Overall Audit Plan and Audit Program Strategi Audit

  • Slides: 14
Download presentation
Overall Audit Plan and Audit Program (Strategi Audit dan Program Audit Secara Keseluruhan) KELOMPOK

Overall Audit Plan and Audit Program (Strategi Audit dan Program Audit Secara Keseluruhan) KELOMPOK 10 Nama Anggota Kelompok: 1. Rusilana Dewi (2018031007) 2. Gaudensia Yulita Urhe (2018031034) 3. Giovanny Christina Nainggolan (2018031059)

JENIS PENGUJIAN (type of tests) Dalam mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, auditor menggunakan 5

JENIS PENGUJIAN (type of tests) Dalam mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, auditor menggunakan 5 jenis pengujian untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Kelima Jenis Pengujian tersebut adalah : 1. Prosedur Penilaian Resiko • Prosedur penilaian risiko dilaksanakan untuk menilai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan. Auditor melaksanakan pengujian pengendalian, pengujian substansif atas transaksi, prosedur analitis, dan pengujian atas rincian saldo sebagai respons terhadap penilaian auditor atas risiko salah saji yang material. • Sebagian besar prosedur penilaian risiko auditor dilakukan untuk memahami pengendalian internal. Prosedur untuk memahami pengendalian internal berfokus pada aspek perancangan maupun implementasi pengendalian internal dan digunakan untuk menilai risiko pengendalian pada setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transksi.

JENIS PENGUJIAN (type of tests) 2. Pengujian Pengendalian (test of controls) Apabila kebijakan dan

JENIS PENGUJIAN (type of tests) 2. Pengujian Pengendalian (test of controls) Apabila kebijakan dan prosedur pengendalian dianggap telah dirancang secara efektif, auditor akan menilai risiko pengendalian pada tingkat yang mencerminkan keefektifan relatif pengendalian tersebut. Untuk mendapatkan bukti yang tepat dan mencukupi guna mendukung penilaian itu, auditor melaksanakan pengujian pengendalian (test of controls) Pengujian pengendalian baik secara manual maupun terotomatisasi, dapat mencakup jenis – jenis bukti berikut: • Meminta keterangan dari personil klien yang tepat • Memeriksa dokumen, catatan, dan laporan • Mengamati aktivitas yang berkaitan dengan pengendalian • Melaksanakan-ulang prosedur klien Contoh: Menyamakan invoice supplier dengan purchase order dan receiving report sebelum menyetujui pembayaran 3. Pengujian Substansif atas Transaksi (Substansive Test Of Transactions/STOT) Pengujian substansif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji dollar (moneter) yang secara langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan. Auditor dapat mengandalkan pada 3 jenis pengujian substansif, yaitu : 1) Pengujian substansif atas transaksi, yang digunakan untuk menentukan apakah keenam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi bagi setiap kelas transaksi 2) Prosedur analitis 3) Pengujian rincian saldo Contoh: untuk sebuah transaksi penjualan, STOT dilakukan untuk menguji apakah transaksi tersebut telah dicatat secara tepat. Diuji apakah telah dijurnal dan jumlah yang akurat, dicatat pada periode yang tepat, digolongkan secara tepat, di-summarized dan diposting ke ledger yang tepat.

JENIS PENGUJIAN (type of tests) 4. Prosedur Analitis (Analytical Procedures) Prosedur analitis melibatkan perbandingan

JENIS PENGUJIAN (type of tests) 4. Prosedur Analitis (Analytical Procedures) Prosedur analitis melibatkan perbandingan jumlah yang tercatat dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. Meskipun tidak diisyaratkan, prosedur analitis juga dapat dilaksanakan pada audit saldo akun. Dua tujuan yang paling penting dari prosedur analitis dalam mengaudit saldo akun adalah : 1) Menunjukkan salah saji yang mungkin dalam laporan keuangan 2) Memberikan bukti susbtansif Prosedur analitis yang dilaksanakan selama tahap perencanaan biasanya berbeda dengan yang dilakan dalam tahap pengujian. Sebagai contoh, meskipun menghitung marjin kotor selama tahap perencanaan, auditor mungkin melakukannya dngan menggunakan data interim. 5. Pengujian Rincian Saldo (Test of Details of Balances) Pengujian rincian saldo berfokus pada saldo akhir buku besar baik untuk akun neraca maupun laporn laba rugi. Penekanan utamanya dalam sebagian besar pengujian rincian saldo adalah pada neraca. Contohnya, meliputi konfirmasi saldo pelanggan menyangkut piutang usaha, pemeriksaan fisik persediaan, dan pemeriksaan laporan vendor tentang usaha. Pengujian rincian saldo dapat membantu menetapkan kebenaran moneter akun-akun yang berhubungan sehingga dianggap sebagai pengujian substansif. Sebagai contoh, konfirmasi menguji salah saji moneter piutang usaha dan karenanya merupakan pengujian substansif. Demikian pula, perhitungan persediaan dan kas yang ada di tangan juga merupakan pengujian substansif.

√ √ √ Prosedur Analitis Pengujian Rincian Saldo √ √ √ Rekalkulasi Pengujian Substansif

√ √ √ Prosedur Analitis Pengujian Rincian Saldo √ √ √ Rekalkulasi Pengujian Substansif atas Transaksi Prosedur Analitis √ Pengamatan √ Inspeksi √ √ Konfirmasi Pengujian Pengendalian (termasuk prosedur untuk memahami pengendalian internal) Prosedur Audit Selanjutnya Pemeriksaan Fisik Pelaksanaan Ulang Jenis Bukti Tanya - Jawab dengan Klien IKHTISAR JENIS PENGUJIAN √ √ Gambar ini mengikhtisarkan bagaimana auditor merepons risiko salah saji yang material, yang diidentifikasi melalui prosedur penilaian risiko dengan menggunakan empat jenis prosedur audit selanjutnya, guna mendapatkan kepastian audit dalam audit atas siklus penjualan dan penagihan

MEMILIH JENIS PENGUJIAN YANG AKAN DILAKSANAKAN Beberapa faktor dapat mempengaruhi pilihan auditor atas jenis

MEMILIH JENIS PENGUJIAN YANG AKAN DILAKSANAKAN Beberapa faktor dapat mempengaruhi pilihan auditor atas jenis pengujian yang akan dipilih, termasuk ketersedin delapan jenis bukti, biaya relatif dari setiap jenis pengujian, efektivitas pengendalian internal, dan risiko inheren. • Keterediaan Jenis Bukti untuk Prosedur Audit Selanjutnya Masing – masing dari empat jenis prosedur audit selanjutnya hanya melibatkan jenis bukti tertentu (konfirmasi, dokumentasi, dan sebagainya). • Biaya Relatif Ketika auditor harus memutuskan jenis pengujian mana yang akan dipilih untuk memperoleh bukti yang tepat yang mencukupi, biaya bukti itu merupakan pertimbangan yang penting. Jenis pengujian yang tercantum berikut ini disusun menurut peningkatan biayanya : q Prosedur analitis q Prosedur penilaian risiko, termasuk prosedur untuk memahami pengendalian internal q Pengujian pengendalian q Pengujian substantif atas transaksi q Pengujian rincian saldo

MEMILIH JENIS PENGUJIAN YANG AKAN DILAKSANAKAN • Hubungan antara Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif

MEMILIH JENIS PENGUJIAN YANG AKAN DILAKSANAKAN • Hubungan antara Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Pengecualian dalam pengujian pengendalian hanya mengindikasikan kemungkinan salah saji yang mempengaruhi nilai dollar laporan keuangan, sedangkan pengecualian dalam pengujian substantive atas transaksi atau pengujian rincian saldo merupakan salah saji laporan keuangan. Pengecualian dalam pengujian pengendalian diseut deviasi pengujian pengendalian. • Hubungan antara Prosedur Analitis dan Pengujian Substantif Apabila prosedur analitis mengidentifikasi fluktuasi yang tidak biasa, auditor harus melaksanakan pengujian substantive atas transaksi atau pengujian rincian saldo untuk menentukan apakah salah saji mata uang telah benar-benar terjadi • Trade-Off antara Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Selama tahap perencanaan, auditor memutuskan apakah akan menilai risiko pengendalian dibawah maksimum. Jika melakukannya, auditor kemudian harus melaksanakan pengujian pengendalian untuk menentukan apakah penilaian tingkat risiko pengendalian itu didukung

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENGUJIAN AUDIT q Standar Auditing mengakui bahwa apabila terdapat banyak

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENGUJIAN AUDIT q Standar Auditing mengakui bahwa apabila terdapat banyak bukti audit dalam bentuk eletronik, tidaklah praktisatau memungkinkan untuk mengurangi risiko deteksipada suatu tingkat bisa diterima hanya denganmelakukan pengujian substantif. Sebagai contoh potensi untuk memprakarsai dan mengubah informasi yang tidak layak mungkin lebih besar jika informasi itu hanya diselenggarak an dalam format eletronik q Auditor harus melakukan pengujian pengendalian untukmemperoleh bukti yang mendukung penetapan tingkatrisiko pengendalian dibawah maksimum. Mengurangi pengujian substantif apabila hasil pengujian pengendalianmendukung efektifitas pengendalian. PERANCANGAN PROGRAM AUDIT Auditor merancang program audit untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dan yang berkaitan dengan transaksi. Auditor mengiuti pendekatan empat langkah untuk menurunkan penilaian risiko pengendalian yang diperkirakan yaitu: q Menerapkan tujuan audit transaksi untuk golongan transaksi yang diaudit , misalnya penjualan. q Mengidentifikasi pengendalian kunci yang dapat mengurangi risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit transaksi. q Mengembangkan pengujian pengendalian yang tepat untuk seluruh pengendalian internal yang digunakan untuk mengurangi penilaian pendahuluan atas risiko pengendalian dibawah maksimum. q Merancang pengujian substantif yang tepat dengan mempertimbangkan defisiesi dalam pengendalian internal dan hasil yang diharapkan.

Prosedur audit q Karena biaya pelaksanaan prosedur analitis relatif murah banyak auditor menggunakan prosedur

Prosedur audit q Karena biaya pelaksanaan prosedur analitis relatif murah banyak auditor menggunakan prosedur ini hampir pada setiap audit. Prosedur analitis yang dilakukan pada pengujian substantif biasanya lebih fokus dan mendalam daripada yang diterapkan pada tahap perencanaan. q Apabila auditor merencanakan untuk menggunakan prosedur analitis untuk memperoleh keyakinan substantif tentang satu saldo akun, data yang digunakan dalam perhitungan haruslah data yang cukup bisa dipercaya. Sebagai contoh, jika auditor mengestimasi total pendapatan denga menggunakan jam kerja yang ditagih dan rata-rata penagihan, auditor harus yakin bahwa dua angka itu dapat diandalkan secara layak.

Pengujian Rincian Saldo Pengujian rinci saldo untuk merancang pengujian terinci pada saldo diorientasikan pada

Pengujian Rincian Saldo Pengujian rinci saldo untuk merancang pengujian terinci pada saldo diorientasikan pada tujuan audit. Rancangan pengujian tersebut merupakan bagian paling sulit dalam keseluruhan proses perencanaan. Perencanaan prosedur tersebut bersifat subyektif dan memerlukan pertimbangan professional. Dalam perencanaan tersebut, metodologi piutang usaha yang banyak dilakukan oleh auditor : q Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang berpengaruh terhadap piutang usaha. q Tetapkan materialitas pengendalian dan risiko inheren untuk piutang usaha q Tetapkan risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penerimaan kas. q Merancang pengujian pengendalian serta pengujian substansif atas Transaksi. q Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk saldo piutang q Meancang pengujian rincian saldo piutang usaha untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.

Tingkat Disagregasi Kegiatan Perencanaan. Kegiatan perencanaan diterapkan pada tingkat disagregasi yang berbeda, tergantung sifat

Tingkat Disagregasi Kegiatan Perencanaan. Kegiatan perencanaan diterapkan pada tingkat disagregasi yang berbeda, tergantung sifat aktivitas tersebut. Tingkat disagregasi ini berkisar dari keseluruhan hingga tujuan audit yang berkaitan dengan saldo bagi setiap akun. Sebagai contoh, prosedur penilaian risiko berkaitan dengan memperoleh informasi tentang latar belakang bisnis dan industri klien yang bersangkutan dengan audit secara keseluruhan. • Pertama auditor akan menggunakan informasi itu ketika menilai risiko audit yang dapat diterima bagi penugasan secara keseluruhan. • Kemudian auditor akan menggunakan informasi yang diperoleh melalui prosedur penilaian risiko untuk menilai risiko inheren bagi tujuan audit khusus. • Apabila audit terus berlanjut, auditor mungkin akan menggunakan informasi itu ketika membuat keputusan tentang pengujian rincian saldo.

Program Audit Ilustratif Standar auditing mengharuskan auditor untuk menggunakan program audit tertulis. Perangkat lunak

Program Audit Ilustratif Standar auditing mengharuskan auditor untuk menggunakan program audit tertulis. Perangkat lunak audit akan membantu auditor memilih prosedur audit yang tepat dan mengaturnya ke dalam program audit. Prosedur audit juga dapat ditambahkan atau dihapus apabila auditor merasa perlu. Bagi sebagian besar prosedur audit, ukuran sampel, item yang dipilih, dan penetpan waktu juga dapat diubah. Hubungan tujuan audit terkait transaksi dengan tujuan audit terkait saldo serta tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan. Auditor masih akan mengandalkan pengujian substantif atas saldo untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo berikut: • Nilai yang dapat direalisasi. • Hak dan kewajiban. Tujuan audit berguna bagi auditor dalam melakukan prosedur audit untuk mendapatkan keyakinan mengenai empat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan. Auditor juga melakukan prosedur substantif untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua tujuan audit telah tercapai untuk informasi dan jumlah yang dimasukan dalam pengungkapan

Fase Proses Audit Fase proses audit (phases of the audit process) merupakan cara utama

Fase Proses Audit Fase proses audit (phases of the audit process) merupakan cara utama audit itu diorganisasi. Terdapat empat fase proses audit, yaitu: Ø Fase I : Merencanakan dan merancang pendekatan audit Ø Fase II : Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi Ø Fase III : Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo Ø Fase IV : Menyelesaikan audit dan mengeluarkan laporan audit Fase I : Merencanakan dan merancang pendekatan Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dari: Ø Prosedur penilaian risiko yang berkaitan dengan penerimaan klien dan perencanaan awal. Ø Pemahaman bisnis dan industri klien. Ø Penilaian risiko bisnis klien. Ø Pelaksanaan prosedur analitis pendahuluan. Pada akhir fase I, auditor harus memiliki rencana audit yang disusun dengan baik dan program audit khusus untuk keseluruhan audit. Fase II : Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi Tujuan dari fase II: Ø Memperoleh bukti untuk mendukung pengendalian khusus yang berkontribusi pada penilaian risiko pengendalian oleh auditor (yaitu, bila dikurangi di bawah maksimum) bagi audit laporan keuangan dan audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan perusahaan public. Ø Memperoleh bukti untuk mendukung ketepatan moneter transaksi. Tujuan pertama dipenuhi dengan melakukan pengujian pengendalian, dan tujuan kedua dipenuhi dengan melakukan pengujian substantif atau transaksi.

Fase Proses Audit Fase III : Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo Tujuan

Fase Proses Audit Fase III : Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo Tujuan dari fase III adalah memperoleh bukti tambahan yang mencukupi guna menentukan apakah saldo akhir dan catatan kaki atas laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar. Dua kategori umum dari prosedur fase III adalah: • Prosedur analitis substantif yang menilai kelayakan transaksi dan saldo secara keseluruhan. • Pengujian rincian saldo, yang merupakan prosedur audit untuk menguji salah saji moneter dalam saldo keuangan. Fase IV : Menyelesaikan audit dan mengeluarkan laporan audit Setelah tiga fase pertama diselesaikan, auditor harus mengumpulkan bukti tambahan yang bersangkutan dengan tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan, mengikhtisarkan hasilnya, mengeluarkan laporan audit, dan melaksanakan bentuk komunikasi lainnya. Karena itu, fase ini mempunyai beberapa bagian, yaitu q Melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian dan pengungkapan. q Mengumpulkan bukti akhir. q Mengeluarkan laporan audit. q Berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen.