OLEH MITRIA LIPTARI KONSEP DASAR KEPERAWATAN SEJARAH KEPERAWATAN

  • Slides: 67
Download presentation
OLEH MITRIA LIPTARI KONSEP DASAR KEPERAWATAN

OLEH MITRIA LIPTARI KONSEP DASAR KEPERAWATAN

SEJARAH KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI Pada masa primitif, perawat (nurse) berasal dari Masa peradaban kuno,

SEJARAH KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI Pada masa primitif, perawat (nurse) berasal dari Masa peradaban kuno, keyakinan penyebab perawatan yg diberikan ibu pada bayinya yg tak berdaya. penyakit didasarkan pada takhayul dan magis dan perawatan orang sakit dikaitkan dg pemeliharaan kenyamanan fisik Keperawatan modern, berangkat dari zamannya Florance Nightingale yang mampu mengubah status keperawatan menjadi pekerjaan yang terhormat bagi wanita

SEJARAH ORGANISAI PROFESI PERAWAT DI INDONESIA Perkoempoelan Kaoem Vervelger Boemi Bahtera (PKVB), 1928. Perkoempoelan

SEJARAH ORGANISAI PROFESI PERAWAT DI INDONESIA Perkoempoelan Kaoem Vervelger Boemi Bahtera (PKVB), 1928. Perkoempoelan Kaoem Vervelger. Indonesia (PKVI) awal kemerdekaan perkumpulan berpecah belah akibat dari kejejaman Jepang pada saat itu, (PDKI, SBK, Perdjurais, PPDKI, D. l. l. ) PPNI pada, 7 Maret 1974,

PERKEMBANGAN ORGANISASI KEPERAWATAN PROFESIONAL ANA (American Nursis Associaton) organisasi profesional yang mewakili semua perawat

PERKEMBANGAN ORGANISASI KEPERAWATAN PROFESIONAL ANA (American Nursis Associaton) organisasi profesional yang mewakili semua perawat terdaftar di AS NSNA (National Student Nurses Association) mewakili mahasiswa keperawatan mulai dari tingkat associate sampai doktoral untuk maendapatkan lisensi. NLN (National League for Nursing) organisasi yang memiliki misi meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan. ICN (International Council of Nurses) organisasi internasional yang pertama dan terbesar untuk profesi Kesehatan

SEJARAH KEPERAWATAN Perawat sebagai Velpleger dibantu oleh Zieken Oppaser sebagai penjaga orang sakit (1799)

SEJARAH KEPERAWATAN Perawat sebagai Velpleger dibantu oleh Zieken Oppaser sebagai penjaga orang sakit (1799) untuk merawat tentara Belanda, sehingga perawat tidak berkembang Ketika VOC berkuasa (Rafles 1812 – 1816) dengan semboyannya “kesehatan adalah milik manusia” maka derajat kesehatan rakyat juga semakin meninggkat

SEJARAH. . Setelah pemerintah kembali pada kekuasaan belanda lagi 1819, belanda mendirikan rumah sakit

SEJARAH. . Setelah pemerintah kembali pada kekuasaan belanda lagi 1819, belanda mendirikan rumah sakit di Glodog Jakarta dan kota-kota yg lain, 1906 berdirilah pendidikan perawat di RS Cikini, 1912 di RSCM Kekalahan Belanda dengan jepang (19421945) menyebabkan perkembangan keperawatan mengalami kemunduran.

SEJARAH. . Perawatan orang sakit dilakukan oleh orang yang tidak memiliki pendidikan keperawatan Persediaan

SEJARAH. . Perawatan orang sakit dilakukan oleh orang yang tidak memiliki pendidikan keperawatan Persediaan obat dan alat kesehatan dibatasi munculnya wabah penyakit dibiarkan saja Pimpinan RS diambil alih oleh tentara jepang, orang yang sakit jika tidak bertahan hidup mati

SEJARAH. . Pada masa kemerdekaan 1949 pemerintah mulai membangun rumah sakit dan balai pengobatan

SEJARAH. . Pada masa kemerdekaan 1949 pemerintah mulai membangun rumah sakit dan balai pengobatan Sekolah guru perawat mulai didirikan, dan sekolah perawat yang sederajat dengan SMP, kemudian sederajat dengan SMU

SEJARAH. . Sekolah profesional keperawatan mulai didirikan 1962 oleh departemen kesehatan yaitu pendidikan Akper

SEJARAH. . Sekolah profesional keperawatan mulai didirikan 1962 oleh departemen kesehatan yaitu pendidikan Akper Program Studi Ilmu Keperawatan baru berdidi 1985 di FKUI sebagai kebangkitan profesi keperawatan di Indonesia

SEJARAH. . Saat ini di beberapa kota besar di indonesia Fakultas Ilmu Keperawatan sudah

SEJARAH. . Saat ini di beberapa kota besar di indonesia Fakultas Ilmu Keperawatan sudah berdiri sendiri, tidak menjadi bagian FK seperti di UI, Unpad, dan sekarang di Unair Program pendidikan Pasca Sarjana dan spsialisasi keperawatan juga sudah diselenggarakan di UI Beberapa program spesialisasi seperti, kepemimpinan dan manajemen keperawatan, keperawatan maternitas, keperawatan komunitas, keperawatan

SAAT INI DAN AKAN DATANG Tanggung jawab dan tantangan keperawatan di masa depan Keperawatan

SAAT INI DAN AKAN DATANG Tanggung jawab dan tantangan keperawatan di masa depan Keperawatan dihadapkan oleh berbagai masalah keperawatan Tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan dibidang kesehatan

FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN

FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN

PENDAHULUAN Perawat sebagai suatu profesi merupakan bagian dari tim kesehatan, harus ikut bertanggung jawab

PENDAHULUAN Perawat sebagai suatu profesi merupakan bagian dari tim kesehatan, harus ikut bertanggung jawab dalam membantu klien sebagai individu, keluarga, maupun sebagai masyarakat, baik dalam kondisi sehat atau sakit, yang bertujuan untuk tercapainya pemenuhan kebutuhan dasar klien, dalam mempertahankan kondisi kesehatan yang optimal, dengan metode pendekatan ilmiah yang sistematis, guna tercapainya pemecahan masalah keperawatan klien.

MASALAH KLIEN Tidak mampu untuk meningkatkan atau memulihkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan fisologisnya Tidak

MASALAH KLIEN Tidak mampu untuk meningkatkan atau memulihkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan fisologisnya Tidak mau untuk meningkatkan motivasi dan membangkitkan semangat sebagai terapi psikologis. Tidak tahu berupa pemberian pendidikan (healt education) tentang kesehatan / keperawatan.

FALSAFAH Keyakinan terhadap nilai-nilai yg menjadi pedoman utk mencapai tujuan & sebagai pandangan hidup.

FALSAFAH Keyakinan terhadap nilai-nilai yg menjadi pedoman utk mencapai tujuan & sebagai pandangan hidup. Menjadi ciri utama, suatu komunitas, berskala besar atau kecil.

FALSAFAH KEPERAWATAN Keyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan,

FALSAFAH KEPERAWATAN Keyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, baik kepada individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat

FALSAFAH KEPERAWATAN PEGANGAN PERAWAT q Tertanam dalam setiap diri perawat q Menjadi pedoman perilaku,

FALSAFAH KEPERAWATAN PEGANGAN PERAWAT q Tertanam dalam setiap diri perawat q Menjadi pedoman perilaku, ditempat kerja maupun dalam pergaulan sosial. q Menjadi Baju, dan melekat pada diri perawat q Sebagai Roh yang mendiami setiap pribadi perawat

FALSAFAH KEPERAWATAN SEBAGAI LANDASAN PERAWAT DALAM MENJALANKAN PROFESINYA Meyakini manusia sebagai individu yang memiliki

FALSAFAH KEPERAWATAN SEBAGAI LANDASAN PERAWAT DALAM MENJALANKAN PROFESINYA Meyakini manusia sebagai individu yang memiliki kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual yang unik Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan yang optimal Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua anggota tim kesehatan dan pasien / keluarga

LANJUTAN…………… Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat menggunakan proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan klien

LANJUTAN…………… Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat menggunakan proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan klien Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang dalam melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan keperawatan

LANJUTAN ………………. Pendidikan keperawatan harus dilaksanakan terus menerus untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan staf

LANJUTAN ………………. Pendidikan keperawatan harus dilaksanakan terus menerus untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan staf dalam pelayanan kesehatan

PARADIGMA KEPERAWATAN Paradigma Cara pandang yang mendasar bagaimana kita melihat, memikirkan, memaknai, menyikapi, serta

PARADIGMA KEPERAWATAN Paradigma Cara pandang yang mendasar bagaimana kita melihat, memikirkan, memaknai, menyikapi, serta memilih tindakan atas fenomena yang ada.

PARADIGMA KEPERAWATAN Pandangan global yang dianut oleh kelompok ilmiah (keperawatan) atau hubungan berbagai teori

PARADIGMA KEPERAWATAN Pandangan global yang dianut oleh kelompok ilmiah (keperawatan) atau hubungan berbagai teori yang membentuk suatu susunan dan mengatur hubungan antara teori tersebut guna mengembangkan model konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan.

KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI Siapa perawat itu Berdasarkan Kepmenkes. R. I. no. 647/Menkes/SK/IV/2000, Diperbarui Kepmenkes.

KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI Siapa perawat itu Berdasarkan Kepmenkes. R. I. no. 647/Menkes/SK/IV/2000, Diperbarui Kepmenkes. R. I. no. 1239/Menkes/SK/XI/2001

Perawat adalah: orang yang telah lulus dari pendidikan perawat, baik di dalam maupun diluar

Perawat adalah: orang yang telah lulus dari pendidikan perawat, baik di dalam maupun diluar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (sesuai jenjang profesionalisme keperawatan) Mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang dperoleh melalui pendidikan keperawatan (undang – undang kesehatan no. 23, 1992)

KONSEP PARADIGMA KEPERAWATAN Unsur konsep paradigma keperawatan Klien / Manusia keperawatan Sehat-Sakit Lingkungan

KONSEP PARADIGMA KEPERAWATAN Unsur konsep paradigma keperawatan Klien / Manusia keperawatan Sehat-Sakit Lingkungan

KEPERAWATAN Merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan

KEPERAWATAN Merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok, masyarakat, baik sehat maupun sakit mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

HAKIKAT KEPERAWATAN 1. 2. 3. 4. Tidak dapat dipisahkan dari profesi kesehatan Mempunyai beberapa

HAKIKAT KEPERAWATAN 1. 2. 3. 4. Tidak dapat dipisahkan dari profesi kesehatan Mempunyai beberapa tujuan yang jelas Fungsi utamanya membantu klien baik sehat maupun sakit guna mencapai derajat kesehatan yang optimal Intervensi keperawatan dilkukan melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, sesuai wewenang, tanggung jawab, etika profesi.

TUJUAN KEPERWATAN 1. 2. 3. 4. 5. Memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada

TUJUAN KEPERWATAN 1. 2. 3. 4. 5. Memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada klien Memenuhi kebutuhan dasar manusia (KDM) klien Mengembangkan diri menuju kemampuan profesionalisme Mengembangkan standar keperawatan yang ada Memelihara hubungan yang efektif dengan semua tim kesehatan

MANUSIA Banyak yang mendifinisikan tentang manusia, yang jelas pemasalan tentang manusia memang multikomplek, dan

MANUSIA Banyak yang mendifinisikan tentang manusia, yang jelas pemasalan tentang manusia memang multikomplek, dan umumnya manusia sendiri tidak mampu mengetahui hakikat manusia secara utuh

MANUSIA DARI SUDUT PANDANG KEPERAWATAN Sebagai makhluk unik , mempunyai respon yang berbeda pada

MANUSIA DARI SUDUT PANDANG KEPERAWATAN Sebagai makhluk unik , mempunyai respon yang berbeda pada setiap individu dengan stimuli yang sama Sebagai sistem adaptif, dinamis, berbagai sub sistem maupun supra sistem, mempertahankan keseimbangan Sebagai makhluk holistik, Meliputi, bio-psiko-sosio-spiritual-kultural

MANUSIA SEBAGAI KLIEN DALAM LAYANAN KEPERAWATAN Individu Sebagai kesatuan yang utuh dari aspek bio-psiko-sosio-kulturalspritual

MANUSIA SEBAGAI KLIEN DALAM LAYANAN KEPERAWATAN Individu Sebagai kesatuan yang utuh dari aspek bio-psiko-sosio-kulturalspritual kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauanmenujunkemandirian. Keluarga Unit utama, suatu kelompok, saling berkaitan, sebagai pengambil keputusan, perantara yang efektif. Masyarakat Interaksi antara manusia dan lingkungan yang terdiri atas individu, keluarga, kelompok, dan komunitas yang mempunyai tujuan dan norma sebagai sistem nilai.

MANUSIA DENGAN KEBUTUHAN DASARNYA 1. 2. 3. 4. 5. Kebutuhan dasar yang sama sesuai

MANUSIA DENGAN KEBUTUHAN DASARNYA 1. 2. 3. 4. 5. Kebutuhan dasar yang sama sesuai dengan prioritas masing-masing Kebutuhan dasar sebagian dapat ditunda Kegagalan dalam pemenuhan dapat menimbulkan sakit Pemenuhannya dipengaruhi oleh stimulus internal maupun eksternal Selalu berusaha memenuhi kebutuhan dengan segera

ABRAHAM MASLOW 5 4 3 2 1 1. Kebutuhan fisologis 2. Kebutuhan keselamatan dan

ABRAHAM MASLOW 5 4 3 2 1 1. Kebutuhan fisologis 2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan 3. Kebutuhan cinta dan dicintai 4. Kebutuhan harga diri 5. Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan fisiologis Kebutuhan primer yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup manusia dalam memelihara homeostasis

Kebutuhan fisiologis Kebutuhan primer yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup manusia dalam memelihara homeostasis • Kebutuhan keselamatan dan keamanan Kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik (mekanis, kimiawi, termal, dan bacteriologis) •

Kebutuhan cinta dan memiliki Kebutuhan dasar yang menggambarkan emosi seseorang sebagai keadaan saling mengerti

Kebutuhan cinta dan memiliki Kebutuhan dasar yang menggambarkan emosi seseorang sebagai keadaan saling mengerti yang mendalam dan penerimaan sepenuh hati • Kebutuhan harga diri Sering merujuk pada penghormatan diri dan pengakuan diri dan tergantung pada kebutuhan dasar lain yang harus dipenuhi •

Kebutuhan aktualisasi diri merupakan hasil dari kematangan diri, seseorang mampu untuk mengatur diri dan

Kebutuhan aktualisasi diri merupakan hasil dari kematangan diri, seseorang mampu untuk mengatur diri dan otonominya sendiri serta bebas dari tekanan luar

KARAKTERISTIK SESEORANG MENCAPAI AKTUALISASI DIRI 1. 2. 3. Mampu melihat realitas secara lebih ifisien

KARAKTERISTIK SESEORANG MENCAPAI AKTUALISASI DIRI 1. 2. 3. Mampu melihat realitas secara lebih ifisien mengenali kebohongan orang lain Menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya Spontanitas, sederhana dan wajar tidak dibuat-buat

4. 5. 6. Terpusat pada persoalan tertuju pada kebaikan Memisahkan diri kebutuhan akan kesendirian

4. 5. 6. Terpusat pada persoalan tertuju pada kebaikan Memisahkan diri kebutuhan akan kesendirian Otonomi kemandirian terhadap budaya dan lingkungan

7. 8. 9. 10. Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan syukur terhadap potensi yang dimiliki

7. 8. 9. 10. Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan syukur terhadap potensi yang dimiliki Kesadaran sosial simpati, iba, kasih sayang, ingin membantu orang lain Hubungan interpersonal . Hubungan baik dengan orang lain Kreativitas inovasi spontan, tak terbatas

11. 12. 13. 14. Demokratis tidak membedakan orang lain berdasarkan ras atau golongan Humoris

11. 12. 13. 14. Demokratis tidak membedakan orang lain berdasarkan ras atau golongan Humoris yang bermakna dan etis humor yang tidak sinis Mandiri pengambilan keputusan Pengalaman puncak perasaan menyatu dengan alam tanpa batas (peak experience)

SEHAT DAN SAKIT Sehat sebagai kondisi yang normal dan alami, sehingga segala yang tidak

SEHAT DAN SAKIT Sehat sebagai kondisi yang normal dan alami, sehingga segala yang tidak normal dan bertentangan dengan alam dianggap sebagai kondisi yang tidak sehat dan harus dicegah

SEHAT Menurut U. U. Kes. R I No. 23 /1992 Keadaan sejahter tubuh, jiwa,

SEHAT Menurut U. U. Kes. R I No. 23 /1992 Keadaan sejahter tubuh, jiwa, sosial, yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis

Menurut WHO Keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, tidak hanya bebas

Menurut WHO Keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan Menurut Parson Kemampuan optimal indvidu untuk menjalankan peran dan tugasnya secara efektif

SAKIT (Asmadi, 2008) Keadaan tidak normal atau tidak sehat, atau disebut penyakit, atau keadaan

SAKIT (Asmadi, 2008) Keadaan tidak normal atau tidak sehat, atau disebut penyakit, atau keadaan diluar batas normal Menurut Parson Ketidak seimbangan fungsi normal tubuh manusia Menurut batasan medis Adanya dua bukti sakit yaitu tanda dan gejala

Menurut Bauman Adanya gejala, persepsi tentang keadaan sakit yang dirasakan, penurunan kemampuan aktivitas sehari-hari

Menurut Bauman Adanya gejala, persepsi tentang keadaan sakit yang dirasakan, penurunan kemampuan aktivitas sehari-hari Menurut Perkins Keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan pada aktivitas sehari-hari

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KESEHATAN LINGKUNGAN KETURUNAN STATUS KESEHAN PERILAKU LAYANAN KES.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KESEHATAN LINGKUNGAN KETURUNAN STATUS KESEHAN PERILAKU LAYANAN KES.

LINGKUNGAN Lingkungan fisik, Lingkungan alam yang terdapat disekitar manusia ( cuaca, musim, geografis )

LINGKUNGAN Lingkungan fisik, Lingkungan alam yang terdapat disekitar manusia ( cuaca, musim, geografis ) Lingkungan non-fisik, Lingkunga yang muncul akibat adanya interaksi antar manusia (sosial-buadaya, norma, nilai, adat istiadat )

HUBUNGAN LINGKUNGAN DENGAN KESEHATAN Sakit karena daya tahan hospes menurun Sakit karena kemampuan penyakit

HUBUNGAN LINGKUNGAN DENGAN KESEHATAN Sakit karena daya tahan hospes menurun Sakit karena kemampuan penyakit meninggkat Sakit karena lingkungan mendukung agen Sehat karena adanya keseimbangan antara ketiganya

 dan Terima Kasih kasih Assalamu ‘alaikum

dan Terima Kasih kasih Assalamu ‘alaikum

By S a r i m u n PROSES KEPERAWATAN

By S a r i m u n PROSES KEPERAWATAN

PERAWAT PROFESIONAL Jika memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan keperawatan profesional serta memiliki sikap profesional sesuai

PERAWAT PROFESIONAL Jika memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan keperawatan profesional serta memiliki sikap profesional sesuai kode etik profesi, Ketrampilan profesional keperawatan, mencakup ketrampilan interpersonal, intelktual dan teknikal.

PERAN PERAWAT DALAM KONTEKS SEHAT/SAKIT Meningkatan status kesehatan promosi pendidikan konseling kesehatan

PERAN PERAWAT DALAM KONTEKS SEHAT/SAKIT Meningkatan status kesehatan promosi pendidikan konseling kesehatan

 Pencegahan penyakit a) Pencegahan primer (healt promtion, specifik protection) Pencegahan skunder (diagnosis dini,

Pencegahan penyakit a) Pencegahan primer (healt promtion, specifik protection) Pencegahan skunder (diagnosis dini, penemuan kasus, survei, pemeriksaan selektif) Pencegahan tersier (disability limitation, rehabilitasi) b) c)

PROSES KEPERAWATAN A. Difinisi langkah-langkah sistematis (pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) untuk menentukan

PROSES KEPERAWATAN A. Difinisi langkah-langkah sistematis (pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) untuk menentukan dan menyelesaikan masalah keperawatan klien, untuk kemudian mengimplementasikan serta melakukan evaluasi, terhadap rencana yang telah dibuat, apakah cukup efektif dalam penyelesaian masalah yang terjadi. Walsh, 1978.

 Suatu proses penilaian masalah yang dinamis dalam usaha memperbaikiatau memelihara klien sampai ke

Suatu proses penilaian masalah yang dinamis dalam usaha memperbaikiatau memelihara klien sampai ke taraf optimal melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal dan membantu pemenuhan kebutuhan khusus klien. Depkes RI, 1982.

 bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang berlandaskan

bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang berlandaskan ilmu dankiat keperawatan berbentuk layanan bio, psiko, social dan spiritual yang koprehensif yang ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat ataupun sakit, serta mencakup seluruh proses kehidupan. Asmadi, 2008.

 a systematic method by which nurses plan and provide care for clients. This

a systematic method by which nurses plan and provide care for clients. This involves a problem solving approach that enables the nurse to identify client problems and needs and to plan, deliver, and evaluate nursing care in an orderly, scientific manner.

TUJUAN PROSES KEPERAWATAN BAGI KLIEN Mempertahankan kesehatan Mencegah komplikasi Pemulihan Mengembalikan fungsi Bagi profesi

TUJUAN PROSES KEPERAWATAN BAGI KLIEN Mempertahankan kesehatan Mencegah komplikasi Pemulihan Mengembalikan fungsi Bagi profesi Mempraktikkan metode pemecahan masalah Penerapan standar praktek Memperoleh metode yang baku, rasional dan sistematis Memperoleh hasil asuhan keperawatan dengan efektifitas yang tinggi

FUNGSI PROSES KEPERAWATAN Penerapan metode keperawatan olehperawat Pijakan kerangka berfikir ilmiah Penerapan tanggung jawab

FUNGSI PROSES KEPERAWATAN Penerapan metode keperawatan olehperawat Pijakan kerangka berfikir ilmiah Penerapan tanggung jawab keperawatan secara mandiri Mengenali masalah klien Merencanakan asuhan keperawatan secara sistematis Sebagai jaminan pelaksanaan praktik keperawatan yang sistematis dan ilmiah

PENGKAJIAN KEPERAWATAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pengkajian suatu proses sistematis berupa, Pengumpulan

PENGKAJIAN KEPERAWATAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pengkajian suatu proses sistematis berupa, Pengumpulan data Verifikasi data Komunikasi data Tujuan Pengkajian , untuk mengetahui, Status kesehatan Ketidak mampuan fungsional Ketakutan Keterbatasan Ketidak mampuan koping terhadap streess harapan

TAHAPAN PENGKAJIAN Pengumpulan Analisis Data Pengelompokan Data Dokumentasi Data

TAHAPAN PENGKAJIAN Pengumpulan Analisis Data Pengelompokan Data Dokumentasi Data

PENGUMPULAN DATA Type Data Subyektif Data Obyektif Cara Pengumpulan Data a) Pengkajian Dasar (screening)

PENGUMPULAN DATA Type Data Subyektif Data Obyektif Cara Pengumpulan Data a) Pengkajian Dasar (screening) dilakukan ketika klien pertama masuk mengevaluasi status kesehatan, identifikasi fungsi, pola kesehatan b) Pengkajian Terfokus hal-hal yang berkaitan dengan keluhan dan masalah utama yang dialami klien mengambil langkah cepat melakuakan perubahan kondisi klien

METODE PENGUMPULAN DATA Wawancara / anamnese B. Observasi sistemik C. Pengkajian Fisik D. Data

METODE PENGUMPULAN DATA Wawancara / anamnese B. Observasi sistemik C. Pengkajian Fisik D. Data Diagnostik dan Laboratorium (penunjang) Menggunakan pendekatan 5 W 1 H A.

SUMBER DATA 1. 2. Primer klien Skunder keluarga , tenaga kesehatan, catatan medis, catatan

SUMBER DATA 1. 2. Primer klien Skunder keluarga , tenaga kesehatan, catatan medis, catatan lain, tinjauan literatur, pengalaman perawat

MASALAH-MASALAH DALAM PENGUMPULAN DATA Ketidak mampuan mengelompokkan data sesuai dengan masalah Kehilangan data karena

MASALAH-MASALAH DALAM PENGUMPULAN DATA Ketidak mampuan mengelompokkan data sesuai dengan masalah Kehilangan data karena lupa mendokumentasikan Data tidak relevan Duplikasi data Mispersepsi data Data tidak lengkap Interpretasi data tidak tepat Kegagalan dalam mengambil data baru Kurang terampil dalam mengumpulkan data baik saat wawancara maupun saat observasi Selalu membuat kesimpulan sendiri dari masalah yang didapat tanpa dukungan data

TEHNIK WAWANCARA Tehnik menemukan masalah Tehnik pemecahan masalah Tehnik pertanyaan terbuka Tehnik pertanyaan tertutup

TEHNIK WAWANCARA Tehnik menemukan masalah Tehnik pemecahan masalah Tehnik pertanyaan terbuka Tehnik pertanyaan tertutup Tehnik pertanyaan ganda

STRATEGI WAWANCARA Terima kasih Assalamu ‘alaikum

STRATEGI WAWANCARA Terima kasih Assalamu ‘alaikum