperti ini, algoritma menyelesaikan masalah komputasi yang diberikan. 6

DASAR PENYUSUNAN ALGORITMA Effectiveness (Efektivitas) Setiap algoritma diharapkan bersifat sangkil (efektif), dalam arti semua

DASAR PENYUSUNAN ALGORITMA Effectiveness (Efektivitas) Setiap algoritma diharapkan bersifat sangkil (efektif), dalam arti semua operasi yang dilaksanakan oleh algoritma haruslah sederhana dan dapat dikerjakan dalam waktu yang terbatas. Secara prinsip, setiap instruksi dalam algoritma dapat dikerjakan oleh orang dengan hanya menggunakan kertas dan pensil. 7

Beberapa persyaratan untuk menjadi algoritma yang baik adalah: ü Tingkat kepercayaannya tinggi (realibility). Hasil

Beberapa persyaratan untuk menjadi algoritma yang baik adalah: ü Tingkat kepercayaannya tinggi (realibility). Hasil yang diperoleh dari proses harus berakurasi tinggi dan benar. ü Pemrosesan yang efisien (cost rendah). Proses harus diselesaikan secepat mungkin dan frekuensi kalkulasi yang sependek mungkin. ü Sifatnya general. Bukan sesuatu yang hanya untuk menyelesaikan satu kasus saja, tapi juga untuk kasus lain yang lebih general. ü Bisa Dikembangkan (expandable). Haruslah sesuatu yang dapat kita kembangkan lebih jauh berdasarkan perubahan yang ada. ü Mudah dimengerti. Mudah dipahami. Susah dimengertinya suatu program akan membuat susah di maintenance (kelola). ü Portabilitas yang tinggi (Portability). DASAR PENYUSUNAN ALGORITMA 8

PEDOMAN PENYUSUNAN PSEUDOCODE 1. Notasi yang dipakai : ü b ← 0 (memberikan nilai

PEDOMAN PENYUSUNAN PSEUDOCODE 1. Notasi yang dipakai : ü b ← 0 (memberikan nilai 0 pada variabel b) ü Setiap variabel ditulis dengan awalan huruf Awalan huruf kecil (non kapital) dinyatakan untuk menyatakan variabel non larik. Awalan huruf kapital dinyatakan untuk menyatakan variabel larik (untuk menyimpan sejumlah data yang sejenis) bil berarti variabel non larik A berarti variabel larik 9

PEDOMAN PENYUSUNAN PSEUDOCODE 1. Notasi yang dipakai : ü Indentasi atau penjorokan ke kanan

PEDOMAN PENYUSUNAN PSEUDOCODE 1. Notasi yang dipakai : ü Indentasi atau penjorokan ke kanan digunakan untuk menuliskan pernyataan-pernyataan yang berada dalam suatu struktur blok. JIKA x > 1 MAKA Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3 AKHIR - JIKA 1

PEDOMAN PENYUSUNAN PSEUDOCODE 1. Notasi yang dipakai : ü Simbol // digunakan untuk menyatakan

PEDOMAN PENYUSUNAN PSEUDOCODE 1. Notasi yang dipakai : ü Simbol // digunakan untuk menyatakan komentar untuk memberi keterangan pada pembaca algoritma. Tidak diproses oleh komputer. • bil ← bil + 1 // Isi bil dinaikan sebesar satu • Masukkan (panjang, lebar) // masukan yang diperlukan berupa panjang dan lebar 1

PEDOMAN PENYUSUNAN PSEUDOCODE 2. Logika Kebenaran: ü Ada 2 logika yaitu BENAR dan SALAH.

PEDOMAN PENYUSUNAN PSEUDOCODE 2. Logika Kebenaran: ü Ada 2 logika yaitu BENAR dan SALAH. ü Nilai logika sering ditentukan oleh operasi seperti <, ≤, >, ≥, =, ≠, DAN, ATAU, TIDAK A Salah Benar B Salah Benar A DAN B Salah Benar A ATAU B Salah Benar 1

PEDOMAN PENYUSUNAN PSEUDOCODE 2. Notasi Larik ü Notasi A [ i ] menyatakan elemen

PEDOMAN PENYUSUNAN PSEUDOCODE 2. Notasi Larik ü Notasi A [ i ] menyatakan elemen ke-i pada larik A. Nilai terkecil untuk i adalah 0 ü Untuk larik berdimensi 2 dinotasikan dengan A [ i, j ], dengan i menyatakan indeks untuk baris, dan j menyatakan indeks untuk kolom. 1

PEDOMAN PENYUSUNAN PSEUDOCODE 2. Notasi Larik berdimensi 1 Larik A : dimulai dari kiri

PEDOMAN PENYUSUNAN PSEUDOCODE 2. Notasi Larik berdimensi 1 Larik A : dimulai dari kiri ke kanan Larik berdimensi 2 Larik B : Baris : dimulai dari kiri ke kanan Komlom : dimulai dari atas ke bawah 1

Hal yang baku lainnya dalam algoritma : JIKA kondisi MAKA Pernyataan 1 Pernyataan 2.

Hal yang baku lainnya dalam algoritma : JIKA kondisi MAKA Pernyataan 1 Pernyataan 2. . . . SEBALIKNYA Pernyataan a Pernyataan b. . . AKHIR-JIKA Menyatakan model penulisan struktur seleksi. Dalam hal ini: Pernyataan 1 Pernyataan 2. . . Akan dijalankan hanya bila kondisi bernilai BENAR Adapun bila kondisi bernilai SALAH, maka Pernyataan b. . . . . akan dijalankan. . . The Power of Power. Point | thepopp. com 1

Hal yang baku lainnya dalam algoritma : COCOK nilai DENGAN nilai 1 MAKA Pernyataan

Hal yang baku lainnya dalam algoritma : COCOK nilai DENGAN nilai 1 MAKA Pernyataan 11 Pernyataan 12 DENGAN nilai 2 MAKA Pernyataan 21 Pernyataan 22 DENGAN nilai 3 MAKA Pernyataan 31 Pernyataan 32 LAINNYA Pernyataan n 1 Pernyataan n 2 AKHIR-COCOK Menyatakan seleksi dengan beberapa kemungkinan. Apabila nilai yang terletak di kanan COCOK sesuai dengan sebuah nilai, Maka hanya pernyataan-pernyataan yang mengikutinya akan dijalankan dan kemudian eksekusinya dilanjutkan ke AKHIR -COCOK The Power of Power. Point | thepopp. com 1

Hal yang baku lainnya dalam algoritma : ULANG SELAMA kondisi Pernyataan 1 Pernyataan n

Hal yang baku lainnya dalam algoritma : ULANG SELAMA kondisi Pernyataan 1 Pernyataan n AKHIR - ULANG Pernyataan 1 Pernyataan n SAMPAI kondisi AKHIR - ULANG Menyatakan pengulangan. Dalam hal ini, bagian Pernyataan 1 hingga pernyataan n akan diulang secara terus menerus selama kondisinya bernilai BENAR Menyatakan pengulangan. Dalam hal ini, bagian Pernyataan 1 hingga pernyataan n akan diulang secara terus menerus sampai kondisinya bernilai BENAR. Jadi, bila ketika kondisi bernilai BENAR, maka bagian Pernyataan 1 hingga pernyataan n tidak dijalankan lagi. The Power of Power. Point | thepopp. com 1

Hal yang baku lainnya dalam algoritma : UNTUK variabel = awal s. d. akhir

Hal yang baku lainnya dalam algoritma : UNTUK variabel = awal s. d. akhir LANGKAH kenaikan Pernyataan 1 Pernyataan n Menyatakan AKHIR - UNTUK pengulangan. Dalam hal ini, bagian Pernyataan 1 hingga pernyataan n akan diulang secara terus menerus sebanyak nilai variabelnya (sebanyak akhir – awal) Klausa LANGKAH menentukan pertambahan kenaikannya. Jika tidak ada keterangan klausa LANGKAH, maka nilainya dianggap = 1 The Power of Power. Point | thepopp. com 1

Hal yang baku lainnya dalam algoritma : Contoh : UNTUK bil = 1 s.

Hal yang baku lainnya dalam algoritma : Contoh : UNTUK bil = 1 s. d. 8 tampilkan bil AKHIR - UNTUK Hasilnya : 1 2 3 4 5 6 7 8 The Power of Power. Point | thepopp. com 1

Hal yang baku lainnya dalam algoritma : Hasilnya : 1 UNTUK bil = 1

Hal yang baku lainnya dalam algoritma : Hasilnya : 1 UNTUK bil = 1 s. d. 8 STEP 34 tampilkan bil 7 Contoh : AKHIR - UNTUK Contoh : UNTUK bil = 10 s. d. 5 STEP -1 tampilkan bil AKHIR - UNTUK Hasilnya : 10 9 8 7 6 5 The Power of Power. Point | thepopp. com 2

Hal yang baku lainnya dalam algoritma : PROSEDUR nama. Prosedur(daftar-parameter) pernyataan 1 pernyataan 2

Hal yang baku lainnya dalam algoritma : PROSEDUR nama. Prosedur(daftar-parameter) pernyataan 1 pernyataan 2 AKHIR - PROSEDUR adalah sejumlah kode yang diberi nama The Power of Power. Point | thepopp. com 2

Thank you! Any Questions? Title Font: Bebas Neue Text Font: Roboto Icon: Font generated

Thank you! Any Questions? Title Font: Bebas Neue Text Font: Roboto Icon: Font generated by flaticon. com under CC BY. The authors are: Stephen Hutchings.