Modul 6 Menggunakan Pendekatan Kuantitaf PENDEKATAN KUANTITATIF Pendekatan

  • Slides: 25
Download presentation
Modul 6 Menggunakan Pendekatan Kuantitaf

Modul 6 Menggunakan Pendekatan Kuantitaf

PENDEKATAN KUANTITATIF Pendekatan kuantitatif menekankan pada penggunaan desain riset yang baku. Oleh karena w

PENDEKATAN KUANTITATIF Pendekatan kuantitatif menekankan pada penggunaan desain riset yang baku. Oleh karena w sebelum melakukan riset, peneliti sebaiknya menyusun desain riset dengan sebaik-iiknya. Berdasarkan aturan, riset diawali dengan perumusan masalah terlebih dahulu. Pada bagian ini penulis akan membahas pelaksanaan riset bidang desain dari sisi pendekatan kuantitatif, mulai dari tahapan identifikasi masalah sampai dengan teknik analisisnya

Melakukan Identifi. Kasi dan Merumuskan Masalah 1. 2. 3. 4. Bagaimana peneliti mencari dan

Melakukan Identifi. Kasi dan Merumuskan Masalah 1. 2. 3. 4. Bagaimana peneliti mencari dan merumuskan masalah yang akan dikaji, untuk keperluan tersebut beberapa panduan pokok di bawah ini akan mempermudah kita untuk menem ukan masalah : Masalah sebaiknya mencerminkan setidak-tidaknya hubungan antar dua variabel atau lebih. Misalnya hubungan antara desain kover majalah Matra dengan minat baca konsumen. Desain kover majalah Matra adalah variabel pertama dan minat baca konsumen merupakan variabel kedua. Masalah dinyatakan secara jelas, spesifik dan tidak bermakna ganda, dan pada umumnya diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya. Dalam kasus di atas, rumusan masalahnya dapat seperti: Apakah ada hubungan antara desain kover majalah Matra dengan minat baca konsumen? Masalah harus dapat diuji secara empiris. Maksudnya adalah dimungkinkan adanya pengumpulan data di lapangan yang akan digunakan sebagai bahan untuk menjawab masalah yang sedang dikaji. Masalah tidak boleh merepresentasikan hal-hal yang berkaitan dengan moral clan etika. Masalah yang dibuat tidak digunakan untuk menilai secara moral atas obyek yang sedang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang bersifat menghakimi

 Proses identifikasi masalah dilakukan sesuai dengan alur dalam gambar di bawah ini: Konteks

Proses identifikasi masalah dilakukan sesuai dengan alur dalam gambar di bawah ini: Konteks Lingkungan Masalah Tugas yang Berkaitan dengan Mendefinisikan Masalah Diskusi dengan Pembuat Keputusan Wawancara dengan Para Ahli Analisis data Skunder Masalah Riset Kuantitatif Masalah dalam riset Bidang Desain

Konteks Lingkungan Masalah Untuk memahami konteks lingkungan masalah dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor di bawah

Konteks Lingkungan Masalah Untuk memahami konteks lingkungan masalah dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor di bawah a. Informasi di masa lalu yang berkaitan dengan topik yang akan dikaji. b. Sumber daya dan kendala. c. Tujuan d. Karakteristik demografis dan psikografi e. Lingkugnan hukum yang berkaitan dengan masalah yang sedang dikaji

Interview dengan Para Ahli Tujuannya ialah meminta bantuan mereka untuk memformulasikan masalah yang akan

Interview dengan Para Ahli Tujuannya ialah meminta bantuan mereka untuk memformulasikan masalah yang akan diteliti secara lebih tepat. Konsultan: Konsultan bidang desain akan memberikan nasihat dan jalan keluar yang sesuai dengan keinginan perusahaan. Peneliti: Peneliti akan memberikan hasil riset sesuai kebutuhan dan tujuan perusahaan sehingga kebijakan yang dikeluarkan manajemen tidak salah.

Analisis Data Sekunder Data sekunder merupakan salah satu data yang bermanfaat untuk membantu peneneliti

Analisis Data Sekunder Data sekunder merupakan salah satu data yang bermanfaat untuk membantu peneneliti memahami masalah yang akan diteliti. Data ini mudah didapat karena sudah tersedia di perusahaan. Tujuan analisis data sekunder ialah untuk membantu memahami masalah maupun variabel atau gejala yang akan diteliti. Meski mudah Jidapat dan murah, data ini sangat bermanfaat karena dapat membantu perumusan masalah sebelum data primer dari konsumen tersedia

Melakukan Riset Kualitatif Jika masalah yang akan diteliti belum jelas, sebaiknya dilakukan riset kualitatif.

Melakukan Riset Kualitatif Jika masalah yang akan diteliti belum jelas, sebaiknya dilakukan riset kualitatif. Riset kualitatif dengan metode eksplorasi bermanfaat untuk menjaring persoalan yang akan diteliti. Tujuan melakukan riset kualitatif ialah untuk mendapatkan pemahaman secara kualitatif atas masalah dan faktor-faktor yang mendasarinya Masalah Riset Bidang Desain Suatu masalah yang mengharuskan peneliti dapat menentukan informasi yang diperlukan dan bagaimana informasi tersebut dapat diperoleh dengan cara yang paling layak.

Cara Menemukan Masalah Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan

Cara Menemukan Masalah Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik clan siap untuk diteliti. Di bawah ini diberikan contoh cara menyempitkan masalah yang berkaitan dengan riset dalam bidang desain. Contoh Perusahaan Penerbangan Garuda Indonesia memandang perlu untuk melakukan aktualisasi diri dengan mengikuti perkembangan teknologi modern dalam melakukan layanannya, misalnya dalam pelayanan Ticketing , Pelayanan Customer relation, pelayanan executive loungenya. Pada awal berdirinya perusahaan ini semua layanan dikerjakan secara manual. Direksi mulai memikirkan bagaimana perusahaan dapat memosisikan diri sebagai perusahaan yang mempunyai citra modern. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka perusahaan berencana untuk mengubah logo lama dengan logo baru yang dapat mencerminkan citra modern tersebut. Dari uraian tersebut di atas, secara umum masalah yang akan diteliti berkaitan dengan perubahan logo perusahaan. Setelah identifikasi dilakukan, sebaiknya peneliti mulai membuat spesifikasi atas masalah tersebut. Peran spesifikasi masalah ialah agar masalah yang akan diteliti tidak terlalu umum sehingga layak untuk diteliti. Masalah yang muncul itu dapat dipersempit menjadi, di antaranya ialah: Hubungan perubahan logo dengan citra perusahaan Peranan logo baru terhadap peningkatan citra perusahaan dan perubahannya dalam aspek desain Interiornya, desain produknya

Karakter New Logo

Karakter New Logo

TICKETING COUNTER

TICKETING COUNTER

CUSTOMER SERVICE

CUSTOMER SERVICE

EXECUTIVE LOUNGE

EXECUTIVE LOUNGE

Pertimbangan Praktis dalam Memilih Masalah Pemilihan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan pertimbangan sebagai berikut:

Pertimbangan Praktis dalam Memilih Masalah Pemilihan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan pertimbangan sebagai berikut: Sebaiknya Masalah Dapat Dilaksanakan Pada saat kita memilih masalah tertentu maka pertanyaan-pertanyaan di bawah ini bermanfaat untuk mengecek apakah kita akan dapat melakukan riset dengan masalah yang sudah kita tentukan sebelumnya: 1. Apakah masalah tersebut dalam jangkauan kita? 2. Apakah kita mempunyai cukup waktu untuk melakukan riset dengan masalah tersebut? 3. Apakah kita akan mendapatkan akses untuk memperoleh sampel yang akan kita gunakan sebagai responden sebagai sarana pemerolehan data clan atau informasi? 4. Apakah kita mempunyai alasan khusus sehingga kita percaya akan dapat memperoleh jawaban dari masalah yang kita rumuskan? 5. Apakah metode yang diperlukan sudah kita kuasai?

 Jangkauan Riset Dari sisi jangkauan atau kedalaman dan keluasan riset; apakah masalahnya cukup

Jangkauan Riset Dari sisi jangkauan atau kedalaman dan keluasan riset; apakah masalahnya cukup memadai untuk diteliti? Misalnya masalah terlalu luas sehingga waktu yang dibutuhkan menjadi lebih lama atau masalah terlalu sempit sehingga tidak dapat dikembangkan lagi. Apakah jumlah variabelnya sudah cukup? Apakah jumlah datanya cukup untuk dilaporkan secara tertulis? Keterkaitan Dalam memilih masalah, apakah ada alasan yang terkait dengan persyaratan yang sebaiknya dipenuhi. Misalnya, apakah masalah yang kita teliti berkaitan dengan latar belakang bidang ilmu, keahlian, pengetahuan, atau pekerjaan kita? Jika kita melakukan riset dengan masalah tersebut, apakah kita akan mendapatkan nilai tambah bagi pengembangan diri kita, khususnya menambah pengetahuan dalam mempraktikkan teori yang sudah kita dapatkan? Nilai Teoritis Apakah masalah yang akan diteliti mempunyai nilai teoritis sehingga dapat membantu mengembangkan teori yang sudah ada? Apakah hasil risetnya nanti akan memberikan sumbangan pengetahuan terhadap ilmu yang kita pelajari? Apakah hasil risetnya layak untuk dipublikasikan? Nilai Praktis Apakah hasil risetnya nanti akan memiliki nilai-nilai praktis bagi para praktisi di bidang yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti? Artinya, hasil riset akan memberikan kontribusi atau manfaat praktis, misalnya periklanan, desain kemasan produk, dan lain sebagainya

Di bawah ini diberikan contoh-contoh detil mengenai masalah yang dapat diteliti. Pertanyaan Masalah Desain

Di bawah ini diberikan contoh-contoh detil mengenai masalah yang dapat diteliti. Pertanyaan Masalah Desain Pertanyaan Riset Tujuan Riset Apakah perubahan logo dapat meningkatkan citra positioning perusahaan? Apakah logo yang baru dapat meningkatkan posisi perusahaan di masyarakat? Logo baru diharapkan dapat Apakah desain iklan memengaruhi minat beli konsumen? Apakah desain iklan produk parfum X dapat memengaruhi minat beli konsumen pengguna parfum tersebut desain iklan produk parfum X diharapkan dapat memengaruhi minat beli konsumen pengguna parfum tersebut. Apakah desain point of purchase memengaruhi volume penjualan Apakah desain point of purchase dapat meningkatkan volume penjualan produk sampo Sunsilk? Desain point of purchase dapat diharapkan meningkatkan volume penjualan meningkatkan positioning perusahaan di masyarakat, khususnya konsumen.

Menyusun Hipotesis Setelah masalah dirumuskan, langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis. Apakah hipotesis itu? Ada

Menyusun Hipotesis Setelah masalah dirumuskan, langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis. Apakah hipotesis itu? Ada banyak definisi hipotesis tetapi kesemuanya mengacu pada pengertian yang sama, di antaranya ialah bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang sedang diteliti. Menurut Prof. Dr. S. Nasution, definisi hipotesis ialah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang diamati dalam usaha untuk memahami" (Nasution: 2000

Asal dan Fungsi Hipotesis dapat diturunkan dari teori yang berkaitan dengan masalah yang akan

Asal dan Fungsi Hipotesis dapat diturunkan dari teori yang berkaitan dengan masalah yang akan Misalkan seorang peneliti akan melakukan riset mengenai pengaruh daya tarik suatu desain. Agar dapat menurunkan hipotesis yang baik maka sebaiknya yang bersangkutan membaca teori mengenai penentuan harga. Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya. Oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran atau teori dengan menggunakan data empiris. Jika hipotesis sudah diuji dan bukti kebenaranya maka hipotesis itu akan menjadi suatu teori. Jadi sebuah hipotesis diturunkan dari suatu teori yang sudah ada, diuji kebenarannya, dan kemudian pada akhirnya memunculkan teori baru

Pertimbangan dalam Merumuskan Hipotesis Dalam merumuskan hipotesis, peneliti perlu berbagai pertimbangan, di antaranya: Harus

Pertimbangan dalam Merumuskan Hipotesis Dalam merumuskan hipotesis, peneliti perlu berbagai pertimbangan, di antaranya: Harus mengekspresikan hubungan antara dua variabel atau lebih. Maksudnya, dalam merumuskan hipotesis maka seorang peneliti harus setidak-tidaknya mempunyai dua variabel yang akan dikaji. Kedua variabel tersebut adalah variabel bebas dan variabel tergantung. Jika variabelnya lebih dari dua, biasanya terdiri dari satu variabel tergantung dan dua variabel bebas. Harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, artinya rumusan hipotesis harus bersifat spesifik dan mengacu pada satu makna, tidak boleh menimbulkan penafsiran ganda. Jika hipotesis itu dirumuskan secara umum maka hipotesis tersebut tidak akan dapat diuji secara empiris. Harus dapat diuji secara empiris. Maksudnya ialah memungkinkan untuk diungkapkan dalam bentuk operasional yang dapat dievaluasi berdasarkan data yang didapatkan secara empiris. Sebaiknya hipotesis tidak mencerminkan unsur-unsur moral, nilai-nilai ataupun sikap.

Jenis-jenis Hipotesis Berdasarkan tingkat abstraksi dan bentuknya, secara garis besar ada dua jenis hipotesis.

Jenis-jenis Hipotesis Berdasarkan tingkat abstraksi dan bentuknya, secara garis besar ada dua jenis hipotesis. Menurut tingkat abstraksinya, hipotesis dibagi menjadi: Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris. Hipotesis jenis ini berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat umum yang kebenarannya diakui oleh orang banyak pada umumnya, misalnya "pada umumnya orang menyukai warna", "hitam dan putih dikatakan tidak berwarna", "Jika ada warna merah pada lampu traffic light maka mobil berhenti". Kebenaran-kebenaran umum seperti itu sudah diketahui orang banyak walau jika diuji secara ilmiah belum tentu benar. Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal. Pada kenyataannya dunia ini sangat kompleks. Untuk memelajari kekompleksitasan dunia tersebut kita memerlukan bantuan filsafat, metode, dan tipe-tipe yang ada. Pengetahuan mengenai kecenderungan sikap manusia terhadap warna tertentu akan membantu kita memahami bagaimana para desainer membuat desain kemasan produk tertentu. Hipotesis yang digunakan untuk mencari hubungan antar variabel. Hipotesis ini merumuskan hubungan antara dua atau lebih variabel yang diteliti. Dalam menyusun hipotesis, peneliti harus dapat mengetahui variabel mana yang memengaruhi variabel lain sehingga variabel tersebut berubah, misalnya hubungan antara pemilihan warna logo pada perusahaan tertentu dengan visi dan misi perusahaan tersebut.

Menurut bentuknya, hipotesis dibagi menjadi tiga: Hipotesis riset/kerja. Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti

Menurut bentuknya, hipotesis dibagi menjadi tiga: Hipotesis riset/kerja. Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti verhadap suatu masalah yang sedang dikajinya. Dalam hipotesis ini peneliti : nenganggap benar hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara zmpiris melalui pengujian dengan mempergunakan data yang diperoleh dari riset. Misalnya: Ada hubungan antara pengenalan tanda-tanda lalu lintas dengan kesadaran berlalu-lintas. 2. Hipotesis operasional. Hipotesis ini merupakan hipotesis yang bersifat obyektif di mana peneliti merumuskan hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan obyektivitasnya bahwa hipotesis riset yang dibuatnya itu belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti memerlukan hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau yang secara teknis disebut hipotesis nol (HO). HO digunakan untuk memberikan keseimbangan terhadap hipotesis riset karena peneliti meyakini bahwa dalam pengujian nanti benar atau salahnya hipotesis riset tergantung dari bukti-bukti yang diperoleh selama riset. Contoh: H 0: Tidak ada hubungan antara pengenalan tanda-tanda lalu lintas dengan kesadaran berlalu-lintas. 3. Hipotesis statistik. Hipotesis ini merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik. Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif). Misalnya: H 0: p = 0; atau H 0: n = 0. 1.

Tugas Perorangan Dari karakter new logo Garuda Indonesia Terapkan metode desainnya, terapkan dan implementasikan

Tugas Perorangan Dari karakter new logo Garuda Indonesia Terapkan metode desainnya, terapkan dan implementasikan desainnya kedalam salah satu karya desain produk yang dihasilkan sesuai ciri karakter logo baru. Pilihannya : 1. Desain & Penerapan Logo Dalam Pesawat 2. Desain & Perapan Logo Dalam Mobil Dinas Garuda 3. Façade Desain Ticketing Counter & Desain Produk counter ticketing 4. Façade Desain Customer Relation & Deisain Produk meja cs 5. Desain Produk Furniture Garuda Indonesia shop display 6. Desain Produk Counter executive lounge 7. Desain produk Merchandise Garuda Indonesia. Tugas karya disajikan kedalam gambar 3 D kedalam kertas A 3 ditempel dalam black impraboard 40 x 60 cm Konsep kedalam papper A 4 Dipresentasikan sebagai Tugas UAS.

Denah Executive lounge

Denah Executive lounge