PDB Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi Produk Domestik
PDB, Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi
• Produk Domestik Bruto • Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi • Pertumbuhan Ekonomi selama orde baru hingga saat ini • Faktor-faktor Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia • Perubahan Struktur Ekonomi
PDB • Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam satu negara pada perioda waktu tertentu.
1. Untuk menghitung nilai total barang dan jasa yang berbeda, pos pendapatan nasional (national income accounts) menggunakan harga pasar. $0. 50 $1. 00 PDB = (Harga apel Jumlah apel) + (Harga jeruk Jumlah jeruk) = ($0. 50 4) + ($1. 00 3) PDB = $5. 00 2. Barang bekas tidak dimasukkan dalam perhitungan GDP. 3. Perlakuan terhadap persediaan bergantung apakah barang disimpan atau dibiarkan. Bila barang disimpan, nilainya dimasukkan dalam GDP. Bila dibiarkan, GDP tidak berubah. Bila akhirnya terjual, barang tersebut dianggap sebagai barang bekas (tidak dihitung). 4
Pertumbuhan Ekonomi selama orde baru hingga saat ini • Kondisi Ekonomi Indonesia pada Masa Orde baru (1966 -1998) • Akhir Orde Baru • Era Reformasi üMasa Kepemimpinan B. J. Habibie (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999) üMasa Kepemimpinan Abdurrahman Wahid (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999) ü Masa Kepemimpinan Megawati Soekarno Putri (23 Juli 2001 -20 Oktober 2004) üMasa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober 20042014)
Kondisi Ekonomi Indonesia pada Masa Orde baru (1966 -1998) • Pemerintahan Orde Baru menyadari sepenuhnya bahwa akibat konflik yang berkepanjangan penderitaan rakyat telah mencapai titik yang tertinggi. Kesejahteraan rakyat telah menjadi korban dan ambisi para petualan politik. Atas dasar kesadaran tersebut, maka pada awal Orde Baru Stabilisasi Ekonomi menjadi proritas utama. • Stabilisasi Ekonomi Pada permulaan Orde Baru, program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha pengendalian tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara, dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pelaksanaan pembangunan Orde Baru bertumpu kepada program yang dikenal dengan sebutan “ Trilogi Pembangunan” yaitu sebagai berikut : • a) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menju kepada terciptanya keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. • b) Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. • c) Stabilitas yang sehat dan dinamis.
Pelaksanaan Pola Umum Pembangunan jangka panjang (25 -30 tahun) dilakukan Orde Baru secara periodik 5 tahunan yang disebut Pelita (Pembangunan Lima Tahun). • Pelita I (1969 -1974), sasaran yang hendak dicapai adalah tersedianya pangan, sandang, papan, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Pelita 1 menekankan pembangunan di bidang pertanian. • Pelita II (1974 -1979), sasaran yang hendak dicapai adalah tersedianya pangan, sandang, papan, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rakyat. • Pelita III (1979 -1984), sasaran yang hendak dicapai adalah Trilogi Pembangunan. • Pelita IV (1984 -1989), sasaran yang hendak dicapai adalah di bidang pertanian tercapainya swasembada pangan. • Pelita V (1989 -1994), sasaran yang hendak dicapai adalah upaya peningktan semua segi kehidupan bangsa. • Pelita VI (1994 -1998), Pemerintah menitikberatkan pembangunan ekonomi yang berkaitam dengan industri dan pertanian, serta pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia sebagai pendukungnya.
• Dampak Revolusi Hijau dan Indiustrialisasi Berikut upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk menggalakkan revolusi hijau antara lain : • a) Intensifikasi Pertanian. • b) Ekstensifikasi Pertanian. • c) Diversifikasi Pertanian. • d) Rehabilitasi Pertanian. Berikut dampak positif revolusi hijau antara lain : • a) Memberikan lapangan kerja bagi para petani maupun buruh tani. • b) Kekurangan bahan pangan dapat teratasi. • c) Sektor pertanian mampu menjadi pilar penyangga Perekonomian Indonesia.
• Dampak Kebijakan Ekonomi Orde Baru • Dampak Positif : • 1) Pertumbuhan ekonomi yang tinggi. • 2) Swasembada beras. • 3) Penurunan angka kemiskinan
Akhir Orde Baru • Krisis moneter yang melanda kawasan asia Tenggara menyebabkan ketidakstabilan Perekonomian Indonesia sejak pertengahan Juli 1997.
Era Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan perikehidupan lama dengan tatanan perikehidupan yang baru dan secara hukum menuju kearah perbaikan. Reformasi tahun 1998 menuntut adanya pembaharuan dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan hukum Masalah yang mendesak adalah upaya mengatasi kebutuhan pokok (sembako) dengan harga yang terjangkau masyarakat.
Masa Kepemimpinan B. J. Habibie (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999) Pada saat pemerintahan presiden B. J Habibie yang mengawali masa reformasi belum melakukan perubahan-perubahan yang cukup berarti di bidang ekonomi. B. J. Habibie diangkat menjadi presiden menggantikan Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998. Tugasnya adalah Melanjutkan kebijakan yang telah dibuat oleh sebelumnya, kemudian Habibie membentuk kabinet yang diberi nama Kabinet Reformasi Pembangunan. Berikut upaya-upaya yang dilakukan Habibie di bidang ekonomi antara lain : • 1) Merekapitulasi perbankan. • 2) Merekonstruksi Perekonomian Indonesia. • 3) Melikuidasi beberapa bank bermasalah. • 4) Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar hingga di bawah Rp. 10. 000 • 5) Mengimplementasikan Reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF. Presiden B. J Habibie jatuh dari pemerintahannya karena melepaskan wilayah Timortimor dari Wilayah Indonesia.
Masa Kepemimpinan Abdurrahman Wahid (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999) • Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun belum ada tindakan yang cukup berati untuk menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan. Kepemimpinan Abdurraman Wahid berakhir karena pemerintahannya menghadapi masalah-masalah yang kontroversial
Masa Kepemimpinan Megawati Soekarno Putri (23 Juli 2001 -20 Oktober 2004) Masa kepemimpinan Megawati mengalami masalah-masalah yang mendesak yang harus diselesaikan yaitu pemulihan ekonomi dan penegakan hukum. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasai persoalan ekonomi antara lain : • 1) Melakukan pembayaran utang luar negeri. • 2) Memelihara dan memantapkan stabilitas Negara. • 3) Memantapkan ekonomi nasional. • 4) Privatisasi BUMN. • 5) Memperbaiki kinerja ekspor.
Masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober 2004 -2014) Berikut kondisi dan kebijakan-kebijakan masa kepemimpinan SBY di bidang ekonomi antara lain : • 1) Hingga Maret 2005 utang luar negeri U$$136. 6 miliar dan masa penundaan utang paris club 3 sudah habis. • 2) Seratus hari pertama lebih banyak bicara ekonomi makro dari pada secara spesifik program peningkatan ekspor. • 3) Pada tanggal 19 Desember 2004 SBY menaikkan haraga “BBM Mewah”. • 4) Melanjutkan pertumbuhan ekonomi Megawati, diperkirakan pertumbuhan ekonomi nya naik hingga 4, 4 -4, 9% dan inflasi meningkat yakni 5, 5%. • 5) Menaikkan pendapat perkapita dengan mengandalkan pembangunan infrasruktur missal dengan mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor dengan janji akan memperbaiki iklim investasi.
Faktor-faktor Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia • Faktor Internal • Faktor eksternal
- Slides: 16