PATOFISIOLOGI ORGAN ORGAN YANG MEMBANTU SISTIM PENCERNAAN Dr
PATOFISIOLOGI ORGAN – ORGAN YANG MEMBANTU SISTIM PENCERNAAN Dr. Noor Yulia MM
PENDAHULUAN • Yang dimaksud dengan alat pencernaan adalah bagian tubuh yang berfungsi dalam mencernakan makanan dan mengubahnya menjadi bentuk zat nutrient yang dapat diserap oleh usus • Gangguan atau penyakit – penyakit yang akan dipelajari adalah : – Hernia – Non infektive enteritis dan colitis – Penyakit pada usus halus – Penyakit pada peritonium – Penyakit pada organ hati / liver – Penyakit pada kandung empedu , biliary tract dan pankreas – Serta gangguan lain pada system pencernaan
Penyakit peritoneum (K 65 -K 67) • K 65 Peritonitis – K 65. 0 Peritonitis akut – K 65. 8 Peritonitis lain – K 65. 9 Peritonitis, tak dijelaskan – K 66 Kelainan lain pada peritoneum • K 66 Kelainan lain pada peritoneum – K 66. 0 Adhesi peritoneum : Adhesi: , diafragma, lambung, usus, mesenterium, omentum, (dinding) perut, pelvis pria, Adhesive bands – K 66. 1 Haemoperitoneum – K 66. 8 Kelainan peritoneum lain yang dijelaskan – K 66. 9 Kelainan peritoneum, tak dijelaskan • K 67* Kelainan peritoneum pada penyakit infeksi c. e. – K 67. 0* Peritonitis khlamidia (A 74. 8†) – K 67. 1* Peritonitis gonokokus (A 54. 8†) – K 67. 2* Peritonitis sifilitika (A 52. 7†) – K 67. 3* Peritonitis tuberkulosa (A 18. 3†) – K 67. 8* Kelainan peritoneum lain pada penyakit infeksi c. e.
PERITONITIS • Peradangan akibat infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum) • Radang peritoneum merupakan komplikasi berbahaya • Penyebab : – Ruptur saluran pencernaan – penyebaran infeksi pada organ – organ diabdomen , – Luka tembus abdomen • Etiologi ; – Organisme yang hidup dalam colon pada kasus apendik ruptura – Stafilokok / streptokok pada luka tembus • Patofisiologi : – Reaksi awal dari peritoneum adalah keluarnya eksudat fibrinosa , terbentuk abses diantara perlekatan fibrinosa dengan permukaan sekitar yang membatasi infeksi , – Perlekatan biasanya menghilang dengan hilangnya infeksi dan meninggalkan sisa sebagai serat fibrosa yang kedepan akan mengakibatkan obstruksi usus.
• Bila infeksi menyebar pada permukaan peritoneum akan menimbulkan peritonitis umum • Dengan manifestasi klinis : – aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik – Terjadi atoni dan meregang – Cairan dan elektrolit hilang kedalam lumen usus mengakibatkan syok, gangguan sirkulasi, oliguria – Perlekatan yang terbentuk diantara lengkung usus akan meregang dan mengganggu pergerakan usus mengakibatkan obstruksi usus • Gejala tergantung : – luasnya peritonitis , – beratnya peritonitis dan – jenis organisme yang bertanggung jawab
• Gejala utama : – sakit perut terus menerus , muntah, – abdomen tegang, kaku, nyeri, bising usus negatif. – demam dan leukositosis sering terjadi • Prognosis : – Baik : pada peritonitis lokal dan ringan – Buruk : mematikan , pada peritonitis umum akibat organism virulen • Pengobatan : – Pemberian antibiotika yang sesuai – Dekompresi saluran cerna dengan nasogastrik/ intestinal suction – Penggantian cairan dan elektrolit yang hilang dengan infus IV – Pembuangan fokus septik (penyebab demam , misal apendiks dsb) atau penyebab radang lainnya ( buang pus / nanah) – Hilangkan nyeri
CROHN`S DISEASE • regional enteritis ; merupakan lesi peradangan granulosa pada usus halus ( dapat menyerang duodenum , ileum dan jejunum ) juga esofagus, lambung dan kolon • Lebih banyak menyerang pria dibanding wanita usia 15 -35 tahun • Lesi merupakan proses peradangan transmural yang disertai timbulnya jaringan parut , • manifestasinya sering berupa obstruksi usus. • Gejala ; Perasaan nyeri, kejang abdomen, penurunan berat badan, demam, diare dan mal absorpsi • Pemeriksaan abdomen dapat mengungkapkan adanya massa yang melekat pada usus, dapat diraba, • Manifestasi sistemik berupa perasaan nyeri pada sendi , eritema nodosum dan pioderma gangrenosum, uveitis, ikterus anemia , malabsorpsi dan batu ginjal , dapat disertai fistula anorektal berulang
Pembagian peritonitis • • • Peritonitis akuta Peritonitis Kronik Peritoneal adhesions Haemoperitoneum Peritonitis karena infeksi , Berdasarkan kuman penyebab : – Clamydia peritonitis – Gonoccoccal peritonitis – Syphilis peritonitis – Tuberkulosa peritonitis
Enteritis dan kolitis non-infektif (K 50 -K 52) • Termasuk: inflammatory bowel disease [penyakit radang usus] non-infektif • K 50 Penyakit Crohn [regional enteritis] • K 51 Kolitis ulseratif • K 52 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif lain
Penyakit-penyakit usus lain (K 55 -K 63) • • • K 55 Kelainan vaskular usus K 56 Ileus paralitika dan obstruksi usus tanpa hernia K 57 Penyakit divertikulum usus K 58 Irritable bowel syndrome [sindroma usus irritabel] K 59 Kelainan fungsional usus lainnya K 60 Fissura dan fistula daerah anus dan rektum K 61 Abses daerah anus dan rektum K 62 Penyakit anus dan rektum lain K 63 Penyakit-penyakit usus lain
VASCULAR DISORDER INTESTINAL • Acut vascular disorders of intestine – Fulminan ischemic colitis – Intestinal infark – Embolic mesenteric – Trombosis mesenterica • Chronic vaskular disorder – Colitis – Enterocolitis kronik
Colitis ulserative • Chronic ulseratif enterocolitis • Mucosal proctocolitis • Ulseratif colitis Colitis oleh penyebab lain • Misal akibat : – Radiasi – Alergi – dietetic gastroenteritis – colitis – Eosinophilic gastritis
K 56 Ileus paralitika dan obstruksi usus tanpa hernia • K 56. 0 Ileus paralitika : terjadi Paralisis pada usus, intestinum dan kolon • K 56. 1 Intussusception : Intususepsi atau invaginasi dari usus, intestinum, kolon, rektum • K 56. 2 Volvulus : karena Strangulasi (cekikan) usus atau kolon, Torsio (bengkok) usus atau kolon, Twist (terpuntir) usus atau kolon • K 56. 3 Ileus batu empedu [gallstone] akibat Obstruksi usus oleh batu empedu • K 56. 4 Sumbatan [impaction] usus lain karena Enterolith, hambatan feses, hambatan pada kolon • K 56. 5 Adhesi usus [bands] dengan obstruksi pada Adhesi [bands] peritoneum dengan obstruksi usus • K 56. 6 Obstruksi usus lain dan tak dijelaskan
OBSTRUKSI USUS • Definisi : suatu gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran cerna apapun penyebabnya • Obstruksi usus dapat – akut , Obstruksi akut sebagian besar mengenai usus halus – kronik, : Obstruksi usus kronik biasanya perkembangannya lambat mengenai colon akibat karsinoma – parsial / total : Obstruksi total usus halus merupakan kegawatan dan perlu tindakan bedah darurat (cito) bila tidak segera diatasi dapat mengakibatkan kematian. • 2 jenis obstruksi : – Ileus paralitik / ileus adinamik : – Obstruksi mekanik
Ileus adinamik/ paralitik • Terjadi penurunan motilitas usus • Dapat disebabkan karena : • trauma , • inhibisi langsung otot polos usus , • iritasi peritoneum , • Karena penurunan difus aktivitas peristaltik diusus halus isi usus tidak dapat didorong ke kolon dan kolon akan mengembang tak teratur menimbulkan kantong – kantong gas dan cairan • Ileus adinamik dapat dikurangi dengan memasukkan gastrik dari hidung keusus halus dan menyedot cairan dan gas yang terjadi selama beberapa hari hingga peristaltis pulih kembali • Peristaltik usus akan kembali normal dalam waktu 6 -8 jam , diikuti peristaltik lambung , peristaltik kolon pulih dalam waktu 2 -3 hari
Paralytic ileus dan obstruksi usus lain • Paralitic ileus • Intususeption atau invaginasi pada – Bowel – Colon – Intestinal – Rectum • Volvulus pada colon atau intestinal , akibat – Strangulata – Torsio – Twist
K 57 Penyakit divertikulum usus • Dapat terjadi – Divertikulum usus besar dan usus halus – Divertikulosis diusus halus dan usus besar – Divertikulitis di usus halus dan usus besar • K 57. 0 dengan perforasi dan abses (peritonitis) • K 57. 1 tanpa perforasi atau abses
PENYAKIT DIVERTIKULA PADA USUS BESAR • Divertikulosis : keadaan kolon yang ditandai oleh herniasi mukosa melalui tunika muskularis membentuk kantong, Bila satu kantong atau lebih mengalami peradangan dinamakan Divertikulitis • Gejala ringan sebagai sindrom iritasi colon : flatulen, diare/ konstipasi intermiten , perasaan tidak enak pada abdomen kuadran kiri bawah • Komplikasi penyakit divertikula bermanifestasi sebagai : perdarahan, perforasi, peritonitis, abses, pembentukan fistula, obstruksi usus akibat striktur. • Pada diverkulitis akut : demam, leukositosis, perasaan nyeri dan nyeri tekan pada kuadran kiri bawah abdomen, • selama serangan akut dapat terjadi perdarahan dari jaringan granulasi vaskular.
• Kadang divertikula pecah menimbulkan perforasi. • Dapat juga akibat pembentukan abses didekat divertikulum mengalami perforasi , Bila perforasi besar , feses dapat masuk keperitoneum dan menyebabkan peritonitis mortalitas tinggi • Pada diverikulitis kronik : menyebabkan usus mudah mengalami serangan peradangan berulang akibatnya dapat menimbulkan fibrosis dan perlekatan strukur-struktur disekitarnya. . menimbulkan obstruksi partial kronik pada kolon dengan gejala : obstipasi, feses seperti pita, diare intermitten dan peregangan abdomen, menyebabkan abses perikolon dengan komplikasi terbentuknya fistula ( fistula vesikokolon) yang menimbulkan keluhan pneumoturia (keluarnya gelembung-gelembung udara dalam kemih akibat aliran dari kolon kekandung kemih. )
RADANG USUS BESAR • Dibagi menjadi : • Kolitif Ulseratif non spesifik – Umumnya berlangsung lama disertai masa remisi dan eksaserbasi yang berganti-ganti – Nyeri abdomen, diare, perdarahan rektum – Lesi utama berupa reaksi peradangan didaerah subepitel yang timbul pada basiskripta lieberkhun dapat menimbulkan ulkus pada mukosa. • Kolitis granulomatosa ( Crohn disease pada usus besar ). – Lesi menyerang seluruh tebal dinding usus • Komplikasi – Dilatasi toksik atau Megakolon dimana terjadi paralisis fungsi motorik kolon transversum disertai dilatasi progresif segmen usus tersebut. – Perdarahan masif – Karsinoma kolon – Komplikasi sistemik : piodrma gangrenosa, episkleritis, uveitis,
NEOPLASMA USUS BESAR 1. Polip kolon 2. Karsinoma kolon dan rectum • Polip kolon merupakan neoplasma yang berasal dari permukaan mukosa dan meluas kearah luar • Terdapat 3 bentuk polip kolon : – Adenoma pedunkulasi – Adenoma vilosa – Poliposis familial • Kanker kolon merupakan penyebab ke 3 kematian akibat kanker di Amerika Serikat baik pada pria maupun wanita( Cancer facts and figures, 1991)
GANGGUAN RECTUM • Rectum adalah bagian bawah usus besar sampai ke dubur (anus), tempat penampungan feces. • Gangguan: – atresia ani kongenital. – proctitis, polyp recti, familial polyposis; kanker. – obstruksi post radiasi terapi / granuloma inguinale (PHS) – cedera senggama, atau cedera benda tajam. – rectal prolapse. Rectocele menonjol ke vagina diatasi dengan pelvic floor exercises. – Prolaps recti: umum akibat mengejan saat defekasi, kadang ada perdarahan. – Kanker rectum: akibat polyposis dan ulcertaive colitis. – Colorectal cancer penyebab 20% kematian kanker (USA) • Pemeriksaan: rectoscopy; protoscopy; sigmoidoscopy, biopsy.
K 58 Irritable bowel syndrome [sindroma usus irritabel] • K 58. 0 Irritable bowel syndrome dengan diare • K 58. 9 Irritable bowel syndrome tanpa diare
Gangguan usus lainnya • • • Konstipasi Fungsional diare Neurogenic bowel Megacolon Anal spasm
K 59 Kelainan fungsional usus lainnya • K 59. 0 Konstipasi • K 59. 1 Diare fungsional • K 59. 2 Usus neurogenik [gangguan fungsi syaraf usus], not elsewhere classified • K 59. 3 Megakolon, not elsewhere classified • K 59. 4 Spasme anus karena Proktalgia fugax
KONSTIPASI • Konstipasi merupakan terjadi penurunan motilitas (pergerakan) usus, yang ditandai dengan kesulitan buang air besar (BAB). • Defekasi normal 2 - 3 hari sekali • bila setelah 3 hari, masih sulit BAB, maka kotoran akan menjadi keras dan makin sulit dikeluarkan. • Gejala konstipasi : • Penyebab : konsumsi air dan serat yang kurang , Perubahan pola diet misalnya pada saat travelling , Kurang olahraga, atau kurang melakukan gerak badan , menahan BAB , obat-obatan , Adanya Penyakit lain seperti hiportiroid, hingga kanker usus besar
DIARE • Diare dapat timbul oleh berbagai sebab • Diare berat dapat disebabkan oleh E. Coli yang menghasilkan toksin yang merangsang sekresi Na dan air diusus halus. • Rota virus mengeluarkan zat yang merangsang saraf ke sel sekretorik di kolon • Jika diare banyak mengeluarkan Na, K dan air maka tubuh akan terjadi dehidrasi, hipovolemia , akhirnya syok dan kolaps kardiovaskular
Megakolon • Timbul akibat jarangnya pergerakan usus • Gejala : distensi abdomen, anoreksia , lesu • Pada megakolon aganglionik ( penyakit Hirschprung) akibat tidak adanya sel ganglion didalam pleksus mienterikus dan submukosa pada segme kolon distal akibat kegagalan migrasi normal neuroblast dari kranial kekaudal selama masa perkembangan • Pada anak dengan gejala BAB hanya 3 minggu sekali akibat adanya kolon yang aganglionik • Terapi : angkat kolon aganglionik dan bagian kolon diatasnya sambung dengan rektum
GANGGUAN ANOREKTAL • • Haemoroid Fisura ani Abses anorektal Fistula in ano
HAEMOROID • Wasir : Ambeien : merupakan gangguan pada vena varikosa dianus , timbul akibat kongesti vena disebabkan gangguan aliran balik vena hemoroidalis • Haemoroid dibagi 2 : 1. Hemoroid eksterna : merupakan varises vena haemoroidalis inferior, timbul disebelah luar otot sfingter ani, Gejala : Sering sangat nyeri dan gatal karena ujung – ujung saraf pada kulit adalah reseptor nyeri Diklasifikasikan sbb : a. Hemoroid eksterna akut : hemoroid trombosis eksterna akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus , (hematom ) b. Hemoroid eksterna kronik = skin tag , Berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
2. Hemoroid interna : merupakan varises vena haemoroidalis superior dan media , timbul disebelah dalam sfingter ani Gejala : perdarahan tanpa nyeri, karena tidak ada serabut nyeri pada daerah ini Diklasifikasikan sbb: a. Hemoroid Interna derajat I : dini , hanya ditemukan dengan proktoskopi, tampak pembengkakan globular kemerahan b. Hemoroid Interna derajat II : dapat mengalami prolapsus melalui anus setelah defekasi , dapat mengecil spontan, dapat direduksi / dikembalikan kedalam secara manual c. Hemoroid Interna derajat III : mengalami prolapsus permanen
• Keadaan Hemoroid tidak mengancam jiwa tetapi dapat menyebabkan perasaan sangat tidak nyaman. • Etiologi : konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroma uteri, tumor rektum , penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal • Komplikasi hemoroid : – Perdarahan , trombosis, strangulasi • Pengobatan berupa : – Kompres duduk / bentuk pemanasan basah – Penggunaan supositoria – Eksisi bedah bila perdarahan menetap, prolapsus , pruritus dan nyeri anus yang tak dapat teratasi.
FISSURA , FISTULA DIDAERAH ANAL DAN REKTAL • • Acut anal fisura Chronic anal fisura Anal fistula Rectal fistula
K 60 Fissura dan fistula daerah anus dan rektum • • • K 60. 0 Fissura anus akut K 60. 1 Fissura anus kronik K 60. 2 Fissura anus, tak dijelaskan K 60. 3 Fistula anus K 60. 4 Fistula rektum K 60. 5 Fistula anorektum
Fisura ani = Fissure In Ano • Merupakan retakan pada dinding anus yang disebabkan oleh peregangan akibat lewatnya feses yang keras. • Faktor penyebab tersering : konstipasi • Gejala : nyeri terbakar yang hebat setelah defekasi diikuti sedikit perdarahan merah cerah • Sering disertai skin tag hemoroid eksterna • Terapi : – Pemakaian salep dan pembersih – Eksisi jika hal diatas tidak membantu
Abses Anorektal dan fistula in Ano • Abses anorektal merupakan infeksi yang terlokalisir dengan penumpukan nanah pada daerah anorektal • Organisme penyebab : – Eschericia coli , stafilokok dan streptokok • Fistula in ano adalah merupakan alur granulomatosa kronik yang berjalan dari anus sampai bagian luar kulit anus , atau dari suatu abses sampai anus / perianal. • Fistula anorektal sering didahului oleh pembentukan abses • Abses peri anal merupakan jenis abses anorektal yang paling sering ditemukan, diikutimabses iskiorektal , abses sebmukosa dan abses pelvirektal. • Gejala : Pembengkakan berwarna merah, nyeri terletak dipinggir anus, nyeri diperberat bila duduk atau batuk
• Tanda pertama : – pada fistula anorektal adalah keluarnya nanah pada fistula. – Pada Abses anorektal sering dimulai sebagai peradangan kriptus ani yang terletak diujung bawah kolum Morgagni. dimana kelenjar anus bermuara dalam kriptus ani. • faktor predisposisi terhadap infeksi anorektal adalah : – Obstruksi atau trauma pada saluran kelenjar anus yang dapat menimbulkan stasis – Robekan mukosa akibat feses yang keras – Lesi lokal misal hemoroid ulserasi atau fisura ani • Pengobatan abses dan fistula anorektal : – Insisi dan drainage abses – Eksisi fistula yang berhubungan
Abses didaerah anal dan rektal • • • Abses anal Abses rectal Abses anorectal Ischiorectal abses Intrasphincter abses
Abses Anus • adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan terkumpulnya nanah di daerah anus yang disebabkan oleh infeksi bakteri dari lesi di kulit atau kelenjar yang tersumbat pada anus • Ada dua tipe dari abses anus: – Abses Perirektal : adalah terkumpulnya nanah di jaringan dalam sekitar anus – Abses Perianal : adalah terkumpulnya nanah secara langsung di bawah kulit sekitar anus. • Abses anus umumnya terjadi pada penderita penyakit menular seksual, inflammatory bowel disease dan orang yang melakukan anal sex. kadang pada bayi / balita yang menggunakan popok. • Meskipun abses anus bukan kondisi yang mengancam jiwa, namun perawatan cepat diperlukan karena dapat menyebabkan komplikasi fatal, seperti sepsis (darah yang keracunan akibat infeksi bakteri dalam darah).
ABSES PERIANAL • Adalah bisul di sekitar anus • Terlihat seperti bisul biasa , bila dibiarkan dapat pecah atau kempes tetapi luka akibat pecahnya bisul walau kecil tidak mudah sembuh dapat menimbulkan komplikasi • Bisul perianal terjadi akibat infeksi kuman / bakteri karena kelenjar didaerah tersebut tersumbat • Bakteri penyebab biasanya Escherichia coli dan spesies enterococcus • Gejala : – nyeri didaerah sekitar anus, nyeri bertambah dengan gerakan atau peningkatan tekanan daerah anus saat defekasi. – kadang terasa gatal • Benjolan berwarna kemerahan , teraba benjolan cairan suhu tubuh kadang meningkat dan badan terasa tidak nyaman
• Abses akan lebih mudah terjadi pada orang dengan penurunan daya tahan tubuh , misal penderita diabetes mellitus, HIV/AIDS, penggunaan steroid jangka lama , kemoterapi kanker • Terapi : – Keluarkan nanah rendam duduk daerah luka untuk mempercepat penyembuhan dengan cairan antiseptik ( sit bath) 2 -3 x/hari – Beri antibiotika , Beri analgetik untuk mengurangi rasa nyeri • Komplikasi : Dapat terjadi Fistel perianal yaitu saluran abnormal antara lubang anus / rektum dengan lubang bekas abses yang bermuara pada kulit sekitar anus, luka tidak pernah menutup , tidak sakit, hanya perasaan tidak nyaman karena muara mengeluarkan cairan bening setiap saat. – Kadang tinja ikut keluar dari saluran itu. • Terapi : pembedahan
Penyakit-penyakit lain sistem pencernaan (K 90 -K 93) • K 90 Malabsorpsi usus • K 91 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur, not elsewhere classified • K 92 Penyakit-penyakit lain sistem pencernaan • K 93* Kelainan organ pencernaan lain pada penyakit c. e.
Hematemesis • Hematemesis adalah muntah darah karena perdarahan internal • Misal pada tukak lambung , gastroparesis , pemakaian obatan ( acetaminofen) • Warna hematemesis tergantung pada lamanya hubungan kontak antara darah dengan asam lambung dan besar dan kecilnya perdarahan • Hematemesis terjadi bila ada perdarahan didaerah proksimal jejunum • Merupakan suatu kegawatan dan perlu perawatan segera dirumah sakit
Melena • Melena adalah pengeluaran feses / tinja yang berwarna hitam seperti ter/ aspal dan lengket yang disebabkan adanya perdarahan saluran pencernaan bagian atas serta dicernanya darah pada usus halus. • Warna merah gelap atau hitam berasal dari konversi Hb menjadi hematin oleh bakteri. • Melena dapat terjadi sendiri atau bersama dengan hematemesis • Palig sedikit 50 -100 ml perdarahan yang menimbulkan melena • Merupakan suatu keadaa gawat yang perlu perawatan segera dirumah sakit
1. • • Etiologi Hematemesis melena : Kelainan di esofagus varises esofagus : umumnya perdarahan terjadi spontan dan masif akibat pecah nya varises esofagus tanpa keluhan pedih diepigastrium. Darah dimuntahkan berwarna kehitaman dan tidak membeku karena sudah bercampur dengan asam lambung. karsinoma esofagus : Lebih sering menimbulkan melena daripada hematemesi s Keluhan disfagia, berat badan berkurang ( badan makin kurus) , anemia dan sesekali muntah darah walau tidak masif Sindroma Mallory Westsis. : didahului muntah-muntah hebat yang akhirnya timbul perdarah an ( hematemesis ). Esofagitis dan tukak esofagus Tukak di esofagus jarang mengakibatkan perdarahan dibanding tukak di duodenum dan gaster.
2. Kelainan dilambung • Gastritis erosiva hemoragika : hematemesis bersifat tidak masif dan timbul setelah makan obat-obatan yang menyebabkan iritasi lambung , keluhan nyeri ulu hati. • Tukak lambung : keluhan mual, muntah, nyeri uluhati dan sebelum imbul hematemesis biasanya didahului rasa nyeri / pedih diepigastrium yang berhubungan dengan makanan. sifat hematemesis tidak begitu masif dan melena lebih dominan daripada hematemesis. 3. Kelainan darah – Polisitemia verae, – limfoma , – leukemia, – anemia , hemofilia , – trombositopenia purpura.
Patofisiologi hematemesis melena : • Akibat peningkatan tekanan vena porta terbentuk saluran kolateral didalam submukosa esofagus, lambung dan rectum yang mudah pecah. Vena akan mengembang dan membesar (dilatasi) menjadi varises yang mudah pecah -> perdarahan gastrointestinal masif, selanjutnya mengakibatkan kehilangan darah mendadak, penurunan arus balik vena kejantung dan penurunan perfusi jaringan. • Perjalanan melena melalui usus / perdarahan saluran cerna bagian bawah : perubahan warna darah menjadi berwarna merah gelap atau kehitaman karena adanya pigmen porfirin • Darah dari duodenum / yeyunum akan tertahan disaluran cerna dalam waku 6 -8 jam dan paling sedikit 50 -100 cc baru dapat dijumpai pada melena , feses akan tetap berwarna hitam selama 48 -72 jam setelah perdarahan berhenti. • Darah tersembunyi pada feses selama 7 – 10 hari setelah episode perdarahan terhenti ( pemeriksaan laboratorium)
• Gejala : – Muntah darah (hematemesis), mengeluarkan tinja yang kehitaman (melena), mengeluarkan darah dari rectum (hematoskezia) – Denyut nadi cepat, tekanan darah rendah , akral teraba dingin dan basah – Nyeri abdomen, nafsu makan menurun – Pada perdarahan panjang dapat terjadi anemia sehingga mudah lelah, pucat, nyeri dada dan pusing • Pemeriksaan penunjang : – Radiologik : esofagogram untuk daerah esofagus dan double contrast untuk lambung dan duodenum – Endoskopik – USG – Scanning hati
PENYAKIT PADA HATI
Penyakit-penyakit hati (K 70 -K 77) • • K 70 Penyakit hati alkoholik [alcoholic liver disease] K 71 Toxic liver disease [penyakit hati toksik] K 72 Hepatic failure, not elsewhere classified K 73 Hepatitis kronik, not elsewhere classified K 74 Fibrosis dan sirosis hati K 75 Penyakit radang hati lainnya K 76 Penyakit-penyakit hati lainnya K 77* Kelainan hati pada penyakit c. e.
K 77* Kelainan hati pada penyakit c. e. • K 77. 0* Kelainan hati pada penyakit infeksi dan parasit c. e. • Penyakit hati sifilitika (A 52. 7†) • Hepatitis • herpesvirus [herpes simplex] (B 00. 8†) • cytomegalovirus (B 25. 1†) • toxoplasma (B 58. 1†) • Skistosomiasis hepatosplenik (B 65. - †) • Hipertensi portal pada skistosomiasis (B 65. - †)
GANGGUAN HATI • Radang hati merupakan penyakit hati yang mematikan • Radang hati dapat berkembang menjadi Sirosis dan kanker hati karena hati merupakan organ vital untuk metabolisme dan detoksikasi racun • Gejala gangguan fungsi hati : – Mudah lelah dan lesu – Mengalami kecemasan atau depresi – Nyeri sisi kanan perut – Nafsu makan hilang – Warna kulit dan bola mata menjadi kuning – Mual, muntah, diare – Persendian terasa nyeri dan pegal – Urine warna gelap seperti air the • Tahapan penyakit hati : Liver tidak berfungsi normal terbentuk sel – sel hati yang rusak / fibrosis Sirosis / pengerasan organ hati Gagal hati kanker hati
• Penyebab utama penyakit hati adalah – alkoholic alcoholic hepatitis dan – Cirrhosis , Di Asia. Afrika: sampai 20% populasi adalah carrier hepatitis virus B, yang mengakibatkan cirrhosis dan primary liver carcinoma. • Gangguan hati lain adalah : – kongesti, infeksi bakterial dan parasit, – gangguan sirkulasi , – gangguan metabolisme, – keracunan dan – autoimune. • Defek Kongenital : – bisa pada: saluran empedu (choledochal cyst, terjadi akibat gabungan saluran empedu kecil-kecil di dalam hati), Biliary atresia
• Gangguan Autoimun : Masalah utama adalah terjadinya destruksi berlanjut dari sel hati: – Kronik aktif hepatitis , – Progressive primary biliary cirrhosis yang lambat/menahun. – Sclerosing cholangitis. • Gangguan Metabolik: – Hemochromatosis , – Wilson’s disease (copper) • Tumor: Kanker sekunder dari lambung, pancreas, usus besar , Hepatosplenomegali adalah gejala umum lymphoma, leukemia , Hepatoma (kanker primer) jarang. • Lain-lain: – Budd-Chiari Syndrome (sumbatan vena) ->ascites, – Portal hypertension -> esophagus varices, – ascites, cirrhosis hepatis.
• Gejala umum pada gangguan hati adalah: – hepatomegali , – icterus (jaundice) • Icterus: Jaundice: Warna kuning pada kulit dan bagian putih mata yang disebabkan oleh timbunan pigmen empedu yang berwarna kuning-coklat. • Jaundice adalah tanda utama gangguan hati dan sistem biliary (empedu) • Gagal hati (Liver failure) merupakan hasil akhir dari: – acute hepatitis , – keracunan , – cirrhosis.
GAGAL HATI (LIVER FAILURE) • Timbul akibat: – Komplikasi dari hepatitis akut yang disertai kerusakan berat fungsi jaringan hati disertai organ lain khususnya otak. , Stadium krisis pada liver cirrhosis. • Simtoma gagal hati akut: – Utama: sesuai penyebab hepatitisnya. , Lanjut : sindroma disfungsi otak (diduga akibat amonia meracuni /mengubah transmisi saraf di sel otak) : agitasi, gelisah drowsiness, confusion coma = Hepatic encephalo paty • Pada cirrhosis hati bisa diikuti oleh: – Ascites, – Internal bleeding, hepatic encephalopathy (gejala lebih lambat infeksi bakterial sistemik, obat dan diet). • Diagnosis: – anamnesis, pemeriksaan fisik, – laboratorium : LFT , pemeriksaan virus hepatitis
PENYAKIT PADA HATI • Ikterus • Hepatitis Virus • Sirosis Hati
IKTERUS DAN METABOLISME BILIRUBIN • Ikterus suatu keadaan dimana plasma, kulit dan selaput lendir menjadi kuning akibat penimbunan pigmen empedu ( lihat pada sklera mata atau kulit tampak kuning jika kadar bilirubin cukup tinggi) • Ikterus dapat diketahui bila kadar bilirubin darah lebih dari 2 mg% • Ikterus terjadi disebabkan oleh peningkatan kadar pigmen empedu ( hiperbilirubinemia ) • Penyebab ikterus : – Hemolitik – Parenkim – Obstruktif – Kelainan bawaan : sindrom Gilbert, Dubin Johnson syndrom dan Rotor syndrom
• Bila didapat pasien dengan kuning pikirkan penyakit hepatoselular dengan penyebab yang tersering : – Hepatitis akut – Pemakaian obat-obatan – Penyakit hepatitis kronik – Sirosis hepatis – Batu – Neoplasma – Striktur – Sisa batu : jika pasien pernah operasi kandung empedu • Anamnesa: – untuk mengetahui mulainya penyakit, penyebab, kontak dengan pasien sakit kuning ? Mendapat suntikan , – Air seni berwarna gelap , warna tinja ? ,
• Pemeriksaan Fisik : – Spider naevi, eritema palmaris , pembesaran hati , splenomegali, ascites • Pemeriksaan Laboratorium : – Peninggian bilirubin – Kadar transaminase • Radiologi – Foto polos abdomen dada – Kolangiografi intravena – USG – CT Scan – ERCP : Endoscopic Retrograde Choledocho Pancreatio graphy – PTC : Percutaneus Transhepatic Cholangiography • Biopsi hati
• Jenis hiperbilirubinemia yang terjadi dibedakan : – Hiperbilirubinemia direk – Hiperbilirubinemia indirek • Klasifikasi ikterus terjadi karena gangguan : – Pembentukan bilirubin yang berlebihan – Gangguan pengambilan ( uptake) dan transportasi bilirubin dalam hati – Gangguan konjugasi bilirubin – Gangguan ekskresi bilirubin kedalam saluran empedu • Secara sederhana ikterus dibagi atas : – Ikterus prehepatik ( hemolitik) – Ikterus hepatik ( parenkimatus) – Ikterus kolestatik ( obstruktif)
HEPATITIS VIRUS • Merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas didalam tubuh dengan efek utama terjadi pada hati • 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab : Virus Hepatitis A ( HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HCV), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV) • Penyakit akibat HAV dan HBV dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral • HCV merupakan hepatitis yang tidak dapat digolongkan HAV atau HBV , dimana jenis ini ditemukan 2 macam cara penularan : – Secara parenteral : PT-NANBH = Hepatitis C – Secara enteral : ET-NANBH = Hepatitis E • Virus delta / HDV merupakan suatu partikel virus yang menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hep. B
• HDV dapat timbul sebagai infeksi yang bersamaan dengan HBV atau sebagai supra infeksi seorang pembawa HCV ( carier) • Penyakit hepatitis virus merupakan peringkat ke 3 diantara penyakit menular yang dilaporkan di Amerika serikat ( dibawah penyakit kelamin dan cacar air) dan merupakan penyakit epidemi dikebanyakan negara dunia ketiga.
1. Hepatitis Akut • Hati sedikit membesar, kelainan patologis terutama dijaringan intralobular hati • Etiologi : virus RNA yang dapat dideteksi didalam feses pada akhir masa inkubasi dan fase preikterik • Masa inkubasi 28 hari , masa infeksi tertinggi pada minggu ke 2 segera sebelum timbul ikterus • Ditularkan terutama melalui oral dengan menelan makanan / minuman yang terkontaminasi • Penularan ditunjang oleh sanitasi yang buruk, kesehatan pribadi yang buruk, kontak intim ( tinggal serumah atau seksual) menelan kerang yang mengandung virus dan tidak dimasak dengan baik • Sering pada anak-anak, asrama, pelancong
2. Hepatitis kronik • Etiologi virus DNA bercangkang ganda • HBs. Ag positif sekitar 2 minggu sebelum timbul gejala klinis dan biasanya menghilang pada masa konvalesen dini, tapi dapat pula bertahan selama 4 – 6 bulan • HBs. Ag dapat menetap lebih dari 6 bulan dan penderitanya disebut Carier HBV (dimana penderita dapat menularkan keorang lain dan menginfeksi mereka ) • Hati membesar , permukaan ireguler, tepi hati sedikit tumpul • Cara penularan : melalui parenteral dan menembus membran mukosa terutama melalui hubungan seksual. • HBs. Ag dapat ditemukan pada hampir semua cairan tubuh orang yang terinfeksi : darah, semen, saliva, airmata, asites, susu ibu, kemih, feses dan dapat menular • Masa inkubasi sekitar 120 hari 3. Hepatitis Non A Non B
3. Hepatitis Non A Non B Merupakan virus RNA terbungkus lemak Terutama ditularkan melalui jalan parenteral dan kontak seksual Sering menyerang orang dewasa Masa inkubasi 15 -160 hari , rata- rata 50 hari HCV bertanggung jawab atas 90 -95% kasus hepatitis akibat tranfusi darah, • Pada orang yang terinfeksi : sekitar 50% dapat terjadi hepatitis kronik dimana 20% akan berkembang menjadi sirosis hepatis dan perkembangan kanker hati. • Infeksi HEV ditularkan melalui jalan fekal oral , dikaitkan dengan epidemi lewat air dinegara berkembang • Masa inkubasi 6 minggu • • • 4. HDV
4. HDV ( Hepatitis D Virus ) • Merupakan virus RNA yang membutuhkan HBs. Ag untuk berperan sebagai lapisan luar partikel yang menular. Sehingga hanya pada penderita yang positif terhadap HBs. Ag yang dapat tertular oleh HDV. • Penyakit ini terutama menyerang orang yang memiliki kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita Hemofilia • Masa inkubasi 2 bulan • HDV timbul dengan 3 keadaan klinis : – Ko infeksi dengan HBV – Superinfeksi pembawa HBV – Sebagai Hepatitis fulminan
• Patologi – Perubahan morfologi serupa untuk berbagai virus – Pada kasus klasik : ukuran dan warna hati tampak normal, sedikit edema, membesar, berwarna seperti empedu – Secara histologi : susunan hepatoselular menjadi kacau, cedera, nekrosis dan terjadi peradangan perifer – Perubahan bersifat reversibel sempurna bila fase akut mereda – Pada beberapa kasus nekrosis submasif atau masif dapat mengakibatkan gagal hati yang berat dan kematian
Komplikasi Hepatitis virus dapat menimbulkan : 1. Hepatitis fulminan : kemunduran klinis yang cepat setelah awitan ikterus , gagal hati akut, penciutan organ hati, kadar bilirubin serum meningkat cepat, pemanjangan waktu protrombin sangat nyata, terjadi koma hepatik dan dalam beberapa hari dapat menimbulkan kematian. 2. Hepatitis kronik persisten : perjalanan penyakit memanjang hingga 4 sampai 8 bulan , dan akan sembuh kembali Kekambuhan sekitar 5 % pasien hepatitis virus dihubungkan dengan minum alkohol atau aktifitas fisik yang berlebihan. 3. Hepatitis agresif / kronik aktif : dimana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti( piece meal) dan perkembangan sirosis. Dapat terjadi perluasan cedera hati , prognosis buruk , kematian dapat terjadi dalam 5 tahun akibat gagal hati atau komplikasi serosis.
4. Komplikasi lanjut dari hepatitis yang cukup bermakna adalah perkembangan Karsinoma hepatoselular / Kanker hati primer Faktor penyebab utama : • Infeksi HBV kronik dan Sirosis hepatis terkait • Infeksi kronik HCV dan sirosis terkait • Pengobatan : – Tidak ada yang spesifik – Fase Akut : Tirah baring , diet cukup gizi , pemberian makanan intra vena bila pasien terus menerus muntah – Aktifitas fisik dibatasi hingga gejala mereda dan tes fungsi hati normal • Pencegahan – Imunisasi : dengan vaksin HBIG , Perbaiki sanitasi , higiene dll
Pemeriksaan untuk mengetahui jenis hepatitis virus • Pemeriksaan ekskresi zat warna : BSP ( Bromsulphaelin) yang disuntikkan intravena dan diambil kembali sampel darah dari lengan yang lain 2 jam setelah penyuntikan • Pemeriksaan asam amino dan protein : Kadar protein darah : albumin serum , Ureum , Ig G , Ig. M , Ig. A • Pemeriksaan enzim serum : Fosfatase alkali , Gamma GT, SGOT: enzim mitokondria : banyak dijantung, hati, otot dan ginjal -> meningkat pada kerusakan akut ( meningkat sekali pada nekrosis hepatoselular dan infark miokard ), SGPT : enzim sitosol , banyak di hati , peningkatan khas pada kerusakan hati , Kolin esterase : suatu eserase non spesifik yang disintesis dihati, menurun pada gangguan / penyakit • Pemeriksaan metabolisme hidrat arang : Kadar glukosa darah , Toleransi glukosa
SIROSIS HATI • Merupakan penyakit hati kronik • Sirosis dapat mengganggu sirkulasi darah intra hepatik dan menyebabkan kegagalan fungsi hati secara bertingkat • Gambaran hepatomegali dan Splenomegali • Atau pengecilan hati dengan permukaan iregular, splenomegali • Vena porta terlihat melebar dan berkelok-kelok • Ascites • Terjadi fibrosis pada jaringan yang sirosis • Komplikasi sirosis dan gagal hati : – Hipertensi portal – Asites – Varises esofagus – Ensefalopaty hepatik
Perlemakan Hati • Hati membesar dengan penebalan kapsul • Tepi hati tampak sedikit tumpul • Ditemukan kelainan pada parenkim hati berupa penumpukan lemak / Fatty lever
Ensefalopathy hepatik • Koma hepatikum • Merupakan syndrom neuropsikiatri pada enderita penyakit hati berat • Ditandai oleh ; kekacauan mental, tremor otot, flapping tremor yang dinamakan asteriksis • Perubahan mental dimulai dengan mental berkabut ringan hingga berlanjut koma yang dalam dan kematian • Patogenesis : – Merupakan suatu bentuk intoksikasi otak yang disebabkan oleh isi usus yang tidak dimetabolisme oleh hati bila terdapat kerusakan sel hati akibat nekrosis atau adanya pirau akibat pembedahan/ patologis yang memungkinkan darah portal mencapai sirkulasi sistemik dalam jumlah besar tanpa melewati hati. – Intoksikasi otak oleh hasil pemecahan metabolik protein bakteri dalam usus
Perkembangan Ensefalopaty hepatik menjadi koma hepatik dibagi dalam 4 stadium : 1. Stadium I : tidur lebih lama dari biasa ( letargi), penampilan tidak terawat baik, pandangan mata kosong, bicara tidak jelas, pelupa, tidak mampu memusatkan pikiran, cukup rasional, kurang kooperatif, sedikit kurang ajar 2. Stadium II : kedutan otot umum dan asteriksis atau flapping tremor, letargi, perubahan sifat dan kepribadian lebih terlihat, apraksia konstitusional( tidak dapat menulis dan menggambar dengan baik) 3. Stadium III : stadium toksik , penderita jadi gaduh, kasar, bengis , kadang tidur terus , hati-hati bila tidak segera diatasi dapat terjadi koma kematian 4. Stadium IV : somnolensia - koma, penderita tidak dapat dibangunkan lagi, timbul refleks hiperaktif, refleks Babinsky , nafas bau apek manis ( foetor hepatikum)-> prognosis buruk, terjadi peningkatan kadar amonia darah.
Kista hati • Mudah diperiksa dengan USG dengan 3 gambaran khas : • Kista hati mempunyai gambaran bebas gema yang jelas karena isi kista merupakan cairan yang dapat meneruskan gelombang suara dan tidak memantulkan • Tampak bentuk bulatan tegas dengan dinding teratur • Peninggian densitas didinding belakang kista karena gelombang suara dipantulkan kembali oleh dinding belakang setelah melewati cairan
Kanker hati • Kanker hati primer : berasal dari jaringan hati sendiri, dengan gambaran USG : – Pada fase dini ditemukan nodul kanker terletak pada salah satu segmen hati , berbatas jelas / berkapsul dengan diameter kurang dari 3 cm – Pada fase lanjut : multinodular, difus, soliter, kadang terdapat tumor trombus di vena portadi lobus kanan karena sel karsinoma mengadakan infiltrasi kedalam vena porta • Kanker hati sekunder : merupakan metastasis kanker organ lain kehati , misal Ca lambung , Ca paru , Ca pankreas, ca colon dsb – merupakan tumor metastasis yang mengandung stroma interselular yang tersusun diantara jaringan ikat dengan sedikit pembuluh darah.
Kolestasis Intra hepatik dan ekstra hepatik • Obstruksi aliran empedu yang menimbulkan hiperbilirubinemia dapat terjadi – Intra hepatik atau – Ekstra hepatik • Penanganan keduanya berbeda , pada kolestasis ekstra hepatik mungkin memerlukan pembedahan sedangkan pada penyakit hepato seluler / kolestasis intra hepatik pembedahan malah akan memperberat penyakit bahkan dapat menimbulkan kematian. • Sindrom klinik ikterus pada ke 2 obstruksi ini sama yaitu : gatal, transaminase meningkat, fosfatase alkali meningkat, gangguan ekskresi warna kolesistograf, • Obstruksi yang terjadi pada Intra hepatik biasanya jarang seberat obstruksi ekstra hepatik
Wilson disease • Merupakan gangguan metabolisme tembaga • Menimbulkan manifestasi pada hepar dan SSP ( degenerasi hepatolentikular) • Tanda neurologik yang ditimbulkan berupa : tremor kasar dan tidak ada koordinasi. • Manifestasi hati dapat mendahului tanda-tanda susunan saraf • Dapat ditemukan pigmentasi pada kornea : cincin Kayser Fleisher
PENYAKIT PADA Gallbladder , Biliary tract dan Pancreas ( KANTUNG, SALURAN EMPEDU DAN PANKREAS )
Kelainan gallbladder, saluran empedu dan pankreas (K 80 -K 87) K 80 Kholelithiasis K 81 Kholesistitis K 82 Penyakit lain kantong empedu K 83 Penyakit-penyakit lain saluran empedu K 85 Pankreatitis akut, Abses pankreas, Nekrosis pankreas: akut/infektif , Pankreatitis: NOS, akut (rekuren), subakut , haemoragika, suppuratif • K 86 Penyakit lain pankreas • K 87* Kelainan kantong empedu, saluran empedu dan pankreas pada penyakit c. e. • • •
Gangguan pada hati, kandung empedu dan pankreas • Secara luas dapat dibagi dalam 3 jenis : – Peradangan : bisa akut atau kronik pada jaringan yang terlibat : Hepatitis, Kolesistitis, Pankreatitis – Fibrosis : perubahan fibrosis terjadi pada sirosis hati dan peradangan kronik – Neoplasma : tumor primer hati, pankreas atau kandung empedu, jinak maupun ganas (jarang ditemukan ) • Batu empedu dan obstruksi saluran empedu sering dihubungkan dengan kolesistitis dan pankreatitis • Destruksi yang luas sel parenkim akibat peradangan , fibrosis, neoplasma atau obstruksi mengganggu fungsi sekresi dan ekskresi , sering ditemukan berupa ikterus , timbul akibat gangguan ekskresi bilirubin
Gangguan Sistem Empedu Gangguan: • batu empedu , biliary atresia kongenital , obstruksi saluran (batu, kanker) yang kesemuanya bisa menyumbat aliran empedu kolik abdomen + icterik • Penyakit atau reseksi ileum terminale dapat menyebabkan defisiensi garam – garam empedu dan mengganggu pencernaan lemak • Masuknya garam-garam empedu dalam jumlah besar kedalam kolon dapat menyebabkan iritasi kolon dan diare.
BATU EMPEDU • Tergantung dari lokasinya batu empedu (Cholelithiasis) bisa: – cholecystolithiasis (batu empedu di dalam rongga kantung empedu) bisa disertai atau tidak disertai cholecystitis. – choledocholithiasis (batu empedu di saluran empedu) bisa disertai cholangitis, cholecystitis atau tanpa cholangitis ataupun cholecystitis • Gangguan batu empedu bisa mengakibatkan kolik abdomen (Abdominal Colic) • Colic (kolik) Adalah serangan sakit kejang perut yang hebat kemudian reda dan berulang. Serangan ini sering terjadi akibat kontraksi pada saluran empedu dan juga saluran air seni , yang umumnya karena ada sumbatan saluran akibat batu. • Sedangkan serangan kolik pada usus, umumnya akibat infeksi dan juga obstruksi.
KOLELITIASIS DAN KOLESISTITIS • Merupakan 2 penyakit saluran empedu yang sangat menyolok : – Kolelitiasis : penyakit akibat pembentukan batu – Kolesistitis : radang kronik penyerta penyakit • Batu empedu merupakan endapan 1/lebih komponen empedu : – Kolesterol : hampir tidak larut dalam air , besar, soliter bulat atau oval , warna kuning pucat – Bilirubin : sukar larut dalam air , kecil- kecil hitam – garam empedu , kalsium dan protein, Campuran : • Pemeriksaan : USG , Kolesistografi • Terapi : – Kolesistektomi : pembedahan untuk mengangkat kandung empedu – Koledokolitotomi : pengangkatan batu dari duktus koledokus – Kolesistotomi : drainage ( pada empiema atau keadaan umum buruk dimana kandung empedu tidak dapat dibuang ). •
• Gejala batu empedu – Kolesistitis akut: nyeri mendadak hebat pada abdomen bagian atas didaerah epigastrium , nyeri melebar ke punggung dan bahu kanan , penderita berkeringat banyak, berjalan mondar-mandir atau ber guling kekanan kiri diatas tempat tidur , nausea vomitus, nyeri bisa berlangsung berjam-jam / kambuh kembali setelah remisi parsial , nyeri dapat ditemukan diatas kandung empedu, kolesistitis akut sering disertai sumbatan batu dalam duktus sistikus dan dinamakan kolik biliar – Kolesistitis kronik : beratnya nyeri dan tanda fisik kurang nyata, ada riwayat dispepsia, intoleransi lemak, nyeri uluhati, flatulen yang berlangsung lama. • Setelah terbentuk, batu dapat berdiam dengan tenang tidak menimbul kan masalah atau dapat menyebabkan komplikasi, infeksi kandung empedu ( kolesis titis) dan obstruksi pada duktus sistikus/ duktus koledokus. • Obstruksi dapat bersifat sementara, intermiten atau permanen • Kadang batu dapat menembus dinding kandung empedu menyebab kan ruptur dinding kandung empedu , peradangan hebat, peritonitis
GANGGUAN PANKREAS • Keadaan serius terjadi bila fungsi pancreas sebagai kelenjar terganggu • Gangguan dan Defek Kongenital: 85% cystic fibrosis, tidak dapat menghasil kan getah pencernaan -> malabsorpsi lemak dan protein -> steatorrhea (minyak di feces) dan kemunduran otot. • Diabetes mellitus: Pancreatitis kronik, kadang bisa herediter, menimbulkan DM. • Tumor: Kanker pancreas adalah umum (sulit terdiagnose, biasanya ditemukan setelah meluas) • Keracunan Obat-obatan: alkohol , obat sulfa, estrogen, HCT, kortiko steroid, • Infeksi: Acute viral infection (> mump virus), Coxsackie virus (bisa DM), Echovirus. • Trauma: Cedera (terpukul keras) -> pancreatitis akut. (diduga enzym yang harus masuk duodenum, mencerna sel pancreas nya sendiri). • Autoimun: antibodi yang dihasilkan tubuh merusak sel tubuhnya sendiri. • Lain-lain: Pengguna alkohol lama , Batu empedu yang menutup jalan keluar enzym pancreas -> PANCREATITIS.
PANKREATITIS • Pankreas merupakan suatu organ yang mempunyai fungsi sebagai kelenjar eksokrin dan endokrin , Produk eksokrin dari pankreas berupa enzim- enzim yang efektif pada pencernaan dalam lumen usus halus , Apabila enzim – enzim yang dihasilkan pancreas menjadi aktif didalam pancreas sendiri maka dapat menyebabkan Pankreatitis, Gangguan endokrin terutama adalah Diabetes • Pankreatitis dibagi dalam bentuk : Akut dan Kronis 1. Pankreatitis akuta
1. Pankreatitis akuta • Suatu proses peradangan akut pada pankreas yang ditandai oleh berbagai derajat edema, perdarahan dan nekrosis pada sel-sel asinus dan pembuluh darah • Etiologi utama adalah penyakit saluran empedu & alkoholisme. • Penyebab lain : trauma luka peluru /pisau , tukak duodenum yang mengadakan penetrasi, hiperparatiroidisme , hiperlipidema , infeksi virus, obat- obatan • Sering pada dewasa , ( pria : alkoholisme , wanita: batu empedu ) • Refluk empedu dan isi duodenum kedalam duktus pankreatikus
• Klinis : nyeri perut hebat timbul mendadak dan terus menerus didaerah epigastrium terpusat dikanan atau kiri garis tengah menyebar kepunggung , Penderita lebih nyaman bila duduk sambil membungkuk kedepan , Nyeri disertai nausea dan vomitus , Nyeri hebat selama 24 jam kemudian mereda selama beberapa hari Pemeriksaan fisik : • Tampak berbagai derajat shock, takikardia, leukositosis, demam • Dinding abdomen nyeri tekan , bising usus berkurang • Pada perdarahan retroperitoneal tampak memar pada pinggang atau sekitar umbilikus • Peningkatan kadar amilase serum dalam 24 – 72 jam pertama • Peningkatan kadar lipase serum, hiperglikemia, hipokalsemia, hipokalemia ( menyebabkan tetani)
• Komplikasi pankreatitis akuta – Timbul diabetes mellitus – Tetani hebat – Efusi pleura ( khususnya pada hemithoraks kiri ) – Abses pankreas (penimbunan cairan sekretorik dan hasil nekrotik dalam pankreas) – Pseudokista ( penimbunan yang terjadi diluar kelenjar ) – Infeksi sekunder • Sequele pankreatitis akuta yang tersering dalah : – serangan akut rekuren dan timbulnya pankreatitis kronik • Pengobatan : – Medikamentosa untuk menghilangkan nyeri, mengurangi sekresi pankreas , pengobatan syok – Perbaikan keseimbangan cairan dan elektrolit – Pengobatan infeksi sekunder
2. Pankreatitis kronik • Ditandai oleh destruksi progresif kelenjar disertai penggantian oleh jaringan fibrosis yang mengakibatkan striktura dan kalsifikasi. • Klinis : serangan nyeri akut rekuren, yang setiap kali meninggal kan massa pankreas fungsionil menjadi makin mengecil atau berkembang secara perlahan, steatorea, malabsorpsi, penurunan berat badan, diabetes. • Pengobatan ; sulit dan hasilnya kurang memuaskan
KANKER HATI, KANDUNG EMPEDU DAN PANKREAS • Prognosa sangat buruk • Tumor ganas primer dihati berasal dari : – sel parenkim : hepatoma – atau epitel saluran empedu : kolangiosarkoma. • Pedoman diagnostik yang paling penting : terjadinya kerusakan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya pada penderita sirosis hepatis disertai pembesaran hati mendadak. • Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain • Kebanyakan kanker kandung empedu adalah adenokarsinoma • Kanker pankreas cukup sering terjadi , merupakan penyebab kematian terbesar no 5. • Kemungkinn hidup rata-rata setelah diagnosa ditegakkan pada kanker hati, kandung empedu atau pankreas adalah kurang dari 1 tahun
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK • HATI: - pemeriksaan fisik - liver biopsy (liver needle biopsy). - LFT (liver function test) - liver imaging; Ultrasound scanning , - CT scanning • EMPEDU: - Cholecystography • PANCREAS: – Ultrasound scanning – Lab darah atau cairan duodenum: periksa enzyme pancreas. – Endoscopy – ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangio pancreatograpy) –X-ray untuk melihat sistem empedu berikut ductus pancreas. (dilakukan bila CT-scan, atau US-scan gagal. )
Laboratorium : • Ekskresi empedu : Bilirubin serum total ( direk & indirek ) • Urine : bilirubin dan urobilinogen • Metabolisme protein : Protein serum total ( albumin-globulin) , masa protrombin , amonia darah • Metabolisme karbohidrat : amilase serum dan amilase urine • Metabolisme lemak : lipase serum , kolesterol serum • Enzym – enzym serum : SGOT (AST), SGPT (ALT), LDH, Fosfatase alkali • Tes imunologik : – Ig. M anti HAV : infeksi akut HAV – Ig. G anti HAV : pernah infeksi / kebal terhadap hepatitis A – HBs. Ag : Infeksi akut, infeksi kronik bila kadar 6 mos – Anti HBs : kebal terhadap Hepatitis B – Ig. M anti HBc : Infeksi yang baru terjadi – Ig. G anti HBc : infeksi lama – HBe. Ag : sangat menular – Anti Hbe : masa resolusi dari infeksi akut
INTERPRETASI PETANDA SEROLOGIK HEPATITIS VIRUS PADA UJI SARINGAN PETANDA SEROLOGIK HBs. Ag Ig. M anti HBc Ig. M anti HAV INTERPRETASI (-) (+) Infeksi Hepatitis A yang baru lalu (+) (-) Infeksi Hepatitis B Akut dini atau Hepatitis B kronik (+) (-) Infeksi Hepatitis B akut (-) (+) (-) Infeksi Hepatitis B akut atau baru lalu (-) (-) Kemungkinan infeksi dengan Non A Non B virus atau virus / bakteri lain atau bahan Hepatotoksik
Selamat belajar
- Slides: 97