OLEH Ardhiles WK sindroma klinik ditandai oleh penurunan

  • Slides: 29
Download presentation
OLEH : Ardhiles WK

OLEH : Ardhiles WK

- sindroma klinik - ditandai oleh : penurunan PCV penurunan kadar Hb penurunan jumlah

- sindroma klinik - ditandai oleh : penurunan PCV penurunan kadar Hb penurunan jumlah Ery

Sumsum tulang SDM Reticuloendothelial system PIGMEN EMPEDU ZAT BESI Protein globin

Sumsum tulang SDM Reticuloendothelial system PIGMEN EMPEDU ZAT BESI Protein globin

Erythropoiesis

Erythropoiesis

Gejala klinis Hb rendah oksigen << gangg. Jaringan l Palpitasi l takikardi l Pusing

Gejala klinis Hb rendah oksigen << gangg. Jaringan l Palpitasi l takikardi l Pusing l berkunang-kunang l lemah, mudah capek

| Kerja jantung naik | Decomp cordis ANEMIA | Apakah anemia BERBAHAYA? | |

| Kerja jantung naik | Decomp cordis ANEMIA | Apakah anemia BERBAHAYA? | | | Oksigen Sembuh jaringan luka turun tertunda | | Hipoksia Jahitan rusak | Mobilisasi tertunda | | Produktifitas turun LOS naik

1. Perdarahan 2. Hemolitik ( AIHA ) 3. Kegagalan sumsum tlg ( ANEMIA APLASTIK

1. Perdarahan 2. Hemolitik ( AIHA ) 3. Kegagalan sumsum tlg ( ANEMIA APLASTIK ) 1. Hipokrom mikrositer ( MCH menurun MCV menurun ) 2. Normokrom normositer ( MCH MCV normal ) 3. Hiperkrom makrositer ( MCH meningkat MCV meningkat )

Anemia Chart

Anemia Chart

1. Terhadap penyebabnya 2. Transfusi darah pada perdarahan akut dan Anemia Kronik Progesif 3.

1. Terhadap penyebabnya 2. Transfusi darah pada perdarahan akut dan Anemia Kronik Progesif 3. Terhadap kemungkinan kegagalan faal jantung

SUATU KEADAAN DIMANA TERJADI Hb < 13. 2 gr/dl (pria) atau < 11. 7

SUATU KEADAAN DIMANA TERJADI Hb < 13. 2 gr/dl (pria) atau < 11. 7 gr/dl (wanita) BERHUBUNGAN DEFISIENSI ZAT Fe. AS : PREVALENSI < 1% pria usia < 50 TH 2 4% pada pria usia diatas 50 tahun 9 11% pada wanita usia subur 5 7% pada wanita menopause INDONESIA : ? ?

limposit Anemi Defisiensi Fe, Hipokrom Mikrositer + anisositosis

limposit Anemi Defisiensi Fe, Hipokrom Mikrositer + anisositosis

ETIOLOGI ANEMI DEFISIENSI Fe Keseimbangan negatif zat Fe • intake zat Fe yang rendah

ETIOLOGI ANEMI DEFISIENSI Fe Keseimbangan negatif zat Fe • intake zat Fe yang rendah • jumlah Fe yang hilang meningkat

1. Mengatasi penyebabnya 2. Memberikan diet yang kaya kalori, protein dan zat Fe 3.

1. Mengatasi penyebabnya 2. Memberikan diet yang kaya kalori, protein dan zat Fe 3. Memberikan preparat besi sebagai berikut : Pemberian zat Fe Preparat per oral -Sulfas Ferrosus 4 x 1 tab -Ferrous Fumarat 4 x 1 tab -Ferrous Glukonat 3 x 1 tab Pemberian dilanjutkan 4 -6 bulan setelah HB normal Preparat per enteral • Diberikan bila ada tanda intolerasi dari saluran makanan. • Contoh preparatnya : Iron Dextran, Iron Gluconat Iron Sucrose (Venofer)

1. Penyuluhan intensif higiene dan sanitasi 2. Progam pendidikan gizi 3. Peningkatan sosial ekonomi

1. Penyuluhan intensif higiene dan sanitasi 2. Progam pendidikan gizi 3. Peningkatan sosial ekonomi masyarakat 4. Menanamkan pengertian anemia 5. Iron fortification

I. Keluhan – gejala klinis : II. Kelainan Laboratorium : 1. Keluhan : anemia,

I. Keluhan – gejala klinis : II. Kelainan Laboratorium : 1. Keluhan : anemia, perdarahan demam 2. fisik : anemia , ptekhiae-ekhimosis tak ada hepatosplenomegali dan limadenopati 1. Darah tepi pansitopenia 2. Aspirasi sumsum tulang hipoplasia III. Penyebab terbanyak Obat-obatan ( kemo, klorampenikol ) Radiasi Imunologi Beberapa penyakit yang tak jelas penyebabnya

Kriteria Diagnostik (lab. ) Anemi aplastik berat ialah : 1. Darah tepi ( minimal

Kriteria Diagnostik (lab. ) Anemi aplastik berat ialah : 1. Darah tepi ( minimal dua ) 2. Sumsum tulang terdapat a. Hipoplastik berat ( < 25 % a. Anemia+retikulosit < 1% b. Granulosit < 500 /cmm c. Trombosit < 20. 000 / cmm selularitas ) atau b. Hipoplastik sedang ( 25 50% selularitas ) dan sel hematopoetik kurang dari 30 %

1. Penanganan suportif : Transfusi PRC atau trombosit konsentrat Antibiotik 2. Hormon androgen :

1. Penanganan suportif : Transfusi PRC atau trombosit konsentrat Antibiotik 2. Hormon androgen : oxymetholon 2 mg/kg BB/hari 3. Dapat dicoba pemberian prednison 40 80 mg/hari selama 4 minggu 4. Cari sebabnya dan bila diketahui hentikan

Penyebab : A. Penyebab Intrakorpuskuler 1. Kelainan membran dari sel darah merah (sickle cell

Penyebab : A. Penyebab Intrakorpuskuler 1. Kelainan membran dari sel darah merah (sickle cell dll) 2. Kekurangan enzim ( G 6 PD ) 3. Kelainan hemoglobin ( Thalasemia ) B. Penyebab Ekstrakorpuskuler 1. Anemia hemolitik otoimun ( AIHA ) 2. Akibat penyakit sistemik (limfoma) 3. Akibat obat-obatan (MALARIA) 4. Anemia hemolitik pada bayi - inkompatibilitas ABO

TENTUKAN : a. apakah benar penderita tersebut anemia hemolitik b. apakah penyebab dari anemia

TENTUKAN : a. apakah benar penderita tersebut anemia hemolitik b. apakah penyebab dari anemia hemolitik

1. Anemia, retikulositosis dan hiperbilirubinemia indirek 2. Anemia, rekulositosis tanpa hiperbilirubinemia dan tidak terdapat

1. Anemia, retikulositosis dan hiperbilirubinemia indirek 2. Anemia, rekulositosis tanpa hiperbilirubinemia dan tidak terdapat tanda perdarahan 3. Penurunan hemoglobin 1 g/% seminggu atau lebih 4. Hemoglobinuria atau tanda lain hemolisis intravaskuler yang lain

1. Anamnesa tentang penyakit infeksi, obatan serta bahan fisika/kimia atau warna urine tampung 2.

1. Anamnesa tentang penyakit infeksi, obatan serta bahan fisika/kimia atau warna urine tampung 2. Hapusan darah (sperosit/ovalosit/sickle/target sel) 43. Pemeriksaan : Coomb’s test (AIHA) Eletroforesis Hb (Thalasemia) Pemeriksaan G 6 PD (Defisiensi G 6 PD) Sucrose water test dan Ham’s test (PNH) Denaturasi panas (kel. membran Sickle cell/sperositosis)

A. Anemia dan Retikulositosis ( perdarahan ) B. Anemia dan Ikterus ( sirosis hepatis

A. Anemia dan Retikulositosis ( perdarahan ) B. Anemia dan Ikterus ( sirosis hepatis ) C. Metastasis ke sumsum tulang D. Myoglobinuria

1. Pencegahan syok : jaga keseimbangan cairan dan cegah terjadinya gagal ginjal akut 2.

1. Pencegahan syok : jaga keseimbangan cairan dan cegah terjadinya gagal ginjal akut 2. Splenektomi ( kel. membrane ) 3. Hormon steroid (AIHA) 4. Transfusi darah (suportif Thalasemia) 5. Infeksi, bahan kimia, bahan fisika segera diberantas 6. Penyakit dasar diobati

Anemia, Ikterus, organomegali dan gejala klinik dari penyakit dasarnya Hemolisa yang lebih berat bisa

Anemia, Ikterus, organomegali dan gejala klinik dari penyakit dasarnya Hemolisa yang lebih berat bisa terjadi : demam nyeri perut menggigil nyeri dada mual nyeri punggung muntah Anemia yang berat dapat menimbulkan : kelemahan mengantuk gagal jantung limpa teraba

1. KLINIS : Anemia , Ikterus , hepatomegali/splenomegali tanda penyakit dasar (SLE) 2. LABORATORIUM

1. KLINIS : Anemia , Ikterus , hepatomegali/splenomegali tanda penyakit dasar (SLE) 2. LABORATORIUM : Anemi normokrom – normositer, polikromasi eritrosit berinti fragmentasi Retikulositosis ( normoblast ) Urobilinuria dan hemoglobinuria Tes Coomb’s positif

1. Bila mungkin mengobati penyebabnya 2. Kortikosteroid 3. Splenektomi 4. Imunosupresip misalnya Cytoxan atau

1. Bila mungkin mengobati penyebabnya 2. Kortikosteroid 3. Splenektomi 4. Imunosupresip misalnya Cytoxan atau Azathioprin 5. Hati hati memberikan transfusi eritrosit

Masalah Kep v Perubahan perfusi jaringan v Intoleran aktivitas v Gangg. Rasa nyaman v

Masalah Kep v Perubahan perfusi jaringan v Intoleran aktivitas v Gangg. Rasa nyaman v Dst. . 28