PARAGRAF ALINEA Kuliah Ke6 Oleh Tim Dosen Bahasa
PARAGRAF (ALINEA) (Kuliah Ke-6) Oleh Tim Dosen Bahasa Indonesia 1
I. Pengertian II. Fungsi III. Tanda IV. Struktur V. Syarat A. Kesatuan B. Kecukupan Pengembangan C. Koherensi/Kepaduan D. Pola Pengembangan 1. Teknik a. Klimaks ------- induksi b. Antiklimaks ------- deduksi 2
2. Isi a. Pola Alamiah (Pola Ruang Waktu/Kronologis) b. Pola Logis 1) Definisi 2) Klasifikasi 3) Perbandingan 4) Pertentangan 5) Pemberian Alasan 6) Sebab Akibat, dan lain-lain a) mmmm (1) mmmmm (a) mmmm dan Pola 3
Syarat A. Kesatuan 1 alinea 1 topik + penjelas tdk menyimpang B. Kecukupan Pengembangan C. Koherensi/Kepaduan D. Pola Pengembangan 1. Teknik a. Klimaks ------ induksi (penjelasan khusus umum) b. Antiklimaks ----- deduksi (penjelasan umum khusus) 2. Isi a. Pola Alamiah (Pola Ruang dan Pola Waktu/Kronologis) b. Pola Logis • Definisi • Klasifikasi • Perbandingan • Pertentangan • Pemberian Alasan • Sebab Akibat, dan lain-lain 4
Kesalahan apa yang Anda temukan pada alinea di bawah ini? Banyak masyarakat Indonesia yang sebagian besar tidak menabung uangnya di bank. Maka dari itu pemerintah menaikkan suku bunga bank dengan maksud mengurangi tingkat inflasi dan meningkatkan masyarakat untuk penting menabung. Bunga bank sekarang sudah dinaikkan oleh pemerintah walaupn hanya sedikit dibandingkan dulu Berita akan dinaikkan suku bunga sudah ada di koran -koran di berita-berita seperti Metro TV, dan lain-lain. Maksud pemerintah menaikkan suku bunga bank tersebut untuk menguntungkan para penabung dan menarik perhatian masyarakat akan pentingnya menabung. (Sumber, Mahasiswa FE) 5
Kesalahan apa yang Anda temukan dalam alinea di bawah ini! Seorang desainer yang bekerja pada sebuh advertizing desain harus dapat mengerti “Cara kerja mesin cetak offset”, apabila kita sebagai desainer mendapatkan pekerjaan dari seorang klien dan kita harus mendesain apa yang diminta oleh klien menjadi final art work. Setelah menjadi “FA” kita menyelesaikan dengan mencetak ……. . (Sumber, Mahasiswa FSRD) 6
I. Pengertian • Satuan bahasa yang mengacu pada satu topik/gagasan • Perpaduan kalimat yang memperlihatkan satu kesatuan pikiran II. Fungsi • Memisahkan satu topik dengan topik lain krn satu alinea hanya ada satu topik • Memudahkan pemahaman dengan cara melakukan penghentian lebih lama pada akhir baris 7
III. Tanda A. Dengan tanda idensi/identasi, yaitu dg menjorokkan baris pertama ke tengnah + lima huruf ---------------- I. Topik: Pengertian iklan ------------------------------------ ----------------II. Topik: Tujuan iklan ------------------------------------------------- B. Menjarangkan baris pada pergantian alinea --------------------I. Topik: Pengertian iklan ----------------------------------------------------------------------------------------------------- II. Topik: Tujuan iklan 8
IV. Struktur/kerangka alinea terdiri atas: topik (hanya satu) + pikiran penjelas (> satu) Artinya, setiap alinea hanya mengandung satu topik dan ada satu atau lebih kalimat penjelas. Banyaknya kalimat penjelas dalam satu alinea tidak ditentukan oleh penulis, tetapi ditentukan oleh tuntutan topiknya. 9
V. Syarat A. Kesatuan Setiap alinea itu hanya terdapat satu topik dan semua kalimat penjelasnya hanya membicarakan topik tersebut (penjelasan tidak menyimpang topik). Cara menuangkan topik ada 2 cara: 1. Eksplisit/tersurat ------- tertulis secara jelas di sebuah kalimat topik. Artinya, untuk menemukan topik tersebut cukup membaca sebuah kalimat, tidak perlu membaca seluruh kalimatnya 10
Letak kalimat topik itu berada sbb. a. Awal alinea Setiap makhluk hidup memerlukan alam lingkungan yang sesuai. Sebagai contoh, tidak pernah ada ikan yang hidup di darat. Ia selalu hidup di air. Kita tidak pernah pula menemukan kelinci hidup di air. Namun, kelinci hidup di darat. Pohon kurma biasa dijumpai hidup di padang pasir. Pohon anggur hidup di udara dingin, tetapi durian akan tumbuh di daerah tropis. Jadi, untuk mengetahui topiknya, ada di kalimat topik yang letaknya di awal alinea, yaitu setiap makhluk hidup perlu lingkungan yang sesuai. Kalimat yang lain tidak ada topik dan hanya berfungsi sebagai penjelas topik. 11
b. Akhir alinea Tidak pernah ada ikan yang hidup di darat. Ia selalu hidup di air. Kita tidak pernah pula menemukan kelinci hidup di air. Namun, kelinci hidup di darat. Pohon kurma biasa dijumpai hidup di padang pasir. Pohon anggur hidup di udara dingin, tetapi durian akan tumbuh di daerah tropis. Jadi, jelas bahwa setiap makhluk hidup memerlukan alam lingkungan yang sesuai. Topik alinea di atas tertulis di kalimat topik yang letaknya di akhir alinea. 12
c. Awal diulangi di akhir alinea Setiap makhluk hidup memerlukan alam lingkungan yang sesuai. Contohnya, tidak pernah ada ikan yang hidup di darat. Ia selalu hidup di air. Kita tidak pernah pula menemukan kelinci hidup di air. Namun, kelinci hidup di darat. Pohon kurma biasa dijumpai hidup di padang pasir. Pohon anggur hidup di udara dingin, tetapi durian akan tumbuh di daerah tropis. Jadi, jelas bahwa setiap makhluk hidup memerlukan alam lingkungan yang sesuai. Topik alinea di atas tertulis di kalimat topik yang letaknya di awal dan diulangi lagi di akhir alinea. Model alinea ini biasanya untuk menekankan topik yang penting. 13
Implisit/tersirat Topik tidak ditulis di sebuh kalimat, tetapi tersamar di seluruh kalimat. Artinya, untuk menemukan topik, pembaca tidak bisa hanya membaca sebuah kalimat yang letaknya di awal maupun di akhir alinea. Namun, pembaca harus membaca seluruh kalimatnya dan kemudian menyimpulkannya. Penulisan model ini biasanya digunakan untuk tulisan narasi/cerita. Sedangkan untuk tulisan ilmiah biasanya dengan menempatkan topik secara jelas. Hal ini untuk menghindari jika simpulan pembaca tidak sama dengan simpulan penulisnya. 14
Contoh alinea bertopik implisit: Tidak pernah ada ikan yang hidup di darat. Ia selalu hidup di air. Kita tidak pernah pula menemukan kelinci hidup di air. Namun, kelinci hidup di darat. Pohon kurma biasa dijumpai hidup di padang pasir. Pohon anggur hidup di udara dingin, tetapi durian akan tumbuh di daerah tropis. Topiknya: Setiap makhluk hidup perlu lingkungan yang sesuai (setelah alinea dibaca) 15
Contoh 2 Pda bulan Mei 1945 ada sebuah kapal penumpang yang bertolak dari Surabaya ke Jakarta. Di antara penumpang terdapat sejumlah penumpang yang merupakan sukarelawan perang yag berasal dari Jakarta. Mereka dikirim oleh satuannya untuk mempertahankan Surabaya. Tidak jauh dari Selat Madura, tiba-tiba terjadi ledakan dasyat. Kapal tadi telah melanggar ranjau laut, perlahan-lahan kapal itu tenggelam bersama isinya. Topik: Peristiwa kecelakaan kapal penumpang pada bulan Mei 1945. (setelah alinea dibaca) 16
Soal: Jelaskan ciri-ciri gaya kepemimpinan yang otoriter dan bagaimana cara menghadapinya? Topik: ciri gaya kepemimpinan yang otoriter cara menghadapi pimpinan yang otoriter 2 alinea § eksplisit (topik ditulis di awal, akhir, awal diulangi di akhir alinea) dlm kalimat topik dg ditambahkan kalimat penjelas yang relevan dengan topik § implisit (topik tidak ditulis) hanya kalimat penjelas yg ditulis Kalimat topik: § Ciri-ciri seseorang yang memiliki gaya kepemimpinan otoriter adalah sebagai berikut (awal jawaban) § Pernyataan-pernyataan di atas merupakan ciri-ciri gaya kepemimpinan yang otoriter (akhir jawaban) 17
Contoh alinea yang tidak memenuhi syarat kesatuan 1. Dalam satu alinea terdapat dua topik Membiasakan diri berolah raga banyak manfaatnya bagi seorang pegawai. Olah raga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam di belakang meja kantor. Jika sering berolah raga, seluruh badan akan bergerak secara aktif. Dengan demikian, sirkulasi darah akan mengalir dengan lancar ke seluruh tubuh, sehingga badan akan selalu terasa sehat dan bugar. Jadi olah raga sangat bermanfaat untuk menjaga keseimbangan antara keja fisik dan kerja otak. Olah raga pagi merupakan olah raga yang murah dan sangat menyehatkan. • Topik 1: Manfaat olah raga bagi pegawai • Topik 2: Olah raga pgi itu murah dan sehat 18
2. Adanya kalimat penjelas yang menyimpang topik Biji yang pantas dijadikan bibit itu memiliki beberapa ciri. Biji yang dipilih harus dalam keadaan utuh tidak boleh tergores. Bentuk biji harus bulat telur dan tidak pipih. Setelah biji dipilih harus disemaikan dulu. Kulit biji tidak boleh berkerut. Selain itu, kulit biji tidak boleh berjamur agar tidak menjadi sarang bakteri yang menyebabkan pertumbuhan biji terganggu. Topik: Ciri –ciri biji yang baik sebagai bibit. Kalimat penjelas yang menyimpang: • Setelah biji dipilih harus disemaikan dulu. • Kalimat tersebut merusak kesatuan karena tidak menjelaskan ciri biji. 19
B. Kecukupan Pengembangan Memberikan kalimat penjelas yang maksimal untuk menjelaskan topiknya. Upaya memaksimalkan kalimat penjelas sekaligus menjaga kesatuan alinea dapat dilakukan dengan cara membuat kerangka alinea. 20
Contoh kerangka alinea: PU: Ciri biji sebagai bibit PP: 1. Biji harus utuh 2. Bentuk biji bulat telur. 3. Bentuk biji tidak gepeng/tipis 4. Kulit biji tidak berkerut 5. Kulit biji tidak berjamur 21
Biji yang pantas dijadikan bibit itu memiliki ciri-ciri tertentu. (1) Biji yang akan dijadikan bibit harus dalam keadaan utuh, tidak berlubang. (2) Bentuk biji yang paling bagus adalah bulat telur. (3) Meskipun bentuk biji bulat telur, biji tidak boleh gepeng/tipis, tetapi harus gilig. (4) Selain masalah bentuknya, kulit biji harus diperhatikan, yaitu tidak boleh berkerut tetapi harus halus. (5) Kulit biji juga tidak boleh berjamur agar tidak ada bakteri yang tertinggal. 22
Contoh (kedokteran) PU: Proses reproduksi makhluk hidup PP: 1. Bertemunya sel sperma dan sel telur 2. Terbentuknya zigot 3. Perkembangan zigot menjadi embrio 4. Terbentuknya individu baru 23
Daur hidup suatu makhluk hidup ditandai dengan adanya proses reproduksi. Awal reproduksi itu adalah pada saat terjadinya pembuahan akibat leburnya/ bertemunya sel kelamin jantan (sperma) dan sel kelamin betina/sel telur (1). Sebagai akibat bertemunya kedua sel terse but terbentuklah zygot (2). Kemudian, zigot mengalami proses perkembangan menjadi suatu embrio (3). Setelah mencapai batas waktu tertentu, ia akan keluar dalam bentuk individu baru, seperti: bertelur lalu menetas pada makhluk hidup vivipar dan melahirkan pada makhluk hidup mamalia (4). 24
c. Kepaduan/Koherensi Keterkaitan antarkalimat penjelas secara teratur dan logis. Upaya membuat alinea itu koherensi/padu dapat dilakukan dengan dua cara. 1. Eksplisit menggunakan penanda kebahasaan secara jelas a. Kata transisi (kata penghubung antar dan intrakalimat ) 1) Menyatakan tujuan: supaya, agar, hal ini 2) Menyatakan tempat: di sini, di mana pun 3) Menyatakan waktu: sesudah itu, kemudian 4) Menyatakan pertentangan: namun, tetapi 25
b. Repetisi (pengulangan kata kunci) c. Kata ganti (menggunakan kata ganti) d. Paralel (menggunakan kata berimbuhan yang sejajar) 2. Implisit ---- penanda bahasa tidak jelas tetapi berdasarkan logika. Catatan: Upaya membuat alinea yang padu harus secara eksplisit dan implisit. 26
Contoh: 1. Keterampilan membaca kamus merupakan keterampilan yang penting. 2. Keterampilan itu akan membantu anda dalam mencari arti kata secara tepat. 3. Jika hal itu tidak anda mililki, bisa jadi anda akan menghabiskan waktu hanya untuk mencari arti sebuah kata. 4. Oleh sebab itu, biasakanlah membaca kamus secara tepat. 5. Dalam hal ini, anda harus tahu bahwa kata kepala dalam kamus disusun menurut alfabetis. Tanda Kepaduan: Eksplisit: kata transisi (dalam hal ini, oleh sebab itu, jika hal itu), mengulang kata kunci (keterampilan), dan penggunaan kata ganti ( itu, ini ). Implisit: kalimat tersusun dengan urutan logis. 27
Contoh: 1. Pengulangan Kata Kunci Mengetahui tujuan dalam mengajar itu merupakan hal yang penting. Tanpa adanya tujuan yang sudah ditetapkan, materi yang kita berikan, metode yang kita gunakan, dan evaluasi yang kita susun, tidak akan banyak memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan proses belajar-mengajar. Dengan mengetahui tujuan pengajaran, kita dapat menentukan materi yang akan kita ajarkan, metode yang akan kita gunakan, serta bentuk evaluasinya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. 28
Kepaduan paragraf di atas dibangun dengan mengulang kata kunci yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf. Kata kunci, mula timbul pada awal paragraf, kemudian diulang-ulang dalam kalimat berikutnya. Pengulangan ini berfungsi memelihara kepaduan semua kalimat. Perhatikan kata-kata yang digarisbawahi. 29
2. Penggunaan kata ganti Kepaduan paragraf di bawah ini dibangun dengan kata ganti. Perhatikan kata yang digarisbawahi. Dengan penuh kepuasan, Pak Marto memandangi hamparan padi yang tumbuh dengan subur. Jerih payahnya tidak sia-sia. Beberapa bulan lagi ia akan memetik hasilnya. Sudah terbayang di matanya orang sibuk memotong, memanggul padi berkarung, dan menimbunnya di halaman rumah. Tentu anaknya, suami, dan calon menantunya, Acap akan ikut bergembira. Hasil panen yang melimpah ini tentu dapat mengantarkan mereka ke mahligai perkawinan. 30
Contoh alinea tidak padu 1. Kejadian ini menyebabkan pemain yang menerima suap tidak takut diancam pemecatan 2. Masyarakat pun sudah mengetahui adanya kegiatan suap di dalam persepakbolaan kita. 3. Sementara itu, para penyuap bagaikan lepas dari perhatian umum dan petugas hukum. 4. Beberapa pimpinan klub secara sungguh-sungguh berniat memberantas suap. 5. Masalah suap sudah berkali-kali menjadi pembicaraan umum. 6. Namun, tindakan masing-masing klub ternyata tidak efektif karena pemain yang diskors terlibat suap, kemudian diterima lagi di klub lain. 31
Analisis Alinea di atas sudah memenuhi syarat kesatuan ( hanya ada satu topik dan semua kalimat penjelas menjelaskan topik), kecukupan pengembangan (penjelasan maksimal). tetapi tidak kepaduan karena urutan kalimat tidak teratur. 32
Seharusnya: • Masalah suap sudah berkali-kali menjadi pembicaraan umum ( 5). • Masyarakat pun sudah mengetahui adanya kegiatan suap di dalam persepakbolaan kita(2). • Beberapa pimpinan klub secara sungguh-sungguh berniat memberantas suap(4). • Namun, tindakan masing-masing klub ternyata tidak efektif karena pemain yang diskors terlibat suap, kemudian diterima lagi di klub lain(6). • Kejadian ini menyebabkan pemain yang menerima suap tidak takut diancam pemecatan(1). • Sementara itu, para penyuap bagaikan lepas dari perhatian umum dan petugas hukum (3). 33
D. Pola Pengembangan Berdasarkan Isi 1. Pola Alamiah pengungkapan terhadap objek atau peristiwa apa adanya, tanpa ditambah dan tanpa dikurangi) a. Ruang Pemaparan gagasan berdasarkan ruang, tempat, atau sesuatu yang diamati atau dirasakan (deskripsi/rincian objek baik konkrit maupun abstrak scr alamiah/apa adanya) 34
Contoh pola alamiah - ruang: Baru kali ini saya melihat korban kecelakaan yang benar-benar mengerikan. Kondisi tubuh korban sudah tidak bisa dikenali. Anggota tubuhnya sudah bercerai-berai. Jari-jari tangan dan kaki berserakan di mana. Darah berceceran …………………. 35
b. Pola waktu/kronologis Mengungkapkan urutan waktu kejadian/proses suatu peristiwa itu terjadi (tanpa diintervensi oleh penulis apa adanya/alamiah). Contoh: Satu hari sebelum perampokan itu tejadi, ada lima orang yang selalu mondar-mandir di depan Gedung BCA itu. Mereka kelihatannya selalu mengawasi setiap pegawai yang keluar ruangan. Pada sore harinya, dua orang di antaranya pergi, dan yang 3 orang masuk warung di sebelah gedung. Setelah selesai jam kantor semua karyawan pulang dan hanya 2 satpan. ………………… 36
2. Pola logis penjelasan berdasarkan cara berpikir mns berdasarkan logika) a. Definisi Memberikan batasan tentang suatu istilah Contoh: Phobia adalah ketakutan yang dialami seseorang secara berlebihan terhadap hal-hal yang bersifat irrasional, yang biasanya disertai dengan reaksi fisik, misalnya keluarnya keringat dingin. 37
b. Pola klasifikasi …… pemaparan dengan cara memberikan klasifikasi. Contoh: Kebiasaan mahasiswa Kelas M dalam mengikuti perkuliahan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian. Bagian yang pertama adalah kelompok yang suka terlambat kuliah. Mereka selalu masuk ruang kelas setelah perkuliahan berlangsung selama 30 menit. Kelompok kedua adalah kelompok mahasiswa ……… 38
c. Pola pertentangan Menjelaskan dua bentuk dengan cara menguraikan segi perbedaannya. Contoh: Kita harus mampu membedakan mana yang penguasa dan mana yang pendidik. Penguasa ekuivalen dengan otoritas, yang mempunyai kewenangan untuk menggunakan kekuasaan guna menegakkan hukum. Pendidik ekuivalen dengan edukator. ……………………… 39
d. Pola pemberian contoh Menjelaskan gagasan dengan cara memberikan contoh. Contoh: Setiap makhluk hidup pasti memerlukan alam lingkungan yang sesuai. Sebagai contoh, kita tidak pernah menemukan ikan hidup di darat ………………. 40
Di bawah ini ada sebuah alinea. Analisislah alinea sesuai dengan syarat alinea 41
Analisislah alinea sesuai dengan syarat-syarat alinea Baru kali ini saya melihat korban kecelakaan yang benar mengerikan. Kondisi tubuh korban sudah tidak bisa dikenali. Anggota tubuhnya sudah bercerai-berai. Jari-jari tangan dan kaki berserakan di mana-mana. Darah berceceran …………………. Carilah! 1. Kesatuan (eksplisit atau implisit) 2. Kecukupan 3. Kepaduan (eksplisit dan implisit) 4. Pola Pengembangan • Secara isi • Secara teknik • Penalaran 42
Analisis 1. Kesatuan : 1 topik + penjelas tdk menyimpang Topik: Baru kali ini saya melihat korban kecelakaan yang benar-benar mengerikan. 2. Kecukupan: penjelas mampu menggambarkan topik 3. Kepaduan: terkait secara eksplisit (pengulangan kata kunci: korban, kata ganti: nya) dan implisit (logika berurutan) 4. Pola Pengembangan • Isi : pola alamiah ruang (menggambarkan kondisi objek korban) • Teknik: antiklimaks (kalimat topik/utama di awal) • Penalaran: deduksi (utama/umum ke penjelas) (Kondisi tubuh anggota tubuh jari-jari darah) 43
Contoh soal alinea (1) Daur hidup suatu makhluk hidup ditandai dengan adanya proses reproduksi. Awal reproduksi itu adalah pada saat terjadinya pembuahan akibat leburnya/ bertemunya sel kelamin jantan (sperma) dan sel kelamin betina (sel telur). Sebagai akibat bertemunya kedua sel tersebut terbentuklah zygot. Kemudian, zygot mengalami proses perkembangan menjadi suatu embrio. Setelah mencapai batas waktu tertentu ia akan keluar dalam bentuk individu baru seperti bertelur lalu menetas pada makhluk hidup vivipar dan melahirkan pada makhluk hidup mamalia 44
Kerjakan soal di atas dengan ketentuan berikut! a. Tentukan kesatuan dan kecukupan pengembangan (cara: keluarkan kalimat utama dan kalimat penjelas) b. Temukan kepaduan c. Tentukan pola pengembangan 1) Isi (ruang, waktu, atau logis) 2) Teknik (klimaks atau antiklimaks) d. Penalaran (deduktif atau (induktif) e. Alinea di atas termasuk jenis tulisan apa? f. Pembetulan ejaan dan kalimat (jika ada) 45
Penentuan kesatuan dan kecukupan KU: Daur hidup suatu makhluk hidup ditandai dengan adanya proses reproduksi KP: 1) Awal reproduksi itu adalah pada saat terjadinya pembuahan akibat leburnya/ bertemunya sel kelamin jantan (sperma) dan sel kelamin betina (sel telur). 2) Sebagai akibat bertemunya kedua sel tersebut terbentuklah zygot 3) Kemudian, zygot mengalami proses perkembangan menjadi suatu embrio. 4) Setelah mencapai batas waktu tertentu ia akan keluar dalam bentuk individu baru seperti bertelur lalu menetas pada makhluk hidup vivipar dan melahirkan pada makhluk hidup mamalia 46
b. Kepaduan eksplisit § Kata transisi ( sebagai, kemudian, setelah) Implisit urutan logis c. Pola pengembangan 1) Teknik: antiklimaks Inti alinea ada di awal alinea 2) Isi: waktu (proses) mengungkapkan urutan proses 47
d. penalaran: Deduksi penjelasan diawali dari hal umum ke hal khusus e. Jenis tulisan : narasi menceritakan proses terjadinya makhluk hidup 48
Referensi Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2018. Bahasa Indonesia: Sebagai Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) untuk Pengembangan Kepribadian. Edisi Revisi III. Cetakan Ke-1. Tangerang: Pustaka Mandiri. Arifin E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo. Arifin E. Zaenal. 2006. Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Grassindo. Wounde, Sawidagdo. 2005. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonbahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia 49
SEKIAN DAN TERIMA KASIH Tim Dosen Bahasa Indonesia 50
- Slides: 50