PADI SAWAH PENDAHULUAN 2010 2011 2012 2013 2014

  • Slides: 32
Download presentation
PADI SAWAH

PADI SAWAH

PENDAHULUAN 2010 2011 2012 2013 2014 Luas Panen (ha) 13. 253. 450 13. 203.

PENDAHULUAN 2010 2011 2012 2013 2014 Luas Panen (ha) 13. 253. 450 13. 203. 643 13. 445. 524 13. 835. 252 13. 793. 640 Produktivitas (kuintal/ha) 50, 15 49, 80 51, 36 51, 52 51, 35 Produksi (ton) 66. 469. 394 65. 756. 904 69. 056. 126 71. 279. 709 70. 831. 753 Produksi dan Konsumsi Beras Nasional 40 juta ton Peningkatan produktivitas padi minimal 0. 3 ton/ha 30 20 10 0 2011 produksi 2012 2013 2014 konsumsi Target Swasembada padi 2017 Peningkatan produktivitas minimal 0. 3 ton/ha

USAHA PENCAPAIAN SWASEMBAD Orde Tahun Kebijakan Pangan Orde Lama 1964 Bimbingan Massal (BIMAS) Orde

USAHA PENCAPAIAN SWASEMBAD Orde Tahun Kebijakan Pangan Orde Lama 1964 Bimbingan Massal (BIMAS) Orde Lama 1965 Intensifikasi Massal (INMAS) Orde Baru 1980 Intensifikasi Khusus (INSUS) Orde Baru 1987 Supra Intensifikasi Khusus (Supra INSUS) Reformasi 2001 Gema Palagung Reformasi 2007 Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan System Intensification of Rice (SRI)

KOMPONEN DASAR PTT PADISAWAH IRIGASI 1. Varietas Modern (VUB, PTB, dan Hibrida) 2. Bibit

KOMPONEN DASAR PTT PADISAWAH IRIGASI 1. Varietas Modern (VUB, PTB, dan Hibrida) 2. Bibit bermutu dan sehat 3. Pengaturan cara tanam (Legowo) 4. Pemupukan berimbang dan efisien menggunakan BWD dan PUTS/petak omisi/Permentan No. 4/2007 5. PHT sesuai OPT saran

KOMPONENPILIHANPTT PADISAWAH IRIGASI 1. Bahan organik/pupuk kandang/amelioran 2. Pengolahan tanah yang baik 3. Pengelolaan

KOMPONENPILIHANPTT PADISAWAH IRIGASI 1. Bahan organik/pupuk kandang/amelioran 2. Pengolahan tanah yang baik 3. Pengelolaan air optimal (pengairan berselang) 4. Pupuk cair (PPC, organik, bio hayati)/ZPT, pupuk mikro 5. Penanganan panen dan pascapanen

VARIETAS PADI SAWAH

VARIETAS PADI SAWAH

VARIETAS PADI UNGGUL BARU (VUB) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

VARIETAS PADI UNGGUL BARU (VUB) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Nama Varietas Ciherang Sintanur Cigeulis Cibogo Mekongga Inpari 1 Inpari 2 Inpari 3 Inpari 4 Inpari 5 Merawu Inpari 6 JETE Inpari 7 Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2008 2008 2009

PADI TIPE BARU(PTB) No Nama Varietas Tahun 1. Cimelati (semi PTB) 2001 2. Gilirang

PADI TIPE BARU(PTB) No Nama Varietas Tahun 1. Cimelati (semi PTB) 2001 2. Gilirang (semi PTB) 2002 3. Ciapus (semi PTB) 2003 4. Fatmawati 2003 5. IPB 3 S 2012 6. IPB 4 S 2012

PADI HIBRIDA (PH) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

PADI HIBRIDA (PH) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Nama Varietas Maro Hipa 3 Hipa 4 Hipa 5 Ceva Hipa 6 Jete Hipa 7 Hipa 8 Pioneer Hipa 9 Hipa 10 Hipa 11 Hipa 12 SBU Hipa 13 Hipa 14 SBU Hipa Jatim 1 Hipa Jatim 2 Hipa Jatim 3 Hipa 18 Hipa 19 Tahun 2002 2004 2006 2009 2010 2011 2011 2013

PENGOLAHAN TANAH 1. Olah Tanah Sempurna dan Rata Penggenangan Pembajakan Penggaruan dan perataan (leveling)

PENGOLAHAN TANAH 1. Olah Tanah Sempurna dan Rata Penggenangan Pembajakan Penggaruan dan perataan (leveling) penggenangan 2. Pembenaman Jerami – Memperbaiki kesuburan biologi tanah – Meningkatkan daya pegang air – Meningkatkan musuh alami, menekan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) – Mengurangi dosis pupuk NPK – Menyeimbangkan unsur hara tanah (menyehatkan tanah) – Adaptasi terhadap perubahan iklim global

Benih Bermutu dan Bersertifika Benih Penjenis. Breeder ( Seed/BS) Benih yang diproduksi oleh dan

Benih Bermutu dan Bersertifika Benih Penjenis. Breeder ( Seed/BS) Benih yang diproduksi oleh dan di bawah pengawasan pemulia tanaman yang bersangkutan atau instansinya harus merupakan sumber untuk perbanyak benih dasar. Benih penjenis berlabel kuning. Benih Dasar Foundation ( Seed/FS) Keturunan pertama dari benih penjenis. Benih diproduksi oleh instansi/badan yang ditetapkan oleh Sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih penjenis berlabel putih. Benih Pokok Stock ( Seed/SS) Keturunan dari benih penjenis atau benih dasar. benih penjenis berlabel ungu. Benih Sebar Extension ( Seed/ES) Keturunan dari benih penjenis, benih dasar atau benih pokok. Benih penjenis berlabel biru.

Seleksi Benih

Seleksi Benih

PERSEMAIAN 1. Gunakan benih bermutu 2. Sebelum di semai benih disortir dengan larutan garam,

PERSEMAIAN 1. Gunakan benih bermutu 2. Sebelum di semai benih disortir dengan larutan garam, semai benih yang tenggelam dan buang benih yang melayang 3. Rendam benih sehari semalam dan beri perlakuan fungisida 4. Inkubasikan benih pada karung basah sampai tumbuh tunas 5. Pengamatan dan pengambilan telur ngengat penggerek batang

PENANAMAN 1. Pindah tanam bibit pada umur 10 - 14 hari setelah semai 2.

PENANAMAN 1. Pindah tanam bibit pada umur 10 - 14 hari setelah semai 2. Kondisi air pada saat tanam adalah “macak” 3. Jarak tanam yang digunakan : 30 cm x 15 cm, 20 cm X 20 cm dengan 2 – 3 bibit/lubang atau 20 cm x 40 cm x 15 cm dengan 2 – 3 bibit/lubang 4. Beri perlakuan pencelupan akar dengan probiotik

Jajar Legowo § Jarak tanam “legowo” (legowo = luas; lapang), baik 2: 1 atau

Jajar Legowo § Jarak tanam “legowo” (legowo = luas; lapang), baik 2: 1 atau 4: 1. § Populasi tanaman > 160. 000/ha § Keuntungan jajar legowo : 1. Border effect 2. Mengurangi serangan hama dan penyakit 3. Perawatan lebih mudah

Legowo 2 : 1 Legowo 4 : 1

Legowo 2 : 1 Legowo 4 : 1

PENGAIRAN BERSELANG 1. Pada saat tanaman berumur 3 HST (hari setelah tanam) petakan sawah

PENGAIRAN BERSELANG 1. Pada saat tanaman berumur 3 HST (hari setelah tanam) petakan sawah diairi dengan tinggi genangan 5 cm dan berikutnya tidak ada penambahan air sampai kondisi air di petakan habis dan tanah mengering sedikit retak. 2. Hari ke 7 HST petakan sawah diairi kembali hingga genangan air setinggi 5 cm dan tidak ada penambahan air sampai kondisi air dipetakan habis dan tanah menjadi mengering sedikit retak kembali. 3. Cara ini dilakukan terus sampai fase anakan maksimal. 4. Pada saat mulai fase pembentukan malai (bunting) sampai pengisian biji petakan sawah digenangi terus. Petakan dikeringkan kembali saat 10 – 15 hari sebelum panen.

PEMUPUKAN

PEMUPUKAN

Penggunaan BWD & Pemupukan N

Penggunaan BWD & Pemupukan N

Pemupukan Kalium & Fosfo Status Hara Rendah Sedang Tinggi Kadar hara Dosis acuan terekstrak

Pemupukan Kalium & Fosfo Status Hara Rendah Sedang Tinggi Kadar hara Dosis acuan terekstrak HCl 25% pemupukan P (kg SP (mg P 2 O 5/100 g) -36/ha) <20 20 -40 >40 100 75 50

ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT 1. Tikus Sawah Rattus ( argentiventer Rob & Kloss) Cara

ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT 1. Tikus Sawah Rattus ( argentiventer Rob & Kloss) Cara Pengendalian Tanam serempak Sanitasi habitat Gopyok massal Fumigasi LTBS Rodentisida Stadia padi/kondisi lingkungan sawah Bera Olah Tanah Semai Tanam Bertunas Bunting Matang + + ++ ++ ++ + Keterangan : + = dilakukan; ++ = difokuskan; LTBS = Sistem bubu perangkap linear; TBS = sistem bubu perangkap

Penggerek Batang Padi Pengendalian : Pengaturan Pola tanam • Tanam serempak • Pergiliran tanaman

Penggerek Batang Padi Pengendalian : Pengaturan Pola tanam • Tanam serempak • Pergiliran tanaman • Pengaturan waktu tanam Fisik dan Mekanisasi Hayati Kimiawi • Fisik : penyabitan serendah mungkin waktu panen • Mekanik : mengumpulkan telur • Pemanfaatan musuh alami parasitoid • Konservasi musuh alami hindari penggunaan pestisida • Penggunaan insektisida dengan bahan aktif : carbofuran, dimehypo, bisultap, amitraz dll • Aplikasi silika

Wereng Cokelat. Nilaparvata ( lugens) Pengendalian : Pola Tanam • Gunakan varietas tahan •

Wereng Cokelat. Nilaparvata ( lugens) Pengendalian : Pola Tanam • Gunakan varietas tahan • Aplikasi N di split jangan sekaligus • Tanam serempak • Pengeringan awal tanam Hayati Kimiawi • Pemanfaatan musuh alami parasitoid, predator, patogen • Konservasi musuh alami hindari penggunaan pestisida • Penggunaan insektisida dengan bahan aktif : dimehypo, monosultap, etofenprox, imidacloprid, fipronil, karbofuran dll

Hawar Daun Bakteri § § Penyebab : Xanthomonas campestris pv. oryzae Pengendalian 1. Menggunakan

Hawar Daun Bakteri § § Penyebab : Xanthomonas campestris pv. oryzae Pengendalian 1. Menggunakan varietas tahan & benih berkualitas 2. Pemilahan benih berkualitas 3. Pemupukan urea berdasakan Bagan Warna Daun (BWD), Kepmen, PHSL 4. Pengairan berselang 5. Monitoring hama penyakit dengan konsep PHT 6. Panen dengan perontok § Pengendalian Kimia : penggunaan pestisida dengan bahan aktif difenoconazole, propiconazole, Trifloxystrobin 25 %+ Tebuconazole 50%, dll

Penyakit Blas § § Penyebab : cendawan Pyricularia grisea Pengendalian 1. Penggunaan varietas tahan

Penyakit Blas § § Penyebab : cendawan Pyricularia grisea Pengendalian 1. Penggunaan varietas tahan 2. Penggunaan pupuk N sesuai dosis anjuran 3. Penggunaan fungisida dengan bahan aktif : difenokonasol, isoprotionalane, benomyl, mancozeb, kasugamycin, thiophanate methyl, tiofanat metil Gejala penyakit blas daun (A), blas leher (B), blas buku (C) dan blas kolar (D )

Gulma Golongan Rumput Golongan Teki Golongan Daun Lebar Paspalum distichum Cyperus difformis Monochoria vaginalis

Gulma Golongan Rumput Golongan Teki Golongan Daun Lebar Paspalum distichum Cyperus difformis Monochoria vaginalis Echinochloa crusgalli Cyperus iria Marsilea crenata Leptochloa chinensis Fimbristyllis littoralis Spenochlea zeylanica Cynodon dactylon Scirpus juncoides Limnocharis flava Leersia hexandra Pistia stratiotes Alternanthera philoxeroides

PANEN

PANEN

Perontokan Panen Bawah Panen Atas ** Alas Panen ukuran 9 m x 9 m

Perontokan Panen Bawah Panen Atas ** Alas Panen ukuran 9 m x 9 m

MUTU GABAH No. Komponen mutu Kualitas I II III 1. Kadar air (% maksimum)

MUTU GABAH No. Komponen mutu Kualitas I II III 1. Kadar air (% maksimum) 14, 0 2. Gabah hampa (% maksimum) 1, 0 2, 0 3. Butir rusak + Butir kuning (% maksimum) 2, 0 5, 0 7, 0 4. Butir mengapur + Gabah muda (% maksimum) 1, 0 5, 0 10, 0 5. Butir merah (% maksimum) 1, 0 2, 0 4, 0 6. Benda asing (% maksimum) - 0, 5 1, 0 7. Gabah varietas lain (% maksimum) 2, 0 5, 0 10, 0 Sumber: SNI 0224 -1987

MUTU BERAS No Komponen mutu 1. 2. 3 4. 5. 6. 7. Derajat sosoh

MUTU BERAS No Komponen mutu 1. 2. 3 4. 5. 6. 7. Derajat sosoh (minimal) Kadar air (maksimal) Butir kepala (minimal) Butir patah (maksimal) Butir menir (maksimal) Butir merah (maksimal) Butir kuning/rusak (maksimal) 8. Butir mengapur (maksimal) 9. Benda asing (maksimal) 10. Butir gabah (maksimal) Sumber: SNI 6128: 2008 Satuan Mutu III Mutu IV Mutu. V (%) (%) (%) 100 14 95 5 0 0 100 14 89 10 1 1 95 14 78 20 2 2 95 14 73 25 2 3 85 15 60 35 5 3 (%) 0 1 2 3 5 (%) (butir/100 g) 0 0 0, 02 1 0, 05 2 0, 20 3

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH