PARADIGMA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL Paradigma Realism Negara merupakan
PARADIGMA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL
Paradigma Realism • Negara merupakan faktor utama dalam hubungan internasional yang bersifat rasional, jadi bisa memperhitungkan cost and benefit dari setiap tindakannya demin kepentingan keamanan nasional sehingga fokus dari penganut reaslism adalah struggle for power
• Sifat dasar interaksi dalam sistem internasional yaitu anarkis, kompetitif, konflik dan kerjasama yang dibangun untuk kepentingan jangka pendek. • Dalam politik luar negeri suatu negara, paham realism ini dapat dilihat dari pelaksanaan politik luar negeri yang bersifat unilateralis, nationalis dengan strategi perimbangan kekuatan (balance of power) dan aliansi-aliansi pertahanan (defence alliances).
Paradigma Idealism • Paham idealism bersifat normatif, apa yang seharusnya terjadi, pentingnya peran prinsip, hukum dan organisasi internasional dan adanya pengaruh opini publik yang suka damai dan bercita-cita membentuk world government. Negara-negara saling bekerja sama dalam berbagai organisasi internasional untuk mencapai tujuan-tujuan global dan kemanusiaan
• Dalam politik luar negeri suatu negara, paham ini dapat dilihat dari pelaksanaan politik luar negeri yang bersifat multilateralis, internasionalis, liberalis, humanis dengan strategi yang mengedepankan legalitas, moralitas, dan demokrasi melalui perundingan atau negosiasi untuk mencapai kompromi dan harmonis
Paradigma Pluralism • Kaum pruralis memandang hubungan internasional tidak hanya terbatas pada hubungan antar negara saja tetapi merupakan hubungan antara individu dan kelompok kepentingan di mana negara tidak selalu menjadi aktor utamanya
Asumsi paradigma pluralis: 1. Aktor non negara memiliki peran penting dalam politik internasional, seperti organisasi internasional, baik pemerintah maupun non pemerintah, MNCs, kelompok atau individu 2. Negara bukanlah unitary actor/aktor tunggal karena aktor-aktor lain selain negara juga memiliki peran yang sama pentingnya dengan negara dan menjadikan negara bukan satunya aktor
3. Negara bukan aktor rasional. Dalam kenyataannya pembuatan kebijakan luar negeri suatu negara merupakan proses yang diwarnai konflik, kompetisi dan kompromi antar aktor di dalam negara. 4. Masalah-masalah yang ada tidak lagi terpaku pada power atau national power, tapi meluas pada masalah ekonomi, sosial dan lain-lain
Paham liberalism • Negara bukan satu-satunya aktor dalam hubungan internasional. Selain negara terdapat juga aktor non negara yang mempunyai pengaruh dan legitimasi yang independen dari negara. • Sifat dasar sistem internasional adalah anarki yang tertib dan hirarki yang didukung oleh aturan-aturan dan hukum internasional
• Sifat dasar dari interaksi antar negara yaitu kompetitif dan kadang-kadang konflik tetapi lebih sering bersifat kerjasama pada bidang ekonomi dan isu-isu lainnya • Tokohnya: Jerman, Inggris, AS
Paham Mercantilism • Hubungan internasional antar negara akan saling bersaing untuk memenuhi kepentingan ekonominya masing-masing. • Pendekatan hubungan internasional yang digunakan dalam perspektif ini yaitu melalui hubungan bilateral. Istilah yang dikenal adalah ekonomi politik, proteksionisme
• Paham ini memunculkan kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan proteksi, regulasi, subsidi dan pengenaan pajak yang kesemuanya diarahkan untuk menghasilkan keuntungan dan surplus ekonomi bagi negara tersebut • Tokohnya: Jepang, China, AS
Paradigma Radicalism • Negara bukan satu-satunya aktor dalam hubungan internasional. Selain itu juga terdapat aktor non negara yang mempunyai pengaruh dan kekuatannya melalui pertentangan kelas dalam hubungan ekonomi transnational. • Istilah lain untuk paham ini adalah marxis, socialism dan internasionalism
• Sifat dasar sistem internasional adalah secara formal anarki, namun berbasis kelas-kelas internasional, dan hirarki yang bergantung pada tingkat distribusi kekayaan dunia • Sifat dasar interaksi antar negara adalah eksploitatif dan kompetitif
- Slides: 14