PARADIGMA TABLIGH AISYIYAH Siti aisyah Ketua Kord Tabligh
PARADIGMA TABLIGH ‘AISYIYAH Siti ‘aisyah Ketua Kord Tabligh
SATU ABAD ‘AISYIYAH UNTUK PENCERAHAN BANGSA 27 RAJAB 1335 – 27 RAJAB 1436
PENDAHULUA N Kesyukuran Refleksi untuk Aksi Transformasi selama satu abad • Transformasi Kelembagaan • Transformasi Kepemimpinan • Transformasi pengembangan pemikiran Islam • Transformasi Gerakan
Transformasi Kelembagaan HB Muhamamdiyah Bagian ‘Aisyiyah (1917 -1961) PP Muhammadiyah Majelis ‘Aisyiyah (1961 -1966) Ortom Muhammadiyah (1966 -2000) Ortom Khusus Muhammadiyah (2000 -sekarang) Pimpinan Organisasi • • • PWA (34), PDA 435, PCA 2. 912, PRA 9. 521, 2 Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah (PCIA) di Mesir dan Malaysia.
Transformasi Kepemimpinan ‘Aisyiyah dalam rentang sejarah satu abad ‘Aisyiyah Ibu Siti Bariyah Nyai Hj. Siti Walidah Ibu ‘Aisyah Hilal Ibu Munjiyah Ibu Badilah Ibu Hayinah Ibu Baroroh Baried Ibu Elida Jazman Ibu Chamamah Soeratno Ibu Noordjannah Djohantini
PROFIL KADER ‘AISYIYAH
Transformasi Pemikiran Islam yang Berkemajuan • Berdirinya ‘Aisyiyah : dokumen hidup refleksi Islam yang berkemajuan (Q. S. an-Nahl (16) : 97) • Spirit al-Ma’un : sekolah, rumah sakit, panti asuhan • Nayiatul ‘Aisyiyah : Q. S. Maryam (19): 5 • “Tuntunan Mencapai Estri Islam yang Berarti, hasil Konggres ‘Aisyiyah ke-26 tahun 1937 di Yogyakarta; • Keputusan Muktamar Tarjih Sidoarjo tahun 1968 tentang Keluarga Berencana; • Adabul Mar`ah fil Islam, Keputusan Muktamar Tarjih ke XVIII di Garut tahun 1976; • Muktamar Tarjih ke XXI di Klaten tahun 1980 tentang bayi tabung; • Muktamar Tarjih ke XXII tahun 1989 di Malang telah memutuskan tetang Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah, nikah antar agama, dan aborsi. Keputusan tentang Tuntunan menuju Keluarga Sakinah telah direvisi pada Munas Tarjih ke XXVIII di Palembang pada tahun 2014; • Fikih Perempuan yang diputuskan pada Munas Tarjih ke XXVII di Malang tahun 2010.
Pengembangan Pemikiran Islam yang Berkemajuan • Tafsir nirkekerasan dalam buku memecah kebisuan, Agama mendengar suara korban (2010) • Kontekstualisasi Adabul Mar’ah fil Islam • Isu-isu Perempuan dan Anak, perspektif Tarjih Muhamamdiyah (2013) • Kajian dan buku tentang Donor ASI, Khitan Perempuan, Kesetaraan Gender • Tuntunan Menuju keluarga Sakinah (1990) sedisi refisi (2015) • Dll.
Transformasi Gerakan • • • Inisiasi kegiatan perempuan Sapa Tresna : kursus – kursus agama Islam (1914) Pengajian Wal ‘Ashri Frobel (1919) Internaat ‘Aisyiyah Maghribi School (1923) Mushala ‘Aisyiyah (1922) Suara ‘Aisyiyah (1926) Konggres Perempuan Indonesia (1928). SC, OC, Pidato resmi utusan Organisasi :
Amal Usaha dan Kegiatan • Tabligh – Pengajian dan Kajian Islam, – Biro Konsultasi Keluarga Sakinah, Bimbingan Haji ‘Aisyiyah (BIHA) – 12. 902 pengajian struktural • Pendidikan – TK, PAUD, SD-MI, SMP-M. Ts, SMA-MA, PTA, Madrasah Diniah, TPQ, Pesantren – 19. 182 pra sekolah – 8 PTA ( 4 STIKES, 2 Akbid, 1 Akper, 1 STIKIP – 23. 792 Amal Usaha Pendidikan • Kesehatan – 228 AUKESA : BP, RB, Klinik, RSIA, RSU, PPSK – TB Care, Malaria, Imunisasi, MAMPU. – JKN-BPJS • Ekonomi – Koperasi, Kedai-Toko-Swalayan ‘Aisyiyah, – BUEKA 765 (15 PWA), Sekolah Wira Usaha ‘Aisyiyah (SWA) • Kader – Pesantren kader dan Asrama mahasiswa (14) – Baitu Arqam ‘Aisyiyah • Hukum dan HAM – Pusbakum, – Biro Konsultasi • LPPA – Pendidikan Politik – Madrasah Perempuan – Balai Sakinah ‘Aisyiyah • LK – Sejarah ‘Aisyiyah, – Batik
Dakwah ‘Aisyiyah • Untuk – kemajuan umat, bangsa dan dunia kemanusiaan, • Islam – ajaran yang membawa misi kebenaran Ilahiyah , agama yang berkemajuan (din al-hadlarah) – harus ditablighkan sehingga menjadi rahmatan lil-‘alamin bagi kehidupan di muka bumi ini. • Dijiwai spirit – Q. S. Ali ‘Imran (3) : 104 – Q. S. an-Nahl (16) : 97 • Bersifat transformasional; – Da’wah yang membawa perubahan yang bersifat kemajuan, kebaikan, kebenaran, keadilan, dan nilai-nilai keutamaan lainnya untuk kemaslahatan serta keselamatan hidup umat manusia tanpa membeda-bedakan ras, suku, golongan, agama dan lain.
‘Aisyiyah Gerakan Tajdid • ‘Semangat tajdid Muhammadiyah – pemurnian (purifikasi) – perubahan kearah kemajuan (dinamisasi), – berpijak pada pemahaman tentang Islam yang kokoh dan luas. • Melakukan – pembinaan yang kokoh dalam akidah, ibadah dan akhlak kaum muslimin, – pembaruan dalam amaliah mu’amalat dunyawiyah – sehingga Islam menjadi agama yang menyebarkan kemajuan. • Da’wah dan tajdid merupakan – jalan perubahan – untuk mewujudkan Islam sebagai agama bagi kemajuan hidup umat manusia sepanjang zaman.
DAKWAH DAN TAJDID • Ikhtiar untuk menjadi kekuatan Khairu Ummah peran ummatan wasathan dan syuhada` ‘alan-nas dalam kehidupan manusia, • sekaligus sebagai ikhtiar membangun masyarakat Islam yang diedialkan yaitu masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, sebagaimana pesan Allah dalam Al-Qur’an Surat Ali-‘Imran ayat 110, al-Baqarah ayat 143, dan Saba` (34) : 15.
MASYARAKAT ISLAM Masyarakat yang di dalamnya ajaran Islam berlaku dan menjiwai seluruh bidang kehidupan yang dicirikan oleh • ber-Tuhan dan beragama, • berpersaudaraan, • berakhlak dan beradab, • berhukum syar’i, • berkesejahteraan, • bermusyawarah, • berihsan, • berkemajuan, • berkepemimpinan, • berketertiban.
CORAK MASYARAKA T ISLM • bersifat tengahan, • melahirkan format kebudayaan dan peradaban yang berkeseimbangan.
Masy Islam/ masy madani/ civilsociety • masyarakat yang maju, adil, makmur, demokratis, mandiri, bermartabat, berdaulat, dan berakhlak-mulia (alakhlaq al-karimah) • dijiwai nilai-nilai Ilahiah, • Menjunjung tinggi kemajemukan agama • Pemihakan terhadap kepentingan seluruh elemen masyarakat, perdamaian dan nir-kekerasan, • Menjadi tenda besar bagi golongan dan kelompok masyarakat tanpa diskriminasi.
ABAD KEDUA ‘AISYIYAH Landasan Theologis Visi Gerakan Agenda strategis • Q. S. al-Baqarah (2) 257; Q. S. Ali ‘Imran (3) : 104, 110; Q. S. an-Nahl (16) : 97 • Q. S. al-Ma’un (107) : 1 -7 • Q. S. al-’Ashr (103) : 1 -3 • Islam berkemajuan • Gerakan pencerahan • Pengembangan gerakan keilmuan • Perempuan berkemajuan • Penguatan Keluarga Sakinah • • • Reaktualisasi Usaha Praksis Peran keumatan dan kemanusiaan Peran Kebangsaan Posisi Organisasi dan Ideologisasi Dinamisasi Kepemimpinan
PARADIGMA TABLIGH ‘AISYIYAH • Pertama, – Tabligh ‘Aisyiah, dalam melakukan pembinaan dan peneguhan keagamaan semakin dikembangkan pada pengayaan nilai-nilai aqidah, ibadah, akhlak, dan mu’amalatdunyawiyah yang membangun keshalehan individu dan sosial yang melahirkan tatanan sosial baru yang lebih relijius dan humanistik. • Kedua, – Tabligh ’Aisyiyah diarahkan pada peneguhan perspektif tajdid yang mengandung makna pemurnian (purifikasi) dan pengembangan (dinamisasi) dalam gerakan Muhammadiyah, yang seluruhnya berpangkal dari gerakan kembali kepada Al. Qur`an dan As-Sunnah al-Maqbūlah (al-rujū’ ila al- Qur`ān wa al-Sunnah al-Maqbūlah) untuk menghadapi perkembangan zaman.
PARADIGMA TABLIGH ‘AISYIYAH • Ketiga, – Tabligh ’Aisyiyah diarahkan pada peneguhan dan pengembangan nilai-nilai Islam yang berkemajuan – Islam yang menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia, yang menjunjungtinggi kemuliaan manusia baik laki-laki maupun perempuan tanpa diksriminasi. – Islam yang tidak mengkafirkan sesama muslim, yang menggelorakan misi antiperang, antiterorisme, antikekerasan, antipenindasan, anti keterbelakangan, dan anti terhadap segala bentuk pengrusakan di muka bumi seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi alam, serta berbagai kemunkaran yang menghancurkan kehidupan. – Islam yang secara positif melahirkan keutamaan yang memayungi kemajemukan suku bangsa, ras, golongan, dan kebudayaan umat manusia di muka bumi.
PARADIGMA TABLIGH ‘AISYIYAH • Keempat, – Tabligh ’Aisyiyah berorientasi pada gerakan pencerahan yang merupakan praksis Islam yang berkemajuan untuk membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan untuk memberikan jawaban atas problem-problem kemanusiaan berupa kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan persoalan-persoalan lainnya yang bercorak struktural dan kultural. • Kelima, – Tabligh ’Aisyiyah menampilkan Islam untuk menjawab masalah kekeringan ruhani, krisis moral, kekerasan, terorisme, konfliik, korupsi, kerusakan ekologis, dan bentuk-bentuk kejahatan kemanusiaan. • Keenam, – Tabligh ’Aisyiyah diarahkan pada pengembangan relasi sosial yang berkeadilan tanpa diskriminasi, memuliakan martabat manusia laki-laki dan perempuan, menjunjung tinggi toleransi dan kemajemukan, dan membangun pranata sosial yang utama.
PARADIGMA TABLIGH ‘AISYIYAH • Ketujuh, – Tabligh ’Aisyiyah menghadirkan Islam sebagai ajaran yang mengembangkan sikap tengahan (wasathiyyah), membangun perdamaian, menghargai kemajemukan, menghormati harkat martabat kemanusiaan laki-laki maupun perempuan, mencerdaskan kehidupan bangsa, menjunjung tinggi akhlak mulia, dan memajukan kehidupan umat manusia. • Kedelapan, – Tabligh ’Aisyiyah menunjukkan karakter gerakan Islam yang dinamis dan progresif dalam menjawab tantangan zaman, tanpa harus kehilangan identitas dan rujukan Islam yang autentik. • Kesembilan, – Tabligh ’Aisyiyah diarahkan pada pemaknaan dan atualisasi jihad sebagai ikhtiar mengerahkan segala kemampuan (badlul-juhdi) untuk mewujudkan kehidupan seluruh umat manusia yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat dengan melakukan perubahan strategi dari perjuangan melawan sesuatu (aljihād li-al-mu’arradhah) kepada perjuangan menghadapi sesuatu (al-jihād li-al -muwajjahah) dalam wujud memberikan jawaban-jawaban alterntif yang terbaik untuk mewujudkan kehidupan yang lebih utama.
PARADIGMA TABLIGH ‘AISYIYAH • Kesepuluh, – Tabligh ’Aisyiyah diarahkan pada penyadaran, pengembangan wawasan dan gerakan praksis untuk mewujudkan kehidupan perempuan berkemajuan dalam seluruh aspek kehidupan – Perempuan yang alam pikiran dan kondisi kehidupannya maju dalam segala aspek tanpa mengalami hambatan diskriminasi baik secara struktural maupun kultural; – Perempuan yang memiliki derajat dan perlakuan yang sama mulia dengan laki tanpa diskriminasi, yang ukuran kemuliaannya terletak pada ketaqwaan, iman, dan amal shaleh; – Perempuan yang menjalankan fungsi utama dalam peribadatan dan kekhalifahan di muka bumi – Perempuan yang menjadikan nilai-nilai akhlak yang utama sebagai dasar kepribadian muslimah, dan perempuan yang mampu mengembangkan potensi insaniyahnya dalam seluruh ranah kehidupan baik dalam kehidupan keluarga, berhikmad di ruang publik untuk beramal salih dan berdakwah, pengembangan karier, dan dalam kepemimpinan di berbagai struktur kehidupan. – (Q. S al-Hujarat [49] : 13; al-Nahl [16]: 97; al-Isra [17]: 70; al-Ahzab [33] : 35 adz. Dzariyat [51] : 56; al-Baqarah [2] : 30; Shad [38] : 26; al-Qalam [68]: 4; Nur [24] : 30 -31, an-Nisa’ [4] : 32, 34, 24 dan at-Taubah [9] : 71 dll. )
STRATEGI PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN • Kesatu. – Meneguhkan Majelis Pengajian ’Aisyiyah untuk mengkaji dan mentablighkan Islam yang berkemajuan, Gerakan Pencerahan Muhammadiyah, Konsep Perempuan yang berkemajuan, serta Keputusan-Keputusan dan Fatwa Tarjih Muhammadiyah. • Kedua. – Meneguhkan Majelis Pengajian ’Aisyiyah dalam mentablighkan gerakan tajdid baik yang bersifat purifikasi (tajdid salafi, tanzhif/ tajridi), pemurnian Islam dari faham dan pemikiran Islam yang terkontaminasi tradisi dan budaya syirik, churafat, dan bid’ah maupun tajdid yang bersifat dinamisasi (tajdid tahwiri), pembaharuan dan pengembangan pemikiran Islam dalam bidang mu’amalah dunyawiyyah dan implementasi akhlaq karimah (perilaku ihsan) dalam berbagai aspek kehidupan. • Ketiga. – Mengembangkan Majelis Pengajian ‘Aisyiyah sebagai forum pencerdasan dan mencerahkan melalui materi-materi tabligh yang digali dari sumber Islam Al-Qur`an dan as-Sunnah al Maqbulah dengan penghayatan yang mendalam, cerdas, dan kritis, sehingga mampu menghadirkan spiritualitas yang semakin mendalam dan mendekatkan diri kepada Allah, meneguhkan aqidah yang benar, murni, lurus; istiqamah dan khusyu’ dalam beribadah, menggerakkan perilaku ihsan (akhlak karimah) sebagai wujud kesalehan indifidual, sekaligus mampu mentransformasikan nilai-nilai dalam kehidupan jama’ah dan masyarakat dengan spirit al-Ma’un dan amal shalih.
STRATEGI PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN • Keempat. – Mengembangkan Majelis Pengajian ’Aisyiyah bagi Pimpinan ke arah pemahaman Islam secara komprehensip, dengan memadukan pendekatan burhani, bayani, dan ’irfani dalam mengurai dan merespon isu-isu tentang keberagamaan, perempuan, dan anak, serta memberikan solusi berbagai persoalan kehidupan. • Kelima. – Mengembangkan model Majelis Pengajian ’Aisyiyah yang berbasis ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, politik, ekonomi, kesehatan, lingkungan hidup, dll, sebagai upaya pembebasan dan pemberdayakan untuk memajukan ummat, masyarakat dan bangsa • Keenam. – Mengembangkan model pengajian berbasis komunitas, baik komunitas elit, klas menengah, dan komunitas khusus, seperti muallaf, dan kelompok masyarakat marjinal.
STRATEGIS PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN • Ketujuh. – Mengembangkan kauntitas dan kualitas muballighat ’Aisyiyah yang mencerminkan profil muballighat ’Aisyiyah yang memiliki kompetensi keberagamaan, kepribadianmuslimah, kepekaan dan kepedulian sosial, serta dan trampil dan profesional daam menyampaikan pesan-pesan Islam berkemajuan dan mencerahkan. • Kedelapan. – Mengembangkan kuantitas dan muballighat, baik muballighat ustadzah yang secara spesifik menguasai secara mendalam dam mampu menyampaikan berbagai macam ajaran Islam sejalan dengan faham Islam dalam Muhammadiyah maupun muballighat motifator dalam berbagai bidang kehidupan, seperti ekonomi, kesehatan, osial, seni-budaya, dengan spirit Islam berkemajuan. • Kesembilan. – Mengembangkan berbagai model pembinaan Keluarga Sakinah khususnya dalam bidang spiritualitas dan pendidikan keberagamaan melalui gerakan family time, kajian Keluarga Sakinah, Konsultasi dan Pendampingan Keluarga menuju terwujudnya Keluarga Sakinah.
- Slides: 25