Oleh Asep Suryanto Kaidah pokok dari segala kaidah

  • Slides: 44
Download presentation

 ﺍﺓ ﺍ Oleh : Asep Suryanto

ﺍﺓ ﺍ Oleh : Asep Suryanto

 ﺍ ﺍﺓ ﻗﺎﻋﺪﺓ ﺍﻷﺼﻮﻝ Kaidah pokok dari segala kaidah fiqhiyah yang ada Digali

ﺍ ﺍﺓ ﻗﺎﻋﺪﺓ ﺍﻷﺼﻮﻝ Kaidah pokok dari segala kaidah fiqhiyah yang ada Digali dari sumber-sumber hukum, baik melalui al Qur’an dan al Sunnah maupun dalil-dalil istinbath.

 ﺍﺍ (١) Landasan Kaidah : ﺍ ﺍﻟﻠ ﺍﻟ ﺍ “Dan mereka tidak disuruh

ﺍﺍ (١) Landasan Kaidah : ﺍ ﺍﻟﻠ ﺍﻟ ﺍ “Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan kepada-Nya dalam agama yang lurus”. (QS. al Bayyinah : 5)

 ﺍ ﺍﻟ ﺍ ﺍ ﺍ “Barangsiapa yang menghendaki pahala dunia niscaya Kami berikan

ﺍ ﺍﻟ ﺍ ﺍ ﺍ “Barangsiapa yang menghendaki pahala dunia niscaya Kami berikan kepadanya pahala di dunia itu, dan barangsiapa yang menghendaki pahala akhirat niscaya Kami berikan pula pahala akhirat itu”. (QS. ali Imran : 145)

 ﺍ ﺍﺍ ﺍ ﻟ ﺍ ﺍﻯ “Sesungguhnya segala amal tergantung pada niat, dan

ﺍ ﺍﺍ ﺍ ﻟ ﺍ ﺍﻯ “Sesungguhnya segala amal tergantung pada niat, dan sesungguhnya bagi seseorang itu adalah apa yang ia niatkan”. (HR. perawi yg enam dari Umar bin Khattab)

( )ﺭﻭﺍﻩ ﺃﻨﺲ ﺍ ﺍ “Tidak ada (pahala) bagi perbuatan yang tidak niat”. (HR.

( )ﺭﻭﺍﻩ ﺃﻨﺲ ﺍ ﺍ “Tidak ada (pahala) bagi perbuatan yang tidak niat”. (HR. Anas) ( )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﺟﺔ ﺍ ﺍﻟ ﺍ “Sesungguhnya manusia itu dibangkitkan menurut niatnya”. (HR. Ibn Majah dari Abu Hurairah)

Eksistensi Niat

Eksistensi Niat

Abu Hanifah Ahmad bin Hanbal Niat merupakan syarat Imam Syafi’i Niat sebagai rukun perbuatan

Abu Hanifah Ahmad bin Hanbal Niat merupakan syarat Imam Syafi’i Niat sebagai rukun perbuatan

Dampak hukum dari perbedaan pendapat Misal : Hukum tentang talaffudhin niat

Dampak hukum dari perbedaan pendapat Misal : Hukum tentang talaffudhin niat

Ibadah dalam hubungannya dengan niat Membutuhkan niat Ibadah Tidak membutuhkan niat Ibadah amaliyah. Mis

Ibadah dalam hubungannya dengan niat Membutuhkan niat Ibadah Tidak membutuhkan niat Ibadah amaliyah. Mis : salat Bukan ibadah amaliyah. Mis : beriman

Niat seseorang kadang dapat dilihat dari qarinah yg dapat dijadikan alat untuk mengetahui macam

Niat seseorang kadang dapat dilihat dari qarinah yg dapat dijadikan alat untuk mengetahui macam niat Contoh kasus : Pemburu yg membidik binatang buruan tetapi sasarannya mengenai manusia.

Kaidah yg berkenaan dengan NIAT, diantaranya : ﺍ ﺍﻟ ﻟ ﺍﻟﺍ ﺍ ﻯ ﺍ

Kaidah yg berkenaan dengan NIAT, diantaranya : ﺍ ﺍﻟ ﻟ ﺍﻟﺍ ﺍ ﻯ ﺍ ﺍ ﺍﺍﻯ ﺍ ﻟ ﺍﺍﻯ “Maksud dari lafal menurut niat orang yang mengucapkannya, kecuali dalam satu tempat yaitu dalam sumpah di hadapan qadli, dalam keadaan demikian maksud lafal menurut niat qadli”.

 ﻯ ﺍ ﺍ ﺍﺍﻯ “Yang dimaksud dalam akad adalah maksud atau makna, bukan

ﻯ ﺍ ﺍ ﺍﺍﻯ “Yang dimaksud dalam akad adalah maksud atau makna, bukan lafal atau bentuk perkataan”.

 ﺍﺍ ﺍﺍ ﺍ ﻯ ﺍ ﺍﺍ “Seseorang yang tidak dapat melaksanakan ibadah karena

ﺍﺍ ﺍﺍ ﺍ ﻯ ﺍ ﺍﺍ “Seseorang yang tidak dapat melaksanakan ibadah karena suatu halangan, padahal ia berniat untuk melakukannya jika tiada halangan, maka ia mendapatkan pahala”.

Pengertian Yakin dan Syak ﺍ ﺍ ﺍﺍ ﺍﻟ ﺍﻟ “Sesuatu yang tetap, baik dengan

Pengertian Yakin dan Syak ﺍ ﺍ ﺍﺍ ﺍﻟ ﺍﻟ “Sesuatu yang tetap, baik dengan penganalisaan maupun dengan dalil”. ﺍ ﻟ ﺍﺍ ﺍﻯ ﻯ ﺍﻟ ﺍ ﺍﺍ ﻟ ﺍ ﺍﻟ “Sesuatu yang tidak menentu antara ada dan tiadanya, dan dalam ketidaktentuan itu sama antara batas kebenaran dan kesalahan, tanpa dapat dimenangkan salah satunya”.

 ﺍﻟ Landasan Kaidah : )ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ ﺍﺑﻰ ﺍﺍ ﺍ ﻯ ﺍ ﺍ

ﺍﻟ Landasan Kaidah : )ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ ﺍﺑﻰ ﺍﺍ ﺍ ﻯ ﺍ ﺍ (٢) ﺍﺍ ﻯ ﺍ ﺍ ( ﻫﺮﻳﺮﺓ “Apabila seorang diantara kalian menemukan sesuatu di dalam perutnya kemudian ragu apakah telah keluar sesuatu dari perutnya atau belum, maka janganlah keluar dari masjid sampai mendengar suara atau mendapatkan baunya ”.

 )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻯ ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﻯ ﺍﺍ ﺍ ﺍﻟ ﺍ ( ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ “Apabila seorang

)ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻯ ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﻯ ﺍﺍ ﺍ ﺍﻟ ﺍ ( ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ “Apabila seorang diantara kalian ragu dalam mengerjakan salat, tidak tahu berapa rakaat yang telah dikerjakan apakah tiga atau empat rakaat, maka buanglah keraguan itu dan berpeganglah kepada apa yang diyakini (yang paling sedikit)”.

Kaidah yg berkaitan dengan YAKIN, diantaranya : ﺍ ﺍﺍ ﻯ ﺍﺍ “Hukum asal adalah

Kaidah yg berkaitan dengan YAKIN, diantaranya : ﺍ ﺍﺍ ﻯ ﺍﺍ “Hukum asal adalah tetapnya apa yang telah ada atas apa yang telah ada”. ﺍ ﺍﻟ “Hukum asal adalah bebasnya seseorang dari segala tanggungan”.

 ﺍ ﺍﺍ “Barangsiapa yang ragu-ragu apakah ia telah melakukan sesuatu atau belum, maka

ﺍ ﺍﺍ “Barangsiapa yang ragu-ragu apakah ia telah melakukan sesuatu atau belum, maka hukum yang terkuat adalah ia belum melakukannya”. ﺍ ﻯﺍ ﺍ “Barangsiapa yang yakin melakukan pekerjaan tetapi ragu-ragu tentang sedikit-banyaknya perbuatan, maka yang dianggap adalah yang sedikit karena hal itu yang menyakinkan”.

 ﺍ ﺍ ﺍ “Sesungguhnya sesuatu yang berdasarkan keyakinan, tidak dapat dihilangkan kecuali dengan

ﺍ ﺍ ﺍ “Sesungguhnya sesuatu yang berdasarkan keyakinan, tidak dapat dihilangkan kecuali dengan yang yakin pula”.

 ﻯ ﺍﺍ ﺍ ﻯ ﺍﻟ “Hukum asal sesuatu adalah kebolehan, sehingga terdapat bukti

ﻯ ﺍﺍ ﺍ ﻯ ﺍﻟ “Hukum asal sesuatu adalah kebolehan, sehingga terdapat bukti yang mengharamkannya”. (Imam Syafi’i) ﻯ ﺍﺍ ﻟ ﻯ ﺍﺍ “Hukum asal sesuatu adalah kebolehan, sehingga terdapat bukti yang mengharamkannya”. (Imam Hanafi)

 ﻯ ﺍﺍ “Hukum asal dalam memahami kalimat adalah makna hakikat”

ﻯ ﺍﺍ “Hukum asal dalam memahami kalimat adalah makna hakikat”

Pembagian Syak : Abu Hamid al Asfiroyini Syak Contoh : Keraguan yg berpangkal dari

Pembagian Syak : Abu Hamid al Asfiroyini Syak Contoh : Keraguan yg berpangkal dari yang haram Penyembelihan di negara penduduk muslim dan majusi Keraguan yg berpangkal dari yang mubah Menemukan air yg sudah berubah untuk bersuci. Penyebab perubahan : 1) Najis, 2) Sudah lama Keraguan yg tidak diketahui pangkal asalnya Jual beli dg orang yang sebagian besar modalnya haram. Tidak dapat dibedakan antara modal hala dan modal haram

 ﺍﻟ Landasan Kaidah : (١٨٥ : )ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ (٣) ﺍﻟﻠ ﺍ ﺍ ﺍﺳ “Allah

ﺍﻟ Landasan Kaidah : (١٨٥ : )ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ (٣) ﺍﻟﻠ ﺍ ﺍ ﺍﺳ “Allah menghendaki kemudahan bagi kalian, dan Dia tidak menghendaki kesulitan bagi kalian”. (QS. al Baqarah : 185)

(٧٨: )ﺍﻟﺤﺞ ﺍ ﻯ ﺍﻟ “Dan Dia tidak menjadikan untukmu dalam agama suatu kesulitan”

(٧٨: )ﺍﻟﺤﺞ ﺍ ﻯ ﺍﻟ “Dan Dia tidak menjadikan untukmu dalam agama suatu kesulitan” ﺍﻟ ﻯ ﺍﻟﻠ ﺍ ﺍﻟ ﻟ “Agama itu memudahkan, agama yang disenangi Allah adalah agama yang benar dan mudah”. (HR. Bukhari dari Abu Hurairah ra)

Klasifikasi Kesulitan : Kesulitan Mu’tadah Bersifat alami : tidak menggugurkan ibadah & ketaatan Ghaer

Klasifikasi Kesulitan : Kesulitan Mu’tadah Bersifat alami : tidak menggugurkan ibadah & ketaatan Ghaer Mu’tadah Tidak bersifat alami : bolehnya rukhshah

Kaidah yg berkaitan dengan kondisi yang MENYULITKAN, diantaranya : ﺍ ﺍﺍ ﺍ ﺍ “Apabila

Kaidah yg berkaitan dengan kondisi yang MENYULITKAN, diantaranya : ﺍ ﺍﺍ ﺍ ﺍ “Apabila suatu perkara itu sempit, maka hukumnya menjadi luas, sebaliknya jika suatu perkara itu luas maka hukumnya menjadi sempit”.

 ﺍ ﻟﺍ (٤) Landasan Kaidah : ﺍﺍﻯﺍ “Dan janganlah kamu sekalian membuat kerusakan

ﺍ ﻟﺍ (٤) Landasan Kaidah : ﺍﺍﻯﺍ “Dan janganlah kamu sekalian membuat kerusakan di bumi”. (QS. al A‘raf : 55)

 ﺍﻟﻠ ﺍ ﺍ “sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang membuat kerusakan”. (al

ﺍﻟﻠ ﺍ ﺍ “sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang membuat kerusakan”. (al Qashash : 77) ﺍ ﺍﺍ “Tidak boleh membuat kerusakan pada diri sendiri serta membuat kerusakan pada orang lain”. (HR. Ahmad dan Ibn Majah dari Ibn Abbas)

Perbedaan Masaqat dg Darurat Masaqat : Kesulitan yg menghendaki adanya kebutuhan hajiyah ttg sesuatu;

Perbedaan Masaqat dg Darurat Masaqat : Kesulitan yg menghendaki adanya kebutuhan hajiyah ttg sesuatu; Bila tidak terpenuhi tdk akan membahayakan eksistensi manusia; Adanya masaqat mendatangkan keringanan (rukhsah) Darurat : Kesulitan yg sangat menentukan eksistensi manusia; Bila tidak diselesaikan akan mengancam agama, jiwa, keturunan, harta dan kehormatan manusia; Adanya darurat mendatangkan penghapusan hukum.

Kaidah yg berkaitan dengan kondisi MEMBAHAYAKAN, diantaranya : ﻟ ﺍ ﺍﺍ “Kemadaratan-kemadaratan itu memperbolehkan

Kaidah yg berkaitan dengan kondisi MEMBAHAYAKAN, diantaranya : ﻟ ﺍ ﺍﺍ “Kemadaratan-kemadaratan itu memperbolehkan keharaman”. dapat ﺍ ﺍﻟ “Apa yang diperbolehkan karena darurat, maka diukur menurut kadar kemadharatannya”.

 ﺍ ﺍﺍ “Keterpaksaan itu tidak dapat membatalkan hak orang lain”. ﺍ ﺍﺍ ﻝﻯ

ﺍ ﺍﺍ “Keterpaksaan itu tidak dapat membatalkan hak orang lain”. ﺍ ﺍﺍ ﻝﻯ ﺍﺍ ﺍ ﺍ “Menolak kerusakan lebih diutamakan daripada menarik kemaslahatan, dan apabila berlawanan antara yg mafsadat dan mashlahah maka yg didahulukan adalah menolak mafsadatnya”

 ﺍ ﺍ ﺍﺍ ﺍ “Apabila dua mafsadat bertentangan, maka perhatikan mana yang lebih

ﺍ ﺍ ﺍﺍ ﺍ “Apabila dua mafsadat bertentangan, maka perhatikan mana yang lebih besar madaratnya dengan memilih yang lebih ringan madaratnya”. ﻟ ﺍﺍ ﺍﻟ “kemadaratan itu tidak dapat dihilangkan dengan kemadaratan yang lain”.

 ﺍ Landasan Kaidah : (٥) ﺍ ﺍﺍ “Dan serulah orang-orang yang mengerjakan yang

ﺍ Landasan Kaidah : (٥) ﺍ ﺍﺍ “Dan serulah orang-orang yang mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah dari orang yang bodoh”. (QS. al ‘Aaraf : 199) ﺍ ﺍ “Dan pergaulilah mereka secara patut”. (QS. an Nisa : 19)

( )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺣﻤﺪ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ ﺍ ﺍ ﺍﻟﻠ “Apa yang dipandang baik oleh

( )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺣﻤﺪ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ ﺍ ﺍ ﺍﻟﻠ “Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin maka baik pula di sisi Allah”.

Syarat ‘adah/’urf untuk dapat dijadikan hukum : q. Perbuatan yg dilakukan logis dan relevan

Syarat ‘adah/’urf untuk dapat dijadikan hukum : q. Perbuatan yg dilakukan logis dan relevan dengan akal sehat, tdk mungkin berkenaan dengan perbuatan maksiat; q. Perbuatan, perkataan yg dilakukan selalu terulang-ulang, boleh dikata sudah mendarah daging pd perilaku masyarakat; q. Tidak bertentangan dengan ketentuan nash, baik al Qur’an maupun al Sunnah; q. Tidak mendatangkan kemudharatan serta sejalan dengan jiwa dan akal yang sejahtera.

Kaidah yg berkaitan dengan ‘ADAH, diantaranya : ﺍ ﺍﻟ ﺍ ﺍ ﻯ ﺍﻟ ﻯ

Kaidah yg berkaitan dengan ‘ADAH, diantaranya : ﺍ ﺍﻟ ﺍ ﺍ ﻯ ﺍﻟ ﻯ ﺍ “Semua yg diatur oleh syara’ secara mutlak dan belum ada ketentuan yang kuat dalam agama serta dalam bahasa, maka semua itu dikembalikan pada ‘Urf”.