Morfologi dan Tata Ruang Desa KONSEP PENATAAN RUANG

  • Slides: 17
Download presentation
Morfologi dan Tata Ruang Desa KONSEP PENATAAN RUANG PERMUKIMAN ISLAMI PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH

Morfologi dan Tata Ruang Desa KONSEP PENATAAN RUANG PERMUKIMAN ISLAMI PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M BACK MENU NEXT

Morfologi dan Tata Ruang Desa Latar Belakang Pada umunya ilmu-ilmu perencanaan wilayah dan kota

Morfologi dan Tata Ruang Desa Latar Belakang Pada umunya ilmu-ilmu perencanaan wilayah dan kota sangat dipengaruhi oleh Konsepsi Barat (Kristen) sebagai latar belakang para pencetus teori-teori terkait. Ilmu perencanaan baru berkembang pada abad 20, dan masih kurang perhatiannya dari para peneliti Islam yang memiliki dispilin ilmu perencanaan wilayah dan kota. PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M BACK MENU NEXT

Morfologi dan Tata Ruang Desa Pembobotan Penataan Ruang PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA,

Morfologi dan Tata Ruang Desa Pembobotan Penataan Ruang PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M BACK MENU NEXT

Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH

Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M BACK MENU NEXT

Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH

Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M BACK MENU NEXT

Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH

Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M BACK MENU NEXT

Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH

Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M BACK MENU NEXT

Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH

Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M BACK MENU NEXT

Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH

Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M BACK MENU NEXT

Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH

Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M BACK MENU NEXT

Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH

Morfologi dan Tata Ruang Desa Konsep Penataan Ruang Permukiman Islami PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M BACK MENU NEXT

Morfologi dan Tata Ruang Desa Alternatif Pola Tata Ruang Permukiman yang Islami PROGRAM STUDI

Morfologi dan Tata Ruang Desa Alternatif Pola Tata Ruang Permukiman yang Islami PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M BACK MENU NEXT

Morfologi dan Tata Ruang Desa Asumsi Dasar Penentuan Besar Standar Untuk Perencanaan Lingkungan Permukiman

Morfologi dan Tata Ruang Desa Asumsi Dasar Penentuan Besar Standar Untuk Perencanaan Lingkungan Permukiman Islami Dibandingkan Dengan Penentuan Besar Standar Untuk Perencanaan Lingkungan Perumahan Kota No. 1 2 Unsur Pembentuk Sumber Hukum Ukuran Lingkungan Perumahan Kota Petunjuk perencanaan kawasan perumahan kota, DPU, 1987 Lingkungan Perumahan Islami Al-Quran Al Hadits Petunjuk Perencanaan Perumahan Kota, DPU, 1987 Kawasan Struktur Administrasi Pemerintahan : a. 1 RT a. b. 1 RW b. Terdiri dari 8 -10 RT = 240 -500 rumah = 1. 200 -2. 500 jiwa b. Terdiri dari 7 RW x 200 jiwa = 1. 400 jiwa 7 RT x 40 rumah = 280 rumah c. terdiri dari 10 -12 RW = 2. 400 -6. 000 rumah = 12. 000 -30. 000 jiwa c. Terdiri dari 7 RW x 1. 400 jiwa = 9. 800 jiwa 7 RW x 280 rumah = 1. 960 rumah Terdiri dari 4 -6 lingkungan/ kelurahan = 9. 600 -36. 000 rumah =48. 000 -180. 000 jiwa Terdiri dari 7 Kelurahan 7 Kel x 9. 800 = 68. 600 jiwa 7 kel x 1. 960 = 13. 720 rumah 1 kelurahan atau lingkungan permukiman d. 1 Kecamatan 30 -50 rumah (terdiri dari 150250 penduduk) dengan asumsi 1 rumah = 5 jiwa) a. 40 rumah (terdiri dari 200 penduduk) dengan asumsi 1 rumah = 5 jiwa Sumber : Hasil Analisis Nia Kurniasri, ST. 1998 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M BACK MENU NEXT

Perbedaan Signifikan Antara Kota Modern Konvensional dengan Kota Tradisional Muslim No. Kota Modern Konvensional

Perbedaan Signifikan Antara Kota Modern Konvensional dengan Kota Tradisional Muslim No. Kota Modern Konvensional 1 Kota Tradisonal Muslim Organisasi Penggunaan Lahan Organisasi penggunaan lahan sangat tergantung pada kekuatan pasar. Pada wilayah pusat-pusat bisnis dan perdagangan maka nilai lahan dan penggunaan lahan sangat tinggi. Semakin jauh dari pusat bisnis dan perbelanjaan maka nilai lahan dan penggunaan lahan semakin rendah. 2 Organisasi penggunaan lahan sangatt tergantung pada kekuatan religius. Wilayah pusat adalah mesjid pusat, penggunaan lahan antara mesjid pusat dengan mesjid lokal adalah sangat tinggi dan semakin dekat ke pusat ibadah penggunaan lahan dan nilai lahan menurun. Kepadatan Penduduk Semakin mendekati pusat CBD dan pusat perbelanjaan, maka kepadatan penduduk semakin tinggi 3 Mesjid sebagai pusat orientasi. Kepadatan penduduk mencapai puncak pada wilayah antara masjjid pusat dnegan masjid lokal, semakai mendekati pusat ibadah kepadatan menurun dengan porsi penurunan berbeda sesuai dengan tingkat jenjang mesjid. Ciri Perencanaan dan Perancangan a. b. Pusat orientasi dan pusat aktivitas adalah CBD dan pusat perbelanjaan Orientasi perencanaan dan perancangan materialistik dan mekanistik 4 a. b. Pusat orientasi dan pusat aktivitas adalah mesjid Orientasi perencanaan dan perancangan ”Riligius Oriented dan Spiritual Forces”, sebagai permujudan Kholafatullah fil ard dan aplikasi penciptaan manusia hanya untuk beribadah kepada ALLAH SWT Bentuk Kota ”Bentuk Kota” akibat dari kekuatan pasar (market forces), maka kota tersebut berbentuk piramida, semakin mendekati CBD akan semakin tinggi kepadatan bangunannya dan nilai lahan semaki tinggi. Di wilayah hinterlandnya terdapat daerah industri yang nilai lahannya terendah. Sumber : The Role of The Mosque in Muslim city Design, 1996 ”Bentuk Kota” akibat kekuatan spiritual (Spiritual forces), maka kota tersebut berbentuk seperti terlihat pada gambar 1. Pada pusat tempat ibadah nilai lahan sangat rendah, pada wilayah sekeliling mesjid kepadatan bangunan dan nilai lahan tinggi merata, sedangkan pusat komersial dan jasa menyebar merata. Pada lapisan berikutnya kepadatan bangunan rendah, diikuti oleh industri rumah tangga (kerajinan tangan) dan industri yang tidak mengganggu atau tidak mencemari.

Morfologi dan Tata Ruang Desa Perbedaan “Bentuk Kota antara Modern KOnvensional dengan Kota Tradisonal

Morfologi dan Tata Ruang Desa Perbedaan “Bentuk Kota antara Modern KOnvensional dengan Kota Tradisonal Muslim (Gambar 1) PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M BACK MENU NEXT

Morfologi dan Tata Ruang Desa Renaissance, Pola Kota Ideal Berdasarkan Skema Magis Dan Ideal

Morfologi dan Tata Ruang Desa Renaissance, Pola Kota Ideal Berdasarkan Skema Magis Dan Ideal (Gambar 2) PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M BACK MENU NEXT

Morfologi dan Tata Ruang Desa Asimilasi Hirarki Tempat Pusat dengan Konsep Struktur Sarang Lebah

Morfologi dan Tata Ruang Desa Asimilasi Hirarki Tempat Pusat dengan Konsep Struktur Sarang Lebah (Gambar 3) PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M BACK MENU NEXT