PARTISIPASI KERJA DISIPLIN KERJA A PARTISIPASI KERJA Keith

  • Slides: 13
Download presentation
PARTISIPASI KERJA & DISIPLIN KERJA

PARTISIPASI KERJA & DISIPLIN KERJA

A. PARTISIPASI KERJA) Keith Davis (1985: 177) mengemukakan bahwa "Participation is mental and emotional

A. PARTISIPASI KERJA) Keith Davis (1985: 177) mengemukakan bahwa "Participation is mental and emotional of persons in group situations that encourage them to contribute to group goals and share responsibility for them". (Partisipasi adalah keterlibatan emosi dan mental pegawai dalam situasi kelompok yang menggiat kan mereka untuk menyumbang pada tujuan kelompok serta bertanggung jawab terhadap hal tersebut).

v 3 ASPEK PARTISIPASI KERJA q Keterlibatan emosi & mental pegawai q Motivasi utk

v 3 ASPEK PARTISIPASI KERJA q Keterlibatan emosi & mental pegawai q Motivasi utk menyumbang (kontribusi) q Penerimaan tanggungjawab

v Persyaratan Partisipasi Kerja Ø Waktu yang memadai untuk berpartisipasi. Ø Potensi keuntungan harus

v Persyaratan Partisipasi Kerja Ø Waktu yang memadai untuk berpartisipasi. Ø Potensi keuntungan harus lebih besar daripada biaya yang diperlukan. Ø Ada relevansi dengan minat pegawai. Ø Kemampuan pegawai harus memadai mengenai subjek partisipasi. Ø Kemampuan timbal balik Ø Tidak merasa terancam oleh pihak tertentu.

v a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) Keuntungan

v a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) Keuntungan Partisipasi Kerja : Output menjadi lebih tinggi. Kualitas kerja menjadi lebih baik. Motivasi kerja meningkat lebih baik. Adanya penerimaan perasaan karena keterlibatan emosi & mental. Harga diri pegawai menjadi lebih tinggi. Meningkatkan kepuasan kerja. Meningkatkan kerja sama dalam bekerja. Merendahkan stres. Keinginan mencapai tujuan lebih besar. Memperkecil turnover. Tingkat absen menjadi lebih rendah. Komunikasi kerja lebih harmonis.

Partisipasi Manajemen Ø George S. Odiorne (1982: 71) mengemukakan bahwa "Participative man agement is

Partisipasi Manajemen Ø George S. Odiorne (1982: 71) mengemukakan bahwa "Participative man agement is managerial behavior which is not autocratic in at least two as pects: 1) Defining subordinate methods of work; 2) Control of subordinate conformance". Ø (Partisipasi manajemen adalah perilaku manajerial yang tidak otokratik yang paling sedikit mempunyai dua aspek, yaitu membatasi metode kerja bawahan & mengontrol penyesuaian bawahan. .

Tingkat Partisipasi Manajemen 1) Direktif (langsung) Atasan menentukan tujuan & membatasi metode kerja secara

Tingkat Partisipasi Manajemen 1) Direktif (langsung) Atasan menentukan tujuan & membatasi metode kerja secara langsung (menentukan sendiri). Bawahan melakukan partisi pasi kerja berdasarkan metode kerja yg telah ditentukan oleh atasannya. Kemudian atasan menilai hasil kerja bawahan berdasarkan catatan yg ada. 2) Demokratis Atasan menentukan tujuan bersama 2 dg bawahannya. Begitu pula dlm menentukan metode kerja yg akan digunakan dlm aktivitas kerja. Atasan biasanya memberikan gambaran menge nai penggunaan berbagai metode kerja, tetapi tdk menentukan sendiri metode kerja yg akan digunakan dlm aktivi tas kerjanya. Hasil kerja dinilai bersama 2 dg bawahan. 3) Permisif Atasan mempersilakan bawahan menentukan sendiri tujuan & metode kerja yg akan mereka gunakan. Atasan berfungsi mem bantu jika diminta oleh bawahan, & atasan hanya menciptakan ikiim kerja yg wajar & kreatif.

B. DISIPLIN KERJA Keith Davis (1985 366) mengemukakan bahwa " Dicipline is management action

B. DISIPLIN KERJA Keith Davis (1985 366) mengemukakan bahwa " Dicipline is management action to enforce organization standards". Berdasarkan pendapat Keiht Davis, disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman organisasi. MACAM DISIPLIN : Ø Disiplin Preventif Ø Disiplin Korektif

v indikator kedisiplinan Indikator yg mempengaruhi kedisiplinan : Ø Ø Ø Ø Tujuan &

v indikator kedisiplinan Indikator yg mempengaruhi kedisiplinan : Ø Ø Ø Ø Tujuan & kemampuan Teladan pemimpin Balas jasa Keadilan Waskat Sanksi hukuman Ketegasan Hubungan kemanusiaan

v Pendekatan Disiplin Kerja 1. Pendekatan Disiplin Modern Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah

v Pendekatan Disiplin Kerja 1. Pendekatan Disiplin Modern Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan baru di luar hukuman. Asumsi : 1) Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk hukuman secara fisik. 2) Melindungi tuduhan yg benar untuk diterus kan pada proses hukum yg berlaku. 3) Keputusan - 2 yg semaunya terhadap kesalahan atau prasangka harus diperbaiki dg mengadakan proses penyuluhan dg mendapatkan fakta nya. 4) Melakukan protes terhadap keputusan yg berat sebelah pihak terhadap kasus disiplin

v Pendekatan Disiplin Kerja 2. Pendekatan Disiplin dengan Tradisi Pendekatan disiplin dg cara memberikan

v Pendekatan Disiplin Kerja 2. Pendekatan Disiplin dengan Tradisi Pendekatan disiplin dg cara memberikan hukuman. Asumsi : a) Disiplin dilakukan oleh atasan kpd bawahan, & tidak pernah ada peninjauan kembali bila telah diputuskan. b) Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksa naannya harus disesuaikan dg tingkat pelanggarannya. c) Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kpd pelanggar maupun kpd pegawai lainnya. d) Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yg lebih keras. e) Pemberian hukuman terhadap pegawai yg melanggar kedua kalinya harus diberi hukuman yg lebih berat.

v Pendekatan Disiplin Kerja 3. Pendekatan Disiplin Bertujuan Pendekatan disiplin bertujuan Ø Disiplin kerja

v Pendekatan Disiplin Kerja 3. Pendekatan Disiplin Bertujuan Pendekatan disiplin bertujuan Ø Disiplin kerja harus dapat diterima & di pahami oleh semua pegawai Ø Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembentukan perilaku Ø Disiplin ditujukan untuk perubahan peri laku yg lebih baik Ø Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab terhadap perbuatan nya.

v Pelaksanaan Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja Pelaksanaan sanksi terhadap pelanggar disiplin dg memberikan :

v Pelaksanaan Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja Pelaksanaan sanksi terhadap pelanggar disiplin dg memberikan : a) Pemberian peringatan b) Pemberian sanksi harus segera c) Pemberian sanksi harus konsisten d) Pemberian sanksi harus impersonal