MODUL 8 Analisa Perancangan Kerja 1 Tujuan Instruksional

  • Slides: 3
Download presentation
MODUL 8. Analisa & Perancangan Kerja 1. Tujuan Instruksional Khusus Diharapkan mahasiswa dapat memahami

MODUL 8. Analisa & Perancangan Kerja 1. Tujuan Instruksional Khusus Diharapkan mahasiswa dapat memahami yang berkaitan dengan pengertian lingkungan kerja fisik, mikroklimat , kebisingan dan penerangan tempat kerja. 2. Daftar Materi Pembahasan 2. 1. Pengertian Linkungan kerja fisik 2. 2. Pengertian Mikroklimat 2. 3. Kebisingan Tempat kerja 2. 4. Penerangan di Tempat Kerja 3. Pembahasan 2. 1. Pengertian Linkungan Kerja Fisik Industralisasi akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi, penggunaan bahan dan perlatan yang semakin kompleks dan rumit, Namun demikian, penerapan teknologi harus diikti dengan kesiapan SDM. Keterbatasan manusia sering menjadi faktor penentu terjadinya musibah, seperti kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan timbulnya penyakit akibat kerja. Ditempat kerja, terdapat beberapa faktor yang memperngaruhi lingkungan kerja seperti ; faktor fisik, faktor kimia, faktor biologis dan faktor psikologis. Semua faktor tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan dan keselamatan tenaga kerja. Menurut Manuaba (1992) bahwa lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh pekerja untuk dapat bekerja secara optimal dan produktif. Oleh karena itu lingkungan kerja harus ditangani atay didesain sedemikian rupa sehingga menjadi kondusif terhadap pekerja untuk melaksanakan kegiatan dalam suasana yang aman dan nyaman. Yang termasuk faktor fisik lingkungan kerja seperti mikroklimat, kebisingan dan penerangan. Evaluasi lingkungan dilakukan dengan cara pengukuran kondisi tempat kerja dan mengetahui respon pekerja terhadap paparan lingkungan kerja. http: //www. mercubuana. ac. id

Selama beraktivitas pada lingkungan panas , tubuh secara otomatis akan memberikan reaksi memelihara suatu

Selama beraktivitas pada lingkungan panas , tubuh secara otomatis akan memberikan reaksi memelihara suatu kisaran panas lingkungan panas yang konstan dengan menyeimbangkan antara panas yang diterima dari luar tubuh dengan kehilangan panas dari dalam tubuh. Suhu tubuh manusia dipertahankan hampir menetap oleh suatu pengaturan suhu. Suhu menetap ini dapat dipertahankan akibat keseimbangan antara panas yang dihasilkan dari metabolisme dan pertukaran panas diantara tubuh dengan lingkungan disekitarnya. Sedangkan produksi panas di dalam tubuh tergantung dari kegiatan fisik tubuh, makanan, gangguan sistem pengaturan panas seperti dalam kondisi demam dll. Selanjutnya faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pertukaran panas diantara tubuh dengan lingkungan sekitarnya adalah panas konduksi, panas konveksi , panas radiasi dan panas penguapan. Pekerja dilingkungan panas juga dapat beraklimatisasi untuk mengurangi reaksi tubuh terhadap panas. Pada proses aklimatisasi menyebabkan denyut jantung lebih rendah dan laju pengeluaran keringan meningkat. Aklimatisasi tubuh terhadap panas memerlukan sedikit liquit tetapi sering minum. Metode terbaik untuk menentukan apakah tekanan panas ditempat kerja menyebabkan gangguan kesehatan adalah dengan mengukur suhu inti tubuh pekerja yang bersangkutan. Normal suhu inti tubuh adalah 37 ° C, mungkin mudah dilampaui dengan akumulasi panas dari konduksi, konveksi, radiasi dan panas metabolisme. Apabila rerata suhu inti tubuh pekerja > 38 ° C, diduga terdapat pemaparan suhu lingkungan panas yang dapat meningkatkan suhu tubuh tersebut. Selanjutnya harus dilakukan pengukuran kerja. Salah satu parameter pengukuran suhu lingkungan panas adalah dengan menilai Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) yang terdiri dari parameter suhu udara kering, suhu udara basah dan suhu panas radiasi. Secara manual ISBB dapat dihitung dengan menggunakan rumus sbb; a) Pekerjaan dilakukan dibawah paparan sinar matahari (outdoor) ; ISBB = (0, 7 x suhu basah) + (0, 2 x suhu radiasi) + (0, 1 x suhu kering) b) Pekerjaan dilakukan didalam ruangan (indoor) ; ISBB = (0, 7 x suhu basah) + (0, 3 x suhu radiasi) Untuk mengendalikan pengaruh paparan tekanan panas terhadap tenaga kerja perlu dilakukan koreksi tempat kerja, sumber-sumber panas lingkungan dan aktivitas kerja yang dilakukan. Koreksi tersebut dimaksudkan untuk menilai secara cermat faktor tekanan panas pada masing-masing pekerjaan sehingga dapat dilakukan langkah pengendalian secara benar. Dengan demikian jelas bahwa mikroklimat yang tidak dikendalikan dengan baik akan berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan pekerja dan gangguan kesehatan, http: //www. mercubuana. ac. id

http: //www. mercubuana. ac. id

http: //www. mercubuana. ac. id