NAFSU NAFSU Akar semua maksiat ghaflah syahwat adalah

  • Slides: 14
Download presentation
NAFSU

NAFSU

NAFSU • ﺃﺼﻞ ﻛﻞ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﻭﻏﻔﻠﺔ ﻭﺷﻬﻮﺓ ﺍﻟﺮﺿﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻭﺃﺼﻞ ﻛﻞ ﻃﺎﻋﺔ ﻭﻳﻘﻈﺔ

NAFSU • ﺃﺼﻞ ﻛﻞ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﻭﻏﻔﻠﺔ ﻭﺷﻬﻮﺓ ﺍﻟﺮﺿﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻭﺃﺼﻞ ﻛﻞ ﻃﺎﻋﺔ ﻭﻳﻘﻈﺔ ﻭﻋﻔﺔ ﻋﺪﻡ ﺍﻟﺮﺿﺎ ﻣﻨﻚ ﻋﻨﻬﺎ Akar semua maksiat, ghaflah, syahwat adalah ridha (nuruti) terhadap nafsu. Akar seluruh ketaatan, yaqdhah, dan iffah(terjaga dari buruk) adalah tidak adanya ridha (tidak menuruti) terhadap nafsu (Syaih Ibnu Athaillah)

SUATU HARI Seorang ibu, naik bis, kursi sebelahnya kosong, terus ada preman serem, tatoan,

SUATU HARI Seorang ibu, naik bis, kursi sebelahnya kosong, terus ada preman serem, tatoan, sangar, naik dan duduk di samping ibu tersebut, kira 2. . . sikap ibu ini bagaimana ?

 • Waspada • Melek • Ati-ati • Jaga-jaga

• Waspada • Melek • Ati-ati • Jaga-jaga

 • Nafsu itu = selalu mengajak pada perbuatan buruk, kecuali nafsu yang dirahmati

• Nafsu itu = selalu mengajak pada perbuatan buruk, kecuali nafsu yang dirahmati Allah

manusia Akar segala kemaksiatan, ghaflah (lupa diri), kesenangan (syahwat) nafsu Akar segala ketaatan, kebaikan,

manusia Akar segala kemaksiatan, ghaflah (lupa diri), kesenangan (syahwat) nafsu Akar segala ketaatan, kebaikan, dan terjaga dari keburukan.

 • Menuruti (ridha) terhadap nafsu = asal (sumber) segala sifat-sifat tercela. • Menolak

• Menuruti (ridha) terhadap nafsu = asal (sumber) segala sifat-sifat tercela. • Menolak keinginan nafsu = asal (sumber) segala sifat yang terpuji. • Rumus ini telah disepakati oleh orang-orang yang ma’rifat.

 • Orang kalau sudah senang (sampai tingkat senang banget = ridha), maka tidak

• Orang kalau sudah senang (sampai tingkat senang banget = ridha), maka tidak bisa melihat aib/cacat. “contoh anak sing ngganteng dewe” • Sebaiknya, kalau sudah benci (banget), tidak bisa melihat baiknya sesuatu. Kelihatan jelek semua.

 • Aslinya nafsu = malas ibadah • Orang yang teliti: selalu mencurigai nafsunya,

• Aslinya nafsu = malas ibadah • Orang yang teliti: selalu mencurigai nafsunya, walaupun yang muncul adalah rajin ibadah. • Biasanya ada malas, tetapi kok ini rajin banget, jangan -jangan ada maunya. • Apa maunya = ingin dapat bagian, ini lo. . . AKU. . . • Sifat keakuannya muncul. • Kalo gitu, ndak usah rajin sekalian ? Ini lepas dari nafsu, masuk perangkap setan. . . setan tepuk tangan.

NAFSU HARUS DIDIK • Nafsu Ammaroh (ngajak buruk) • Nafsu Lawwamah (senang maido), kalau

NAFSU HARUS DIDIK • Nafsu Ammaroh (ngajak buruk) • Nafsu Lawwamah (senang maido), kalau ada yang tidak cocok dengan dia maka suka membenci. • Nafsu Muhimmah (sudah agak tenang, tidak membenci orang, tapi dia sering mendapat ilham, dan ilham 2 tersebut benar, akhirnya nafsu ingin dapat bagian), kita tetap harus mencurigai. Bisa meramal, akhirnya nafsu dapat ketenaran.

 • Nafsu Mutmainnah (sudah tenang, tapi masih punya keinginan agar tidak hanya dia

• Nafsu Mutmainnah (sudah tenang, tapi masih punya keinginan agar tidak hanya dia thok yang mutmainnah). Cobaan di sini biasanya ada orang yang dicintai (anak) bejut. • Nafsu Radhiyah (ridha pada Allah, punya keinginan) • Nafsu Mardhiyyah (diridhai Allah) • Nafsu Kamilah (para nabi, rasul)

 • Orang yang ridha pada nafsunya, dia akan menganggap baik keadaannya dan berada

• Orang yang ridha pada nafsunya, dia akan menganggap baik keadaannya dan berada pada keadaan itu. • Barang siapa yang menganggap baik keadaannya, maka dia akan ghaflah (lupa), “ndak lihat sapa aku iki ? , kok beraninya. . . ” • Dengan lupa, hatinya tidak mau meneliti 2. . . keinginan hati. . . semua di iyani. . . (tidak ada yang ngritik). • Akibatnya. . . syahwat (ketertarikan 2) nafsu muncul. . . sampai melakukan hal-hal haram/maksiat. • Akhirnya syahwat (kesenengan) menang = maksiat

 • Seneng ngeloni bantal = tidak jamaah subuh. • Seneng bal-balan = maghribe

• Seneng ngeloni bantal = tidak jamaah subuh. • Seneng bal-balan = maghribe telat. • Seneng makan = tidak kuat puasa.

Orang teliti pada nafsu, akan = • akan waspada terhadap pada hal-hal baru, •

Orang teliti pada nafsu, akan = • akan waspada terhadap pada hal-hal baru, • selalu bangkit • curiga pada hal-hal yang spontan baik