NILAI DAN ASPEK KEMUJIZATAN ALQURAN KEMUJIZATAN ALQURAN DEFENISI

  • Slides: 13
Download presentation
NILAI DAN ASPEK KEMU’JIZATAN ALQUR’AN

NILAI DAN ASPEK KEMU’JIZATAN ALQUR’AN

KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN DEFENISI. Secara etimologi: mu’jizat berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Secara terminologi:

KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN DEFENISI. Secara etimologi: mu’jizat berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Secara terminologi: mu’jizat adalah suatu peristiwa luar biasa yang dialami oleh seorang nabi, yang mengandung tantangan bagi yang meragukan kenabiannya, dan tantangan itu gagal dilayani. Kriterianya: 1) bersifat luar biasa, 2) ada unsur melemahkan, 3) dialami oleh seorang nabi, 4) menjadi bukti kenabian, 5) mengandung tantangan, 6) tantangan itu gagal dilayani.

TUJUAN DAN FUNGSI MU’JIZAT A. B. Membuktikan kebenaran seorang nabi, bagi mereka yang meragukannya.

TUJUAN DAN FUNGSI MU’JIZAT A. B. Membuktikan kebenaran seorang nabi, bagi mereka yang meragukannya. Setiap nabi yang di utus oleh Allah, hampir selalu diikuti oleh mu’jizat. Namun tidak semuanya ada informasi yang menjelaskan tentang mu’jizat tersebut. Yang ada informasinya seperti nabi Nuh, Soleh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad. Menambah keyakinan atau keimanan bagi mereka yang sudah menerima kebenaran seorang nabi.

MACAM-MACAM MU’JIZAT A. B. Mu’jizat Material, yaitu mu’jizat yang bersifat indrawi dan temporal. Disebut

MACAM-MACAM MU’JIZAT A. B. Mu’jizat Material, yaitu mu’jizat yang bersifat indrawi dan temporal. Disebut indrawi karena selalu berkaitan dengan hal-hal yang dapat dicerna oleh indra manusia, seperti mata, telinga, kulit, mulut, dan lainnya. Disebut temporal karena hanya berlaku untuk umat masing-masing nabi tersebut. Mu’jizat Immaterial, yaitu mu’jizat yang bersifat rasional dan universal. Disebut rasional karena yang digugah adalah intelektual manusia. Disebut universal karena berlaku untuk semua umat manusia.

KONSEP AS-SHARFAH Secara bahasa as-sharfah artinya memalingkan. § Secara istilah artinya Allah telah memalingkan

KONSEP AS-SHARFAH Secara bahasa as-sharfah artinya memalingkan. § Secara istilah artinya Allah telah memalingkan manusia (orang musyrik) dari usaha untuk membuat sesuatu seperti Al -Qur’an. Jika Allah tidak memalingkannya, maka pasti manusia akan mampu membuat seperti al-Qur’an. § Cara Allah memalingkan ada dua, yakni: 1) dengan cara mencabut semangat mereka (orang musyrik). 2) dengan mencabut pengetahuan mereka. Jadi jika semangat dan pengetahuan mereka tidak dicabut, pasti mereka bisa membuat seperti al-Qur’an. §

BENTUK TANTANG AL-QUR’AN Untuk membantah konsep as-Sharfah, al-Qur’an datang dengan beberapa ayat yang menantang

BENTUK TANTANG AL-QUR’AN Untuk membantah konsep as-Sharfah, al-Qur’an datang dengan beberapa ayat yang menantang orang-orang musyrik Mekah untuk membuat buku seperti al-Qur’an. Tantangan al. Qur’an datang dalam tiga tahap: 1) QS. Thur: 34, menantang mereka dengan redaksi: falya’tu bihadisin mislihi”, 2) QS. Hud: 13, menantang orang musyrik Mekah untuk membuat sepuluh surat saja, 3) QS. al-Baqarah: 23, yang menantang mereka untuk membuat satu surat saja seperti al-Qur’an. Ternyata memang tidak ada manusia yang bisa menulis sepertial-Qur’an.

ASPEK-ASPEK KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN 1. Aspek kebahasaan. - banyak aspek kebahasaan yang merupakan mu’jizat bagi

ASPEK-ASPEK KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN 1. Aspek kebahasaan. - banyak aspek kebahasaan yang merupakan mu’jizat bagi al-Qur’an. Salah satu contoh yang berkaitan dengan ketelitian redaksi, seperti dalam kalimat basmalah. - Kalimat “bismillahirrahmanirrahim” setelah dihitung ternyata berjumlah sebanyak 19 huruf. Angka 19 ini menjadi istimewa jika dikaitkan dengan jumlah kata dalam basmalah. - kata “ism” berjumlah 19 kali dalam al-Qur’an, - kata “Allah” berjumlah 2698 kali ( = 142 x 19), - kata “rahman” berjumlah 57 kali ( = 3 x 19), - kata “rahim” berjumlah 114 ( = 6 x 19).

2. Aspek isyarat ilmiah, yaitu ayat-ayat yang Menjelaskan tentang segala sesuatu yang berkaitan isyarat-isyarat

2. Aspek isyarat ilmiah, yaitu ayat-ayat yang Menjelaskan tentang segala sesuatu yang berkaitan isyarat-isyarat keilmuan, seperti yang terdapat dalam surat al-Furqan ayat 53, yang menjelaskan tentang pertemuan dua laut. Dalam ayat itu dijelaskan bahwa “Allah membiarkan dua laut berdampingan, satu airnya tawar satu lagi airnya asin, tapi keduanya tidak bercampur”. Setelah dilakukan penelitian oleh ilmuan belakangan, ditemukan bahwa memang ada laut yang seperti itu yaitu pertemuan antara laut Merah dan laut Aden di perairan Timur Tengah.

3. Aspek berita gaib, yaitu ayat-ayat yang memuat informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang

3. Aspek berita gaib, yaitu ayat-ayat yang memuat informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang belum pernah diketahui oleh manusia sebelumnya, baik informasi yang lalu atau akan datang. Informasi yang berkaitan dengan masa lalu seperti berita tentang diselamatkannya jasad Fir’aun oleh Allah (terdapat surat Yunus ayat 92). Dalam ayat itu dijelaskan bahwa “setelah Fir’aun tenggelam beserta pasukannya, Allah mengatakan bahwa jasad nya akan diselamatkan supaya jadi pelajaran bagi manusia berikutnya”. Hal ini baru diketahui sekitar abad ke 19 oleh peneliti di Mesia bahwa Mumi yang berada di Wadi al-Muluk itu adalah jasad Fir’aun.