PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN SEREALIA NURHOLIS PRODI

  • Slides: 22
Download presentation
PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN SEREALIA NURHOLIS PRODI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN SEREALIA NURHOLIS PRODI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Pentingnya Pasca Panen • Mempertahankan kauntitas & mutu hasil – Waktu panen yang tepat

Pentingnya Pasca Panen • Mempertahankan kauntitas & mutu hasil – Waktu panen yang tepat – Losses rendah – Terhindar kerusakan fisik ataupun hama dan penyakit gudang • Meningkatkan nilai tambah: – Harga produk meningkat – Hasil ikutan maupun limbah dapat dimanfaatkan • Produk lebih aman dan nyaman

Panen dan pascapanen padi • Penentuan saat panen : – Masak fisiologis – Fase

Panen dan pascapanen padi • Penentuan saat panen : – Masak fisiologis – Fase kemasakan padi (moisture tester & visual) – Pertimbangan : hasil gabah, rendemen giling, beras kepala, kadar air, butir hijau • Sistem panen : – Panen atas – Panen tengah – Panen bawah • Alat Panen : – Sabit – Reeper – Combain harvester

Perontokan • Waktu perontokan hendaknya langsung • Alat perontok : – Gebotan (6, 4

Perontokan • Waktu perontokan hendaknya langsung • Alat perontok : – Gebotan (6, 4 %) – Pedal threser (1%) – Power threser (<1%) • Terpalisasi : – 8 mx 8 m

Pengeringan • Menurunkan kadar air sehingga mencapai aman simpan. Kadar air aman simpan padi

Pengeringan • Menurunkan kadar air sehingga mencapai aman simpan. Kadar air aman simpan padi 14 %. • Pengeringan padi : – Lantai jemur bergelombang – Terpal – Ketebalan 2 – 5 cm • Penyimpanan gabah basah akan menyebabkan : – Susut – Butir kuning/rusak

Pembersihan dan Grading • Pembersihan : ü Mimisahkan produk dengan kotoran/benda asing • Grading

Pembersihan dan Grading • Pembersihan : ü Mimisahkan produk dengan kotoran/benda asing • Grading : ü Memisahkan produk ke dalam kelas-kelas mutu (warna dan bentuk) • Alat : ü Ayakan (screen separator) ü Tampi

Penggilingan • Pada prinsipnya adalah mengecilkan ukuran bahan • Alat : burrmill atau huller

Penggilingan • Pada prinsipnya adalah mengecilkan ukuran bahan • Alat : burrmill atau huller • Penggilingan padi : – Pengupas kulit : husker : menggiling gabah menghasilkan pecah kulit – Penyosoh : polisher : memisahkan beras dan bekatul • Rendemen beras giling : 55 – 60 % dari gabah kering giling

Mutu Beras • Mutu Fisik : – Kadar air – Kadar kotoran – Bentuk

Mutu Beras • Mutu Fisik : – Kadar air – Kadar kotoran – Bentuk dan ukuran • Mutu kimia – Kadar amilosa (17 – 23%) – Kadar protein (7%) – Suhu gelatinasi (< 70 o. C, 70 – 74 o. C >74 o. C) • Mutu tanak – Daya serap air – Volume pengembangan nasi • Mutu makan – Kepulenan – Derajad kesukaan

Lanjutan. . . • • ü ü ü ü SNI (Standar Nasional Indonesia) Sebagai

Lanjutan. . . • • ü ü ü ü SNI (Standar Nasional Indonesia) Sebagai contoh untuk mutu sebagai berikut: Komponen derajat penggilingan minimal 95%; Kelembaban maksimum 14%, Butir kepala minimum 78%; Maksimal butir patah 20%, Butir menir maksimum 2%, Butir kuning / rusak maksimum 2%, Benda asing maksimum 0, 02%

Penyimpanan • Penyimpanan: tempat bahan ditahan untuk sementara waktu dengan berbagai tujuan • Syarat

Penyimpanan • Penyimpanan: tempat bahan ditahan untuk sementara waktu dengan berbagai tujuan • Syarat ruang penyimpanan ü Bersih ü Tidak lembab ü Bebas dari serangan hama & penyakit gudang

LOSSES • • Total sekitar 18 % Panen, perontokan, pengeringan, dan penggilingan Terbesar pada

LOSSES • • Total sekitar 18 % Panen, perontokan, pengeringan, dan penggilingan Terbesar pada penyimpanan Mengatasi losses : – – – – Waktu panen tepat Alat panen Alat perontok : threser atau gebot dengan terpal 8 x 8 m Tidak menunda waktu perontokan Penjemuran dengan terpal Kadar Air Tempat penyimpanan

Panen dan pascapanen jagung v Waktu panen menentukan mutu biji jagung v Kriteria Jagung

Panen dan pascapanen jagung v Waktu panen menentukan mutu biji jagung v Kriteria Jagung yang siap dipanen (kadar air ± 30%) v Pengeringan dimaksudkan untuk mencapai kadar air biji 1214% agar tahan disimpan lama, tidak mudah terserang hama dan terkontaminasi cendawan, mempertahankan volume dan bobot bahan

Pemipilan • Pemipilan secara Manual • Pemipilan secara Mekanik

Pemipilan • Pemipilan secara Manual • Pemipilan secara Mekanik

Loses hasil jagung v Kehilangan hasil jagung pada pascapanen dapat berupa kehilangan kuantitatif dan

Loses hasil jagung v Kehilangan hasil jagung pada pascapanen dapat berupa kehilangan kuantitatif dan kualitatif. • Kehilangan kuantitatif merupakan susut hasil akibat ü tertinggal di lapang waktu panen ü tercecer saat pengangkutan ü tidak terpipil • Kehilangan kualitatif merupakan penurunan mutu hasil akibat ü butir rusak ü butir berkecambah ü biji keriput selama proses pengeringan, pemipilan, pengangkutan dan penyimpanan.

Perkiraan Susut Pasca Panen Jagung • Perkiraan susut pasca panen jagung yang dipanen pada

Perkiraan Susut Pasca Panen Jagung • Perkiraan susut pasca panen jagung yang dipanen pada kadar air rendah Kagiatan Pasca Panen Perkiraan Susut % Tercecer Panen (Kadar Air 17 - 20 %) 0. 1 Pengangkutan ke rumah (Kadar Air 17 - 20 %) 0. 1 Pemipilan dengan tenaga manusia (Kadar Air 17 - 20 %) 0. 5 – 4. 0 Penjemuran jagung pipil 1 – 3 hari (Kadar Air 15 -17 %) 0. 5 Jumlah Susut 1. 2 – 4. 7

Lanjutan • Perkiraan susut pasca panen jagung yang dipanen pada kadar air tinggi Kagiatan

Lanjutan • Perkiraan susut pasca panen jagung yang dipanen pada kadar air tinggi Kagiatan Pasca Panen Perkiraan Susut % Tercecer Panen (Kadar Air 35 – 40%) 0. 1 Pengangkutan ke rumah (Kadar Air 35 – 40%) 0. 1 Penjemuran Jagung Tongkol (Kadar air 17 – 20%) 0. 5 Pemipilan dengan tenaga manusia (Kadar Air 17 - 20 %) 0. 5 – 4. 0 Penjemuran jagung pipil 1 – 3 hari (Kadar Air 15 -17 %) 0. 5 Jumlah Susut 1. 7 -5. 2

Hama penyimpanan dan peranan serangga • • • ü ü ü Kehilangan hasil secara

Hama penyimpanan dan peranan serangga • • • ü ü ü Kehilangan hasil secara kuantitatif dan kualitatif Besarnya kerusakan & kehilangan Hama: Hama primer (primary pest) Hama sekunder (secondary pest) Pemakan cendawan: Ahasverus advena Typhaea stercorea Scavenger: Kecoa Predator: Laba-laba Tribolium castaneum Tenebroides mautitanicus

Cara hama merusak pada komoditas dipenyimpanan • • ü ü ü • • •

Cara hama merusak pada komoditas dipenyimpanan • • ü ü ü • • • Penetrasi hama pada kemasan Merusak pada permukaan komoditas (surface feeder) Tenebrionidae castaneum Merusak dari dalam (grain borer) Sitophilus zeamays Sitophilus oryzae Sitotroga cerealella Membentuk gumpalan (ricecell) Larva Ephestia cautella Larva Plodia interpunctella

Interaksi hama dipenyimpanan Butir utuh Hama primer Predator Butir pecah Butir hancur Scavenger Hama

Interaksi hama dipenyimpanan Butir utuh Hama primer Predator Butir pecah Butir hancur Scavenger Hama sekunder Butir bercendawan Pemakan cendawan

LOSSES akibat hama ü ü ü Kehilangan kuantitas Kehilangan kualitas Kehilangan karena peraturan Turunnya

LOSSES akibat hama ü ü ü Kehilangan kuantitas Kehilangan kualitas Kehilangan karena peraturan Turunnya nilai gizi (nutritional loss) Turunnya viabilitas Turunnya reputasi (loss of good will)

TERIMAKASIH

TERIMAKASIH