NORMALISASI BASIS DATA PERTEMUAN 5 SISTEM BASIS DATA
NORMALISASI BASIS DATA PERTEMUAN 5 – SISTEM BASIS DATA
Definisi Normalisasi • Normalisasi adalah proses pembentukan struktur basis data sehingga sebagian besar ambiguity bisa dihilangkan. • Proses normalisasi merupakan proses pengelompokan data elemen menjadi tabel yang menunjukkan entity dan relasinya (Kristanto, H. , 1994). • Normalisasi data merupakan suatu proses untuk mendapatkan struktur tabel atau relasi yang efisien dan bebas dari anomali, dan mengacu pada cara data item dikelompokkan ke dalam struktur record.
Normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasi data ke dalam tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai didalam suatu organisasi.
Tujuan Normalisasi : Untuk menghilangkan kerangkapan data. Untuk mengurangi kompleksitas. Untuk mempermudah pemodifikasian data.
Proses Normalisasi Data diuraikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisis berdasarkan persyaratan tertentu ke beberapa tingkat. Apabila tabel yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu, maka tabel tersebut perlu dipecah menjadi beberapa tabel yang lebih sederhana sampai memenuhi bentuk yang optimal.
Kriteria Tabel yang Efisien Sebuah tabel dikatakan baik (efisien) atau normal jika memenuhi 3 kriteria sbb: 1. 2. 3. Jika ada dekomposisi (penguraian) tabel, maka dekomposisinya harus dijamin aman (Lossless-Join Decomposition). Artinya, setelah tabel tersebut diuraikan / didekomposisi menjadi tabel-tabel baru, tabel-tabel baru tersebut bisa menghasilkan tabel semula dengan sama persis. Terpeliharanya ketergantungan fungsional pada saat perubahan data (Dependency Preservation). Tidak melanggar Boyce-Code Normal Form (BCNF) (-akan dijelaskan kemudian-)
Tahapan Normalisasi • • • Bentuk Tidak Normal Menghilangkan perulangan group Bentuk Normal Pertama (1 NF) Menghilangkan ketergantungan sebagian Bentuk Normal Kedua (2 NF) Menghilangkan ketergantungan transitif Bentuk Normal Ketiga (3 NF) Menghilangkan anomali-anomali hasil dari ketergantungan fungsional Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF) Menghilangkan Ketergantungan Multivalue • Bentuk Normal Keempat (4 NF) Menghilangkan anomali-anomali yang tersisa • Bentuk Normal Kelima
Ketergantungan Fungsional Definisi Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional padaatribut X (R. X ---> R. Y), jika dan hanya jika setiap nilai X pada relasi R mempunyai tepat satu nilai Y pada R. R Y, X = Relasi / Tabel = Atribut didalam Tabel R.
Contoh Ketergantungan Tabel PEMASOK-BARANG No_Pem Nama_Pem P 01 Imam_x P 02 Yazix P 03 Hana Ketergantungan fungsional dari tabel PEMASOK-BARANG adalah : No_Pem Nama_Pem
Ketergantungan Fungsional Penuh Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional penuh pada atribut X pada relasi R, jika Y tidak tergantung pada subset dari X ( bila X adalah key gabungan). Suatu atribut Y mempunyai dependensi sepenuhnya terhadap atribut X jika �Y mempunyai dependensi terhadap X �Y tidak mempunyai dependensi terhadap bagian dari X
• KIRIM-BARANG ( No_pem, Na_pem, No_bar, Jumlah) No_pem Na_pem No_bar Jumlah P 01 Bahana B 01 1000 P 01 Bahana B 02 1400 P 01 Bahana B 03 2000 P 02 Sinar Mulia B 03 1000 P 03 Harapan B 02 2000 • Ketergantungan fungsional : • No-pem Na-pem • No-bar, No-pem Jumlah (Tergantung penuh thd keynya)
Ketergantungan Transitif Atribut Z pada relasi R dikatakan tergantung transitif pada atribut X , jika atribut Y tergantung pada atribut X pada relasi R dan atribut Z tergantung pada atribut Y pada relasi R. (X Y, Y Z , maka X Z )
Pengertian Dependensi Transitif Suatu atribut Z mempunyai dependensi transitif terhadap X jika: Y memiliki dependensi terhadap X dan Z memiliki dependensi terhadap Y X → Z X→Y→Z
Contoh Dependensi Transitif Kuliah Ruang Tempat Waktu Jaringan Komputer Merapi Gedung Utara Senin, 08. 00 -09. 50 Pengantar Basis Data Merbabu Gedung Utara Selasa, 08. 00 -09. 50 Matematika I Rama Gedung Selatan Rabu, 10. 00 -11. 50 Sistem Pakar Sinta Gedung Selatan Kamis, 08. 00 -09. 50 Kecerdasan Buatan Merapi Gedung Utara Selasa, 10. 00 -11. 50 Kuliah → { Ruang, Waktu } Ruang → Tempat Kuliah → Ruang → Tempat
Contoh Lain Dependensi Transitif Id_Pelanggan Nama Salesman Area A-001 Andi Farkan Jateng A-002 Kurnia Jati Dian Jabar B-001 Fika Dewi Joned Jatim B-002 Gani Wirawan Farkan Jateng C-001 Cici Kusuma Joned Jatim Id_Pelanggan Nama Salesman Area
Contoh Lain Dependensi Transitif No_Pesan No_Urut Kode_Item Nama_Item Jumlah 06008 1 Pensil 5 06008 2 P 2 Buku Tulis 10 06008 3 Penggaris 6 06008 4 Penghapus 4 06009 1 P 3 Penggaris 1 06009 2 P 5 Pulpen 10 06009 3 P 6 Spidol 5 06010 1 Pensil 4 06010 2 P 2 Buku Tulis 10 No_Pesan No_Urut Kode_Item Nama_Item Jumlah
Problem pada Dependensi Transitif Id_Pelanggan Nama Salesman Area A-001 Andi Farkan Jateng A-002 Kurnia Jati Dian Jabar B-001 Fika Dewi Joned Jatim B-002 Gani Wirawan Farkan Jateng C-001 Cici Kusuma Joned Jatim Anomali penyisipan: Seorang salesman baru yang bertugas di Jateng tidak dapat dimasukkan dalam tabel sampai salesman tersebut mendapatkan seorang pelanggan Anomali penghapusan: Jika pelanggan A-002 dihapus, informasi bahwa Dian menangani daerah Jabar ikut hilang Anomali peremajaan/perubahan: Jika katakanlah Farkan mendapat penugasan baru untuk menangani daerah Kalimantan, maka sejumlah baris harus diremajakan agar data tetap konsisten
Tahap Normalisasi dimulai dari tahap paling ringan (1 NF) hingga paling ketat (5 NF). Biasanya hanya sampai pada tingkat 3 NF atau BCNF karena sudah cukup memadai untuk menghasilkan tabel-tabel yang berkualitas baik.
Jika kriteria ketiga (BCNF) tidak dapat terpenuhi, maka paling tidak tabel tersebut tidak melanggar Bentuk Normal tahap ketiga (3 rd Normal Form / 3 NF).
Tabel Universal (Universal / Star Table) sebuah tabel yang merangkum semua kelompok data yang saling berhubungan, bukan merupakan tabel yang baik. Misalnya:
Tabel Universal
Bentuk Normal Tahap Pertama (1 st Normal Form / 1 NF) Bentuk normal 1 NF terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki atribut bernilai banyak (multivalued attribute), atribut composite atau kombinasinya dalam domain data yang sama. Setiap atribut dalam tabel tersebut harus bernilai atomic (tidak dapat dibagi-bagi lagi)
Contoh 1 Misal data mahasiswa sbb: Atau: Tabel-tabel di atas tidak memenuhi syarat 1 NF
Contoh 1 Didekomposisi menjadi: Ø Tabel Mahasiswa Ø Tabel Hobi
Contoh 2 (composite) Jadwal. Kuliah Kodekul Nama. Kul Dosen Kelas Jadwal Dimana nilai pada atribut jadwal berisi gabungan antara Hari dan Jam. Ø Jika asumsi hari dan jam memegang peranan penting dalam sistem basis data, maka atribut Jadwal perlu dipisah sehingga menjadi Jadwal. Hari dan Jadwal. Jam sbb: Ø Jadwal. Kuliah Kodekul Nama. Kul Dosen Kelas Jadwal. Hari Jadwal. Jam
Bentuk Normal Tahap Kedua (2 nd Normal Form) Bentuk normal 2 NF terpenuhi dalam sebuah tabel jika telah memenuhi bentuk 1 NF, dan semua atribut selain primary key, secara utuh memiliki Functional Dependency pada primary key Sebuah tabel tidak memenuhi 2 NF, jika ada atribut yang ketergantungannya (Functional Dependency) hanya bersifat parsial saja (hanya tergantung pada sebagian dari primary key) Jika terdapat atribut yang tidak memiliki ketergantungan terhadap primary key, maka atribut tersebut harus dipindah atau dihilangkan
Contoh Tabel berikut memenuhi 1 NF tapi tidak termasuk 2 NF: Mhs_nim Ø mhs_nama mhs_alamat mk_nama mk_sks nihuruf Tidak memenuhi 2 NF, karena {Mhs_nim, mk_kode} yang dianggap sebagai primary key sedangkan: {Mhs_nim, mk_kode} {Mhs_nim, mk_kode} Ø mk_kode mhs_nama mhs_alamat mk_nama mk_sks nihuruf Tabel di atas perlu didekomposisi menjadi beberapa tabel yang memenuhi syarat 2 NF
Contoh Functional dependencynya sbb: {Mhs_nim, mk_kode} nihuruf (fd 1) Mhs_nim {mhs_nama, mhs_alamat} (fd 2) Mk_kode {mk_nama, mk_sks} (fd 3) fd 1 fd 2 fd 3 (mhs_nim, mk_kode, nihuruf) Tabel Nilai (Mhs_nim, mhs_nama, mhs_alamat) Tabel Mahasiswa (mk_kode, mk_nama, mk_sks) Tabel Mata. Kuliah
Bentuk Normal Tahap Ketiga (3 rd Normal Form /3 NF) Bentuk normal 3 NF terpenuhi jika telah memenuhi bentuk 2 NF, dan jika tidak ada atribut non primary key yang memiliki ketergantungan terhadap atribut non primary key yang lainnya. Untuk setiap Functional Dependency dengan notasi X A, maka: • X harus menjadi superkey pada tabel tsb. • Atau A merupakan bagian dari primary key pada tabel tsb.
Contoh Tabel berikut memenuhi 2 NF, tapi tidak memenuhi 3 NF: Mahasiswa Nim Nama Alm_Jalan Alm_Kota Alm_Provinsi Alm_Kodepos Ø karena masih terdapat atribut non primary key (yakni alm_kota dan alm_Provinsi) yang memiliki ketergantungan terhadap atribut non primary key yang lain (yakni alm_kodepos): alm_kodepos {alm_Provinsi, alm_kota} Ø Sehingga tabel tersebut perlu didekomposisi menjadi: Mahasiswa (Nim, nama, alm_jalan, alm_kodepos) Kodepos (alm_kodepos, alm_provinsi, alm_kota)
Boyce-Code Normal Form (BCNF) Bentuk BCNF terpenuhi dalam sebuah tabel, jika untuk setiap functional dependency terhadap setiap atribut atau gabungan atribut dalam bentuk: X Y maka X adalah super key tabel tersebut harus di-dekomposisi berdasarkan functional dependency yang ada, sehingga X menjadi super key dari tabel-tabel hasil dekomposisi Setiap tabel dalam BCNF merupakan 3 NF. Akan tetapi setiap 3 NF belum tentu termasuk BCNF. Perbedaannya, untuk functional dependency X A, BCNF tidak membolehkan A sebagai bagian dari primary key.
Bentuk Normal Tahap Keempat (4 th Normal Form /4 NF) Bentuk normal 4 NF terpenuhi dalam sebuah tabel jika telah memenuhi bentuk BCNF, dan tabel tersebut tidak boleh memiliki lebih dari sebuah multivalued atribute. Untuk setiap multivalued dependencies (MVD) juga harus merupakan functional dependencies.
Contoh Misal, tabel berikut tidak memenuhi 4 NF: Setiap employee dapat bekerja di lebih dari project dan dapat memiliki lebih dari satu skill. Untuk kasus seperti ini tabel tersebut harus di-dekomposisi menjadi: (Employee, Project) (Employee, Skill)
Bentuk Normal Tahap Keempat (5 th Normal Form /5 NF) Bentuk normal 5 NF terpenuhi jika tidak dapat memiliki sebuah lossless decomposition menjadi tabel-tabel yg lebih kecil. Jika 4 bentuk normal sebelumnya dibentuk berdasarkan functional dependency, 5 NF dibentuk berdasarkan konsep join dependence. Yakni apabila sebuah tabel telah di-dekomposisi menjadi tabel-tabel lebih kecil, harus bisa digabungkan lagi (join) untuk membentuk tabel semula
Latihan No Class Time 1 B. 1 I 17. 00 -18. 30 2 3 4 5 6 7 B. 5 I B. 1 J B. 2 J B. 3 J B. 2 F B. 1 I 15. 30 -17. 00 -18. 30 15. 30 -17. 00 18. 30 -20. 00 Day Teacher Tuesday Ms. Avi Thursday Ms. Oki Tuesday Ms. Beta Friday Ms. Susi Monday Ms. Galuh Thursday Ms. Avi Tuesday Mr. Aris Thursday Ms. Beta Tuesday Mr. Aris Thursday Ms. Oki Monday Ms. Galuh Thursday Mr. Hery Wednesday Ms. Ria Friday Ms. Galuh Start Room Remark 19/08/2004 A 202 Run 20/08/2004 A 302 Run 23/08/2004 A 301 Run 24/08/2004 A 102 Run 05/08/2004 A 103 Run 19/08/2004 A 203 Run 04/08/2004 A 203 Pending
- Slides: 35