NEAL E MILLER A BIOGRAFI Neal E Miller
NEAL E MILLER
A. BIOGRAFI Neal E. Miller dilahirkan di Milwau kee, Wisconsin, pada tanggal 3 Agustus 1909. 1931 meraih gelar B. S. nya dari Universitas Washington. 1932 Ia meraih gelar M, . A. nya dari Universitas Stanford 1935 gelar Ph. D. nya di bidang psikologi dari Universitas Yale Dari tahun 1932 sampai dengan tahun 1935 ia menjadi asisten di bidang Psikologi pada Institute of Human Relations Kemudian antara tahun 1935 1936 ia mendapat beasiswa dari Social Science Researc Council dan memanfaatkannya untuk mengikuti pendidikan analisis pada Institut Psikoanalisis Wina. Dari tahun 1936 1940, menjadi asisten dosen dan selanjutnya rektor pada Institute of Human Relations. Kemudian Ia menetap di Yale sampai tahun 1966 n dan selanjutnya menjadi profesor psikologi dan kepala Laboratorium Psikologi Fisiologis pada Universitas Rockefeller. Selain karena kerjasamanya dengan John Dollard.
B. STRUKTUR KEPRIBADIAN NEAL E. MILLER Ø Kebiasaan (habit) adalah satunya elemen dalam teori Miller yang memiliki sifat struktural. Ø Habit adalah ikatan atau asosiasi antara stimulus dengan respon, yang relative stabil dan bertahan lama dalam kepribadian. Karena itu gambaran kebiasaan seseorang tergantung pada event khas yang menjadi pengalamannya. Namun susunan kebiasaan itu bersifat sementara. Maksudnya, kebiasaan hari ini mungkin berubah berkat pengalaman baru keesokan harinya.
Ø Miller juga mempertimbangkan dorongan sekunder (secondary drives), seperti rasa takut sebagai bagian kepribadian yang relative stabil. Dorongan primer (primary drives) dan hubungan stimulus respon yang bersifat bawaan (innate) juga menyumbang struktur kepribadian, walaupun kurang penting dibanding habit dan dorongan sekunder, karena dorongan primer dan hubungan stimulus respon bawaan ini menentukan taraf umum seseorang, bukan membuat seseorang menjadi unik
C. DINAMIKA KEPRIBADIAN Ø Motivasi – Dorongan (Motivation – Drives) • Memusatkan perhatiannya pada motif yang penting, seperti kecemasan. • Dalam menganalisa perkembangan dan elaborasi kecemasan inilah dia berusaha menggambarkan proses umum yang mungkin berlaku untuk semua motif. Miller menyetujui pendapat dari freud sebelumnya tentang kecemasan sebagai tanda bahaya karena merupakan antisipasi untuk menghindari rasa sakit yang pernah dialami pada masa lalu.
Ø Proses Belajar Setelah Miller melakukan eksperimen dia menemukan beberapa prinsip belajar yaitu : �Classical conditioning (tikus terkondisi merespon bel sebagai tanda akan ada kejutan listrik) �Instrumental learning (tikus belajar respon meloncati sekat sebagai instrumental menghindari rasa sakit) �Extinction (tingkah laku meloncat tidak dilakukan lagi, diganti dengan menekan pengumpil) �Tampak pula primary drive (rasa sakit dan tertekan) memunculkan learned atau secondary drive (rasa takut) yang kemudian memotivasi tingkah laku organisme bahkan ketika sumber rasa sakit sudah tidak muncul.
�Milller dan Dollard menemukan empat komponen utama belajar : 1. Drive adalah stimulus (dari dalam diri organisme) yang mendorong terjadinya kegiatan tetapi tidak menentukan bentuk kegiatannya. Semakin kuat Drive nya maka semakin kuat tingkah laku yang dihasilkan 2. Cue adalah stimulus yang memberi petunjuk perlunya dilakukan respon yang sesungguhnya. 3. Response adalah aktivitas yang dilakukan seseorang (sebelum suatu respon dikaitkan dengan suatu stimulus, respon itu harus terjadi terlebih dahulu. ) 4. Reinforcement adalah hadiah sebagai drive pereda dorongan agar belajar bisa terjadi.
Proses Mental yang Lebih Tinggi �Perluasan stimulus-respon Pada suatu keadaan atau peristiwa tertentu, stimulus dan respon bisa berubah sesuai dengan kondisi individu. Objek stimulus yang dialami individu berubah, sehingga responnya juga akan berubah. �Generalisasi stimulus Dollard & Miller menggolongkan 2 tipe interaksi terhadap lingkungan : 1. interaksi yang mempunyai respon segera (immediate effect) terhadap lingkungannya yang dipengaruhi oleh cue atau situasi tunggal. 2. interaksi yang mempunyai respon isyarat (cue-producing response) yang memicu terjadinya generalisasi dan diskriminasi
� Reasoning merupakan proses pemecahan masalah yang lebih efektif dengan cara mengganti perbuatan nyata menjadi cue-producing response internal yang lebih efektif. Ada proses berfikir yang biasanya disebut alur berfikir (train of thought) sebelum individu tersebut melakukan kegiatan. � Bahasa dapat mencakup ucapan, fikiran, tulisan, maupun sikap tubuh. Bahasa sangat berperan penting dalam membangkitkan drives dan menguatkan tingkah laku pada saat ini secara verbal dengan memberi gambaran konsekuensi tingkah laku di masa depan � Secondary Drive Seiring berkembangnya zaman, tingkah laku tak hanya diatur oleh primary drive tapi secondary drive juga mempunyai peran yang penting. Bahkan tak jarang dorongan sekunder ini mengganti dan menutupi dorongan primer karena dorongan sekunder yang lebih kuat dari pada dorongan primer. Tetapi dorongan sekunder juga dapat menjadi lemah jika dorongan tersebut berulang-ulang gagal mendapatkan reinforcement.
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN 1. Perangkat innate respon sederhana dan primary process Dollard dan Miller menggap perubahan dari bayi yang sederhana menjadi dewasa yang kompleks sebagai proses yang menarik. Bayi memiliki tiga reseptor primitif yang paling penting, yaitu : �Refleks spesifik (specific reflexes) �Refleks bawaan yang hirarki (innate hierarchies of response) �Dorongan primer (primary drive)
2. Konteks Sosial Kemampuan memakai bahasa dan respon isyarat sangat dipengaruhi oleh konteks sosial dimana orang itu berkembang. Sebagian besar interaksi anak dengan lingkungannya berkenaan dengan bagaimana menghasilkan symbol komunikasi verbal dan memahami simbol bahasa orang lain. Jika proses bahasa itu penting, maka lingkungan sosial pasti juga penting dalam perkembangan kepribadian. Karena bahasa adalah cara untuk berinteraksi.
3. Situasi Pembelajaran (training situation) Seperti teoritisi psikoanalitik, Dollard dan Miller menganggap kehidupan awal sangat penting dalam menentukan tingkah laku dewasa pada usia 12 tahun. Konflik mental parah yang tidak disadari dapat timbul. Mengemukakan empat hal yang mudah menimbulkan konflik dan gangguan emosi, yaitu: a. Situasi makan (feeding situation) b. Pendidikan kebersihan (cleanliness training) c. Pendidikan sex awal (early sex training) d. Pengendalian marah dan agresi (anger anxiety) Apabila anaknya marah, orang tua sering mengamuk, menghukum sehingga anak belajar menekan rasa marahnya. Tanpa rasa marah ini akan membuat kepribadian anak tidak dapat berkembang
TERIMA KASIH
- Slides: 13