Om Swastyastu PENGANTAR AGAMA HINDU Oleh Nali Eka

  • Slides: 59
Download presentation
Om Swastyastu. . . PENGANTAR AGAMA HINDU Oleh: Nali Eka, S. Ag. , M.

Om Swastyastu. . . PENGANTAR AGAMA HINDU Oleh: Nali Eka, S. Ag. , M. Si 18/02/2021 Suryanto, M. Pd @ STAHN TP Palangka Raya

FALSAFAH AGAMA HINDU

FALSAFAH AGAMA HINDU

q Hinduisme lahir di India, dan berbeda dengan agama lain yang didirikan oleh seorang

q Hinduisme lahir di India, dan berbeda dengan agama lain yang didirikan oleh seorang tokoh (baca: nabi) tunggal, Hindu tidak mengenal pendiri tunggal. Akibatnya, tidak ada otoritas tunggal dalam agama Hindu q Hingga saat ini, sulit menentukan secara pasti kapan Hinduisme mulai berkembang, para ahli mengemukakan pendapat yang beragam. Tetapi intinya mereka setuju Hindu sebagai agama tertua di dunia, paling tidak sudah eksis dan berkembang sejak 4000 tahun SM. q Ajaran Hindu (Weda) diterima dan disebarluaskan oleh para Maharesi Hindu, yang jumlahnya banyak, tidak hanya satu orang. Maharesi yang terkenal sebagai penerima wahyu ada tujuh, yaitu: (1)Grtsamada, (2) Visvamitra, (3) Atri, (4) Bharadvaja, (5) Vasistha, 18/02/2021 Suryanto, M. Pd @ STAHN TP Palangka Raya

PRINSIP KAIDAH AGAMA HINDU � � Kata agama berasal dari kata A-GAM-A = tidak

PRINSIP KAIDAH AGAMA HINDU � � Kata agama berasal dari kata A-GAM-A = tidak pergi. Agama berarti pedoman hidup yang kekal yang mencakup seluruh jalan kehidupan manusia di dunia dengan tujuan untuk menuntun manusia dalam mencapai kesempurnaan hidup yang berupa kesucian lahir dan bathin. Hindu adalah satu agama di dunia yang mempunyai latar belakang sejarah yang unik. Nama Hindu sebagai agama baru mulai dikenal sejak berkembangnya agama baru di dunia. Pada awalnya agama Hindu diberi (diperoleh) dari para penulis barat. Menurut kitab Veda, baik sruti maupun smrti pada mulanya nama agama itu disebut dengan agama Sanatana Dharma saja.

�Agama Hindu memuja satu Brahman, satu hakekat Kenyataan Tertinggi (yang disebut dengan banyak nama)

�Agama Hindu memuja satu Brahman, satu hakekat Kenyataan Tertinggi (yang disebut dengan banyak nama) dan mengajarkan bahwa semua jiwa pada akhirnya akan mencapai Kebenaran. Dalam agama Hindu tidak dikenal neraka atau surga abadi, tidak ada kutukan. Agama Hindu menerima semua jalan spiritual yang murni, dari monotheisme murni (hanya Tuhan saja yang ada) sampai kepada Theistik dualisme (Kapan saya akan mengetahui karunianya ? ). Setiap jiwa bebas untuk menemukan jalannya sendiri, apakah melalui devolusi (bhakti), hidup bersaja (tapa), meditasi (Yoga) atau pelayanan/pengabdian tanpa pamrih. Tujuan agama Hindu adalah Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma.

�Adapun tujuan hidup dalam agama Hindu adalah pencapaian Catur Purusa Artha yang terdiri dari

�Adapun tujuan hidup dalam agama Hindu adalah pencapaian Catur Purusa Artha yang terdiri dari Dharma, Artha, Kama dan Moksa. Cinta kasih, non kekerasan (Ahimsa) tingkah laku yang baik dan kearah hukum dharma, Karma Phala, Punar Bhawa membentuk keyakinan Hindu. Jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan adalah karma, janan dan bhakti.

�Adapun untuk keyakinan atau kepercayaan asli suku Dayak adalah agama Helu atau agama Kaharingan

�Adapun untuk keyakinan atau kepercayaan asli suku Dayak adalah agama Helu atau agama Kaharingan �Agama Hindu Kaharingan merupakan keyakinan atau kepercayaan asli masyarakat Dayak. Kaharingan berasal dari kata “Haring” yang berarti hidup ditambah dengan awalan Ka dan akhiran An menjadi kehidupan.

�Inti ajaran dalam religi asli masyarakat Dayak/Kaharingan adalah pada pemujaan terhadap Tuhan (Ranying Hatalla

�Inti ajaran dalam religi asli masyarakat Dayak/Kaharingan adalah pada pemujaan terhadap Tuhan (Ranying Hatalla Langit Tuhan Tambing Kabanteran Bulan Raja Tuntung Matan Andau), roh para leluhur (Sahur Parapah), dan roh alam. Selain itu, terdapat juga seperangkat pemahaman mereka tentang dosa dan pantangan (Pali). Pengertian Pali di sini menunjuk pada kebiasaan buruk yang secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak keselerasan hubungan manusia dengan Tuhan, roh para leluhur, roh alam dan sesama manusia

SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA HINDU Nali Eka, S. Ag. , M. Si @ STAHN TP

SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA HINDU Nali Eka, S. Ag. , M. Si @ STAHN TP Palangka Raya

�Perkembangan agama Hindu di India, pada hakekatnya dapat dibagi menjadi 4 fase, yakni Jaman

�Perkembangan agama Hindu di India, pada hakekatnya dapat dibagi menjadi 4 fase, yakni Jaman Weda, Jaman Brahmana, Jaman Upanisad dan Jaman Budha. Dari peninggalan benda-benda purbakala di Mohenjodaro dan Harappa, menunjukkan bahwa orang-orang yang tinggal di India pada jaman dahulu telah mempunyai peradaban yang tinggi. Salah satu peninggalan yang menarik, ialah sebuah patung yang menunjukkan perwujudan Siwa. Peninggalan tersebut erat hubungannya dengan ajaran Veda, karena pada jaman ini telah dikenal adanya penyembahan terhadap Dewa-dewa.

SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA HINDU KAHARINGAN �Sejarah perkembangan agama Hindu Kaharingan, yaitu Agama Hindu Kaharingan

SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA HINDU KAHARINGAN �Sejarah perkembangan agama Hindu Kaharingan, yaitu Agama Hindu Kaharingan tidak dimulai sejak jaman tertentu. Kaharingan telah ada sejak awal penciptaan, sejak awal Ranying Hatalla menciptakan manusia. Sejak adanya kehidupan, Ranying Hatalla telah mengatur segala sesuatunya untuk menuju jalan kehidupan ke arah kesempurnaan yang kekal abadi. Ajaran Agama Hindu Kaharingan sampai saat ini masih bertahan dan menyatu dalam kehidupan masyarakat Dayak khususnya yang beragama Hindu kaharingan

Pembawa Agama Hindu �Hinduisme lahir di India, dan berbeda dengan agama lain yang didirikan

Pembawa Agama Hindu �Hinduisme lahir di India, dan berbeda dengan agama lain yang didirikan oleh seorang tokoh (baca: nabi) tunggal, Hindu tidak mengenal pendiri tunggal. Akibatnya, tidak ada otoritas tunggal dalam agama Hindu. Hingga saat ini, sulit menentukan secara pasti kapan Hinduisme mulai berkembang, para ahli mengemukakan pendapat yang beragam. Tetapi intinya mereka setuju Hindu sebagai agama tertua di dunia, paling tidak sudah eksis dan berkembang sejak 4000 tahun SM. Ajaran Hindu (Weda) diterima dan disebarluaskan oleh para Maharesi Hindu, yang jumlahnya banyak, tidak hanya satu orang. Maharesi yang terkenal sebagai penerima wahyu ada tujuh, yaitu: (1)Grtsamada, (2) Visvamitra, (3) Atri, (4) Bharadvaja, (5) Vasistha, (6)Kanva, dan (7) Vamadewa

�Demikian juga halnya dengan agama Hindu yang dianut oleh Masyarakat Dayak yang dikenal dengan

�Demikian juga halnya dengan agama Hindu yang dianut oleh Masyarakat Dayak yang dikenal dengan agama Hindu Kaharingan juga tidak dimulai sejak jaman tertentu. Kaharingan telah ada sejak awal penciptaan, sejak awal Ranying Hatalla menciptakan manusia. Sejak adanya kehidupan, Ranying Hatalla telah mengatur segala sesuatunya untuk menuju jalan kehidupan ke arah kesempurnaan yang kekal abadi. Ketika nenek moyang manusia (Raja Bunu) diturunkan ke Pantai Danum Kalunen atau Lewu Injam Tingang/alam tempat kehidupan manusia, terlebih dahulu mereka dibekali oleh Ranying Hatalla dengan segala aturan, tata cara, bahkan pengalaman langsung untuk menuju ke kehidupan sempurna yang abadi. Setelah menetap di Pantai Danum kalunen, pengetahuan tersebut diajarkan diwariskan secara turun temurun kepada anak keturunannya dalam bentuk Tetek Tatum. Dengan demikian agama Hindu Kaharingan tidak mempunyai tokoh panutan sebagai pendiri yang merupakan utusan Ranying Hatalla.

PERCAYA DENGAN ADANYA BRAHMAN/TUHAN TATTVA PERCAYA DENGAN ADANYA ATMAN PERCAYA DENGAN ADANYA HUKUM KARMA

PERCAYA DENGAN ADANYA BRAHMAN/TUHAN TATTVA PERCAYA DENGAN ADANYA ATMAN PERCAYA DENGAN ADANYA HUKUM KARMA PHALA PERCAYA DENGAN ADANYA REINKARNASI/PUNARBAWA PANCA SRADH A PERCAYA DENGAN ADANYA MOKSA MANACIKA PARISUDHA HINDU TRI KERANGK A DASAR ETIKA/SUSILA TRI KAYA PARISUDHA WACIKA PARISUDHA KAYIKA PARISUDH A DEWA YADNYA RSI YADNYA PITRA YADNYA DEWA RNA UPACAR A RSI RNA TRI RNA PITRA RNA PANCA YADNYA MANUSIA YADNYA BUHTA YADNYA

Ruang Lingkup ajaran Hindu Agama Hindu memiliki tiga aspek atau kerangka dasar: 1) Aspek

Ruang Lingkup ajaran Hindu Agama Hindu memiliki tiga aspek atau kerangka dasar: 1) Aspek Filosofi (Tattwa) = Pokok-pokok keimanan dan ajaran filsafat yang menyangkut eksistensi Tuhan, hubungan manusia dan makhluk hidup dengan Tuhan, tujuan hidup manusia, dan sebagainya. 2) Aspek Etika & Moralitas (Susila) = Rambu-rambu agar dapat hidup harmonis, selaras dan seimbang denga Tuhan, sesama manusia, dan alam. 3) Aspek Ritual Peribadatan (Upacara) = Cara mendekatkan diri dengan Tuhan, tuntutan ibadah dan persembahyangan Nali Eka, S. Ag. , M. Si @ STAHN TP Palangka Raya

Tattwa: Keyakinan Hindu 1. Percaya Adanya Tuhan Yang Mahaesa 2. Percaya Adanya Roh/Jiwa dalam

Tattwa: Keyakinan Hindu 1. Percaya Adanya Tuhan Yang Mahaesa 2. Percaya Adanya Roh/Jiwa dalam diri setiap makhluk hidup 3. Percaya adanya Hukum Karma 4. Percaya adanya Reinkarnasi (Kelahiran Kembali) 5. Percaya adanya Moksa (Pembebasan Abadi)

PANCA SRADDHA Hindu…. 1 Percaya Adanya Tuhan Yang Maha Es. A

PANCA SRADDHA Hindu…. 1 Percaya Adanya Tuhan Yang Maha Es. A

1. Keyakinan Adanya Tuhan Menurut Hindu…. “Ekam Sad Viprah Bahuda Vadanti…” Artinya: Tuhan Itu

1. Keyakinan Adanya Tuhan Menurut Hindu…. “Ekam Sad Viprah Bahuda Vadanti…” Artinya: Tuhan Itu Satu, Maha. Esa, disebut dengan banyak nama Analogi : Matahari, hanya satu: Mentari, Sun, Srengenge, Bhaskara, Surya.

2. Awatara /Inkarnasi Tuhan ke dunia…. Sri Krishna Bersabda: Kapan pun dan di manapun

2. Awatara /Inkarnasi Tuhan ke dunia…. Sri Krishna Bersabda: Kapan pun dan di manapun pelaksanaan dharma merosot, dan halhal yang bertentangan dengan dharma merajalela pada waktu itulah Aku Sendiri menjelma, wahai Arjuna (Bhagavad-gita 4. 7)

Misi Kemunculan Awatara Tuhan Untuk menyelamatkan orang saleh, membinasakan orang jahat, dan untuk menegakkan

Misi Kemunculan Awatara Tuhan Untuk menyelamatkan orang saleh, membinasakan orang jahat, dan untuk menegakkan kembali prinsip-prinsip dharma, Aku muncul pada setiap jaman

Hindu Mengenal Banyak Dewa…. Para dewa, sesudah dipuaskan dengan korban-korban suci, juga akan memuaskan

Hindu Mengenal Banyak Dewa…. Para dewa, sesudah dipuaskan dengan korban-korban suci, juga akan memuaskan engkau. Dengan demikian, melalui kerja sama antara manusia dengan para dewa, kemakmuran akan berkuasa bagi semua. Para dewa mengurus berbagai kebutuhan hidup. Bila para dewa dipuaskan dengan pelaksanaan yajna (korban suci), mereka akan menyediakan segala kebutuhan untukmu. Tetapi orang yang menikmati berkat-berkat itu tanpa mempersembahkannya kepada para dewa sebagai balasan pasti adalah pencuri. (Bhagavad-gita 3. 11 -12

Tetapi dewa bukanlah Tuhan, dewa hanyalah makhluk ciptaan Tuhan yang dikuasakan untuk membantu Tuhan….

Tetapi dewa bukanlah Tuhan, dewa hanyalah makhluk ciptaan Tuhan yang dikuasakan untuk membantu Tuhan…. -Dewa Brahma ( Pencipta ) Dewa Wishnu (Pemelihara Alam Semesta -Dewa Siwa (Pelebur Alam Semesta) Orang di dunia ini menginginkan sukses dalam kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil; karena itu, mereka menyembah para dewa. Tentu saja, manusia cepat mendapat hasil dari pekerjaan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil di dunia ini….

AJARAN KEIMANAN/KEYAKINAN �Dasar keyakinan umat Hindu kaharingan disebut dengan Lima Sarahan. Dimana Lima Sarahan

AJARAN KEIMANAN/KEYAKINAN �Dasar keyakinan umat Hindu kaharingan disebut dengan Lima Sarahan. Dimana Lima Sarahan sebagai dasar keyakinan umat Hindu Kaharingan selalu menjiwai setiap perilakunya sehari-hari sebagai cerminan manusia beragama. Komponen-komponen Lima sarahan merupakan satu kesatuan yang utuh dimana satu dengan yang lainnya tidak boleh terpisah karena merupakan kepribadian umat Hindu kaharingan. Adapu komponen Lima Sarahan tersebut adalah sebagai berikut : �Ikei mangaku tuntang percaya : Ø 1. Ranying hatalla katamparan Ø 2. Langit Katambuan Ø 3. Petak Tapajakan Ø 4. Nyalung Kapanduyan Ø 5. Kalata kapadadukan

Nali Eka, S. Ag. , M. Si @ STAHN TP Palangka Raya

Nali Eka, S. Ag. , M. Si @ STAHN TP Palangka Raya

Bhagavad-gita 14. 20 Bila makhluk hidup yang berada di dalam badan (sang roh) mampu

Bhagavad-gita 14. 20 Bila makhluk hidup yang berada di dalam badan (sang roh) mampu melampaui ketiga sifat alam (kebaikan, nafsu, kebodohan) yang berhubungan dengan badan jasmaninya, ia dapat dibebaskan dari kelahiran, kematian, usia tua, penyakit, dan dukacitanya, hingga ia dapat menikmati minuman kekekalan (kebahagiaan sejati) bahkan dalam hidup ini sekalipun. 18/02/2021 Nali Eka, S. Ag. , M. Si @ STAHN TP Palangka Raya

 Agama Hindu Kaharingan menganut kepercayaan monotheisme sesuai dengan isi ajaran Panaturan Pasal 1

Agama Hindu Kaharingan menganut kepercayaan monotheisme sesuai dengan isi ajaran Panaturan Pasal 1 yaitu Tamparan taluh handiai (Awal segala kejadian) ayat 3 dan 6 Agama Hindu Kaharingan sesuai dengan ajaran ke. Tuhanan dalam kitab suci Panaturan yang disebut theisme awaita artinya percaya dengan Tuhan yangb tunggal menampakkan diri dalam berbagai perwujudan, sebagaimana yang terdapat dalam kitab Panaturan Pasal 1 ayat 6

Veda : Sumber Ajaran Hindu (1) Nali Eka, S. Ag. , M. Si @

Veda : Sumber Ajaran Hindu (1) Nali Eka, S. Ag. , M. Si @ STAHN TP Palangka Raya

Veda: Sumber Ajaran Hindu (2) �Diyakini diwahyukan bersamaan dengan penciptaan alam semesta, berfungsi sebagai

Veda: Sumber Ajaran Hindu (2) �Diyakini diwahyukan bersamaan dengan penciptaan alam semesta, berfungsi sebagai ‘manual’, ‘handbook’, atau ‘panduan kehidupan manusia’. Sifat ajaran Veda anadi (tidak berawal), dan ananta (tidak berakhir) �Lebih sering disebut ‘pustaka suci Veda’, karena jumlahnya tidak hanya satu. �Pustaka Veda tidak pernah mengalami proses kanonisasi, atau ‘penyeleksian ajaran yang dianggap sesuai’ dengan doktrin tertentu. Nali Eka, S. Ag. , M. Si @ STAHN TP Palangka Raya

Klasifikasi Kitab-kitab Weda (3) Suryanto, M. Pd @ STAHN TP Palangka Raya

Klasifikasi Kitab-kitab Weda (3) Suryanto, M. Pd @ STAHN TP Palangka Raya

Konsekuensi. . . q Hinduisme terdiri dari banyak sekte atau mazab yang sangat beraneka

Konsekuensi. . . q Hinduisme terdiri dari banyak sekte atau mazab yang sangat beraneka ragam dalam jalan dan tata cara pemujaannya, namun memiliki persamaan dasar dalam keyakinan atau keimanan pokoknya. q Dalam Hindu tidak ada otoritas tunggal yang menjadi pemimpin spiritual tertinggi bagi seluruh umat hindu di dunia q Ajaran Hindu berkembang dan disebarluaskan dengan sifatnya seperti bola salju, Hindu menyerap dan diperkaya oleh unsur-unsur ajaran, keyakinan, adat-istiadat dan budaya lokal dimana Hindu berkembang. Nali Eka, S. Ag. , M. Si @ STAHN TP Palangka Raya

CARA BERIBADAH UMAT HINDU KAHARINGAN �Umat Hindu Kaharingan melaksanakan ibadahnya selain dengan melaksanakan upacara

CARA BERIBADAH UMAT HINDU KAHARINGAN �Umat Hindu Kaharingan melaksanakan ibadahnya selain dengan melaksanakan upacara dan berdoa secara pribadi juga malaksanakan persembahyangan bersama yang disebut dengan Basarah dilaksanakan setiap hari Kamis malam atau malam Jum’at. Dimana Basarah secara etimologi berasal dari kata Sarah yang berarti menyerahkan diri secara lahir bathin kepada Ranying Hatalla Langit. Tata cara persembahyangan basarah diatur dalam Talatah Basarah.

PENGERTIAN KATA BASARAH v. B = Basalungkem (bersatu padu) v A = Auh (suara)

PENGERTIAN KATA BASARAH v. B = Basalungkem (bersatu padu) v A = Auh (suara) v S = Saritan (Uraian) v A = Ajar (ajaran) v RA = Ranying (kuasa) v H = Hatalla (Tuhan) Jadi arti kata Basarah secara etimologi adalah bersatu padunya suara yang menguraikan ajaran kuasa Tuhan.

�Pengertian Basarah dari segi makna yang terkandung adalah mengamalkan ajaran tuhan sebagai wujud sradha

�Pengertian Basarah dari segi makna yang terkandung adalah mengamalkan ajaran tuhan sebagai wujud sradha dan bhakti yang tulus iklas kepada Ranying Hatalla (Tuhan yang maha esa) untuk memohon bimbingan, petunjuk, berkat dan anugerahnya dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan rintangan dan hambatan serta sebagai ungkapan sujud syukur kita.

�Basarah mempunyai tujuan sebagai berikut : � 1. Memohon kesucian jiwa (atman/Salumpuk Entang) kepada

�Basarah mempunyai tujuan sebagai berikut : � 1. Memohon kesucian jiwa (atman/Salumpuk Entang) kepada kemuliaan Ranying Hatalla (tuhan yang maha esa) untuk menghilangkan sikap Awidya (kebodohan/kegelapan bathin), Adharma. � 2. Mengagungkan kemahakuasaan Ranying Hatalla Langit, (Tuhan Yang Maha Esa) yang bertujuan menumbuh kembangkan sikap tenang, kreatif, tidak mudah putus asa serta jujur dalam berbuat. � 3. Untuk memohon keselamatan panjang umur yang dapat menumbuh kembangkan sikap rendah hati, hormat menghormati, mengakui kelemahan dan keterbatasan yang ada pada dirinya. � 4. Untuk mewujudkan rasa bhakti kepada Ranying Hatalla (Tuhan Yang Maha Esa) sebagai ungkapan permohonan maaf secara lahir bathin atas segala dosa yang diperbuatnya.

Basarah terdiri dari 3 jenis yaitu : q Basarah Umum di balai Basarah Hindu

Basarah terdiri dari 3 jenis yaitu : q Basarah Umum di balai Basarah Hindu Kaharingan q Basarah Keluarga q Basarah Ampung (Basarah di tempat umat Hindu Kaharingan yang ada mengalami kematian)

SUSUNAN TATA CARA PERSEMBAHNGAN BASARAH ØManggaru Sangku Tambak raja ØDo’a ØKandayu Manyarah Sangku Tambak

SUSUNAN TATA CARA PERSEMBAHNGAN BASARAH ØManggaru Sangku Tambak raja ØDo’a ØKandayu Manyarah Sangku Tambak Raja ØPembacaan Pampeteh Ranying Hatalla/Panaturan ØKandayu Mantang Kayu Erang ØPandehen/Dharmawacana ØKandayu Parawei ØDo’a ØMambuwur Behas Hambaruan, Tampung tawar, Muhus Tanteluh Manuk dan Minyak/Undus diiringi dengan Kandayu Mambuwur Behas hambaruan

� 1. Narinjet Behas, adalah pengucapan mantra suci yang dilaksanakan olah rohaniawan atau orang

� 1. Narinjet Behas, adalah pengucapan mantra suci yang dilaksanakan olah rohaniawan atau orang yang dituakan dalam pelaksanaan Basarah dengan tujuan untuk memberitahukan kepada Ranying Hatalla Langit (Tuhan Yang Maha Esa) beserta para manifestasinya bahwa pelaksanaan upacara Basarah mulai dan memohon perlindungan, bimbingan selama melaksanakan Basarah. � 2. Manggaru Sangku Tambak Raja adalah pengucapan mantra suci kepada Ranying Hatalla Langit (Tuhan Yang Maha Esa) untuk mennnyucikan upacara Basarah. � 3. Do’a Tamparan Basarah adalah mantra suci (do’a) dalam mengawali upacara Basarah (persembahyangan) bagi umat Hindu Kaharingan dalam penyerahan diri kepada tuhan, supaya diberikan umur panjang, murah rejeki dan mendapatkan ketenangan serta memohon ampun atas segala kesalahan dan ungkapan sujud syukur kepada Ranying Hatalla.

� 4. Kandayu Manyarah Sangku Tambak Raja adalah kandayu yang berisikan tentang maksud dan

� 4. Kandayu Manyarah Sangku Tambak Raja adalah kandayu yang berisikan tentang maksud dan tujuan upacara Basarah (Persembahyangan) dengan maksud menyerahkan persembahan suci Sangku Tambak Raja beserta segala isinya kepada Ranying Hatalla Langit (Tuhan Yang Maha Esa) agar dapat memberikan sinar suci-Nya kepada kehidupan umat manusia dalam hal ini umat Hindu Kaharingan dapat membimbing umat dalam berpikir, berkata dan berbuat yang baik. � 5. Pembacaan Kitab Suci Panaturan

� 6. Kandayu Mantang Kayu Erang, adalah sebuah kidung suci yang berisikan tentang perjalanan

� 6. Kandayu Mantang Kayu Erang, adalah sebuah kidung suci yang berisikan tentang perjalanan Banama Tingang Mandulang Bulau Untung Aseng Panjang (memohon rejeki dan umur panjang) yang dilakukan oleh Raja Telu Hakanduang yang telah mendapatkan anugerah dari Ranying Hatalla Langit (Tuhan Yang Maha Esa). Sehingga Raja Telu Hakanduang tersebut memiliki kemampuan untuk dapat memberikan rejeki, umur panjang dan sehat sejahtera kepada semua mahluk. � 7. Pandehen, adaah penjelasan dari isi kitab suci yang telah dibacakan sebagai Galang Basarah (dasar persembahyangan).

� 8. Kandayu Parawei adalah kidung suci yang mengandung ungkapan rasa syukur dan terima

� 8. Kandayu Parawei adalah kidung suci yang mengandung ungkapan rasa syukur dan terima kasih umat Hindu Kaharingan atas penciptaan alam semesta dengan segala isinya. Kandayu ini juga bertujuan untuk mengajak umat Hindu Kaharingan agar selalu dapat memelihara keseimbangan dalam kehidupan dan selalu menjalani ajaran kebenaran serta menjauhi larangan-larangannya. � 9. Doa penutup adalah mantar suci kepada Ranying Hatalla untuk mengakhiri kegiatan persembahayangan.

� 10. Kandayu Mambuwur Behas Hambaruan adalah kidung suci yang dilantunkan untuk mengiringi petugas

� 10. Kandayu Mambuwur Behas Hambaruan adalah kidung suci yang dilantunkan untuk mengiringi petugas Mambuwur Behas Hambaruan, Mamantis Undus, Manyaki Mamalas Dan Tampung Tawar. Pada saat itulah umat Hindu Kaharingan disucikan mendapatkan berkat Ranying Hatalla. (Tuhan Yang Maha Esa).

KANDAYU �Kandayu adalah Kidung Suci yang dinyanyikan oleh umat Hindu Kaharingan pada saat Basarah.

KANDAYU �Kandayu adalah Kidung Suci yang dinyanyikan oleh umat Hindu Kaharingan pada saat Basarah. �Selain mengenal Kandayu, umat Hindu Kaharingan juga mengenal istilah Tandak, yaitu mantra-mantra atau doa-doa suci yang dilantunkan dengan nada sedemikian rupa.

KANDAYU TERDIRI ATAS : v. Kandayu Manyarah Sangku Tambak Raja, Kandayu yang bermaksud menyerahkan

KANDAYU TERDIRI ATAS : v. Kandayu Manyarah Sangku Tambak Raja, Kandayu yang bermaksud menyerahkan persembahan suci Sangku Tambak Raja beserta isinya kepada Ranying Hatalla agar dapat memberikan sinar sucinya kepada kehidupan umat manusia. v. Kandayu Mantang kayu Erang, menceritakan perjalanan Banama bulau mandulang Untung aseng panjang (mohon rejeki dan umur Panjang) v. Kandayu Parawei, mengandung ungkapan syukur dan terima kasih umat Hindu Kaharingan atas penciptaan alam semesta dengan segala isisnya. Kandayu ini juga bertujuan mengajak umat Hindu kaharingan agar selalu dapat memelihara keseimbangan dalam kehidupan dan selalu menjalani ajaran kebenaran serta menjauhi larangan v. Kandayu mambuwur Behas Hambaruan, digunakan

SARANA PERSEMBAHYANGAN BASARAH �Sangku �Behas �Dandang Tingan �Sipa (Giling Pinang) �Ruku (ruku tarahan) �Bulau

SARANA PERSEMBAHYANGAN BASARAH �Sangku �Behas �Dandang Tingan �Sipa (Giling Pinang) �Ruku (ruku tarahan) �Bulau Pungkal Raja (Duit singah sangku) �Behas Hambaruan I kabungkus �Tampung tawar �Parapen �Undus �Benang lapik sangku �Tanteluh manuk manta �Kambang sukup macam

Hubungan Antara Sesama Manusia Dan Lingkungan �Dalam agama Hindu kebahagiaan dan keharmonisan hidup hanya

Hubungan Antara Sesama Manusia Dan Lingkungan �Dalam agama Hindu kebahagiaan dan keharmonisan hidup hanya akan dapat dicapai oleh manusia jika mampu menerapkan keharmonisan hubungan dengan tiga hal penyebab kebahagiaaan yang disebut dengan Tri Hita Karana. Tri Hita karana ini adalah tiga penyebab keharmonisan hidup yaitu bagaimana manusia menciptakan hubungan yang baik dengan Tuhan, dengan sesama mahluk dan dengan alam lingkungan.

�Setiap orang hendaknya selalu berusaha membina diri dan lingkungannya agar sifat ke-Dewa-anlah yang lebih

�Setiap orang hendaknya selalu berusaha membina diri dan lingkungannya agar sifat ke-Dewa-anlah yang lebih dominan dibandingkan sifat ke-raksasa-an, karena perbuatan dharma dan adharma ditentukan oleh kedua hal ini. Disamping itu dalam agama Hindu juga meyakini adanya hukum karma phala, yang mana cepat atau lambat perbuatan baik mapun buruk manusia akan mendapatkan balasannya, bahkan sesudah kematian pun karma itu dapat diterima dalam bentuk reinkarnasi.

Kaidah dan Etika Agama Hindu Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Prinsip etika Hindu dalam bidang

Kaidah dan Etika Agama Hindu Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Prinsip etika Hindu dalam bidang kesehatan mengacu pada filosofi Hindu yang menegaskan: �Kehidupan manusia adalah sesuatu yang sakral, yang tergambar dalam prinsip hidup suci dan berkualitas �Manusia berkewajiban untuk menjaga dan mempertahankan kesehatan individu dan masyarakat. �Manusia berkewajiban menghilangkan ketidakseimbangan dalam proses yang terjadi di alam sekitar, serta kewajiban untuk memperbaiki keadaan yang dapat membahayakan kehidupan dan kesejahteraan baik manusia maupun bentuk kehidupan lainnya. . .

Fungsi Agama Menurut Agama Hindu �Kedudukan agama dalam negara Republik Indonesia menduduki tempat yang

Fungsi Agama Menurut Agama Hindu �Kedudukan agama dalam negara Republik Indonesia menduduki tempat yang amat penting. Penting dalam arti karena dasar negara RI adalah berdasarkan atas Pancasila. Disamping itu kesadaran perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaannya didasarkan atas kesadaran ber Ketuhanan yang mendalam dimana atasa dasar ber Ketuhanan itulah adanya suatu kewajiban untuk mengamalkan ajaran ber Tuhan itu.

�Agama memuat kaidah-kaidah dan harapan sebagai motivasi yang menjadi tujuan hidup yang langsung bersumber

�Agama memuat kaidah-kaidah dan harapan sebagai motivasi yang menjadi tujuan hidup yang langsung bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa, karenan kedudukan agama dalam negara republik Indonesia harus dianggap sebagai suatu bagian yang amat penting dalam mewujudkan tujuan nasional sebagaimana terkandung dalam pembukaan Undangundang Dasar 1945.

Agama juga berfungsi sebagai Motivator dan Dinamisator. �Motivator maksudnya ialah yang merupakan penyebab orang

Agama juga berfungsi sebagai Motivator dan Dinamisator. �Motivator maksudnya ialah yang merupakan penyebab orang berusaha untuk mencapai tujuan. Motif artinya tujuan atau sesuatu yang mendorong orang berbuat untuk dapat mencapainya sebagai harapan yang diinginkan. Agama banyak berisi harapan-harapan yang dihadapkan menjadi cita-cita manusia. Misalnya karena pengalaman sejarah dan agama mengajarkan bahwa manusia menurut kodratnya adalah mahluk Tuhan yang bebasa merdeka. Kesejahteraan dan keamanan diperoleh karena manusia berusaha dan bekerja untuk mewujudkannya. Motivasi agama terletak pada doktrinnya.

Dinamisator berarti memberi semangat yang dapat menggerakkan secara mandiri. �Agama berfungsi sebagai sarana yang

Dinamisator berarti memberi semangat yang dapat menggerakkan secara mandiri. �Agama berfungsi sebagai sarana yang bertujuan untuk mensucikan manusia. Selain itu agama juga berfungsi untuk mengatur tata kehidupan manusia dalam hubungnnya dengan sesama, Tuhan dan alam sekitarnya

Motivasi dan Tujuan Beragama �Pada umumnya manusia hidup di dunia ini mempunya tujuan, demikan

Motivasi dan Tujuan Beragama �Pada umumnya manusia hidup di dunia ini mempunya tujuan, demikan juga halnya dengan beragama tentu memiliki tujuan. Agama bertujuan untuk mengantar manusia untuk mencapai kesempurnaan rohani dan mencapai kebahagiaan akhirat (moksa), selain itu juga bertujuan untuk membangun dunia yang baik sehingga tercapai kesejahteraan, kebahagiaan dan keamanan. �Karena adanya ajaran agamalah yang mendorong orang memiliki tujuan dan berbuat untuk dapat mencapainya sebagai harapan yang diinginkan agar tercapai kehidupan dunia dan akhirat yang baik.

Sikap Hidup Baragama �“Setiap roh pada dasarnya adalah suci, munculkanlah kesucian ini didalam dirimu

Sikap Hidup Baragama �“Setiap roh pada dasarnya adalah suci, munculkanlah kesucian ini didalam dirimu dengan mengendalikan alam bathin maupun lahir. Lakukan pensucian ini dengan karma, mengabdi tanpa pamrih, dengan bhakti kepada Tuhan, dengan latihan kejiwaan Yoga dan kebijaksanaan rohani, Jnana dengan melakukan salah satu daripadanya atau lebih atau seluruh dari jalan (untuk pensucian diri) ini dan carilah kebebasan inilah keseluruhan dari agama” �(Swami Vivekananda, dalam Oka Puniatmaja M. P, Panca Wali Krama 1910 Saka)

�Musuh dalam diri lebih berbahaya jika dibandingkan dengan musuh yang berasal dari luar diri.

�Musuh dalam diri lebih berbahaya jika dibandingkan dengan musuh yang berasal dari luar diri. Ada enam musuh dalam diri manusia yang mesti dikalahkan, yang lebih dikenal dengan Sad Ripu, yakni terdiri dari : Kama (hawa nafsu), Lobha (ketamakan), Krodha (kemarahan), Moha (kebingungan), Mada (kemabukan) dan Matsarya (iri hati). Apabila keenam musuh dalam diri ini dapat kita kalahkan, niscaya kita akan mampu menghadapi berbagai tantangan dalam hidup terutama dimasa sekarang ini yang semakin sulit dengan sikap yang arif dan bijaksana.

�). Setiap orang hendaknya selalu berusaha membina diri dan lingkungannya agar sifat ke. Dewa-anlah

�). Setiap orang hendaknya selalu berusaha membina diri dan lingkungannya agar sifat ke. Dewa-anlah yang lebih dominan dibandingkan sifat ke-raksasa-an, karena perbuatan dharma dan adharma ditentukan oleh kedua hal ini. Disamping itu dalam agama Hindu juga meyakini adanya hukum karma phala, yang mana cepat atau lambat perbuatan baik mapun buruk manusia akan mendapatkan balasannya, bahkan sesudah kematian pun karma itu dapat diterima dalam bentuk reinkarnasi.

Unsur-unsur yang menetukan upaya manusia mencapai Moksartham Jagathita Ya Ca Iti Dharma � 1.

Unsur-unsur yang menetukan upaya manusia mencapai Moksartham Jagathita Ya Ca Iti Dharma � 1. Satyam : Taat beragama � 2. Siwam : Kasih Sayang � 3. Sundaram : sejahtera materil maupun imateril

Toleransi Beragama �Agama Hindu mengajarkan tentang toleransi yang mana di dalam kitab Veda dalam

Toleransi Beragama �Agama Hindu mengajarkan tentang toleransi yang mana di dalam kitab Veda dalam salah satu baitnya memuat kalimat berikut: �Sanskerta: ������ : ������ �Alihaksara: Ekam Sat Vipraaha Bahudhaa Vadanti �Cara baca dalam bahasa Indonesia: Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadanti �Bahasa Indonesia: "Hanya ada satu kebenaran tetapi para orang pandai � menyebut-Nya dengan banyak nama. " �— Rg Weda (Buku I, Gita CLXIV, Bait 46)

� Dalam berbagai pustaka suci Hindu, banyak terdapat sloka-sloka yang mencerminkan toleransi dan sikap

� Dalam berbagai pustaka suci Hindu, banyak terdapat sloka-sloka yang mencerminkan toleransi dan sikap yang adil oleh Tuhan. Umat Hindu menghormati kebenaran dari mana pun datangnya dan menganggap bahwa semua agama bertujuan sama, yaitu menuju Tuhan, namun dengan berbagai sudut pandang dan cara pelaksanaan yang berbeda. Hal itu diuraikan dalam kitab suci Veda sebagai berikut: � samo ‘haṁ sarva-bhūteṣu na me dveṣyo ‘sti na priyah � ye bhajanti tu māṁ bhaktyā mayi te teṣu cāpy aham � (Bhagawadgita, IX: 29) � Arti: � Aku tidak pernah iri dan selalu bersikap adil terhadap semua makhluk. � Bagi-Ku tidak ada yang paling Ku-benci dan tidak ada yang paling Aku kasihi. � Tetapi yang berbakti kepada-Ku, dia berada pada-Ku dan Aku bersamanya pula