Om Swastiastu Fenomena Aborsi dan berbagai macam hal
Om Swastiastu
Fenomena Aborsi dan berbagai macam hal yang berkaitan dengan itu
Apa yang akan kita bahas ? Kesehatan Reproduksi untuk mengadakan kegiatan Preventive terhadap berbagai macam fenomena – fenomena yang berkembang di masyarakat, terutama Aborsi
Agar kita mengetahui segala sesuatu hal yang berkaitan dengan aborsi Dengan mengetahui berbagai informasi mengenai aborsi, kita bisa melindungi diri khususnya, dan orang lain disekitar umumnya dengan informasi yang tepat mengenai aborsi yang kita miliki
Berakhirnya kehamilan melalui cara apapun, spontan maupun buatan, sebelum janin mampu bertahan hidup. Batasan ini berdasar umur kehamilan dan berat badan
*Aborsi Spontan / Alamiah *Aborsi Buatan / Sengaja *Aborsi Terapeutik / Medis
* Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma. * Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak). * Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.
rnal e t a m r o t k 1) Fa ibu a i l a t e n e g a) Kelainan ibu t i k a y n e p t b) Penyaki esus h r s i n o g a t c ) An yang u b i a d a p n nga ksi a r t n o d) Perangsa k r e b terus u n a k b a b e meny nta e s a l p i s a l u n sirk e) Ganggua f) Usia ibu nin 2) Faktor ja ternal a p r o t k a F 3)
Kejadian di Dunia Kejadian di Indonesia Kejadian Aborsi di Bali
1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu. 2. Pada pemeriksaan fisik : Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
3. Perdarahan pervagina, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi 4. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus
5. Pemeriksaan ginekologi : a. Inspeksi vulva : perdarahan pervagina ada / tidak jaringan hasil konsepsi, tercium / tidak bau busuk dari vulva b. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada / tidak jaringan keluar dari ostium, ada / tidak cairan atau jaringan berbau busuk dario ostium. c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum Douglasi, tidak menonjol dan tidak nyeri.
1. Perdarahan : Kerokan pada kehamilan agak tua atau pada mola hidatidosa ada bahaya perdarahan. 2. Infeksi : Jika aborsi yang dilakukan tidak mengindahkan standar kesehatan yang di tentukan. 3. Resiko Kesehatan Mental : sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS 1. Kehilangan harga diri (82%) 2. Berteriak-teriak histeris (51%) 3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%) 4. Ingin melakukan bunuh diri (28%) 5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%) 6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
Aborsi tidak selalu berakhir tragis bila sudah mendapat perlakuan dan tindakan yang tepat. Bagaimana cara menyikapi baik dari segi fisik maupun mental juga turut mempengaruhi keberhasilan seorang pelaku aborsi keluar dari rasa bersalah dan menyesal yang begitu besar dan dalam. Dalam kondisi inilah, perawat sangat dibutuhkan untuk memperkuat kondisi fisik dan mental pasien pelaku aborsi
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
- Slides: 15