PARADIGMA PEDAGOGI IGNATIAN REFLEKTIF Alternatif Proses Pembelajaran Workshop
PARADIGMA PEDAGOGI IGNATIAN (REFLEKTIF) Alternatif Proses Pembelajaran Workshop PI USD – 24/1/2017 01/12/2020 Albert Hartana SJ 1
Buku Utama 01/12/2020 Albert Hartana SJ 2
SPIRITUALITAS IGNATIAN LATIHAN ROHANI KARYA SERIKAT YESUS St. Ignatius Loyola PENDIDIKAN PPI / PPR Albert Hartana SJ St. Ignatius Loyola 3
Sumber ROH Inspirasi Benang Merah PPR Realitas Konkret Pendidikan Katolik 01/12/2020 Albert Hartana SJ 4
Siapa yang harus BELAJAR dan BERUBAH ? 1. PENDIDIK dan Albert Hartana SJ 2. PESERTA DIDIK
Pemikiran Dasar Pendidikan Kristiani MEDIASI PERUBAHAN SOSIAL BERDASARKAN IMAN YANG TERBUKA Mgr. I Suharyo - 1998 SEKOLAH: Sarana persemaian Social Agents HASIL: perubahan tatanan masyarakat 01/12/2020 Albert Hartana SJ 6
Paradigma Pedagogi Reflektif ALTERNATIF Proses Pembelajaran PERUBAHAN ! 01/12/2020 Albert Hartana SJ 7
KESADARAN dan PAHAM VISI – MISI INSTITUSI VISI – MISI PENDIDIK 01/12/2020 Albert Hartana SJ 8
Apa itu Paradigma Pedagogi Ignatian (Reflektif) ? 01/12/2020 Albert Hartana SJ 9
PARADIGMA Suatu Proses POLA BERPIKIR dan POLA BERTINDAK dalam kegiatan pembelajaran 01/12/2020 Albert Hartana SJ 10
Etimologi: Paradigma • Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari Bahasa Latin ditahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu pola; • Bahasa Yunani paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk "membandingkan", "bersebelahan" (para) dan memperlihatkan (deik) 01/12/2020 Albert Hartana SJ 11
PEDAGOGI Suatu cara, di mana seorang GURU menemani MURID untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kepribadiannya. • bukan semata-mata metode • seni mengajar – belajar • visi dan misi pribadi ideal 01/12/2020 Albert Hartana SJ 12
Etimologi: Pedagogi Kata "pedagogi" berasal dari Bahasa Yunani Kuno: παιδαγωγέω (paidagōgeō; dari παίς país: anak dan άγω ági: membimbing; secara literal berarti "membimbing anak”). Di Yunani kuno, kata παιδαγωγός biasanya diterapkan pada budak yang mengawasi pendidikan anak tuannya. Termasuk di dalamnya mengantarnya ke sekolah (διδασκαλείον) atau tempat latihan (γυμνάσιον), mengasuhnya, dan membawakan perbekalannya (seperti alat musiknya) 01/12/2020 Albert Hartana SJ 13
M A K A. . • SENI mendampingi dan membantu pembelajar (MURID) tumbuh dan berkembang; • Didasarkan pada pandangan hidup dan visi tentang pribadi manusia yang UTUH (IDEAL) 01/12/2020 Albert Hartana SJ 14
PRIBADI MANUSIA IDEAL PPR: Manusia dalam pandangan Ignatius adalah ciptaan yang BERHARGA di mata Allah. Manusia diciptakan menurut gambar dan Citra-Nya. Cinta Allah mengalir dalam setiap ciptaan-Nya, terutama dalam diri seorang manusia. Manusia diberi hidup, tubuh, bakat, kemampuan, akal budi, dan kehendak bebas dan dengan semua itu dia mampu “MENCIPTA” seperti Allah sendiri. 01/12/2020 Albert Hartana SJ 15
REFLEKSI Berasal dari kata reflectere (latin): menekuk atau memutar kembali kebelakang. mengarahkan individu menatap ke depan, yaitu membangun kerangka baru dalam berpikir, bersikap dan berperilaku. 01/12/2020 Albert Hartana SJ 16
• Proses kegiatan untuk mencermati / menangkap makna / nilai-nilai yang esensial dari apa yang dipelajari dan dialami (proses pembatinan), • untuk dapat menemukan kaitan antara apa yang dipelajari (aspek pengetahuan) dengan nilai-nilai kemanusiaan • yang pada akhirnya (implikasinya) adalah menghargai proses pencarian terus menerus untuk memperjuangkan kebenaran dan kebebasan 01/12/2020 Albert Hartana SJ 17
Tujuan Umum Refleksi Membantu murid membangun pengetahuan yang mendalam dan menangkap maknanya secara utuh. Membantu murid, mengembangkan sikap, cara pandang, dan perilaku baru (Homo Novus) demi perkembangan dirinya dan kebaikan masyarakat. 01/12/2020 Albert Hartana SJ 18
PPR: PPR adalah Proses pembelajaran yang mengintegrasikan /menyaturagakan pendidikan nilai (pengembangan nilai kemanusiaan) dan pembentukan kepribadian ke dalam kurikulum / bidang studi 01/12/2020 Albert Hartana SJ 19
Tujuan Utama PPR: 1. Menumbuh kembangkan pengetahuan dan sikap batin murid. 2. Murid mampu melihat korelasi antara ilmu pengetahuan yang didalaminya dengan, sesama, dan lingkungan hidupnya. 3. Murid memiliki kepedulian kepada masyarakat, dan alam lingkungan tempat ia hidup, dan yang memberinya kehidupan. COMPETENCE, CONSCIENCE, COMPASSION 01/12/2020 Albert Hartana SJ 20
Pra Syarat Pendidik - PPR: • 1. HUBUNGAN BATIN: Guru - Murid • • • Mengenal, memahami, menerima keunikan pribadi murid Membimbing, mengarahkan dan belajar bersama 2. FASILITATOR: • • • Bukan semata-mata “Pengajar”, tapi “ Pembelajar”; Menciptakan suasana “Belajar Bersama”: antar murid; Guru - Murid; Membimbing murid utk dapat lebih saling mengenal, terbuka dan bersedia mendengarkan pengalaman / gagasan teman sebaya
DINAMIKA PPR 3 REFLEKSI 4 AKSI 2 PENGALAMAN 5 EVALUASI 1 KONTEKS
S K E T N O K BELAJAR
KONTEKS GURU MURID N E G A R A MASYARAKAT SEKOLAH
KONTEKS BELAJAR 1. Konteks nyata kehidupan MURID: keluarga, kelompok, keadaan sosial, lembaga pendidikan, politik, ekonomi, media, musik 2. Konteks sosial-ekonomik, politis, dan kebudayaan 3. Suasana sekolah: norma, harapan, pola dan struktur hubungan, “iklim” sekolah 4. Pengertian-pengertian yang dibawa seorang murid ketika memulai proses belajar
Unsur-unsur KONTEKS • FISIK • AKADEMIS • PSIKOLOGIS • SOSIOLOGIS/POLITIS • EKONOMIS • BUDAYA • SPIRITUAL
Konteks Murid • Fisik: Sehat, lelah, lapar, terhambat, cacat, fungsi tubuhnya • Akademis: gagal, sukses, kesulitan, pujian, celaan, cara berpikir, cara belajar • Psikologis: aman, rasa percaya diri, takut, tekanan, ancaman
• Sosiologis/politis: premanisme, diolok-olok, budaya orang muda, pengaruh media, tempat tinggal • Ekonomis: kaya, miskin, nilai-nilai ekonomis, kesulitan keuangan • Budaya: tradisi, keyakinan, sistem kepercayaan
Konteks Guru • Akademis: pengalaman mengajar, pengetahuan, gaya mengajar, cara berpikir • Psikologis: percaya diri, sifat, penilaian diri, intelegensi • Ekonomis: kaya, miskin, nilai uang
• Sospol: relasi masyarakat, tempat tinggal, • Budaya: sistem kepercayaan, tradisi, keyakinan • Fisik: sehat, lengkap secara fisik, fungsi tubuh • Spiritual: agama, nilai-nilai, makna hidup, suara hati, moralitas
Konteks SEKOLAH Suasana SEKOLAH Kebiasaan: disiplin Semangat kerja: prioritas Kehidupan sehari-hari: reflektif, pencarian “makna” • Lingkungan: ruang, gedung, tanaman • Komunikasi, kolaborasi, hubungan antar unsur: murid, guru, staff, dst • •
REFLEKSI PENGALAMAN AKSI
PENGALAMAN “Bukan berlimpahnya pengetahuan, melainkan merasakan dan mencecap dalam-dalam kebenarannya itulah yang memperkenyang dan memuaskan jiwa” (LR 2)
PE RA N A R I Menciptakan SA K I P A kondisi BELAJAR yang N mampu menyatukan IM PAGE N unsur-unsur GALAMAN INA SI KEMAUAN
Apa itu pengalaman? • “merasakan” sesuatu secara mendalam atau “mengenyam” sesuatu dalam batin. • Melibatkan aktivitas otak, hati, tubuh (indera)dan kehendak. • Tanpa adanya perpaduan antara PERASAAN dan pemahaman INTELEKTUAL, kegiatan belajar tidak akan menggerakkan KEHENDAK untuk melakukan sebuah TINDAKAN.
Apa itu pengalaman? • Pengalaman selalu memuat unsur KOGNITIF dan AFEKTIF • Ada data-data yang diserap secara kognitif; kemudian diolah dalam proses edukatif melalui , PERTANYAAN, IMAGINASI PENYELIDIKAN, dan menemukan HUBUNGAN-HUBUNGAN yang ada. • Terhadap data-data pengalaman itu murid diantar untuk merumuskan hipotesa “Apa ini? ”; Apakah hal itu sama dengan yang sudah aku ketahui? ”.
Apa itu pengalaman? • Selama pengolahan data kognitif, dalam diri murid timbul reaksi afektif. • Misalnya “saya senang dengan itu, saya kok merasa tidak enak dengan itu, atau saya merasa terancam dengan itu”.
Mengapa Pengalaman? • Para murid sudah datang membawa pengalaman masing-masing. • Guru membantu para murid memperoleh pengalaman baru yang menumbuhkan hidup mereka. • Dua Jenis Pengalaman: langsung, dan tidak langsung
Pengalaman tidak langsung • Kegiatan di ruang kelas • Kegiatan membaca buku • Memperlihatkan gambar, peta, video, film • Kegiatan sharing ide, gagasan, pikiran dalam diskusi
Pengalaman langsung • Kegiatan melaksanakan kegiatan bersama • Berpartisipasi dalam sebuah kegiatan • Mencari jawaban atas pertanyaan, dengan kunjungan, wawancara, dst. • Mengorganisasi sebuah kegiatan pelayanan • Live-in dst
Pengalaman diperoleh dari • • Pra-pelajaran (Prelection) Pertanyaan-pertanyaan (questioning) Aktivitas sendiri (self-activity) Pemecahan masalah (problem solving) Belajar bersama (cooperative learning) Berpikir kreatif (creative thinking) Drama (role-playing) Tutorial teman (peer tutorial)
PRELECTION Tinjauan pelajaran (preview) Tujuan: ∎Membangkitkan minat, motivasi ∎Menetapkan sasaran/tujuan yg mau dicapai ∎Menunjukkan bagian yang penting dr tugas ∎Merangsang refleksi pribadi atas makna dari yang dipelajari Cara: pre-reading, survey, overview, preview
Nilai yang ada dalam preleksi Teknik untuk memotivasi Merangsang gerak berpikir lebih tinggi Memerlukan persiapan pihak dosen Menghubungkan dengan materi yang sebelumnya Penjajagan dengan bertanya: siapa, mengapa, kapan, sebab-sebab, bagaimana • Menerangkan konsep, kata-kata sukar • Memacu mahasiswa untuk mempersiapkan diri dengan tugas yang diberikan • • •
Ketrampilan Bertanya • Seni mengajar terletak pada ketrampilan mengajukan pertanyaan • Bertanya dengan baik sama dengan mengajar dengan baik • Guru yang efektif harus menjadi penanya yang efektif
Mengapa perlu bertanya? • Pertanyaan menjadi panduan untuk menuju gagasan yang hidup • Menjadi jalur cepat pemacu imajinasi • Merangsang pemikiran • Merangsang untuk sebuah ‘aksi’ tindakan • Untuk meningkatkan prestasi, bukan sekedar untuk meningkatkan hafalan!!
Urgensi REFLEKSI
Apa itu REFLEKSI ? Kembali ke pengalaman, Untuk menangkap makna lebih mendalam. Mengarah perkembangan lebih lanjut Proses memunculkan makna dalam pengalaman manusiawi Penghubung antara PENGALAMAN dan AKSI
Tujuan: q. Membentuk hati yang peka dan peduli q. Menemukan makna dan hubungan dr hal yang pernah dipelajari dng pelajaran lain q. Membentuk sikap Refleksi meningkatkan perkembangan: Emosi, pengetahuan, kemampuan kerja, kesadaran nilai, rasa sosial, spiritual, kemandirian, idealisme, semangat, kebebasan, keputusan
Cara refleksi: 1. Menggunakan ingatan: apa yang telah dipelajari 2. Hati, perasaan: reaksi batin, dorongan hati, sedih, gembira 3. Pikiran: memperdalam pemahaman, implikasi bagi diri sendiri dan orang lain 4. Kehendak: bagaimana sikap seharusnya terhadap orang lain
Kesadaran Diri: Aku bisa memisahkan diri dari diri sendiri dan mengamati pikiran serta perbuatanku Hati nurani: Aku bisa mendengarkan suara batinku untuk membedakan mana yang benar dan mana salah EMPAT DAYA JIWA DALAM REFLEKSI Daya Imajinasi: Aku bisa membayangkan kemungkinan-kemungkinan baru Kehendak: Aku punya kuasa untuk memilih yang benar-benar baik
Rambu-rambu refleksi SEGI POSITIF: Apa hal positif yang saya pelajari sehubungan dengan pokok bahasan ini? SEGI NEGATIF: Apa hal negatif dari yang saya pelajari ini?
AKSI
Apa itu AKSI? kegiatan yang mencerminkan pertumbuhan batin, yang berdasarkan pada pengalaman yang telah direfleksikan. Tahap-tahapnya: 1. Pilihan dibatinkan: perubahan sikap: lebih mengerti dan lebih mengasihi 2. Pilihan diwujudkan dalam tindakan: pertumbuhan eksternal
AKSI adalah proses ketika murid harus melakukan sesuatu berdasarkan pada apa yang telah dipelajari / dialami adalah dinamika untuk mengubah realita Transformasi terjadi secara bertahap, sesuai dengan dinamika yang ada.
PROSES TRANSFORMASI PENGALAMAN REFLEKSI AKSI PIKIRAN HATI TANGAN KETRAMPILAN SIKAP, NILAI KOMITMEN KEYAKINAN MENGABDI ALLAH IMAN MELAYANI SESAMA
EVALUASI Evaluasi dalam pembelajaran adalah aktivitas untuk memonitor perkembangan akademis peserta didik. Hasil evaluasi ini merupakan umpan balik bagi peserta didik maupun pendidik. Bagi peserta didik, hasil evaluasi ini bermanfaat untuk memperbaiki cara belajarnya, sedangkan bagi pendidik merupakan masukan untuk memperbaiki cara dan metode pembelajaran. 01/12/2020 Albert Hartana SJ 56
Dalam PPR, evaluasi tidak hanya dilakukan pada aspek akademis siswa tetapi juga pada aspek kemanusiaan. Evaluasi dilaksanakan secara periodik untuk mendorong pendidik dan peserta didik memperhatikan pertumbuhan intelektual, sikap, dan tindakan-tindakan yang selaras dengan prinsip men and women for and with others. 01/12/2020 Albert Hartana SJ 57
• Guru perlu membimbing para murid untuk bisa lebih saling mengenal, terbuka, dan bersedia mendengarkan pengalaman teman-temannya agar bisa terlaksana komunikasi.
Struktur Periode Doa Ignatian dan Pengajaranku (Ralph E. Metts SJ, Ignatius Knew) LATIHAN ROHANI PENGAJARANKU 1. Poin-poin pada malam sebelumnya 1. Bagaimana saya mempersiapkan murid untuk belajar dan mempersiapkan materi? 2. Doa Persiapan 2. Bagaimana saya membangun situasi belajar yang positif? 3. Pendahuluan Pertama: Komposisi Tempat 3. Bagaimana saya menetapkan tempat sebagai konteks pembelajaran? 4. Pendahuluan Kedua: Mohon Rahmat 4. Bagaimana saya menyatakan tujuan pembelajaran untuk dan bersama murid? 5. Poin-Poin Doa 5. Bagaimana saya menyampaikan poin yang akan saya lakukan selama proses pembelajaran? 01/12/2020 Albert Hartana SJ 59
LATIHAN ROHANI PENGAJARANKU 6. Jenis Doa: Meditasi, Kontemplasi, Penerapan Pancaindera 6. Bagaimana menerapkan pelbagai macam cara dalam proses pembelajaran, agar seluruh murid terlibat? 7. Percakapan 7. Bagaimana murid berinteraksi secara pribadi dengan materi ajar yang disajikan oleh guru? 8. Doa Penutup 8. Apa yang digunakan dalam membuat kesimpulan materi selama proses pembelajaran? 9. Tinjauan ulang doa 9. Bagaimana proses penyajian materi yang telah dipelajari selama proses pembelajaran? 01/12/2020 Albert Hartana SJ 60
Operasional COMPETENCE CONSCIENCE COMPASSION Menguasai Tanggung jawab, Penghargaan kpd sesama Mengidentifikasikan Kejujuran Kepekaan kpd sesama Menganalisis Ketekunan Kerelaan utk melayani Memahami Displin Menjelaskan Keadilan (Mengarah ke tindakan “keluar”) Ketekunan Kegigihan 01/12/2020 Albert Hartana SJ 61
- Slides: 61