MODEL PENELITIAN STRAFIKASI DAN MOBILITAS SOSIAL KULIAH 6
MODEL PENELITIAN STRAFIKASI DAN MOBILITAS SOSIAL KULIAH 6 MATA KULIAH STRATIFIKASI SOSIAL PROGRAM STUDI SARJANA SOSIOLOGI FISIP UI MATERI KULIAH, HARAP TIDAK DIKUTIP 1
Model Penelitian 1. Studi Komunitas 2. Pengukuran Prestise 3. Socio-Economic Index 4. Class Categories 2
3 1. Studi Komunitas
4 01 02 03 Pemetaan posisi stratifikasi dalam hal: • Posisi ekonomi • Gaya hidup • Kegiatankegiatan budaya • Interaksi dan Pengukuran: keseluruhan reputasi status yang diperoleh individu dengan berbasis pada keempat karakteristik di atas. Penelitian antropologis peneliti berusaha meng-eksplorasi stratifikasi yang diekspresikan melalui interaksi tatap muka, kelompok sosial, serta gaya hidup. asosiasi.
Tokoh: W. Lloyd Warner 5 Tahun 1920 -an sampai dengan tahun 1950 -an. Penelitian Warner: • Mempelajari stratifikasi sosial, dimana kelas sosial terdiri dari kelompok orang-orang yang menikmati tempat dalam hirarki evaluasi sosial dan asosiasi yang sama (Tumin, 1967: 82). • Orang-orang saling menilai tingkatan sosial masing-masing (Svalastoga, 1989: 23). • Penelitian di Komunitas Yankee City: ia membagi komunitas dalam enam strata: strata atas-atas, atas-bawah, menengah-atas, menengah-bawah, bawah-atas, dan bawah-bawah.
6 Kelas Sosial W. Lloyd Warner No Kelas Sosial Deskripsi 1 Atas-atas Orang-orang kaya lama 2 Atas-bawah Orang-orang yang menjadi kaya karena usaha sendiri selama hidupnya 3 Tengah-atas Profesional dengan penghasilan besar, seperti dokter, pengacara, kaum eksekutif perusahaan 4 Tengahbawah 5 Bawah-atas 6 Bawahbawah Profesional dengan penghasilan yang lebih rendah, tetapi bukan tenaga kerja manual, seperti polisi, pekerja perusahaan non-manajerial, pemilik usaha skala kecil Disebut sebagai “kelas pekerja” yang terdiri dari pekerja kerah biru dan pekerja manual Pengangguran, gelandangan, dan pekerja miskin
7 2. Pengukuran Prestise
8 Model ini diawali dengan penelitian David Glass. Penelitian di 12 negara Barat, dimulai sekitar tahun 1950. Penggunakan data dari survey nasional berkala mengenai stratifikasi dan mobilitas sosial di setiap negara. Analisis: mobilitas inflow dan outflow. Mobilitas inflow: keragaman kelas sosial anak (saat ini) berasal dari orang tua dengan latar belakang sosial ekonomi seperti apa. o Mobilitas outflow menunjukkan class destination dari setiap kategori class origin class. Mobilitas outflow memungkinkan peneliti untuk mempelajari pergerakan ke atas atau ke bawah seseorang dalam skema kelas (Heath dan Payne, 1999: 11). o
Hipotesis 9 utama: 1. Dari keseluruhan pola mobilitas sosial, tampak adanya kesamaan di berbagai negara barat. 2. Tingkat mobilitas cenderung lebih tinggi di masyarakat negara industri daripada masyarakat non industri. 3. Terdapat pengaruh dari struktur politik terhadap besarnya mobiltias antar generasi (Ganzeboom, et. al, 1991: 281). Dalam penelitian ini, pengukuran yang digunakan adalah skala pengukuran kontinum. Penelitian ini menciptakan skala prestise okupasi di setiap negara.
Ø Tokoh: Treiman, Ganzeboom Ø Skala prestige: 10 § SIOPS (Standard International Occupational Prestige Scale) § ISCO (International Standard Classification of Occupations) Ø Merupakan pendekatan reputasional. Ø Deskripsi tentang sistem stratifikasi berdasarkan evaluasi/persepsi subyektif responden tentang posisi-posisi pekerjaan dalam sistem sosial. Ø Skala prestise didasarkan pada pemikiran bahwa struktur stratifikasi dapat dipetakan dengan melihat reputasi umum terhadap posisi pekerjaan.
11 Asumsi: • Pengukuran obyektif dapat diperoleh dari persepsi subyektif responden dari berbagai level. • Terdapat kesepatan atau kesamaan persepsi dalam masyarakat terhadap hirarki prestise. Pekerjaan diposisikan pada posisi/hirarki tinggi karena: • Fungsi pekerjaan penting bagi masyarakat • Pekerjaan tersebut membutuhkan pendidikan dan ketrampilan tinggi • Maka pantas memperoleh imbalan tinggi Pemikiran ini mendukung pandangan fungsionalis.
12 Treiman’s Standard International Occupational Prestige Scale (SIOPS) Ø A standardized prestige measure that can be used to code occupations in any country and to make cross-national comparisons. Ø The scale is superior to study international comparisons of occupational status. Ø He bases this generalization on a comparative analysis of some 85 studies of occupational prestige conducted in nearly 60 countries throughout the world. Ø The scale consists of prestige scores for 509 occupations. Ø Reliability the scale has been shown to be highly reliable. Ø Validity the scale is extremely highly correlated with prestige hierarchies of 55 countries. Ø Because of the basic similarity of prestige evaluations in all societies, Treiman has been able to produce the first prestige scale that can be validly used to assign prestige scores to occupations in any countries.
Skala Prestise dan Tingkatan Pendidikan ISCO 88 Sumber: Ganzeboom, 1996: 205 -206 dan Bergman, no. date: 8 International Standard Classification of Occupation No Kode Deskripsi Tingkat Pendidikan 1 1000 Legislators, Senior Officials and Managers Not applicable 2 2000 Professionals Fourth 3 3000 Technicians and Associate Professionals Third 4 4000 Clerks Second 5 5000 Service Workers and Shop and Market Sales Workers Second 6 6000 Skilled Agricultural and Fishery Workers Second 7 7000 Craft and Related Trades Workers Second 8 8000 Plant and Machine Operators and Assemblers Second 9 9000 Elementary Occupations First 13
14 3. Socio-Economic Index
15 § Landasan Konseptual o Struktural fungsional. o Blau-Duncan model were based heavily on "structural factors as explanatory variables“ o Ascribed & achieved status § Tokoh: Peter Blau dan Otis Dudley Duncan § Dikenal pada awal tahun 1960 an § Model ini berpengaruh kuat di Amerika Serikat pada masa itu pengaruh perspektif fungsionalisme normatif Parsons sangat kuat. § Penggunaan skala obyektif mengenai stratifikasi: pendidikan, penghasilan, prestise pekerjaan. § Cara terbaik untuk memahami stratifikasi sosial pada masyarakat modern adalah melakukan penelitian sistematik mengenai status dan mobilitas pekerjaan
16 Ø Status sosial ekonomi dikonseptualisasikan dalam terminologi kondisi obyektif yang mempengaruhi gaya hidup terkait dengan pekerjaan. Ø Tidak ada pengukuran langsung mengenai gaya hidup, maka digunakan pendidikan dan penghasilan untuk mengukur gaya hidup, (melakukan weighted combination tentang tingkat rata-rata pendidikan dan penghasilan dari sebuah kelompok pekerjaaan yang digunakan untuk menempatkan pekerjaan tersebut dalam skala pekerjaan secara keseluruhan) Ø Index dibentuk melalui akumulasi skor dari jawaban responden. Ø Index digunakan untuk mengkombinasikan beberapa pertanyaan sehingga menghindari bias dari 1 pertanyaan saja
Status Attainment § § § 17 Blau & Duncan research on “The American Occupational Status” They established the first model of social mobility. They collected mobility data along with the U. S. Bureau of the Census in 1962. Duncan( 1961) introduced a new scale for occupational status to be used with continuous data analysis techniques. The data included information on occupational family backgrounds.
18 The most important contribution of Blau & Duncan research is the introduction of indirect effects (path) models into sociology (Duncan & Hodge 1963, Duncan 1966 b) led to the formulation of the Blau & Duncan (1967: Ch. 5) status attainment model, which made it possible to assess the relative importance of education and family background for status attainment (Ganzeboom, et. al, 1991). Atau menggunakan teknik path analysis sebagai prosedur untuk memberikan interpretasi kuantitatif terhadap hubungan kausal yang diasumsikan bekerja dalam masyarakat tertentu
19 Menelusuri saling ketergantungan antara social origin (pekerjaan ayah dan pendidikan ayah), awal karier, dan pendidikan, dan menguji pengaruh langsung dan tidak langsungnya terhadap pencapaian dalam pekerjaan. The Blau-Duncan model was made up of only five predictors. These included: father's education father’s occupation individual's education individual’s first job individual's job (when research conducted)
20 For measurement, they relied upon continuous scales. Hypothesis: • The more economically developed countries the direct effect of parental status on respondent’s education and the status of the current occupation is weaker than in less developed countries. Proposisi penelitian: • Kesuksesan individu dipengaruhi oleh latar belakang sosial, tetapi prestasi pendidikan memainkan peranan yang lebih besar.
Path Diagram for Blau & Duncan Model 21
Research Findings 22 § In 1962, 56. 8% of son's with fathers who had occupations in upper nonmanual ended up with occupations in the same level. § Only 1. 2% of sons with fathers who had farming occupations ended up in upper non-manual occupations. § In 1973, these differences increased. 59. 4% of sons with fathers in upper non-manual occupations achieved occupations of this same level and. 9% of sons with fathers in farming occupations ended up in upper non-manual occupations. § However, the occupational structure is more rigid towards the top and bottom. Those in lower non-manual occupations, and upper and lower manual occupations were more likely to be vertically mobile. Upper nonmanual occupations have the highest level of occupational inheritance. [3]
23 4. Class Category
Ø Tokoh: John Goldthorpe & Erickson Ø Diperkenalkan 24 pada tahun 1970 -an Ø Model ini banyak menjadi referensi bagi berbagai peneliti di dunia sampai saat ini. Ø Kelas merupakan konsep sosiologi utama yang digunakan untuk menjelaskan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Ø Model class category menekankan pada relasi ekonomi yang menjadi dasar stratifikasi sosial.
25 Ø Perspektif pemikiran model ini: perspektif konflik, khususnya pemikiran Weberian. Ø Inti pemikiran: terdapat perbedaan kesempatan hidup (life chance) yang diakibatkan oleh perbedaan kesempatan dalam pasar tenaga kerja dan pekerjaan. Ø Sumber daya yang dimiliki oleh kelas mempengaruhi kesempatan hidup dan hubungan sosial dari orang yang berada dalam kategori tertentu.
Ø Pendekatan Metode Penelitian 26 kuantitatif Ø Metode penelitian survey Ø Menggunakan loglinear, menggantikan regresi linear multivariate Ø Log-linear analysis is a technique used in statistics to examine the relationship between more than two categorical variables. The technique is used for both hypothesis testing and model building. Salah satu keuntungan penggunaan model loglinear adalah mampu membedakan antara mobilitas absolut dan kesempatan mobilitas relatif atau kecairan sosial (social fluidity).
27 Ø Model ini memungkinkan peneliti melihat imobilitas kelas. Ø Model ini membedakan pekerjaan dalam hubungan dengan relasi kerja. Ø Model ini berusaha untuk memetakan stratifikasi, pada tingkat nasional dan antar-negara, dengan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang memiliki hubungan dalam relasi pasar tenaga kerja (labour market) dan hubungan pekerjaan (employment) yang serupa (Bottero, 2005: 77).
Penelitian Goldthorpe & Erickson 28 § Goldthorpe dan Erickson melakukan penelitian yang bernama CASMIN (Comparative Analysis of Social Mobility in Industrial Nations) pada akhir tahun 1970 -an sampai 1990 -an (Breen, 2004: 2). § Perbandingan pola mobilitas sosial antar generasi di 11 negara industri: Inggris, Perancis, Irlandia, Jerman Barat, Belanda, Itali, Swedia, Norwegia, Polandia, Hungaria dan Israel. § Salah satu hasil penelitiannya adalah sistem kategori kelas yang dikenal dengan nama EGP Categories (Erickson, Goldthorpe, Portocarero). § Goldthorpe membedakan posisi kelas dalam hubungan pekerjaan yang meliputi: siapa yang memiliki alat produksi dan tidak memiliki, dan didasarkan pada hubungan pekerja dan pemberi kerja (Breen, 2004: 10). § Ia berusaha membedakan pekerjaan dalam hubungan dengan relasi kerja. § Dalam beberapa kasus dilakukan modifikasi skema kelas yang disesuaikan dengan kondisi negara tersebut.
Indikator Ø Relasi status kerja yang terdiri dari: Employer Self-employed without employee Employee Relasi kerja antara employer dan employee memperhitungkan: Pendidikan employee Keterampilan employee Ø Tunjangan kerja Ø Keberadaan kontrak kerja 29
Skema Kelas 30 Skema class category awalnya dibangun oleh John Goldthorpe sebagai sistem kelas tujuh-kategori untuk menganalisis studi mobilitas sosial yang dilakukan di Universitas Oxford (1972), dibuat pembagian jenis pekerjaan yang merupakan ciri pekerjaan di Inggris Lalu dibangun sistem kelas sepuluh-kategori untuk Inggris, Perancis, dan Swedia oleh Erickson, Goldthorpe dan Portocarero (EGP) (1979). Dua kategori lagi ditambahkan oleh Erickson dan Goldthorpe pada tahun 1992 dalam penelitian CASMIN. Lebih dari dua dekade terakhir, skema kategori kelas Erickson. Goldthrope-Portocarero (EGP class category) merupakan skema kelas yang paling banyak diterima dan digunakan di dunia.
31 § Skema kelas mengidentifikasi bahwa sumber daya yang dimiliki oleh kelas mempengaruhi kesempatan hidup dan hubungan sosial dari orang-orang yang berada dalam kategori tertentu (Bottero, 2005: 78). § Skema kelas Goldthrope didasarkan pada prinsip yang mengalokasikan posisi kelas berdasarkan dimensi perbedaan dalam labor market dan unit-unit produksi yang menghasilkan perbedaan kesempatan hidup (Breen, 2004: 9). § Skema kelasnya bersifat kategorikal, diskrete. § Para teoritisi memiliki argumentasi bahwa kelas sosial pada dasarnya bersifat diskret dan tidak ada order (urutan). § Maka, relasi-relasi pertukaran antar kelas-kelas sosial tidak tepat menggunakan ukuran-ukuran “hirarkis” dan model linear seperti penelitian-penelitian stratifikasi sosial sebelumnya (Ganzeboom, et. al, 1997: 286).
Goldthorpe Class I II IIIa IIIb IVa IVb IVc V VI VIIa VIIb Description 32 Higher-grade professionals, administrators, and officials; managers in large industrial establishments; large proprietors Lower-grade professionals, administrators, and officials; higher-grade technicians; managers in small industrial establishments; supervisors of nonmanual employees Routine non-manual employees, higher-grade (administration and commerce) Routine non-manual employees, lower-grade (sales and services) Small proprietors, artisans, etc. , with employees Small proprietors, artisans, etc. , without employees Farmers and smallholders; other self-employed workers in primary production Lower-grade technicians; supervisors of manual workers Skilled manual worker Semi- and unskilled manual workers(not in agriculture, etc. ) Semi- and unskilled manual workers in agriculture
33 Badan Pusat Statistik (BPS)
34 Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Dimulai tahun 1963 dan dilakukan setiap tahun Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas): survei berbasis rumah tangga yang mengumpulkan informasi-informasi mengenai karakteristik sosial ekonomi seperti: pendidikan kesehatan keluarga berencana keterangan bepergian Kriminalitas perumahan perlindungan sosial
35 Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) SNSE: suatu kerangka data yang dapat merangkum variabel sosial-ekonomi dalam suatu bentuk matriks yang kompak dan terpadu. Variabel-variabelnya lebih terfokus pada kelompok rumah tangga, yang dijabarkan dalam bentuk pemerataan pendapatan, struktur dan pola konsumsi, kemampuan menabung, kondisi tenaga kerja dan informasi tambahan lainnya.
Persentase Jumlah Penduduk Menurut Golongan Rumah Tangga Tahun 1975 -2005 (SNSE, BPS, 2005) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Golongan rumah tangga 1975 1980 1985 36 1990 1995 2000 2005 Rumah tangga buruh tani 11, 67 10, 43 7, 01 8, 73 10, 68 15, 18 13, 46 Rumah tangga petani gurem (lahan pertanian < 0, 5 ha) 22, 20 21, 06 23, 83 27, 64 16, 94 18, 93 17, 70 Rumah tangga pengusaha pertanian: lahan 0, 501 -1 ha 11, 98 10, 50 7, 98 6, 23 7, 08 6, 39 6, 62 Rumah tangga pengusaha pertanian: lahan > 1 ha 13, 73 15, 00 9, 69 6, 45 5, 49 4, 84 4, 61 Rumah tangga bukan pertanian golongan rendah di desa 14, 72 14, 93 13, 35 9, 01 14, 74 14, 59 15, 77 Bukan angkatan kerja di desa 2, 97 3, 75 5, 12 1, 56 4, 67 5, 13 4, 76 Rumah tangga bukan pertanian golongan atas di desa 5, 95 3, 89 8, 17 13, 18 7, 84 6, 46 6, 89 Rumah tangga bukan pertanian golongan rendah di kota 9, 23 11, 79 12, 61 12, 63 17, 37 14, 82 15, 99 Bukan angkatan kerja di kota 1, 45 3, 14 3, 84 2, 61 5, 24 5, 14 5, 37 Rumah tangga bukan pertanian golongan atas di kota 6, 10 5, 52 8, 41 11, 96 9, 59 8, 52 8, 84
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Dirinci Menurut Golongan Rumah Tangga Indonesia, 2005 (SNSE, BPS, 2005 ) No Golongan Rumah Tangga Jumlah Penduduk Pengeluaran Konsumsi RT (Rp) 37 Konsumsi RT per Kapita (Rp) 1 Rumah tangga buruh tani 2 Rumah tangga petani gurem (lahan < 0, 5 ha) 29. 453. 137 120. 971, 46 4. 107, 25 38. 729. 997 178. 211, 91 4. 601, 39 3 Rumah tangga pengusaha pertanian (lahan 0, 501 -1 ha) 4 Rumah tangga pengusaha pertanian (lahan 1 ha) 14. 489. 130 99. 722, 85 6. 882, 60 10. 093. 637 93. 580, 69 9. 271, 26 5 Rumah tangga bukan pertanian golongan rendah di desa 6 Bukan angkatan kerja di Desa 34. 525. 413 267. 961, 02 7. 761, 27 10. 408. 762 87. 765, 95 8. 431, 93 7 Rumah tangga bukan pertanian golongan atas di desa 8 Rumah tangga bukan pertanian golongan rendah di kota 15. 073. 094 199. 810, 36 13. 256, 09 35. 006. 413 343. 911, 04 9. 824, 23 9 Bukan angkatan kerja di Kota 10 Rumah tangga bukan pertanian golongan atas di kota 11. 745. 549 115. 875, 31 9. 865, 47 19. 343. 868 361. 730, 35 18. 700, 00 218. 869. 000 1. 869. 540, 95 8. 541, 83 Jumlah
38 Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN): Keluarga Sejahtera
BKKBN 39 Keluarga Sejahtera dirumuskan dengan mengelompokkan keluarga secara bertahap yaitu keluarga sejahtera I, III dan III plus. Definisi konseptual: kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar, sosial, psikologis, pengembangan, dan kepedulian sosial. Pengukuran: menggunakan 23 indikator, dimana untuk masing-masing tahapan menggunakan indikator-indikator yang berbeda-beda. Indikator keluarga sejahtera digunakan sejak awal tahun 1994 di seluruh Indonesia. Unit analisis: keluarga.
Tipe Keluarga Definisi Indikator 40 Keluarga Prasejahtera Keluarga yang belum mampu memenuhi kebutuan dasar. Keluarga sejahtera 1 (KS 1) keluarga yang mampu 1. Melaksanakan ibadah menurut agama oleh memenuhi kebutuhan masing-masing anggota keluarga. dasar tetapi belum mampu 2. Pada umumnya seluruh anggota keluarga memenuhi kebutuhan makan 2 (dua) kali sehari atau lebih. sosial psikologis. 3. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian. 4. Bagian yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah 5. Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber KB, dibawa ke sarana/petugas kesehatan
Tipe Keluarga Definisi Indikator Keluarga Sejahtera II (KS II) keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan dasar dan psikologis, tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan pengembangan. 6. Anggota. Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur. 7. Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk. 8. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru per tahun. 9. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni rumah. 10. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat. 11. Paling kurang 1 (satu) orang anggota keluarga yang berumur 15 tahun keatas mempunyai penghasilan tetap 12. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10 -60 tahun bisa membaca tulisan latin 13. Seluruh anak berusia 5 - 15 tahun bersekolah pada saat ini 14. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil) 41
Tipe Keluarga Sejahtera III (KS III) Definisi Indikator 42 keluarga yang mampu memenuhi 15. Mempunyaiupaya untuk meningkatkan kebutuhan dasar, sosial pengetahuan agama psikologis, pengembangan, 16. Sebagian dari penghasilan keluarga dapat namun belum memberikan disisihkan untuk tabungan keluarga untuk sumbangan nyata pada tabungan keluarga masyarakat. 17. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga 18. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya 19. Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang 1 kali/6 bulan 20. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/TV/majalah 21. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang sesuai dengan kondisi daerah setempat
43 Tipe Keluarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) Definisi Indikator keluarga yang sudah 22. Secarateraturataupadaw dapat memenuhi aktutertentudengansukar kebutuhan dasar, sosial elamemberikansumbang psikologis, anbagikegiatansosial pengembangan, dan masyarakat dalam bentuk sudah mampu materiil memberikan sumbangan 23. Kepala Keluarga atau nyata kepada masyarakat. anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan/yayasan/ins titusi masyarakat
- Slides: 43